Anda di halaman 1dari 20

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/351372194

Review Literatur Aspek Budaya pada Pengolahan Sampah Popok Sekali


Pakai dan Pembalut Wanita di Indonesia

Preprint · May 2021


DOI: 10.13140/RG.2.2.12618.70083

CITATIONS
READS
0
353

1 author:

Indah Suhanti
State University of Malang
22 PUBLICATIONS 1 CITATION

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Toilet Training View project

Relasi Antara Persepsi Resiko Covid 19 dengan Intensi Kepatuhan Terhadap Langkah - Langkah Pemerintah untuk Menanggulangi Penyebaran Covid 19 View
project

All content following this page was uploaded by Indah Suhanti on 07 May 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Review Literatur

Aspek Budaya pada Pengolahan Sampah Popok Sekali Pakai dan Pembalut Wanita

di Indonesia

Indah Yasminum Suhanti


Universitas Negeri Malang, Universitas Airlangga

Abstrak

Aspek budaya dalam pengelolaan sampah popok sekali pakai dan pembalut di Indonesia sangat
penting. Tujuan studi ini untuk mendapatkan gambaran tentang aspek budaya dalam proses
pengelolaan sampah tersebut. Metode yang digunakan adalah literatur review. Analisis data yang
digunakan adalah analisis tematik. Artikel yang diperoleh dari hasil seleksi adalah 18 judul. Hasil
review memperlihatkan bahwa budaya yang paling banyak dibahas dalam masalah pengelolaan
sampah popok sekali pakai dan pembalut wanita adalah kebudayaan masyarakat industri,
kemudian masyarakat Jawa dan yang terakhir adalah kolonial. Budaya dibahas dalam ranah
praktik dan alasan penggunaan serta praktik dan alasan pengelolaan sampah. Hal yang perlu
diperdalam adalah budaya dalam bentuk (1) cultural engineering daan cultural environment dan
(2) ranah dampak penggunaan dan pengelolaan sampah popok sekali pakai dan pembalut wanita.
Saran lainnya adalah memperluas pencarian database dan melakukan SLR untuk mendapatkan
hasil yang lebih mendetil.

Kata kunci : budaya, pengelolaan sampah, popok sekali pakai, pembalut wanita

Abstract

The cultural aspect of managing disposable diapers and sanitary napkins in Indonesia is very important.
The purpose of this study was to obtain an overview of the cultural aspects of the waste management
process. The method used literature review. The data analysis used thematic analysis. The articles
obtained from the selection were 18 titles. The results of the review show that the culture that is most
discussed in the issue of disposable diaper and sanitary napkin waste management is the culture of
industrial society, then Javanese society and the last one is colonial. Culture is discussed in the realm of
practice and reasons for use as well as practices and reasons for waste management. Things that need to
be deepened are culture in the form of (1) cultural engineering and cultural environment and (2) the
realm of the impact of using and managing disposable diapers and sanitary napkins. Another suggestion
is to expand database searches and perform SLRs for more detailed results.

Keyword : culture, waste management, disposable diapers, sanitary napkins


Pendahuluan

Pencemaran lingkungan yang paling masif terjadi dalam bentuk mikroplastik(Horton &
Barnes, 2020). Mikroplastik merupakan unsur dari plastik yang sangat sering digunakan oleh
manusia. Proses daur ulang menghabiskan waktu yang lama dengan biaya yang sangat besar
(Reimonn et al., 2019).Unsur ini sangat berbahaya untuk kesehatan manusia.Kanker,
penyakit kulit, kemandulan dan obesitas merupakan penyakit disebabkan oleh mikroplastik
(Sharma & Chatterjee, 2017).

Mikroplastik juga terdapat pada popok sekali pakai dan pembalut wanita (Sachidhanandham
& M, 2020; Siddiqe, 2019). Popok sekali pakai merupakan alat bantu pengganti celana yang
dapat menampung urine anak kecil dan orang dewasa. Pembalut adalah wadah plastik untuk
menampung cairan menarche wanita. Data lima tahun terakhir memperlihatkan bahwa limbah
popok sekali pakai dan pembalut menempati urutan teratas yang mencemari lingkungan di
Indonesia (BPS, 2020; Cipta Karya, 2011; Ramadan & Sembiring, 2020) . Contohnya
didaerah Jawa Barat dan Jawa Timur, popok sekali pakai dan pembalut menempati limbah
tertinggi yang mencemari lingkungan, khususnya aliran sungai (Media, 2017; Sampah Popok
Bayi Capai 2,4 Juta Per Hari, Khofifah, 2019). Class action pun telah dilakukan oleh
masyarakat kepada pemerintah kota dan propinsi sebagai bentuk protes terhadap keadaan
tersebut (Petrus, 2017). Namun, sampai saat ini realisasi dari protes tersebut belum terlihat.
Sehingga, bahaya dari unsur mikroplastik sangat besar menganggu kesehatan penduduk
daerah tersebut.

Kajian ilmiah dan usaha konkrit telah dilakukan untuk menanggulangi pencemaran popok
sekali pakai yang terjadi di Indonesia. Aktivitas tersebut masih lebih banyak berfokus pada
bahasan penguraian materi mikroplastik yang cepat dan aman (Suryati, 2014), studi tentang
kebijakan pelarangan pembuangan popok sekali pakai (Maesarini et al., 2020) dan pembalut
wanita dan proses peningkatan kesadaran untuk menggunakan produk non plastik(Noriko,
2013). Namun, hal ini tersebut belum dapat mengurangi sampah popok sekali pakai dan
pembalut wanita baik diperairan maupun didaratan. Beberapa peneliti dan aktivitis
menyatakan bahwa diperlukan usaha yang komprehensif untuk menanggulangi masalah
ini(Indrawati, 2011; Mahyudin, 2017). Salah satu yang penting untuk diperhatikan agar
semua usaha tersebut komprehensif adalah budaya. Budaya memiliki keterkaitan dengan
pengelolaan sampah plastic, sampah rumah tangga dan pelestarian lingkungan pada
umumnya (Mahyudin, 2017; B.
D. Utami et al., 2008)
Budaya merupakan sebuah sistem tata kebiasaan dalam kehidupan manusia. Koentjaraningrat
(1990) memdefinisikan kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar. Penelitian aspek budaya yang terkait dengan pengelolaan sampah popok sekali pakai
dan pembalut wanita sangat banyak dengan beragam seting lokasi dan beragam bahasan.
Penulis merasa penting untuk melihat gambaran umum tentang aspek budaya dalam
pengelolaan sampah popok sekali pakai dan pembalut, agar menemukan bahasan yang tepat
untuk menyempurnakan usaha pengurangan sampah tersebut di Indonesia.

Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literatur review. Artikel yang digunakan
memiliki karakteristik : (1) artikel jurnal, artikel konferensi dan grey publication; (2) berisi
aspek budaya yang terkait dengan pengolahan popok sekali pakai dan pembalut di Indonesia ;
(3) berada dalam rentang tahun 2010 – 2021; (4) bahasa inggris dan bahasa Indonesia.
Literatur ilmiah didapatkan melalui database google scholar, SINTA dan Scopus. Artikel
dicari dengan menggunakan kata kunci “budaya AND pengelolaan AND sampah AND
popok sekali pakai AND Indonesia”, “pengelolaan AND sampah AND popok sekali pakai
AND Indonesia”, pengelolaan AND sampah AND pembalut wanita AND Indonesia” dan
““budaya AND pengelolaan AND sampah AND pembalut wanita AND AND Indonesia ”
Analisis data yang digunakan adalah analisis tematik, yaitu analisis yang dilakukan dengan
cara melakukan pengelompokkan pada tema – tema khusus.

Hasil dan Pembahasan

Profil artikel hasil seleksi.

Artikel yang ditemukan sesuai dengan kata kunci yang digunakan sebanyak 400 artikel.
Setelah disesuaikan dengan tujuan dan karakteristik artikel yang dibutuhkan, didapatkan
sebanyak 18 artikel. Tabel 1 dibawah ini menunjukkan profil 18 artikel tersebut. Artikel yang
ditemukan memiliki gambaran sebagai berikut (a) 4 artikel dimuat pada jurnal nasional
terakreditasi SINTA 3 dan 4, (b) 8 artikel dimuat pada jurnal nasional belum terakreditasi, (c)
2 artikel dimuat di jurnal internasional dengan peringkat Scopus Q1, (d) 1 jurnal dimuat di
konferensi internasional, (e) 1 jurnal dimuat di konferensi nasional dan (f) 2 artikel ada grey
publication berbentuk skripsi.
Aspek Budaya

Pada tabel 1, dapat dilihat bahwa aspek budaya terkait dengan pengolahan popok sekali pakai
dan pembalut dapat dibagi menjadi beberapa kategori. Kategori pertama adalah pengetahuan,
pemahaman, nilai terkait agama dan tradisi suku tertentu, persepsi, pemaknaan, kesadaran,
internasilisasi nilai, gagasan hukum, konflik budaya terkait kolonial dengan budaya suku
jawa, budaya masyarakat industri, mitos dan belief. Ide dan gagasan yang paling banyak
dibicarakan terkait dengan budaya industri. Nilai dari budaya industri yang muncul adalah
kepraktisan dalam menggunakan dan mengelola sampah. Kategori kedua meliputi kebiasaan,
perilaku. Pada tulisan ini kategori kedua meliputi kebiasaan dan perilaku terkait dengan
sistem sosial dan komunitas, sistem keagamaan, dan disseminasi kebiasaan baru. Kategori
ketiga meliputi wujud tampak seperti popok sekali pakai yang baru, produk pengganti
pembalut, program pengolahan sampah popok sekali pakai dan pembalut dengan pendekatan
terbaru.

Kategori diatas terlihat pada wujud tentang budaya yang dikemukakan oleh Honigmann
(1959). Wujud budaya dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu (a) wujud budaya sebagai suatu
kompleks dari ide atau gagasan, nilai, norma dan peraturan; (b) wujud kebudayaan sebagai
suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat dan (c)
wujud kebudayaan sebagai benda – benda hasil karya manusia.

Wujud pertama bersifat abstrak, terdapat dalam proses kognitif dan unsur yang berada
didalamnya saling terkait. Wujud pertama ini sering dikenal dengan cultural system. Tema
yang termasuk dalam kategori ini yaitu pengetahuan, nilai tradisi, mitos, belief, konflik nilai
juga mendapatkan perhatian yang sama dengan kajian dari beberapa negara Asia khususnya
India. Kajian tersebut berpusat pada pengetahuan dan nilai yang dibentuk dengan pengaruh
media massa (Salhi & Emamghdi, 2019), kemudian mitos dan belief yang dibicarakan oleh
(Bhar & Pankshe, 2018, Chanoona, 2016) dan konflik nilai juga dibicarakan dalam konteks
masyarakat India adanya konflik budaya antara nilai agama dan nilai industri dalam
penggunaan dan pengolahan sampah popok sekali pakai dan pembalut wanita (Chanoona,
2016; Davidson, 2012). Budaya industri dan nilai praktis yang muncul dari budaya tersebut
menjadi konteks penelitian pada hampir semua penelitian terkait jenis sampah ini. Penelitian
yang mengungkapkan secara langsung tentang budaya modern ini dilakukan oleh Chanoona
(2016), Ntekpe., et all (2020).

Wujud kedua bersifat lebih kongkrit, terlihat pada pola interaksi masyarakat. Wujud kedua ini
sering dikenal dengan social system. Tema yang termasuk kedalam kategori ini adalah
perilaku,
diseminasi perilaku dan sistem sosial. Sistem sosial juga menjadi kajian penting oleh peneliti
dari lain diluar Indonesia. Penelitian tentang sistem sosial terkait penggunaan dan pengolahan
sampah popok sekali pakai dan pembalut wanita dilakukan oleh Villalba, et all. (2020).
Mereka melakukan kajian peran sosio-demografi, institusi, aspek temporal yang muncul dan
aspek budaya dalam penggunaan barang – barang sekali pakai dan pengelolaan sampah dari
barang tersebut. Kemudian, Chanoona (2016) memiliki penelitian yang melihat mitos dan
sosial ekonomi perempuan yang menggunakan popok sekali pakai juga pembalut. Dua
penelitian tersebut mewakili kategori budaya yang kedua, yang juga muncul dalam penelitian
yang dilakukan oleh peneliti Indonesia.

Wujud ketiga bersifat sangat kongkrit karena merupakan wujud dari interaksi wujud pertama
dan kedua, yaitu hasil budaya. Hasil budaya sangat berkaitan dengan teknologi dan
kreatifitas. Pada penelitian Indonesia yang direview dalam tulisan ini tema tentang teknologi
yang diangkat meliputi (1) penggunaan cloth diapers / celana menarche sebagai pengganti
popok sekali pakai dan pembalut, (2) kebijakan /perda hukum, (3) pengolahan sampah yang
bersifat daur ulang dengan menggunakan unsur kimia serta, (4) peran individu, generasi dan
komunitas dalam pengolahan sampah. Pada penelitian di luar Indonesia, hal ini juga sangat
sering di kaji. Penelitian – penelitian tersebut tidak jarang menggabungkan kemunculan
teknologi baru dan kebijakan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Cordella, et all (2015).
Mereka melakukan penelitian tentang evaluasi proses daur ulang yang melibatkan empath al
di atas di wilayah Amerika Latin.
Tabel 1. Profil 18 artikel yang berkaitan dengan pengolahan popok sekali pakai.

No Nama Penulis Judul Artikel Tahun Jenis Publikasi Aspek Budaya


1 Habsari, Ghaniyu Putri Peran Petugas Lingkungan Pondok Sosial 2021 Jurnal belum Pengetahuan dan kebiasaan
(Liposos) Dalam Pengelolaan Diapres Pada terakreditasi bersih dari figure petugas
Klien di Uptd. Lingkungan Pondok Sosial lingkungan
(Liposos) Kabupaten Jember
2 Agus Saefudin, Henita Household waste management perspectives 2021 International Budaya industri, peran
Rahmayanti, Diana in Indonesia: A case study of polymer Conference produsen pembuat popok
Vivanti Sigit, and plastics packaging waste in Kampong sekali pakai dan pembalut
Agung Purwanto Melayu, East Jakarta dalam pengelolaan sampah.
3 Diniah, Bibit Hubungan antara tingkat pengetahuan dan 2020 Jurnal belum Pengetahuan ibu,
Nasrokhatun kebijakan pengelolaan sampah popok sekali terakreditasi Peran ibu, Pendidikan dan
pakai dengan jumlah timbulan sampah status ibu bekerja
yang dihasilkan pada anak dibawah 3 tahun
(BATITA)
4 Aprilyantini, Puasini., Mitos Suleten Kebiasaan Membuang 2020 Jurnal belum Mitos, belief, penguatan
Sari, Ratna Puspita “Diapers” Ke Sungai dan Upaya terakreditasi perilaku, struktur social dan
Penyadaranan Pada Masyarakat Tepi budaya
Sungai Di Kecamatan Rungkut dan
Gunung Anyar, Surabaya
5 Arisandi,Apri ., Farid, Pengelolaan Sampah Plastik yang 2020 Jurnal terakreditasi Pengetahuan bersih, suku
Akhmad., Muskaromah Mencemari Saluran Irigasi Sungai Tonjung SINTA 4 madura
,Siti . Kabupaten Bangkalan Madura
6 Adelia Paramita Potret Masyarakat Risiko: Kebiasaan Ibu 2020 Skripsi (grey Internalisasi budaya,
Rumah Tangga Dalam Membuang Sampah publication) pemaknaan yang berbeda,
DI Dusun Krajan Tempurejo budaya meniru orang lain.
7 Utami, Inggita., Putri, Pemberdayaan anggota ‘Aisyiyah Se- 2019 Jurnal terakreditasi Budaya terkait agama,
Diah Asta Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam SINTA 4 kebiasaan bersih terkait
Pengelolaan Diaper Bekas Sebagai agama
Campuran Media Tanam
8 Marthaliakirana, Education For Sustainability Development 2018 Jurnal dengan akreditasi Diseminasi kebiasaan baru
Angsoka Dwipayana (EDS) Melalui Pemahaman Masyarakat SINTA 4 pada suku tertentu
Untuk Mengurangi Sampah Popok Sekali
Pakai dengan Popok Reuse
9 Widiatningrum, Pemanfaatan Limbah Popok Sekali Pakai 2018 Jurnal terakreditasi Budaya komunitas pesisir,
Talitha., Rukan, Sebagai Sarana Pendidikan Karakter Peduli SINTA 3 disiplin dan Pendidikan
Krispinus., Susanti, R., Lingkungan Anak Usia Dini nilai
Sukaesih, Sri.
10 Dewi, I Gusti Agung Peran Generasi Milenial Dalam Pengelolaan 2018 Jurnal belum Budaya generasi milenial.
Ayu Yuliartika Sampah Plastik Di Desa Penatih Dangin terakreditasi Peran generasi milenial dan
pengetahuan
Puri Kecamatan Denpasar Timur Kota
Denpasar
11 Lita, Ns. Gambaran Pemakaian Diapers Sekali Pakai 2017 Jurnal belum Budaya industri dan
Pada Anak Usia Prasekolah terakreditasi kebiasaan ibu dalam
masyarakat industri.
12 Sisworini, Purwaning Implementasi Pasal 29 Ayat (1) Huruf E 2017 Jurnal belum Akses informasi dan
Rahayu Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 terakreditasi budaya, budaya hukum,
Tentang Pengelolaan Nomor 18 Tahun mitos dan belief
2008 Tentang Pengelolaan Sampah Terkait
Dengan Kesadaran Hukum Masyarakat
Dalam Membuang Sampah
13 Rahayu, Yayu Perancangan Komunikasi Visual Kampanye 2016 Skripsi (grey Budaya transisi industri di
Penggunaan Cloth Diaper Sebagai Solusi publication) pedesaan, sistem
Popok Ramah Lingkungan komunikasi ibu dan anak.
14 Moelyaningrum, Anita Persepsi Ibu Terhadap Sampah Popok Bayi 2015 Artikel Prosiding Belief, Persepsi Ibu,
Dewi Sekali Pakai dan Manajemen Konferensi Nasional kebiasaan masyarakat
Pengelolaannya. industri dengan nilai praktis
15 Yeny Dhokhikah, Community participation in household solid 2015 Journal International Budaya industri, disemenasi
YulinahTrihadiningrum, waste reduction in Surabaya, Indonesia Q1 kebiasaan baru dengan
SonySunaryo peran media massa.
16 Engel, Susan & Susilo, Shaming and sanitation in Indonesia: A 2014 Jurnal internasional Q1 Konflik antara budaya jawa
Anggun return to colonial public health practices? dan colonial dalam
program sanitasi dan
pengolahan sampah popok
sekali pakai dan pembalut
wanita, nilai
malu dan nilai hukuman
17 Lestari, Puji Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu 2013 Jurnal belum Belief ibu dan sikap ibu
tentang toilet training dengan praktik ibu terakreditasi
dalam penggunaan diapers pada anak usia
toddler (1-3 tahun) dikelurahan Putat,
Purwodadi

18. Wardi, Nyoman I Pengelolaan Sampah berbasis sosial budaya 2011 Jurnal nasional belum Kesadaran, prinsip tri hita
: upaya mengatasi masalah lingkungan di terakreditasi karana, disseminasi
bali kebiasaan baru
Kategori pertama sampai kategori ketiga perlu diperhatikan sebagai satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan pemahaman dan penyelesaian masalah
sampah popok sekali pakai dan pembalut secara komprehensif (Hendra, 2016). Trend
penelitian di luar Indonesia dalam kurun waktu terakhir mengarah pada penelitian yang
menjadikan tiga kategori wujud budaya diaats sebagai fokus utama. Beberapa penelitian
selama 10 tahun terakhir di luar Indonesia mulai mengarah pada cultural engineering dan
cultural environment. Penelitian tentang cultural engineering adalah penelitian yang meliputi
studi secara keseluruhan, analisis dan implementasi ekosistem budaya yaitu aspek sosial,
politik, lingkungan fisik, teknik,ekonomi dan finansial. Studi ini telah dilakukan oleh
Davidson (2012), Lahiri Dutt (2015). Penelitian tentang cultural environment adalah
penelitian yang berfokus pada budaya lingkungan local (contoh bantaran sungai,
perumahaan). Cultural environmental ini dilakukan dengan argumentasi bahwa saat ini
masyarakat yang berada dalam satu area memiliki percampuran budaya, sehingga secara
langsung maupun tidak langsung mereka membuat sebuah sistem budaya baru. Penelitian ini
telah dilakukan oleh Salhi & Emamghdi (2019). Penelitian Indonesia yang digunakan dalam
tulisan ini, sudah mulai mengarah kepembahasan tersebut, namun tidak menjadi fokus utama.
Penelitian Indonesia selanjutnya dapat memperbanyak kajian – kajian tersebut dalam
penelitian selanjutnya.

Aspek Budaya dan Pembahasan Pengelolaan Limbah

Pada tabel 1 dapat terlihat pembahasan pengelolaan sampah popok sekali pakai dan pembalut
dimulai dari (1) penggunaan popok sekali pakai dan pembalut kemudian dilanjutkan dengan
(2) proses pengelolaan sampah tersebut. Pembahasan penggunaan popok sekali pakai dan
pembalut meliputi alasan penggunaan, frekuensi penggunaan dan dampak penggunaan dua
produk tersebut. Pembahasan pengelolaan sampah meliputi praktik pengelolaan sampah,
alasan melakukan praktik tersebut dan dampak dari praktik tersebut.
Bagan 1 dan 2 memperlihatkan aspek budaya sangat kuat muncul pada keseluruhan
pembahasan tentang penggunaan dan pengelolaan sampah popok sekali pakai dan pembalut.
Wujud budaya pertama dapat terlihat pada alasan penggunaan, alasan pengelolaan limbah
popok sekali pakai dan pembalut. Pertautan wujud budaya pertama, kedua dan ketiga sangat
terlihat pada praktik penggunaan, serta praktik pengelolaan sampah. Wujud budaya belum
banyak terlihat pada dampak pengelolaan sampah. Pembahasan tentang dampak belum
berfokus pada budaya, masih pada masalah kesehatan fisik. Pembahasan tentang dampak
dalam konteks budaya perlu diperdalam untuk dapat mencari cara pengurangan sampah
popok sekali pakai dan pembalut sesuai dengan konteks hidup masyarakat. Pengelolaan
sampah sangat dipengaruhi oleh karakter sosial dan budaya masyarakat dibandingkan dengan
karakter sosial ekonomi (Puspitawati & Rahdriawan, 2012).

Pengelolaan sampah popok sekali pakai dan pembalut wanita dalam penelitian di luar
Indonesia juga mengarah pada praktik, alasan dan dampak dari pengelolaan sampah. Kajian
penelitian pertama terkait tiga hal tersebut, disertai dengan kajian yang melibatkan produsen
pembuat popok sekali pakai dan pembalut wanita. Davidson (2012) dan Lahiri-Dutt (2015)
melakukan kajian pada produsen juga pengambil kebijakan terkait ekonomi, politik dan
lingkungan fisik. Kajian kedua berfokus pada program Corporate Social Responsibility
(CSR) dalam pengelolaan sampah tersebut. Dutta & Lawson (2012) melakukan penelitian
untuk melihat implikasi teori management lingkungan terhadap keberhasilan CSR. Penelitian
ini merangkup seluruh aspek yang terlibat dalam implementasi CRS, termasuk aspek budaya.
Kajian ketiga berfokus kepada praktik sosial. Praktik sosial ini diteliti oleh Sakdapolrak
(2014). Penelitian ini mendalami praktik sosial dan budaya sebagai sarana untuk
meningkatkan kembali penelitian dan perhatian tentang lingkungan hidup yang berbasis
komunitas dan budaya. Hal yang disoroti adalah pengelolaan lingkungan hidup dan dampak
dari pengelolaan tersebut.

Penelitian di luar Indonesia tentang dampak dari pengelolaan sampah secara umum dan
secara khusus sampah popok sekali pakai dan pembalut wanita secara khusus, diarahkan pada
dampak kesehatan fisik dan lingkungan fisik (Reimond, Lu & Gandhi, 2019 ; Prata, Silva,
Costa, 2019). Penelitian tentang dampak tersebut diarahkan pada hasil 3 R (Reuse, Recycling,
Re…..). Topik yang muncul saat membicarakan hasil 3R adalah daya saing dan saya jual dari
produk 3R tersebut.

Berdasarkan pembahasan diatas, penelitian Indonesia dan luar Indonesia, belum berfokus
pada dampak dari pengelolaan sampah popok sekali pakai dan pembalut. Proses pengelolaan
sudah dikaji dan dilakukan sampai kepada tataran melakukan daur ulang. Proses daur ulang
ini, sudah memasukkan unsur – unsur budaya seperti penelitian yang dilakukan oleh I. Utami
& Putri, (2019) dan Widiarti, (2012). Namun, hasil dari proses daur ulang ini belum
mendapatkan perhatian yang lebih. Hal ini perlu diperhatikan sebagai usaha untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses pengelolaan sampah yang sulit untuk
diuraikan ini.
Lingkup bahasan dan lokasi penelitian.

Lingkup bahasan dengan tema pengelolaan popok sekali pakai dan pembalut dalam kurun
waktu 10 tahun terakhir di Indonesia tidak banyak. Artikel dengan tema ini paling banyak
dimuat didalam jurnal nasional terakreditasi dan tidak terakreditasi. Hanya tiga artikel yang
dimuat pada jurnal internasional dan prosiding internasional. Selebihnya merupakan artikel
yang termasuk kedalam grey publication berupa skripsi. Artikel tersebut tidak secara spesifik
bertema popok sekali pakai dan pembalut. Tema ini seringkali dijadikan satu dengan tema
sanitasi lingkungan.

Artikel dengan tema sanitasi lingkungan sangat jarang yang memisahkan dengan baik
pembahasan tentang popok sekali pakai dan pembalut dengan limbah plastik lain. Walaupun
termasuk kategori sampah plastik yang sulit terurai dan memiliki kandungan mikroplastik,
namun isi cairan kotoran manusia didalamnya membuat popok sekali pakai dan pembalut
sebagai limbah yang perlu mendapatkan perhatian khusus (Prasetyaningrum et al., 2017).

Lokasi penelitian yang banyak diteliti adalah pulau Jawa, khususnya Jawa Barat dan Jawa
Timur. Hal ini dapat dikarenakan tingkat pencemaran popok sekali pakai dan pembalut
wanita. paling tinggi diantara daerah Indonesia yang lain (BPS, 2020). Lokasi penelitian ini
perlu diperluas, sehingga potret pengelolaan limbah ini secara lengkap dapat tergambarkan
dengan baik. Hal ini penting untuk mendukung usaha pengurangan limbah popok sekali pakai
dan pembalut yang menyeluruh.

Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini terdapat pada perluasan pencaian data base artikel dan penelaahan
secara mendetil terhadap artikel dengan tema sanitasi lingkungan, pengelolaan sampah
plastik. Penulis hanya melakukan analisis tematik pada artikel yang secara langsung menulis
sampah popok sekali pakai dan pembalut. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat
melakukan proses SLR sehingga mendapatkan data yang lebih detil.

Kesimpulan dan Saran

Aspek budaya yang dibahas dalam artikel dengan topik pengelolaan sampah popok sekali
pakai dan pembalut wanita di Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir cukup lengkap.
Wujud budaya yang dibahas meliputi ide dan gagasan, sistem sosial dan hasil produk
manusia. Kebudayaan yang paling banyak dibahas adalah kebudayaan masyarakat industri,
kemudian masyarakat Jawa dan yang terakhir adalah colonial. Wujud budaya ide dan gagasan
adalah hal
yang paling banyak diteliti dalam bentuk pengetahuan, persepsi, pemaknaan, mitos dan
belief. Sistem sosial dibahas dalam lingkup diseminasi kebiasaan baru karena adanya produk
popok sekali pakai dan pembalut wanita yang terbaru. Saran untuk penelitian selanjutnya
membahas tentang (1) budaya terkait cultural engineering, cultural environment serta
dampak praktik pengelolaan sampah, (2) memperluas data base pencarian artikel dan (3)
menggunakan metode SLR untuk mendapatkan hasil review yang lebih detil.

Referensi

BPS, B. (2020). Badan Pusat Statistik.

https://www.bps.go.id/publication/2020/11/27/5a798b6b8a86079696540452/statistik-

lingkungan-hidup-indonesia-2020.html

Cipta Karya. (2011). IIICE 2011Cipta Karya Tawarkan Investasi Air Minum dan

Persampahan. Cipta Karya Buletin, 4(IX).

Cordella, M., Bauer, I., Lehmann, A., Schulz, M., & Wolf, O. (2015). Evolution of

disposable baby diapers in Europe: Life cycle assessment of environmental impacts

and identification of key areas of improvement. Journal of Cleaner Production, 95,

322–331. https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2015.02.040

Davidson, A. (2012). Narratives of Menstrual Product Consumption: Convenience, Culture,

or Commoditization? Bulletin of Science, Technology & Society, 32(1), 56–70.

https://doi.org/10.1177/0270467612444579

Dutta, S., Lawson, R., & Marcinko, D. (2012). Paradigms for Sustainable Development:

Implications of Management Theory: Paradigms for Sustainable Development:

Implications of Mgmt. Theory. Corporate Social Responsibility and Environmental

Management, 19(1), 1–10. https://doi.org/10.1002/csr.259

Hendra, Y. (2016). Perbandingan Sistem Pengelolaan Sampah di Indonesia dan Korea

Selatan: Kajian 5 Aspek Pengelolaan Sampah. Aspirasi: Jurnal Masalah-masalah

Sosial, 7(1), 77–91. https://doi.org/10.46807/aspirasi.v7i1.1281


Honigmann. (1959). The wold of man. Harper Underlining.

Horton, A. A., & Barnes, D. K. A. (2020). Microplastic pollution in a rapidly changing

world: Implications for remote and vulnerable marine ecosystems. Science of The

Total Environment, 738, 140349. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.140349

Indrawati, D. (2011). Upaya Pengendalian Pencemaran Sungai yang diakibatkan oleh

Sampah. INDONESIAN JOURNAL OF URBAN AND ENVIRONMENTAL

TECHNOLOGY, 5(6), 185–192. https://doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v5i6.692

Koentjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Penerbit Rineka Cipta.

Lahiri-Dutt, K. (2015). Medicalising menstruation: A feminist critique of the political

economy of menstrual hygiene management in South Asia. Gender, Place & Culture,

22(8), 1158–1176. https://doi.org/10.1080/0966369X.2014.939156

Maesarini, I. W., Setiawan, D. R., & Dewi, M. P. (2020). STRATEGI GEREBEK SAMPAH

PEMERINTAH KOTA DEPOK MENUJU KOTA BEBAS SAMPAH TAHUN 2020.

Jurnal Reformasi Administrasi, 7(2).

Mahyudin, R. P. (2017). KAJIAN PERMASALAHAN PENGELOLAAN SAMPAH DAN

DAMPAK LINGKUNGAN DI TPA (TEMPAT PEMROSESAN AKHIR). Jukung

(Jurnal Teknik Lingkungan), 3(1), Article 1.

https://doi.org/10.20527/jukung.v3i1.3201

Media, K. C. (2017, September 27). 300 Kg Sampah Popok Bayi Diangkat dari Sungai

Brantas. KOMPAS.com.

https://regional.kompas.com/read/2017/09/27/13523461/300-kg-sampah-popok-bayi-

diangkat-dari-sungai-brantas

Noriko, N. (2013). DIAPERS BAGI KESEHATAN BAYI DAN LINGKUNGAN. 5.


petrus, R. (2017). Gubernur Jawa Timur Digugat Warga Akibat Sampah Popok.

https://www.voaindonesia.com/a/gubernur-jawa-timur-digugat-warga-akibat-sampah-

popok-/4162144.html

Popok jadi rumah—Cara kreatif daur ulang sampah popok sekali pakai. (n.d.). Retrieved

July 12, 2018, from https://id.theasianparent.com/limbah-popok-jadi-rumah/

Prasetyaningrum, N. D. K., Joko, T., & Dewanti, N. A. Y. (2017). KAJIAN TIMBULAN

SAMPAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) RUMAH TANGGA DI

KELURAHAN SENDANGMULYO KECAMATAN TEMBALANG KOTA

SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 5(5), 766–775.

Puspitawati, Y., & Rahdriawan, M. (2012). Kajian Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat

dengan Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di Kelurahan Larangan Kota Cirebon.

Jurnal Pembangunan Wilayah Kota, 8(4), 349–359.

Ramadan, A. H., & Sembiring, E. (2020). Occurrence of Microplastic in surface water of

Jatiluhur Reservoir. E3S Web of Conferences, 148, 07004.

https://doi.org/10.1051/e3sconf/202014807004

Reimonn, G., Lu, T., Gandhi, N., & Chen, W.-T. (2019). Review of Microplastic Pollution in

the Environment and Emerging Recycling Solutions. Journal of Renewable Materials,

7(12), 1251–1268. https://doi.org/10.32604/jrm.2019.08055

Sachidhanandham, A., & M, P. (2020). A review on convenience and pollution caused by

baby diapers. Science and Technology Development Journal, 23, 694–707.

https://doi.org/10.32508/stdj.v23i3.2399

Sakdapolrak, P. (2014). Livelihoods as social practices – re-energising livelihoods research

with Bourdieu’s theory of practice. Geographica Helvetica, 69(1), 19–28.

https://doi.org/10.5194/gh-69-19-2014
Salhi, S., & Emamghdi, L. (2019). Media, Culture and Environmental Behaviour (Case

study: Citizen of Sarandaj). Sociology Of Culture And Art, 1(1). https://doi.org/http

://doi.org/10.34785/JO16.2019.129

Sampah Popok Bayi Capai 2,4 Juta Per Hari, Khofifah: Ini Masalah Serius. (2019,

November 3). suara.com. https://jatim.suara.com/read/2019/11/03/165523/sampah-

popok-bayi-capai-24-juta-per-hari-khofifah-ini-masalah-serius

Sharma, S., & Chatterjee, S. (2017). Microplastic pollution, a threat to marine ecosystem and

human health: A short review. Environmental Science and Pollution Research,

24(27), 21530–21547. https://doi.org/10.1007/s11356-017-9910-8

Siddiqe, R. (2019). Sustainable alternatives for producing biodegradable Sanitary Napkins.

Bioresearch Communication, 5(2), 737–743.

Suryati, T. (2014). Cara Bijak Mengolah Sampah Menjadi Kompos dan Pupuk Cair.

AgroMedia.

Utami, B. D., Indrasti, N. S., & Dharmawan, A. H. (2008). Pengelolaan Sampah

Rumahtangga Berbasis Komunitas: Teladan dari Dua Komunitas di Sleman dan

Jakarta Selatan. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 2(1), Article 1.

https://doi.org/10.22500/sodality.v2i1.5893

Utami, I., & Putri, D. A. (2019). PEMBERDAYAAN ANGGOTA ‘AISYIYAH SE-

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM PENGOLAHAN DIAPER

BEKAS SEBAGAI CAMPURAN MEDIA TANAM. LOGISTA - Jurnal Ilmiah

Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(2), 76–81. https://doi.org/10.25077/logista.3.2.76-

81.2019

Widiarti, I. W. (2012). Pengelolaan Sampah Berbasis Zero Waste Skala Rumah Tangga

Secara Mandiri. Jurnal Sains & Teknologi Lingkungan, 4(2), 101–113.

https://doi.org/10.20885/jstl.vol4.iss2.art4
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai