Anda di halaman 1dari 4

NAMA : AZLIANA

NIM : PO7233319 691

KELAS : 3A SANITASI

ANALISIS JURNAL

PENGGUNAAN BAHAN ALAMI SEBAGAI PENURUNAN KADAR BOD PADA

LIMBAH CAIR TAHU

1. ISI JURNAL :

Sebagaimana yang kita ketahui, Proses pembuatan tahu menghasilkan limbah cair yang
banyak.limbah cair tahu mengandung kadar BOD 5000-10000 mg/lt. Berdasarkan PERDA
JATENG no.5 tahun 2012 kadar BOD air limbah industri tahu yang boleh dibuang ke badan air
sebesar 150mg/lt oleh karena itu sebelum limbah dibuang kadar BOD harus diturunkan sesuai
baku mutu limbah terlebih dahulu agar tidak mencemari lingkungan.

Berdasarkan keadaan tersebut, peneliti melakukan kajian metode pengolahan


limbah cair tahu menggunakan bahan alami yang mudah dan murah jika diterapkan di
produsen tahu dalam proses pengolahan limbah cair tahu untuk menurunkan kadar BOD.
Tujuan dari kajian literatur ini adalah untuk mengkaji penurunan kadar BOD pada limbah
cair tahu yang menggunakan bahan alami. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Literature Review. Yaitu metode dengan penelusuran yang bersumber dari
elektronik database mengacu pada Google Scholar, Shinta, dengan kata kunci penurunan
kadar BOD pada limbah cair tahu yang telah diteliti oleh beberapa peneliti dalam kurun
waktu antara 2010-2020.

2. HASIL :

Hasil dari kajian yang telah dilakukan adalah semua jurnal menunjukkan bahwa
pengolahan limbah untuk menurunkan kadar BOD pada limbah cair tahu yang menggunakan
bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia dapat menurunkan kadar BOD sesuai dengan baku
mutu yang telah didetapkan. Maka dari itu beberapa metode dan bahan alami yang telah diteliti
dan mampu untuk menurunkan kadar BOD dalam limbah tahu dapat diterapkan di produsen tahu
dalam proses pengolahan limbah cair tahu dengan menggunakan metode yang mudah dan murah.
Sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan dari limbah tahu.

3. PENCAKUPAN :

Cakupan dari jurnal ini cukup luas, karena menggunakan berbagai sumber jurnal mulai
dari 100 jurnal penelitian mengenai pengolahan limbah, sehingga didapatkan 17 jurnal
menggunakan bahan alami, dan 7 jurnal mememenuhi kriteria inklus dan digunakan sebagai
literature.

4. GAYA PENULISAN :

Gaya penulisan dalam jurnal ini tidak terlalu kaku ataupun menggunakan kata-kata yang
berulang dan juga menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca.

5. KELEBIHAN :

Melalui penelitian ini, sector produsen tahu dapat melakukan pengawasan dan
pengurangan terhadap kadar BOD pada limbah cair tahu dengan menggunakan bahan alami yang
lebih hemat dan mudah didapatkan. Seperti contoh penggunaan kayu apu, serbuk biji asam jawa,
tumbuhan melati air, rambut dan arang tempurung kelapa, serbuk biji kelor, dan sebagainya.

6. JENIS-JENIS PENGOLAHAN AIR

Koagulasi / Flokulasi

Koagulasi adalah menambahkan aluminium sulfat cair atau tawas dan / atau polimer ke dalam air
mentah atau tidak diolah. Campuran yang dihasilkan menyebabkan partikel kotoran di dalam air
menggumpal atau saling menempel. Kemudian, kelompok partikel kotoran menempel bersama,
membentuk partikel yang lebih besar bernama flok yang dapat dengan mudah dihilangkan
melalui filtrasi atau pengendapan.

Pengendapan

Ketika air dan gumpalan mengalami proses perawatan, mereka pergi ke bak sedimentasi. Di sini,
air bergerak perlahan, membuat partikel-partikel flok yang berat mengendap di bagian bawah.
Flok yang terakumulasi di bagian bawah dikenal sebagai endapan. Ini dilakukan untuk
mengeringkan laguna. Filtrasi langsung tidak termasuk langkah sedimentasi dan flok hanya
dihilangkan dengan filtrasi.

Penyaringan

Dalam penyaringan, air melewati filter, yang dibuat untuk mengambil partikel dari air. Filter
semacam itu terdiri dari kerikil dan pasir atau antrasit yang terkadang dihancurkan. Filtrasi
mengumpulkan kotoran yang mengapung di atas air dan meningkatkan efektivitas desinfeksi.
Filter secara teratur dibersihkan dengan cara backwashing.

Disinfeksi

Sebelum air masuk ke sistem distribusi, air itu didesinfeksi untuk menyingkirkan bakteri, parasit,
dan virus penyebab penyakit. Klorin juga digunakan karena sangat efektif.

Pengeringan Lumpur

Padatan yang telah dikumpulkan dan dihilangkan dari air melalui sedimentasi dan filtrasi
dipindahkan ke laguna pengeringan.

Fluoridasi

Fluoridasi memperlakukan persediaan air masyarakat untuk menyesuaikan konsentrasi ion


fluorida bebas ke tingkat yang optimal sehingga lubang gigi dapat dikurangi. Adalah wajib bagi
Hunter Water untuk melakukan fluoridasi air agar sesuai dengan NSW Fluoridation of Public
Water Supplies Act 1957.

Koreksi pH

Untuk menyesuaikan tingkat pH, kapur dikombinasikan dengan air yang disaring. Ini, juga,
menstabilkan air lunak secara alami sehingga korosi dapat diminimalkan dalam sistem distribusi
air dan saluran pipa pelanggan.
7. PENGOLAHAN AIR YANG COCOK UNTUK DAERAH DI INDONESIA

1. Air asin/payau

Pengolahan yang dapat dilakukan adalah dengan metode desilinasi. Yaitu penyulingan dengan
energi panas yang memisahkan kandungan garam dan air. Setelah penyulingan air akan diolah
dengan metode filtrasi agar kotoran yang tersisa dapat tersaring. Setelah itu air dapat digunakan
untuk kebutuhan sehari hari

2. Air asam

Pengolahan air yang asam dapat dilakukan dengan penambahan senyawa yang basa untuk
mengimbangi rasa asam nya. Pengolahan dapat dilakukan dengan penambahan zat kapur. Zat
kapur dilarutkan dengan sedikir air, kemudian larutan itu di masukkan kedalam air yang asam.

3. Air pegunungan

Air pegunungan mungkin dapat terkontaminasi oleh padatan padatan saat pendistribusian air.
oleh karena itu pengolahan yang dapat dilakukan adalah sedimentasi atau filtrasi untuk
mengendapkan atau menyaring zat zat padatan yang terdapat pada air.

Anda mungkin juga menyukai