RMK 7
Metode Analisis Industri Persaingan
DOSEN PENGAMPU :
Ni Luh Putu Ratna Wahyu Lestari , SE.M.Si
NAMA MAHASISWA :
I Made Deni Setiawan (202033122061)
e) Membidik para pelanggan yang tidak terlayani, atau pelanggan yang dilayani
dengan tidak memuaskan oleh perusahaan lain
a) Menghindari kejutan yang berasal dari strategi dan taktik baru pesaing
Para pesaing (direct competitors) menawarkan barang dan jasa yang sama,
dimana pelanggan sering membandingkan harga, fitur, dan perlakuan dari pesaing ini
ketika mereka berbelanja. Para pesaing signifikan (signifcant competitors) menawarkan
barang dan jasa yang serupa. Walaupun beberapa link produk mereka berbeda, namun
terjadi juga persaingan dengan mereka dalam beberapa bidang utama. Para pesaing tak
langsung (indirect competitors) menawarkan hanya sedikit barang atau jasa yang sama,
dimana pelanggan sasaran mereka jarang bersinggungan dengan pelanggan sasaran
perusahaan.
Pemilik usaha harus dapat memantau dari dekat setiap tindakan pesaing
langsung mereka, memperoleh pemahaman yang baik mengenai bidang-bidang yang
menjadi target pesaing signifikan, dan sedikit saja menggunakan sumber daya
perusahaan untuk memantau pesaing tak langsung. Kecerdasan bersaing (competitive
intellegence) memungkinkan pemilik usaha untuk memperbaharui pengetahuan mereka
tentang pesaing dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
j) Apakah ada pesaing baru yang masuk kedalam bisnis yang sedang digeluti
perusahaan anda ?
a) Membaca publikasi niaga mengenai informasi atau berita terkini dari pesaing.
b) Tanyakan kepada pelanggan atau pemasok mengenai apa yang mereka ketahui
tentang sesautu yang sedang dilakukan pesaing.
f) Membeli produk pesaing, dan menilai kualitas dan ciri khas produk tersebut,
lalu bandingkan dengan produk perusahaan.
Perusahaan dapat menggunakan hasil dari metode ke- cerdasan bersaing untuk
menyusun matriks profil persaing- an mengenai para pesaing utama. Matriks profil
persaingan (competitive profile matrix)ini membantu pemilik usaha untuk
membandingkan perusahaannya dengan para pesaing utama berdasarkan faktor kunci
keberhasilan yang diperlukan dalam segmen pasar bersangkutan.
Kelemahan Utama 1
Kelemahan Kecil 2
Kekuatan Kecil 3
Kekuatan Utama 4
Setelah peringkat tersebut dibuat, kalikanlah masing- masing bobot dari setiap
faktor kunci keberhasilan dengan peringkat tersebut untuk mendapatkan nilai
tertimbangnya, dan kemudian menjumlahkan setiap nilai tertimbang tersebut untuk
mendapatkan nilai total.
Berikut adalah contoh matriks profil persaingan. Hasil- nya harus menunjukkan
perusahaan mana yang paling kuat, mana yang paling lemah, dan faktor mana saja yang
merupa- kan faktor terburuk serta faktor terbaik yang harus dipenuhi.
Loyalitas
0,20 3 0,60 2 0,40 3 0,60
Pelanggan
Persepsi
0,20 4 0,80 2 0,40 3 0,60
Nilai
Pengendalian
0,20 3 0,60 1 0,20 4 0,80
Biaya
Sasaran adalah atribut-atribut jangka panjang dan luas, yang berusaha dicapai
oleh perusahaan. Sasaran cenderung bersifat umum dan kadang-kadang bahkan abstrak.
Sasaran sebagai dasar bagi tindakan manajer tidak perlu terlalu spesifik, melainkan
hanya sekedar menyatakan tingkat pencapaian umum yang ingin diraih, seperti
meningkatkan pangsa pasar, memperkuat posisi keuangan perusahaan, memasuki pasar
yang baru, meningkatkan penjualan, dan lain sebagainya.
Spesifik
Tujuan harus jelas, tepat, dan terukur. Sebagai contoh “menaikkan penjualan ritel
sebesar 12 persen pada tahun depan" merupakan tujuan yang spesifik. Di samping itu,
juga harus ada titik acuan atau skala yang jelas untuk mengukur kemajuan perusahaan.
a) Dapat didelegasikan
Pemilik usaha harus dapat mendelegasikan tanggung jawab suatu tujuan pada
karyawan yang ditunjuknya, untuk memastikan dan mempercepat tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
b) Menantang namun Realistis
Tujuan yang ditetapkan harus berada dalam jangkauan kemampuan organisasi,
dan menantang (dalam batas yang terjangkau) setiap karyawan untuk semakin
termotivasi meningkatkan kinerjanya.
c) Tepat Waktu
Tujuan di samping spesifik, juga harus ada penetapan waktu pencapaiannya.
Dalam hal ini, ukuran waktu capaian juga sangatlah penting.
d) Eksplisit
Tujuan yang jelas, tepat, dan terukur haruslah dinyatakan secara tertulis. Proses
penulisanya tidak harus yan rumit. Manajer cukup membuat beberapa tujuannya
saja.
Proses perencanaan strategis dapat berjalan dengan baik apabila manajer dan
karyawan secara aktif bersama-sama menetapkan tujuan. Pengembangan rencana bisnis
memang menjadi tanggung jawab manajemen puncak, akan tetapi mendorong manajer
lain dan karyawan untuk ikut berperan dalam proses perencanaan akan dapat
meningkatkan motivasi mereka dalam mendukung dan melaksanakan rencana yang
akan dibuat.
Di samping itu, manajer dan karyawan juga harus saling berbagi pengetahuan
dalam rangka proses perencanaan stra- tegis secara berkelanjutan.
7.3.2 Diferensiasi
Perusahaan dengan strategi diferensiasi akan berusaha membangun loyalitas
pelanggan melalui peluncuran produk yang unik atau berbeda. Strategi ini
memungkinkan perusahaan untuk menetapkan harga produk yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pesaingnya. Banyak cara yang bisa ditempuh untuk menciptakan
strategi diferensiasi, namun konsep utamanya adalah menjadi yang istimewa pada
sesuatu yang sangat penting bagi pelanggan. Dengan kata lain, perusahaan sekuat
tenaga berjuang un- tuk menjadi lebih baik dibanding pesaingnya, terutama pada faktor
tertentu yang dianggap bernilai oleh pelanggan.
Bila perusahaan dapat meningkatkan kinerja produknya, memperkecil atau
meniadakan risiko yang harus ditanggung pelanggan ketika membelinya, serta
memberikan yang dirasakan bernilai oleh pelanggan (sangat berguna, prestisius, aman,
meningkatkan status, dan lain sebagainya). maka perusahaan tersebut memiliki potensi
untuk menerap- kan strategi diferensiasi. Perusahaan yang berhasil melakukan strategi
diferensiasi bisa menetapkan harga premium atas produk mereka. meningkatkan pangsa
pasar, dan menuai keuntungan. Ini semua karena pelanggan mereka akan selalu ingat
dan loyal.
Untuk menjadi sukses dengan strategi diferensiasi, perusahaan harus membuat
produk (barang atau jasa) yang sama sekali berbeda, paling tidak berbeda di mata
pelangganya. Walaupun hanya sedikit perusahaan yang benar-benar unik, sasaran
perusahaan yang mengejar strategi diferensiasi adalah menciptakan keunikan tertentu
dalam benak setiap pelangganya. Yang menjadi kunci sukses strategi diferensiasi adalah
membentuknya dalam kompetensi inti, yaitu kompetensi yang secara unik dimiliki
perusahaan dibandingkan pesaingnya.
Konsep dasar diferensiasi mencakup layanan pelanggan yang istimewa, ciri
produk yang khusus, lini produk yang lengkap, ketersediaan suku cadang, kehandalan
produk, kualitas produk yang prima, dan pengetahuan produk yang luas. Untuk menjadi
sukses, strategi diferensiasi harus menciptakan persepsi nilai di mata pelanggan.
Pelanggan yang loyal tidak akan membeli produk yang anggap tidak bernilai
baginya. Oleh karena itu, tidak masalah berapapun juga harganya. Pastikan bahwa Anda
memberitahu pelanggan dan calon pelanggan mengenai keseluruhan produk Anda yang
menjadikannya berbeda. Pastikan bahwa diferensiasi tersebut sepenuhnya bernilai dan
bermanfaat bagi pelanggan. Perusahaan kecil menghadapi risiko ketika ingin mene-
rapkan strategi diferensiasi. Salah satu risikonya adalah berusaha melakukan
diferensiasi namun tidak meningkatkan kinerja produknya bagi pelanggan. Pemilik
usaha juga harus mempertimbangkan berapa lama mereka dapat mempertahankan
diferensiasi produknya. serta mengubah selera pelanggan dengan membuat basis
diferensiasi yang terbaik.
Penjiplakan dan ‘’salinan murahan’’ dari para pesaing juga menjadi ancaman
tersendiri bagi kesuksesan strategi diferensiasi. Bahaya lainya adalah bahwa strategi
diferensiasi yang terlalu berlebihan akan menyerap biaya yang terlalu tinggi, sehingga
hal ini akan membuat harga produk tidak terjangkau oleh pasar. Resiko terakhir adalah
hanya berfokus pada karakteristik fisik produk, dan mengabaikan faktor psikologis
seperti status, prestisius, dan citra, yang padahal hal ini juga merupakan faktor yang
sangat berguna bagi kesuksesan strategi diferensiasi.
7.3.3 Fokus
Strategi fokus mengakui bahwa tidak semua pasar homogen. Pada kenyataannya,
di pasar manapun juga, banyak sekali dijumpai segmen pelanggan yang berbeda, apakah
dalam hal kebutuhan, keinginan, atau karakteristik lainnya. Ide utama dari strategi fokus
adalah memilih satu atau beberapa segmen pasar, dengan mengidentifikasi kebutuhan,
keinginan, dan minat pelanggan, serta mendekatinya dengan barang atau jasa yang
dirancang khusus untuk bisa memenuhi kebutuhan, keinginan, dan minat tersebut secara
baik.
Dari pada mencoba untuk melayani seluruh pasar, perusahaan dengan strategi
fokus akan mengkhususkan diri melayani segmen sasaran atau ceruk (niche) tertentu.
Strategi fokus sangat ideal diterapkan di berbagai usaha kecil, yang seringkali
kekurangan sumber daya untuk melayani atau mencapai seluruh pasar. Tujuan strategi
fokus ini adalah melayani target pasar yang terbatas, namun secara lebih efektif dan
efisien daripada yang dilakukan oleh para pesaing yang mengėjar pasar yang lebih luas.
Dasar pemikiran strategi fokus meliputi penguasaan total atas suatu area
geografis kecil tertentu, menyasar sekelomnpok pelanggan yang memiliki kebutuhan
yang hampir sama (contohnya melayani kebutuhan-kebutuhan orang kidal),
memfokuskan diri pada suatu produk (contohnya toko yang hanya menjual sepeda),
atau menjual pengetahuan khusus, (contohnya, merestorasi karya seni yang sangat
berharga).
Melalui strategi fokus, perusahaan membangun daya saing dengan
berkonsentrasi pada ceruk pasar tertentu, dan melayani ceruk tersebut secara lebih baik
dibanding pesaingnya. Pada dasarnya, strategi ini sangat bergantung pada penciptaan
nilai bagi pelanggan, apakah dengan menjadi produsen yang memiliki biaya rendah atau
dengan melakukan diferensiasi produk yang unik, namun melakukannya dalam sebuah
segmen sasaran yang terbatas.
Agar suatu ceruk layak dijadikan sasaran, ceruk tersebut haruslah cukup
menjanjikan untuk mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, dan bisnis dapat
berjalan secara berkelanjutin sepanjang waktu (bukan hanya dengan mengikuti tren
mentara). Walaupun strategi menguntungkan, namun menjalankan strategi fokus juga
ada risikonya. Perusahaan kadang harus berjuang untuk merebut cukup banyak pangsa
pasar dapat menjadi strategi yang sangat dalam pasar yang kecil agar bisa mendapat
keuntungan.
Jika suatu perusahaan kecil sukses dalam suatu ceruk, juga ada ancaman dari
para pesaing lain yang lebih besar, yang masuk ke pasar tersebut dan mengikis pangsa
pasar perusahaan kecil tersebut. Di samping itu, pemilik usaha juga seringkali harus
terus berjuang untuk menjaga agar biaya tetap rendah. Volume bisnis yang kecil dalam
beberapa ceruk akan meningkatkan biaya tetap per unit, hingga membuat perusahaan
menjadi rentan terhadap pesaing yang biayanya lebih rendah.
Resiko lainya, kadang perusahaan dengan strategi ceruk yang sukses dapat
terlena oleh kesuksesanya, dan mencoba untuk masuk ke berbagai area yang lainya.
Semakin jauh perusahaan tersebut beranjak dari strategi intinya, maka perusahaan
tersebut akan semakin banyak kehilangan daya saingnya, dan menghadapi resiko
kebingungan pelanggan atau membuat perushaan jadi tidak fokus. Mengaburkan citra
perusahaan ini di mata para pelanggan akan membuat citra perushaan menjadi
kehilangan identitasnya.
Dengan menjadi pemain yang pertama dalam pasar, nama perusahaan akan
diakui dan selalu diingat sehingga dapat membangun loyalitas pelanggan. Sebagai
contoh, Starbucks Coffee terus meraih keuntungan karena menjadi perusahaan pertama
yang membentuk jaringan kafe ritel kelas atas di berbagai pasar yang besar. Pada tahun
1984, Howard Schultz meluncurkan konsep kafe kopi nya untuk uji coba di Seattle,
Washington. Kini, jaringan tersebut telah berada di hampir 6.000 lokasi di seluruh dunia.
Namun demikian, strategi yang agresif kadang dapat menjadi “senjata makan
tuan" jika para pesaing besar memutuskan untuk melakukan perlawanan. Oleh karena
itu, perusahaan harus dapat mengembangkan strategi yang memanfaatkan semua
keunggulan kompetitif dengan cara:
c) Terus-menerus mencari segmen pasar yang baru dan yang sedang tumbuh
Tidak ada rencana strategis yang dapat dikatakan sele- sai hingga rencana
tersebut benar-benar dilaksanakan. Merencanakan strategi dan
mengimplementasikannya merupakan dua hal yang harus dilaksanakan secara
berdampingan. Rencana strategis harus diubah menjadi rencana operasional yang akan
memberikan arah atau pedoman bagi usaha perusahaan setiap harinya. Rencana strategis
yang sukses adalah rencana yang dapat terimplementasi secara baik.
Agar suatu strategi berhasil diimplementasikan, dibutuhkan suatu proses yang
sesuai dengan budaya perusahaan, serta didukung oleh orang-orang yang tepat dan
memiliki komitmen yang tinggi untuk menjadikan proses tersebut dapat terlaksana
dengan baik. Mendapatkan orang-orang yang tepat di tempat dan pada yang tepat tidak
hanya dimulai dengan proses seleksi, melainkan juga melibatkan semua aspek lainnya
dalam fungsi sumber daya manusia, termasuk perancangan pekerjaan dan pelatihan,
hingga ke metode motivasi serta kompensasi.
Agar rencana strategis dapat berjalan secara efektif, rencana tersebut harus
dibagi ke dalam beberapa proyek dengan secara hati-hati menentukan tiap hal berikut
ini:
b) Cakupan, yaitu bidang atau unit mana saja dalam perusahaan yang akan terlibat
dalam masing-masing proyek ?
d) Kebutuhan sumber daya, yaitu berapa banyak sumber daya manusia dan
finansial yang diperlukan untuk me- nyelesaikan proyek hingga berhasil ?
Tidak jarang, kinerja perusahaan tidak sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Oleh sebab itu, penting bagi pemilik usaha untuk mengendalikan hasil yang
telah menyimpang dari rencana semula. Perencanaan tanpa pengendalian memiliki nilai
operasional yang kecil, oleh karena itu pelaksanaan program perencanaan yang baik
membutuhkan proses pengendalian. Rencana yang disusun dalam proses perencanaan
stra- tegis menjadi standar yang akan mengukur kinerja yang sesungguhnya.
Dalam hal ini, semua pihak dalam organisasi perlu memahami dan terlibat
dalam proses perencanaan dan pengendalian. Berbagai indikator kinerja utama
diperlukan untuk memastikan bahwa proyek telah berjalan sesuai dengan rencana yang
telah disusun. Berbagai indikator tersebut merupakan sarana atau alat pengendalian
untuk mendeteksi penyimpangan yang terjadi. Catatan keuangan, laporan produksi,
penjualan, kualitas, layanan dan kepuasan pelanggan, serta berbagai catatan operasional
lainnya merupakan sumber data untuk mengendali- kan aktivitas proyek. Sebagai
contoh, aktivitas layanan pelanggan dapat menggunakan indikator kinerja yang meliputi
banyaknya keluhan, jumlah barang yang dikembalikan, dan persentase pengiriman tepat
waktu. Pada umumnya, indikator yang paling banyak digunakan untuk dapat melihat
kinerja perusahaan, adalah hanya dilihat dari aspek keuangan saja, dan hal ini
menyebabkan distorsi strategi.
Jika suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang baik dalam jangka
panjang, mereka harus menciptakan produk atau jasa yang bernilai lebih bagi pelanggan.
Dalam perspektif ini, perusahaan harus mengidentifikasi segmentasi pelanggan dan
pasar mana yang akan dimasuki untuk bersaing. Perspektif pelanggan mengukur
seberapa baik perusahaan memuaskan pelanggan.
a) Market Share (pangsa pasar), mengukur seberapa besar proporsi segmen pasar
tertentu yang dikuasai perusahaan.
*****