Anda di halaman 1dari 13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Lompat Jauh
Lompat jauh adalah salah satu nomor lompat dari cabang atletik. Dalam

olahraga atletik dikenal beberapa jenis nomor lompat, yaitu lompat jauh, lompat

jangkit (lompat tiga), lompat tinggi, dan lompat gala. Pada lompat jauh unsur-

unsur yang dilakukan adalah awalan, tumpuan atau tolakan, melayang (gaya),

dan mendarat. Dari keempat unsur di atas, semua erat hubungannya dengan

aktivitas tungkai. Kekuatan tungkai sangat menentukan  hasil lompatan dari

lompat jauh. Semakin kuat tungkai seseorang, semakin kuat pula langkah dan

lompatannya, dengan Asumsi kekuatan otot dan koordinasi gerakan yang baik.

Menurut Bollesteros (1979) dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Ade

Mardiana, Purwadi, Wira Indra Satya, 2010: halaman 2.58-2.59)

mengemukakan bahwa “Lompat jauh adalah hasil dari kecepatan horizontal

yang dibuat sewaktu awalan dengan gaya vertical yang dihasilkan dari kekuatan

kaki tolak. Hasil dari kedua gaya menentukan parabola titik gravitasi.

Dalam teknik lompat jauh, kita difokuskan pada penggunaan sebaik

mungkin pada awalan, tolakan, melayang di udara dan pendaratan. Awalan lari

dalam lompat jauh adalah kepentingan yang tertinggi. Lompat adalah suatu

gerakan mengangkat tubuh dari suatu titik ke titik lain yang lebih jauh atau

tinggi dengan ancang-ancang lari cepat atau lambat dengan menumpu satu kaki

dan mendaratkan dengan kaki atau anggota tubuh lainnya dengan keseimbangan

yang baik (Djumidar, 2007:6-13).

Lompat jauh merupakan hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat dari
ancang-ancang dengan gerak vertikal yang dihasilkan dari kaki tumpu,

formulasi dari kedua aspek tadi menghasilkan suatu gaya gerak parabola dari

titik pusat gravitasi (Djumidar, 2007:12.40). Kecepatan lari awalan serta

besarnya sudut tolakan merupakan komponen yang menentukan tercapainya

suatu jarak.

Tujuan dari lompat yaitu untuk meningkatkan kemampuan fisik atau

meningkatkan suatu kondisi yang optimal antara lain: meningkatkan kekuatan

anak, meningkatkan kecepatan anak, meningkatkan daya tahan anak,

meningkatkan kelincahan anak, meningkatkan ketangkasan anak. Aktivitas

pembelajaran gerak dasar lompat dapat dilakukan dengan menggunakan alat-

alat yang sederhana seperti halnya pula alat yang digunakan untuk pembelajaran

jalan dan lari. Formasi dan aktivitasnyapun dapat ditata dan dilakukan dengan

berbagai cara

B. Teknik Lompat Jauh


Teknik lompat jauh dapat dibagi menjadi empat tahap yaitu: ancang-

ancang, menumpu, melayang, mendarat. Aktivitas pembelajaran gerak dasar

melompat atau meloncat dapat dilakukan baik di dalam ruangan maupun di

lapangan terbuka dengan menggunakan berbagai media yang telah

dimodifikasi. Tujuan dari lompat yaitu untuk meningkatkan kemampuan fisik

atau meningkatkan suatu kondisi yang optimal antara lain yaitu meningkatkan

kekuatan anak, meningkatkan kecepatan anak, meningkatkan daya tahan anak,

meningkatkan kelincahan anak dan meningkatkan ketangkasan anak (Djumidar,

2007:6.13).

Lintasan awal lompat jauh memiliki panjang tidak kurang dari 40 meter,
panjang yang digunakan pada umumnya 45 meter. Area pendaratan diisi pasir

dengan panjang bak minimal 9 meter dan lebar 2,75 meter. Papan tumpuan

yang lebarnya 20 cm terletak tidak kurang dari 1 meter di depan bak lompatan,

atlet tidak boleh melangkah melebihi papan tumpuan (Asepta Yoga Permana).

Teknik lompat jauh dapat dibagi menjadi empat tahap (Djumidar,

2007:12.40) yaitu:
1. Awalan
Awalan berguna untuk mendapatkan kecepatan berlari setinggi-

tingginya sebelum mencapai balok tumpuan. Untuk mencapai kecepatan

maksimal dengan menggunakan jarak 30 sampai 40 meter. Latihan

kecepatan dapat dilakukan dengan cara berulang-ulang. Kekuatan tungkai

sangat menentukan kekuatan langkah dan jarak lompatan.

Kekuatan langkah dan kecepatan berlari dalam pengambilan awalan

harus selalu sama atau rata-rata tetap. Menjelang 3 atau 4 langkah

sebelum balok tumpuan, seorang pelompat harus dapat berkonsentrasi

untuk dapat melakukan tumpuan dengan kuat. Dengan catatan tidak

mengurangi kecepatan dan panjang langkah.

Tujuan awalan adalah untuk mendapatkan kecepatan horizontal yang

setinggi-tingginya agar dorongan massa ke depan lebih besar. Jarak

awalan tergantung dari kematangan dan kemampuan berekserasi atas

kecepatannya. Lompat jauh di awali dengan gerakan lari secepat-cepatnya

pada lintasan awalan lompat dengan jarak antara 35-45 meter. Gerakan

awalan lari ini sangat menentukan daya dorong tubuh ke depan, karena

semakin cepat melakukan lari awalan semakin tinggi yang dihasilkan


untuk membawa tubuh kedepan, sehingga hasil lompatanpun akan

semakin jauh. Namun jarak yang pasti pada awalan lari ditentukan sendiri

oleh pelompat.
Cara mengukur awalan :
a) Setiap pelompat berdiri dengan posisi melangkah, menghadap run-

up dengan jari kaki yang tidak melompat ( yang tidak dominan )

diletakan dibelakang pinggir papan takeoff.


b) Pelompat berlari 8 langkah sepanjang run-up dengan langkah

pertama menggunakan kaki yang melompat.


c) Anda atau rekan anda menghitung setiap langkah dengan kaki

melompat dalam urutan 1,3,5,7, dan 9 (ini lebih mudah dan tidak

begitu membingungkan dai pada menghhitung setiap langkah).


d) Tanda langkah ke 9, yang kira-kira merupakan titik awal run-up.

Kemudian meletakkan kaki yang tidak melompat pada tanda

tersebut dan mengambil satu langkah kea rah bak pasir dengan kaki

yang melompat. Jumlah kaki yang ganjil dalam run-up akan

menempatkan kaki yang melompat pada papan take-off.


e) Anda dapat menggunakantanda jarak pada langkah ke 1 dan ke 5

dari run-up untuk menambah ketepatan.


2. Menumpu
Menumpu merupakan suatu gerakan yang sangat penting yang dapat

menentukan hasil lompatan antara lain yaitu : badan sewaktu menumpu

jangan terlalu condong atau menengadah, tumpuan harus kuat, cepat dan

aktif sambil menjaga keseimbangan badan agar tidak oleng atau goyang,

kecepatan gerak maju ke depan tidak terhambat dengan adanya tumpuan

walaupun ada pengaruhnya diupayakan tidak banyak, berat badan berada

sedikit di depan titik tumpu, gerakan kaki menelapak dari tumit ke ujung
kaki dengan tempo yang sangat cepat, gerakan ayunan lengan sangat

membantu menambah ketinggian di samping menjaga keseimbangan

badan, pandangan penuh ke muka mengikuti arah gerak dari suatu

lompatan.

Cara melakukan tumpuan atau tolakan sebagai berikut :


a) Tumpuan kaki pada balok lompat dilakukan dengan satu kaki,

boleh kaki kanan atau kiri, menggunakan kaki yang paling kuat.
b) Ayunkan paha dan kaki secara horizontal dan kaki keposisi

horizontal dan dipertahankan


c) Bertolaklah ke depan dan ke atas
d) Sudut tolakan 20-45 derajat.
3. Melayang
Dalam lompat jauh terdapat teknik atau gaya yang dapat

membedakan yaitu: melayang dengan sikap jongkok dan melayang

dengan sikap bergantung. Gerakan melayang pada saat setelah

meninggalkan balok tumpuan dan diupayakan keseimbangan tetap terjaga

dengan bantuan ayunan kedua tangan sehingga bergerak di udara. Untuk

melakukan gerakan ini terdapat beberapa teknik. Yang pertama, melayang

dengan sikap jongkok dengan cara waktu menumpu kaki ayun

mengangkat lutut setinggi-tingginya dan disusul oleh kaki tumpu dan

kemudian sebelum mendarat kedua kaki di bawa kea rah depan. Yang

kedua, melayang dengan sikap bergantung cara melakukan yaitu waktu

menumpu kaki ayun dibiarkan tergantung lurus, badan tegak kemudian

disusul oleh kaki tumpu dengan sikap lutut ditekuk sambil pinggul

didorong kedepan yang kemudian ke dua lengan direntangkan ke atas.

Keseimbangan badan perlu diperhatikan agar tetap hingga mendarat.


4. Mendarat
Yang perlu diperhatikan pada waktu mendarat adalah kedua kaki

mendarat dengan bersamaan diikuti dengan dorongan pinggul ke depan

sehingga badan tidak cenderung jatuh ke belakang yang mengakibatkan

kerugian bagi pelompat sendiri. Untuk menghindari pendaratan pada

pantat, kepala ditundukan dan lengan di ayunkan ke depan sewaktu keki

menyentuh pasir. Titik berat badan akan melampui titik pendaratan kaki

di pasir, kaki tidak kaku dan tegang, melainkan lemas dan lentur. Maka

sendi harus siap menekuk pada saat yang tepat, gerakan ini memerlukan

waktu yang tepat juga.

C. Lompat Jauh Gaya Jongkok


Cara melakukan lompat jauh gaya jongkok ini adalah setelah mengambil

ancang-ancang dengan jarak kurang lebih 30-40 meter, kemudian lari secepat

mungkin, menjelang tiga per empat langkah sebelum balok tumpuan harus

konsentrasi untuk dapat melakukan tumpuan pada balok tumpuan.

Tumpuan menggunakan kaki yang dominan dan titik berat badan terletak

di depan dan badan condong ke depan. Kemudian kaki tumpu menumpu secara

tepat pada balok tumpu dan tubuh akan melayang di udara, pada saat itu kaki

sedikit ditekuk sehingga posisi badan berada dalam posisi sikap jongkok,

kemudian julurkan kaki ke depan diikuti ayunan tangan ke atas depan dan

dijulurkan ke depan untuk keseimbangan waktu mendarat dengan tumit terlebih

dahulu yang mengenai tanah dan kedua kaki rapat, lutut ditekuk.

D. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan


bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu

dan pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap

dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah

proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses

pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di

manapun dan kapanpun.

E. Hakekat Pembelajaran
Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran

merupakan suatu usaha yang sangat strategis untuk mencapai tujuan yang

diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif

antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar

dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan perilakunya,

sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi

proses belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling

mempengaruhi dalam pola hubungan antara dua subyek, meskipun di sini guru

lebih berperan sebagai pengelola.

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan lingkungannya,

sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Interaksi adalah

saling mempengaruhi yang Bermula adanya saling hubungan antar komponen

yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam pembelajaran adalah kegiatan

timbal balik dan saling mempengaruhi antara guru dengan peserta didik.

F. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Menurut Wina Sanjaya (2006: 30) prinsip yang harus diperhatikan dalam

pengelolaan kegiatan pembelajaran di antaranya adalah:


1. Berpusat pada siswa
2. Belajar dengan melakukan
3. Mengembangkan kemampuan sosial
4. Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah
5. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
6. Mengembangkan kreatifitas siswa
7 Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi
8. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang bai
9. Belajar sepanjang hayat.

G. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran


Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam

menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut sebagai

alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan mempraktekkan sesuatu

dalam proses pembelajaran.

Alat peraga dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin suatu

obyek sehingga mempermudah suatu persepsi. Manfaat alat bantu pembelajaran

menurut Soekidjo (2003) secara terperinci sebagai berikut:


1. Menimbulkan minat sasaran pendidikan  
2. Mencapai sasaran yang lebih banyak
3. Membantu mengatasi hambatan bahasa
4. Merangsang sasaran pendidikan melaksanakan pesan-pesan kesehatan
5. Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat
6. Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yan

diterima kepada orang lain


7 Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para

pendidik pelaku pendidikan


8. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.

H. Syarat Alat Bantu


Alat bantu pembelajaran dikatakan baik, apabila mempunyai tujuan

pendidikan untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat dan konsep-

konsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku/kebiasaan

yang baru. Alat bantu harus efisien dalam penggunaanya, dalam waktu yang

singkat dapat mencakup isi yang luas. Alat bantu pembelajaran yang efektif
artinya memberikan hasil guna yang tinggi ditinjau dari segi pesannya dan

kepentingan siswa yang sedang belajar. Alat bantu yang komunikatif adalah

bahwa alat bantu tersebut mudah untuk dimengerti maksudnya, sehingga

membuat siswa menjadi lebih mudah dalam menerima pembelajaran yang

diberikan oleh guru.

I. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses mencari jawaban dari yang tidak tahu menjadi tahu.

Menurut Reg Revans (1998), belajar adalah proses menanyakan sesuatu yang

berawal dari ketidaktahuan tentang apa yang dilakukan. Pengertian belajar

menurut Suharsimi Arikunto (1993:19) adalah suatu proses yang terjadi karena

adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang

melakukan, dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa

pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap.

Menurut Morgan (Purwanto, 1997: 84) bahwa belajar adalah setiap

perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu

hasil dari latihan atau pengalaman. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

menyebutkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu

(1993:13).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu perubahan tingkah laku dalam berbagai aspek kepribadian,

(yang idealnya) perubahan tersebut merupakan perubahan positif, diperoleh

karena yang bersangkutan menghendaki perubahan, dan perubahan itu dicapai

melalui tahapan latihan dan atau pengalaman.

J. Pengertian Hasil Belajar


Menurut Mulyono Abdurrahman (2003:37) “Hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Dalam

kegiatan pembelajaran tujuan yang ingin dicapai ditentukan sebelumnya. Anak

yang dikatakan berhasil adalah mereka yang dapat mencapai tujuan-tujuan

pelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Dimyati dan Mujiono (2006:3) memaparkan bahwa “Hasil belajar

merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Hasil

belajar merupakan pencapaian tujuan pengajaran dan kemampuan mental siswa.

Setelah selesai mempelajari materi, diadakan evaluasi hasil belajar untuk

mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan

sebelumnya, sebelum dilanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi.

Menurut Sudjana (Padmono, 2002:37) menyatakan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya.

Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar

merupakan penguasaan berbagai macam keterampilan, pengetahuan setelah

siswa memperoleh pengalaman belajar. Dalam kegiatan pembelajaran tujuan

yang ingin dicapai ditentukan sebelumnya. Anak yang dikatakan berhasil adalah

mereka yang dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan

sebelumnya.

K. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari

dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar siswa.
1) Faktor dari Dalam Diri Siswa
Lark dalam Rusna Ristasa, (2010:19) mengungkapkan bahwa hasil belajar

siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh siswa dan 30%  dipengaruhi oleh

lingkungan. Berkaitan dengan faktor diri siswa yaitu motivasi, minat,

sikap perhatian, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, dan

kondisi fisik dan psikis.


2. Faktor dari Luar Siswa
Salah satu faktor luar siswa yang dominan yang mempengaruhi hasil

belajar adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud kualitas pengajaran

adalah tinggi/rendahnya atau efektif/tidaknya proses pembelajaran dalam

mencapai tujuan. Metode pembelajaran juga sangat berpengaruh dalam

pencapaian hasil belajar. Pemilihan metode yang tepat mutlak diperlukan

agar pembelajaran menjadi menyenangkan dan berkesan bagi siswa yang

akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

L. Kerangka Berpikir
Hasil evaluasi belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Metro Pusat

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa tentang lompat jauh gaya jongkok

masih rendah, untuk itu harus diadakan perbaikan pembelajaran. Untuk

meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus pandai memilih materi dan

metode pembelajaran.

Masalah yang kadang timbul materi yang diajarkan oleh guru kurang

tertanam kuat oleh pikiran siswa, khususnya dalam pembelajaran praktek

lompat jauh gaya jongkok. Walaupun guru sudah memberikan contoh

demonstrasi gerakan, siswa kurang mampu menganalisis gerakan. Sehingga

materi yang diajarkan kurang dapat ditangkap oleh siswa secara optimal.
Proses pembelajaran yang berlangsung belum menunjukan adanya

partisipasi siswa secara penuh. Karena guru bukan satu-satunya sumber belajar,

maka siswa perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan

berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sesuai dengan materi

pembelajaran.

Permasalahan yang umum terjadi dalam pembelajaran penjaskes adalah

kurangnya sarana dan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Selain itu proses

pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan modifikasi alat bantu

pembelajaran yang dapat memancing peran aktif siswa.

Dalam proses pembelajaran guru mempunyai peran yang sangat penting

dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Salah

satunya adalah menggunakan modifikasi alat bantu pembelajaran. Alat bantu

pembelajaran sebagai salah satu komponen pelengkap juga dapat meningkatkan

keberhasilan proses pembelajaran yang ingin dicapai maka guru diharapkan

mempunyai kemampuan dalam memilih dan menggunakan alat bantu

pembelajaran.

Pengaruh alat bantu pembelajaran terhadap anak-anak sangat penting

karena dengan menggunakan alat bantu dapat memberikan berbagai macam

pengalaman bagi seorang anak. Dengan menggunakan alat bantu dalam

pembelajaran secara terus menerus secara maksimal maka anak akan dapat

mengolah dan menerima secara optimal, sehingga terjadi perubahan sikap.

Dengan menggunakan modifikasi alat bantu bok kardus, gawang aman dalam

suatu proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok akan dapat membantu
dalam meningkatkan hasil belajar prestasi siswa. Hal ini disebabkan karena alat

bantu bok kardus, gawang aman mampu merancang siswa aktif melakukan

gerakan dan tingkat keseriusan siswa akan lebih tinggi, karena siswa merasa

senang, lebih berfariasi, dan tidak menimbulkan rasa jenuh.

Pemanfaatan alat bantu sederhana bok kardus, gawang aman sebagai

sarana membantu guru dalam menjelaskan tehnik dasar lompat jauh gaya

jongkok pada siswa. Diharapkan melalui alat bantu sederhana tersebut, guru

dapat memperlihatkan dan memberikan penjelasan yang detail tentang tehnik

dasar lompat jauh gaya jongkok. Kerangka berpikir penelitian sebagai berikut:

M. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu

tindakan dilakukan atau jawaban terhadap masalah yang diteliti dan secara

teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.

(Sudaryono dalam Kasbuloh, 1996:65) berdasarkan hal tersebut diatas maka

hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah “Jika menggunakan alat bantu

maka dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok”.

Anda mungkin juga menyukai