Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Lingkungan adalah kondisi fisik yang mencakup suatu komponen biotik dan abiotik yang
ada di sekitar manusia dan mempengaruhi kesehatan manusia. Lingkungan dikatakan sehat
apabila terbebas dari berbagai macam penyakit yang ada di sekitar lingkungan, seperti kasus
penyakit yang sedang marak saat ini yaitu kasus Covid-19. Angka kasus penyakit COVID-19
terus mengalami peningkatan di seluruh dunia termasuk Indonesia khususnya di Provinsi
Kepulauan Riau. Pada tanggal 30 April 2021 total kasus di Kota Tanjungpinang yang merupakan
ibu kota provinsi telah mencatat jumlah total kasus pandemi Covid-19 mencapai 2.100 kasus.
Selama mengahadapi pandemi Covid-19 yang penyebarannya sangat cepat dan mudah, maka
pemerintah menganjurkan masyarakat untuk menggunakan alat pelindung diri (APD) salah
satunya masker.
WHO menganjurkan kepada masyarakat indonesia untuk memakai masker selama
pandemi (Evanalia, 2020). Adanya kewajiban menggunakan masker dikalangan masyarakat,
tentu dapat menimbulkan sampah masker yang dihasilkan. Walaupun sebagian masyarakat
menggunakan masker kain, tetapi banyak pula yang menggunakan masker sekali pakai. Jika
muncul permasalahan sampah masker tersebut maka akan dihasilkan permasalahan yang baru,
sampah masker ini termasuk kategorikan sebagai limbah medis-infeksius. Pemerintah
mengeluarkan pedoman yang diteruskan oleh kementerian kesehatan mengenai pengelolaan
sampah masker dari masyarakat tersebut. Namun pada dasarnya masyarakat masih banyak yang
belum mengetahui bagaimana cara pengelolaan sampah masker ini dalam skala rumah tangga.
Masker yang digunakan oleh masyarakat setiap harinya bisa menimbulkan permasalahan
karena banyaknya pembuangan masker secara sembarangan sehingga dapat berpotensi
mencemari lingkungan (Hayat and Zayadi, 2018) .Sampah medis mengandung bahan
infeksius yang dapat menjadi potensi media penyebaran penyakit menular apabila tidak
dikelola secara sempurna. Kurangnya informasi pada kalangan masyarakat mengenai
pengelolaan sampah masker dirumah tangga bisa mempengaruhi tingkat pencemaran yang
mungkin terjadi akibat sampah masker tersebut (Amalia et al.,2020).
Di Indonesia meningkatnya sampah medis yaitu sebesar 30% - 50% selama pandemi
COVID-19 (Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan). Sampah yang terus dihasilkan
terutama sampah masker yang selalu digunakan oleh masyarakat menyebabkan penumpukkan,
dimana berdampak mencemari dan merusak lingkungan apabila tidak dilakukan penanganan
khusus untuk mencegah penumpukan sampah masker tersebut. Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) mencatat jumlah timbulan sampah masker pada bulan Maret hingga bulan
September tahun 2020, diperkirakan berjumlah 1.662,75 ton (Putra, 2021).
Masker merupakan salah satu limbah medis atau infeksius terbesar dalam masa pandemi
COVID-19, dapat berpotensi menjadi media penyebaran virus atau penyakit apabila tidak
ditangani dengan benar. Hasil penelitian tentang pengelolaan masker menyatakan bahwa
pendidikan seseorang yang rendah akan mempengaruhi pengetahuan dan sikap terhadap prilaku
hidup sehat dan kemampuan dalam menanggulangi masalah yang dihadapi salah satunya yaitu
dalam hal pengelolaan sampah masker di masa pandemi. Peneliti menyatakan terdapat hubungan
antara pengetahuan dan sikap terhadap pengelolaan sampah masker,apabila pengetahuan
responden positif tentang pengelolaan sampah masker maka sikap responden tentang
pengelolaan sampah masker juga akan semakin tinggi pula keinginan dalam diri untuk
mengolah sampah masker serta menghindari terjadinya penularan virus maupun bakteri (Fentia,
L., & Ningsih, M. F, 2020).
Sampah masker yang termasuk kategori limbah medis/infeksius yang terbuat dari bahan
polipropilen (jenis kantong plastik bening transparan yang digunakan untuk memperindah
tampilan suatu produk), sampah plastik diperlukan waktu hingga ratusan tahun untuk terurai.
Saat terurai sampah masker menjadi kepingan kecil atau mikroplastik dan mengecil lagi menjadi
nanoplastik, dalam proses pengurairan plastik menjadi mikroplastik ini menyerap racun serta
pencemar organik berarti fauna laut juga bisa keracunan apabila menelan mikroplastik yang
terurai di laut. Sampah masker yang dibuang langsung ke laut dapat menimbulkan pencemaran
air maupun biota laut seperti, tali sampah masker dapat menjerat hewan bahkan menyebabkan
kematian bagi hewan laut tersebut. Seperti kasus dimana hewan mengira bahwa masker bekas
pakai tersebut sebagai makananannya, hewan tersebut bisa tersedak ataupun masker yang masuk
kedalam perut mereka bisa mengurangi asupan makanan menyebabkan hewan kelaparan bahkan
menyebabkan kematian (Admamari, 2021).
Beberapa tahapan pengelolaan sampah masker di lingkunga masyarakat terdiri dari,
mengumpulkan masker bekas pakai, melakukan desinfektan terhadap masker yang telah
digunakan, merubah bentuk masker dengan cara digunting atau dirusak agar tidak dimanfaatkan
kembali, membuang sampah masker ke dalam kantong plastik lalu dimasukkan ketempat
sampah, dan melakukan cuci tangan dengan sabun atau handsanitizer untuk menghindari
terjadinya penularan virus mauapun bakteri (Kemenkes RI, 2020).
Kecamatan Tanjungpinang Barat terdapat 4 Kelurahan yaitu kelurahan Tanjungpinang
Barat, Kemboja, Kampung Baru dan Bukit Cermin. Di Kelurahan Bukit Cermin pada tahun 2021
terdapat 8 RW dan 53 RT, dengan jumlah penduduk 9.438 dan jumlah KK di Kelurahan Bukit
Cermin pada tahun 2021 diperkirakan telah mencapai 2.411 kepala keluarga. Adanya
peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya mempengaruhi jumlah penggunaan sampah
masker di Kelurahan Bukit Cermin Kecamatan Tanjungpinang Barat.
Berdasarkan survey pendahuluan yang telah dilakukan di Kelurahan Bukit Cermin, dari
10 rumah yang diambil menjadi sampel kurangnya pengetahuan responden dalam melakukan
pengelolaan sampah masker dengan benar. Terdapat 60% responden tidak mengetahui sampah
masker termasuk sampah medis, 70% tidak mengetahui waktu penggunaan masker dengan baik,
70% responden tidak mengetahui pengelolaan sampah masker selama pandemi, serta 80%
responden tidak mengetahui bahwa sampah masker dapat menyebabkan penularan penyakit.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa responden tidak melakukan pemilahan sampah
masker dan sampah rumah tangga (90%), sikap responden dalam pengelolaan sampah masker
yang masih kurang baik seperti membuang sampah masker ketempat sampah sebelum sampah
dirusak (70%), sedangkan 60% responden tidak membuang sampah masker setiap hari ke tempat
sampah sementara, responden tidak menggunakan masker sesuai waktu yang telah ditentukan
yaitu selama 4 jam (60%), responden memberi saran mengenai membuang sampah masker
sembarangan (70%), dan setelah membuang sampah masker selalu mencuci tangan yaitu
sebanyak 60%.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Gambaran Perilaku Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Masker di Kelurahan
Bukit Cermin Kecamatan Tanjungpinang Barat Tahun 2022”
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah
bagaimana Gambaran perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah masker di Kelurahan
Bukit Cermin Kecamatan Tanjungpinang Barat Tahun 2022.

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah masker di
Kelurahan Bukit Cermin Kecamatan Tanjungpinang Barat Tahun 2022.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Mengetahui pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan sampah masker di Kelurahan
Bukit Cermin Kecamatan Tanjungpinang Barat Tahun 2022.
Mengetahui sikap masyarakat dalam pengelolaan sampah masker di Kelurahan Bukit
Cermin Kecamatan Tanjungpinang Barat Tahun 2022.

Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Bagi Peneliti
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman baru bagi peneliti dalam
menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dan sebagai salah satu syarat
menyelesaikan tugas akhir.
Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada
masyarakat tentang perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah masker.
Bagi Institusi Pendidikan
Menambah literatur perpustakaan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang tentang
gambaran perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah masker. Sehingga
penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi mahasiswa khususnya jurusan sanitasi.
Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah
dan ilmu pengetahuan kepada masyarakat khususnya di Kelurahan Bukit Cermin tentang
pengelolaan sampah masker guna untuk mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini mengetahui gambaran perilaku masyarakat dalam
pengelolaan sampah masker di Kelurahan Bukit Cermin Kecamatan Tanjungpinang Barat Tahun
2022.

Anda mungkin juga menyukai