Anda di halaman 1dari 20

BAGAN PENILAIAN DAN TATALAKSANA AWAL HIV

Anak dengan pajanan HIV Anak sakit berat, pajanan HIV tidak PCP = Pneumocystic Jiroveci pneumonia
diketahui, dicurigai terinfeksi HIV Catatan:
Semua anak yang terpajan HIV sebaiknya dievaluasi oleh dokter,
Penilaian kemungkinan infeksi HIV Identifikasi faktor risiko HIV: bila mungkin dokter anak.
Dengan memeriksa:
Manifestasi klinis HIV stadium lanjut atau hitung CD4+ yang rendah
Status penyakit HIV pada ibu - status penyakit HIV pada ibu pada ibu merupakan faktor risiko penularan HIV dari ibu ke bayi
Pajanan ibu dan bayi terhadap ARV - transfusi darah
selama kehamilan, persalinan dan laktasi.
Cara kelahiran dan laktasi - penularan seksual
- pemakaian narkoba suntik Pemberian ART pada ibu dalam jangka waktu lama mengurangi risiko
- cara kelahiran dan laktasi transmisi HIV.
Penggunaan obat antiretroviral yang digunakan untuk pencegahan penularan
dari ibu ke anak (prevention mother to child transmission, PMTCT) dengan
- Lakukan anamnesis dan pemeriksaan - Lakukan anamnesis dan pemeriksaan
fisik serta evaluasi bila anak mempunyai fisik serta evaluasi bila anak mempunyai monoterapi AZT, monoterapi AZT+ dosis tunggal NVP, dosis tunggal NVP saja,
tanda dan gejala infeksi HIV atau infeksi tanda dan gejala infeksi HIV atau infeksi berhubungan dengan insidens transmisi berturut-turut sekitar 5-10%,
oportunistik oportunistik 3-5%, 10-20%, pada ibu yang tidak menyusui. Insidens transmisi sekitar 2 % pada
- Lakukan pemeriksaan dan pengobatan - Lakukan pemeriksaan dan pengobatan
ibu yang menerima kombinasi ART*).
yang sesuai yang sesuai
Transmisi HIV dapat terjadi melalui laktasi. Anak tetap mempunyai risiko mendapat
HIV selama mendapat ASI.
Identifikasi kebutuhan untuk - Identifikasi faktor risiko dan
ART dan kotrimoksazol untuk atau tanda/gejala yang sesuai
mencegah PCP (prosedur IX). dengan infeksi HIV atau infeksi
Identifikasi kebutuhan anak oportunistik yang mungkin disebabkan *) Antiretroviral drugs for treating pregnant women and preventing
usia > 1 tahun untuk meneruskan HIV H I V i n f e c t i o n i n i n f a n t s i n r e s o u rc e - l i m i t e d s e t t i n g : t o w a r d s
kotrimoksazol. - Pertimbangan uji diagnostik HIV dan universal access. Recommendations for a public health approach.
konseling. WHO 2006
- Metode yang digunakan tergantung
usia anak (prosedur II)
- Pada kasus status HIV ibu tidak dapat Sumber :
ditentukan dan uji virologik tidak dapat
dikerjakan untuk diagnosis infeksi HIV Buku Pedoman Tatalaksana infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
pada anak usia < 18 bulan, uji antibodi pada Anak di Indonesia, Depkes, Dirjen Pengendalian Penyakit dan
HIV harus dikerjakan. Penyehatan Lingkungan, 2008
Lakukan uji diagnostik HIV
Metode yang digunakan tergantung
usia anak (prosedur II)

DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA


STABILISASI TRANSISI REHABILITASI
(hari ke 1-2) (hari ke 3-7) (minggu ke 2-6)

Dosis lihat Buku 1Hal. 16

*) Diberikan dalam bentuk larutan elektrolit/mineral, pemberiannya dicampurkan kedalam Resomal, F-75 dan F-100
(dosis pemberiannya lihat cara membuat Cairan ReSoMal dan Cara membuat larutan mineral mix, Buku II
hal. 19).

DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA


FREKUENSI

4 kg 6 kg 8 kg 10 kg
Rehabili- Minggu
Hari F-75/ 12 X LIHAT TABEL tasi 2_6
1_2 modifikasi PEDOMAN F-75
(Buku 1 - hal. 23-24) BB F-100/modifikasi 3X 90 100 - -
ASI Bebas Buku II - hal. 20) < 7 kg
ASI Bebas
F-75/ 8X LIHAT TABEL
Ditambah
modifikasi PEDOMAN F-75
Stabilisasi Makanan bayi/ 3 x 1 porsi - - - -
(Buku 1 - hal. 23-24)
makanan lumat
ASI Bebas Buku II - hal. 20)
Sari buah 1X 100 100 - -
F-75/ 6X LIHAT TABEL
modifikasi PEDOMAN F-75 F-100/modifikasi 3X - - 150 175
(Buku 1 - hal. 23-24)
ASI Bebas Buku II - hal. 20) BB ASI Bebas
> 7 kg Ditambah
Transisi Hari F-100/ 6X LIHAT TABEL
Makanan anak / 3 x 1 porsi - - - -
3_7 modifikasi PEDOMAN F-100
makanan lunak
(Buku 1 - hal. 25)
Buah 1 - 2 x 1 buah - - - -
ASI Bebas Buku II - hal. 20)

Contoh :
Kebutuhan energi seorang anak dengan berat badan 6 kg pada fase rehabilitasi adalah : 6 kg x 200 Kkal/kgBB/hr = 1200 Kkal/hr
Kebutuhan energi tersebut dapat dipenuhi dengan :
F-100 : 4 x 100 cc 4 x 100 Kkal = 400 Kkal
Makanan bayi/ lumat 3 x 3 x 250 Kkal = 750 Kkal
Sari buah 1 x 100 cc 1 x 45 Kkal = 45 Kkal +
Total = 1195 Kkal

DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA


DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
1 Sachet mineral mix @ 8 gram dilarutkan dalam 20 ml
air matang untuk bahan pembuatan 1 liter F-75/F-100/ReSoMal

DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA


Bahan Per F 75 F 75 F 100 TRANSISI &
Makanan 1000 ml DENGAN
TEPUNG
REHABILITASI

F75 F75 F100


Susu skim bubuk g 25 25 85 I II
Gula pasir g 100 70 50 Susu Skim - - -
bubuk (g)
Minyak sayur g 30 27 60
Susu full 35 - 110
Larutan Elek- ml 20 20 20
cream (g)
trolit
Tepung Beras g 35 Susu sapi - 300 -
segar (ml)
Tambahan air s/d ml 1000 1000 1000
Gula pasir (g) 70 70 50
Tepung 35 35 -
Energi Kkal 750 1000 beras (g)
Protein g 9 29 Tempe (g) - - -
Laktosa g 13 42 Minyak 17 17 30
Kalium mmol 36 59 sayur (g)
Natrium mmol 6 19 Margarin (g) - - -
Magnesium mmol 4,3 7,3 Larutan 20 20 20
Seng mg 20 23 Elektrolit (ml)

Tembaga (Cu) mg 2,5 2,5


Tambahan air 1000 1000 1000
s/d (ml)
% Energi Protein - 5 12
% Energi Lemak - 36 53
Osmolaritas mosm/I 413 419

Catatan : Formula 75 dengan tepung mempunyai osmolaritas lebih rendah


sehingga lebih tepat untuk anak yang menderita diare.

DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA


Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan tambahkan Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan tambahkan
larutan mineral mix, kemudian masukkan susu skim sedikit demi larutan mineral mix, kemudian masukkan susu skim sedikit demi
sedikit, aduk sampai kalis dan berbentuk gel. Encerkan dengan air hangat sedikit, aduk sampai kalis dan berbentuk gel. Encerkan dengan air
sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen dan volume menjadi hangat sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen volume
1000 ml. Larutan ini bisa langsung diminum. Masak selama 4 menit, bagi menjadi 1000 ml. Larutan ini bisa langsung diminum atau dimasak dulu
anak yang disentri atau diare persisten. selama 4 menit.

Formula WHO 75 dengan Tepung


Formula WHO 100 Modifikasi :
Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan tambahkan
Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan tambahkan
larutan mineral mix. Kemudian masukkan susu full cream sedikit demi
larutan mineral mix, kemudian masukkan susu skim dan tepung sedikit
sedikit, aduk sampai kalis dan berbentuk gel. Tambahkan air hangat sedikit
demi sedikit, aduk sampai kalis dan berbentuk gel. Tambahkan air sedikit
demi sedikit sambil diaduk sampai homogen sehingga mencapai 1000 ml.
demi sedikit sambil diaduk sampai homogen sehingga mencapai 1000 ml
Larutan ini bisa langsung diminum atau dimasak dulu selama 4 menit.
dan didihkan sambil diaduk-aduk hingga larut selama 5-7 menit.

Catatan :
1. Agar formula WHO lebih homogen dapat digunakan blender.
Formula WHO 75 Modifikasi (1, II,) : 2. Pada pemberian melalui NGT, tidak dianjurkan untuk diblender, karena
Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan tambahkan dapat menimbulkan gelembung udara.
larutan mineral mix. Kemudian masukkan full cream/ susu segar dan
tepung sedikit demi sedikit, aduk sampai kalis dan berbentuk gel.
Tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen
sehingga mencapai 1000 ml dan didihkan sambil diaduk-aduk hingga larut
selama 5 - 7 menit.

DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA


DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
PEMBERIAN MAKANAN : Berikan F-75 sesegera mungkin (apabila anak sudah
rehidrasi, ukur BB anak sekali lagi sebelum menentukan jumlah makanan).
BB baru : kg
Jumlah makanan untuk setiap 2 jam = ml F-75. Jam makan awal :

DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

Anda mungkin juga menyukai