UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS EKONOMI
PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan pada dasarnya adalah suatu perubahan untuk menuju keadaan
yang lebih baik dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat hal ini
tidak lepus dari pembungunan ekonomi yang diarahkan agar pendapatan perkapita
masyarakat terus meningkat dan dapat mendukung pertumbuhan pembangunan
nasional.Sukirno, (1995) mengartikan pembangunan ekonomi sebagai proses yang
dapat menyebabkan pendapatan perkapita masyarakat meningkat dalam jangka
panjang. Untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan yang adil dan merata
yang diusahakan melalui usaha pembangunan maka harus didukung oleh
meningkatnya kemajuan ekonomi melalui peningkatan produksi.hingga laju
pertumbuhan pun menjadi meningkat Dengan berbagai upayanya masyarakat
berusaha meningkatkan taraf hidupnya dengan berusaha meningkatkan
penghasilan.Untuk meningkatakan penghasilan terscbut dilakukan dengan
memproduksi barang dan jasa.
Untuk menciptakan barang dan jasa yang sangat berperan adalah unit usaha
pada sektor industri. Proses industrialisasi merupakan suatu proses interaksi antara
pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi dalam produksi dan perdagangan
antar negara yang pada akhirnya sejalan dengan peningkatan pendapatan perkapita
yang mendorong perubahan struktur ekonomi. Industri merupakan salah satu
sektor yang memiliki peranan penting dalam pembangunan wilayah. Hampir
semua negara memandang bahwa industrialisasi adalah suatu keharusan karena
menjamin kelangsungan proses pembangunanekonomi jangka panjang dengan laju
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan yang menghasilkan
peningkatan pendapatan perkapita setiap tahun(Tambunan, 2001: 15).
Data pada Tabel 1.1 menunjukan perkembangan industri di Kota Bengkulu dari
tahun 2015 ke tahun 2016,dimana jumlah perusahaan atau unit usaha mengalami
peningkatan sebesar 12,7 % demikian juga tenaga kerja sbesar 8,8 9% investasi
sebesar 93.1 %, produksi sebesar 11,5% dan begitu juga dengan nilai bahan baku
sebesar 8,6 %. Di Kota Bengkulu terdapat berbagai jenis industri. Numun
penelitian ini lebih dikhusus kan pada industri pakaian jadi.karena pakaian
merupakan kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa terlepas dari kehidupan
manusia schari- hari.Manusia membutuhkan pakaian karena pakaian menawarkan
berbagai kebaikan atau manfaat kepada para pemakainya. Begitu banyak gaya
hidup yang dianut oleh manusia pada saat ini. Dari tingkat bawah sampai atas
manusia memiliki gaya hidup dalam berpakaian yang berbeda-beda seiring dengan
kemauan, kemampuan, kebutuhan, status social, daya beli,dan lain-lain. Maka
produsen dituntut agar bisa memahami kebutuhan manusia yang memiliki gaya
hidup bermacam-macam. Agar produsen bisa membuat dan menyesuaikan produk
pakaian yang dikeluarkan agar tepat sasaran maka wajib untuk memperhatikan hal
tersebut. Industri pakaian jadi adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan
mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah
untuk mendapatkan keuntungan yang berasal dari serat yang diolah menjadi
benang atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbugai produk
kerajinan lainnya.
Jadi industri pakaian jadi adalah industri yang mengolah serat menjadi
benang kemudian menjadi busana, baik itu busana muslim atau lainnya
(Disperindag Kota Bengkulu 2016). Salah satu industri pakaian jadi yang ada di
Kota Bengkulu adalah penjahit pakaian. Kehadiran usaha penjahit pakaian dapat
membantu memecahkan masalah pengangguran, bila dilihat keberadaannya
industri pakaian jadi di Kota Bengkulu ini setiap tahunnya bertambah. Hal ini
dapat dilihat dari semakin banyak nya penjahit pakaian yang ada di Kota
Bengkulu.
Dari Tabel 1.2, dapat dilihat bahwa jumlah penjahit pakaian di Kota Bengkulu ini
cukup banyak yaitu 38 penjahit yang sudah mendapatkan izin usaha. Menurut
laporan kantor Dinas Perindustrian kondisi yang terjadi pada saat sekarang masih
ada penjahit pakaian yang tidak terdaftar di departemen perindustrian dan
perdagangan ,tetapi kenyataan tidak semua yang terdaftar berproduksi secara aktif
karena kurang nya modal dan tenaga kerja.
Menurut Teguh (2010 : 236) modal dapat diartikan secara fisik dan bukan fisik.
dalam artian fisik modal diartikan sebagai segala hal yang melekat pada faktor
produksi yang dimaksud, dalam artian non fisik modal adalah berupa dana yang
membeli segala input variabel yang digunakan dalam proses produksi guna
menghasilkan output industri.
Pada dasarnya dalam setiap ušaha modal menjadi hal yang sangat penting
peranannya dalam rangka pendirian, pengelolaan dan pengembangan usaha yang
baik dan berkesinambungan di masa yang akan datang. Tenaga kerja merupakan
faktor yang penting juga dalam proses produksi sebagai sarana produksi lain
seperti bahan mentah,tanah,air dan sebagainya.Karena manusialah yang
menggerakkan semua sumber-sumber tersebut untuk menghasilkan barang
(Simanjuntak, 1987 : 28). Semakin banyak tenaga kerja maka produksi
pakaianyang dihasilkan juga semakin banyak. Berdasarkan latar belakang
penelitian ini bermaksud untuk mengetahui Profil usaha industri rumah tangga
pakaian jadi di Kota Bengkulu.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis profil usaha penjahit
pakaian di Kota Bengkulu.
BABII
KAJIAN PUSTAKA
2.1.LANDASAN TEORI
2.1.1 Teori Produksi
Secara mudah dapat dikatakan bahwa produksi adalah setiap usaha yang
meneiptakan atau memperbesar daya guna barang. Akan tetapi, produksi tentu saja
tidak akan dapat dilakukan kalau tidak ada bahan-bahan yang memungkinkan
dilakukannya proses produksi itu sendiri. Untuk bisa melakukan produksi,
dibutuhkan tenaga manusia, sumber-sumber alam modal dalam segala
hentuknya.serta kecakapan. Semua unsur itu disebut factor-faktor produksi (factors
of production). Jadi,semua unsure yang menopang usaha penciptaan nilai atau
usaha memperbesar nilai barang disehut sebagai factor-faktor produksi
(Rosyidi,2006 55). Seperti yang baru saja disebutkan, factor-faktor produksi itu
sendiridari:
1.Tanah(landnaturalresources)
2.Tenagakerja(labor)
3.Modal(copital)
4. Managerial skill
Dari persamaan di atas dijelaskan bahwa jumlah output atau tingkat produksi
tergantung dari kombinasi penggunaan jumlah modal, tenaga kerja, dan bahan
mentah dan tingkat teknologi yang digunakan. Semakin tepat kombinasi input,
semakin besar kemungkinan output dapat diproduksi secara maksimal. Di samping
itu, untuk satu tingkat produksi tertentu dapat pula digunakan gabungan factor
produksi yang berbeda. Dengan membandingkan berbagai gabungan faktor-faktor
produksi untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu dapat ditentukan gabungan
faktor produksi yang paling ekonomis untuk memproduksi sejumlah barang
tersebut.
1. Modal Usaha Menjalankan suatu usaha tidak dapat terlepas dari ftktor - faktor
produksinya, salah satunya ialah modal yang menjadi suatu hal yang sangat
substansial demi kemajuan Suatu usaha. artinya modal adalah salah satu faktor
produksi yang harus dimiliki suatu usaha. Menurut Teguh (2010 : 236) modal
dapat diartikan secara fisik dan bukan fisik, dalam artian fisik modal diartikan
sebagai segala hal yang melekat pada faktor produksi yang dimaksud, dalam artian
non fisik modal adalah berupa dana yang membeli segala input variabel yang
digunakan dalam proses produksi guna menghasilkan output industri.
Faktor modal atau kapital merupakan kekayaan yang dimiliki dalam. bentuk
barang atau benda yang merupakan perlengkapan yang dapat dipakai dalam
produksi atau menciptakan nilai (Rahman,2006 : 83).
Menurut Wijandi (2002 : 66) modal adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
menjalankan usaha. Pikiran, kesempatan, waktu, pendidikan dan pengalaman
adalah benda abstrak yang sesungguhnya merupakan modal yung tak temilai
pentingnya dan sangat menentukan keberhasilan dalam birausaha.
1. Berapa besar modal yang harus dipenuhi untuk kebutuhan sepenti dalam
penyediaan bahan baku, teraga kerja dan lain-lain.
Pada dasarnya dalam setiap usaha modal menjadi hal yang sangat penting
peranannya dalam rangka pendirian, pengelolaan dan pengembangan usaha yang
baik dan herkesinambungan di masa yang akan datang.
2. Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan sumber daya untuk menjalankan proses
produksi barung dan jasa, pengertian tersebut sesuai dengan tenaga kerja yang
dibuat dalam undang- undang tenaga kerja Nomor L3, tahun 2003 yaitu setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan
kerja mnggunakan hasil harang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Menurut Sukimo (2004 : 4) pengertian ienaga kerja bukan saja berarti jumlah
penduduk yang dapat digunakan dalam proses produksi, Tetapi juga termasuk
keahlian-keahlian yang mereka miliki. Olch karena itu tenaga kerja bukan saja
diartikan sehagai tenaga jasmani yang dapat digunakan dalam suatu usaha, tetupi
juga kemampuan kerja yang ada untuk berpikir dan bekerja.
Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika
penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Balas usia kerja yang berlaku di
Indonesia adalah berumur 15-64 tahun. Namun ada banyak pendapat mengenai
usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula
yang menyebutkan di atas
20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan
sudah termasuk tenaga kerja.
Jika dilihat dari segi keterampilan tenaga kerja, maka dapat diklasifikasikan ke
dalam tida kelompok yaitu:
2. Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang mempunyai keterampilan melalui
kursus dan latihan-latihan.
3. Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki
keterampilan tidak melalui pendidikan formal atau kursus dan latihan-latihan
Sedangkan Sukirno dalam teori biaya produksi (2013: 207) biaya produksi adalah
semun pengeluaran yang digunakan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan
bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang
diproduksikan oleh suatu perusahaan. Semua fuktor-faktorproduksi yang dipakai
merupakan pengorbanan dari proses produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran
untuk menentukan harga pokok barang.Input yang digunakan untuk memproduksi
output tersebut sering disebut biaya oportunis.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur hahan. baku atau bahan dasar termasuk
bahan setengah jadi, bahan-bahan pembantu atau penolong, upah tenaga kerja duri
tenaga kerja kuli hingga direktur, penyusutan peralatan produksi, uang modal,
biaya penunjang (biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik.
biaya keamanan dan asuransi), biaya pemasaran seperti biaya iklan dan pajak.
3. Biaya Berubah (TVC), jumlah biaya yang mengalami perubahan sesuai dengan
perubahan hasil produksi, artinya biaya berubah total tidak sama besarnya untuk
setiap output yang dihasilkan.
4. Biaya Tetap Rata-rata (AFC), yaitu biaya tetap yang dibebankan kepada satu
unit output, dengan rumus AFC=TVC/Q
5. Biaya berubah rata-rata (AVC). yaitu biaya variabel yang dibebankan kepada.
setiap unit output, dengan rumus : AVC- TVC / Q.
6. Biaya total rata-rata (AC), biaya produksi yang diperhitungkan untuk setiap unit
output, dihitung dengan numus : AC = TC/Q atau AC=AFC + AVC.
7. Biaya marginal (MC), tambahan biaya atau perubahan biaya yang disebabakan
oleh perubahan atau tambahan satu unit output, dihitung dengan rumus : MC
=TC/O.
Konsep biaya dalam penelitian ini yaitu total biaya (TC), yang artinya total biaya
tetap dan biaya berubah yang dikeluarkan usaha penjahit pakaian selama satu tahun
rata-rata per bulan. Total cost diperoleh melalui hasil penjulahan antara biaya tetap
dengan biaya variabel.
Pada komponen biaya langsung dan tidak langsung terdapat biaya penyusutan yang
discbut juga depreciation: cost. Menurut Wignjosoebroto S. (2006). penyusutan
diklasifikasikan menjadi tiga bentuk, yaitu penyusutan fisik, fungsi kerja dan nilai
ekonomis/akuntansi. Untuk menentukan besamyanilai penyusutan suatu investasi,
dapat menggunakan 4 metode, yaitu
Metode ini akan menghitung besarnya biaya penyusutan (depresiasi) pada satu
tahun tertentu berdasarkan rasio digit tahun yang bersangkutan dengan jumlah digit
tahun- tahun dimana periodedepresiasi berlaku. Metode ini akan memberikan
kemungkinan nilai suatu asset akan terus berkurang pada laju pengurangan
tertentu. Besarnya nilai depresiasi dapat dihitung sebagai berikut:
N
AD 1= (P−S)
1+2++ ….+ N
N −1
AD 2= (P−S)
1+2++ ….+ N
N −1
AD 3= (P−S )
1+2++ … .+ N
ADn,=(%R)(BVn-1)
Metode ini menilai suatu asset akan berkurang dengan laju penyusutan yang terus
bertambah besar. Dalam metodeini, adanya bunga bank akan ikut dipertimbangkan
sebagai konsekuensi adanya perubahan nilai uang sesuai dengan fungsi waktu.
Perumusannya sebagai berikut:
AD = (P-S)(A/F, %Bunga, N)
Dimana:AD=Assets Depreciation (rupiah)
P=Biaya awal (rupiah)
S = Nilai sisa pada akhir periode depresiasi (rupiah)
%Bunga = Persentase bunga bank yang digunakan
1. Total revenue (TR) yaitu, penerimaan total produsen dari penjualan outputnya.
Total revenue adalah output dikali harga jual output, dirumuskan TR = P.Q.
2. Avarage revenue (AR) yaitu, penerimaan produsen yang diperoleh dari perunit
barang yang dijual, dirumuskan AR = TR/Q.
3. Marginal revenue (MR) yaitu, penerimaan tambahan yang diperoleh dari setiap
penjualan tambahan satu unit barang yang dihasilkan atau terjual, dirumuskan MR
= ATR/ AQ.
Soekartawi et.al (1984 76) mendefenisikan, penerimaan adalah nilai uang
yang diterima dari penjualan produksi usahanya. Penerimaan ini tidak termasuk
pinjaman uang untuk keperluan usaha. Sedangkan pendapatan kotor adalah nilai
produksi total dalam jangka waktu tertentu, baik yang terjul maupun tidak terjual.
Selanjutnya, Sukirno (2004 : 223) menguraikan penerimaan atau revenue adalah
sejumlah pendapatan yang diterima dari marginal barang yang diproduksinya.
Konsep penerimaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah total penerimaan
(TR) merupakan hasil kali dari harga produk yang dijual dengan banyaknya produk
yang terjual.
Penerimaan hasil penjualan merupakan fungsi dari jumlah barang yang terjual.
Penerimaan hasil penjualan merupakan fungsi dari jumlah barang yang terjual,
Penerimaan total adalah hasil kali jumlah barang yang terjual dengan harga jual per
unit. Penerimaan umumnya bersifat linier, karena tidak ada alas an mengapa
penerimaan menurun bila produksi meningkat, kecuali bila harga jual menurun
karena produksi meningkat (teori penawaran).
Bentuk fungsi penerimaan total yang non linier pada umumnya berupa sebuah
persumaan parabola terbuka kebawah. Ini merupakan bentuk fungsi penerimaan
yang lazim dihadapi oleh seorang produsen yang beropasi diasar monopoli.
Sedangkan fungsi penerimaan total yang linier, merupakan fungsii yang dihadapi
oleh seorang produsen yang beroperasi di pasar persaingan sempurna. Macam-
macan fungsi penerimaan yaitu :
1.Penerimaan Total
Penerimaan total merupakun fungsi dari jumlah barang juga merupakan hasil kali
jumlah barang dengan harga barang per unit. Dalam menganalisa biaya umumnya
tidak terlepas dari analisa penerimaan atau revenue atau total revenue. Pengertian
revenue atau penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diterima dari hasit
penjualan barang ataupun jasa pada tingkat harga tertenta. Secara matematik total
revenue dirumuskan sebagai berikut:
TR - P.Q
Keterangan :
TR= penerimaan
P = harga barang
Pada pasar persaingan sempurna TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena
harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum(tidak bisa
dipenuhi).maka penerimaan mereka naik sebanding (proporsional) dengan jumlah
barang yang terjual. Pada persaingan sempurna TR merupakan garis melengkung
dari titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang
yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh
monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh
persaingan dan subtansi)
TR
AR=
Q
2,2 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Fachmi tahun 2014
dengan judul analisis produksi dan pendapatan industri meubel di Makassar
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh modal kerja, upah, dan lama
usaha terhadap produksi dan pendapatan industri meubel di Kota Makassar. Data
penelitian ini diperoleh dari kuesioner (primer) dan beberapa observasi serta
wawancara langsung dengan pihak yang terkait. Temuan penelitian menunjukkan
bahwa variabel independen yang terdiri dari modal kerja dan upah dan lama usaha
secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan
industri meubel di Kota Makassar, melalui variabel produksi pada tingkat
signifikansi 5 persen.
Modal kerja dan upah berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi dan
pendapatan industri meubel di Kota Makassar, sedangkan lama usaha berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap produksi dan pendapatan industri meubel di Kota
Makassar. Sebesar 44,2 persen variasi dalam variabel independen dijelaskan oleh
variasi dalam variabel produksi dan pendapatan industri meubel yang digunakan
dalam model ini, sisanya sebesar 55,8 persen dijelaskan oleh variabel-variabel lain.
Penelitian ini dilakukan oleh febriyanti (2006 )dengan judul analisis industri
pakaian jadi (garmen) di indonesia (pendekatan structure-conduct-performance
Hasil penelitian menunjukkan industri pakaian jadi di Indonesia termasuk ke dalam
tipe pasar persaingan monopolistik dimana pasar ini bersifat banyak penjual dan
pembeli, produk yang heterogen, serta hambatan untuk masuk dan keluar dari
pasar yang rendah. Perilaku-perilaku yang terdapat pada industri pakaian jadi
antara lain adalah perilaku dalam menentukan harga berdasarkan pada jenis bahan,
inovasi produk pada desain dan warna, promosi produk melalui contact buyer
(menghubungi pembeli). pola distribusi yang cenderung ekspor, adanya integrasi
vertikal pada industri ini serta perilaku sourcing atau tindakanuntuk mencari bahan
baku. Kinerja industri pakaian fadi di Indonesia sudah relative baik dengan
menerima margin keuntungan atas biaya langsung (PCM) yang cukup rendah
dengan rata-rata sebesar 24,93 persen dan tingkat efisiensi-X yang cukup tinggi
sebesar 60,27 persen.
Penelitian yang dilakukan oleh Husin(2012) dengan judul analisis usaha kerajinan
rotan di kecamatan rumbai kota pekanbarupenelitian ini bertujuan untuk
mengetahui profil perkembangan usaha kerajinan rotan dan kendala-kendala yang
dihadapi oleh pengusaha kerajinan rotan di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru.
Populasi dalam penelitian ini adalah usaha kerajinan rotan di Kecamatan Rumbai
Kota Pekanbaru yang terdiri dari 23 usaha. Metode yang dilakukan dalam
penelitian ini menggunakan metode sensus dan teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan kuisioner.
Usaha penjahit pakaian adalah usaha yang bergerak dalam pembuatan pakaian
dengan berbahan baku kain dan benang.Pada penelitian ini yang dihitung adalah
biaya total yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel,dan penerimaan yang
terdiri dari harga dan kuantitas jasa. Kemudian setelah itu dari selisih biaya dan
penerimaan akan dihitung keuntungan. Produk yag dijual adalah jasa pembuatan
dihasilkan akan dijual kepada konsumen dengan harga tertentu schigga diperoleh
suatu penerimaan.
Dalam proses produksi diperlukan biaya-biaya yang terdiri dari biaya variabel dan
biaya tetap yang kemudia disebut sebagai biaya total. Total penerimaan yang
diperoleh pada usaha tersebut dikurangi dengan total biaya schingga diperoleh
keuntungan akhir dari suatu industri.
USAHA PENJAHIT PAKAIAN
KEUNTUNGAN
BAB II
METODE PENELITIAN
1. Usaha Penjahit Pakaian adalah Industri rumah tangga pakaian jadi yang
memiliki 1-4 tenaga kerja kegiatan nya adalah membuat kain menjadi baju yang
terdaftar di kantor Disperindag Kota Bengkulu
2. Profil Usaha adalah Analisis usaha terhadap kelangsungan suatu industri dengan
meninjau dari berbagai hal yang meliputi, hiaya, penerimaan,dan keuntungan
3. Biaya Total adalah jumlah seluruh pengeluaran yang dikeluarkan olch pemilik
usaha industri pakaian jadi, yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel yang
dihitung rata-rata dalam satuan rupiah per hulan.
Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung secara langsung dengan
jumlah produksi pakaian perhulan (Biaya banguruan, PBB, Mesin jahit,
Meja potong, Setrika, Penggaris, Meteran, Gunting jahit, Gunting potong,
Lampu, Mesin obras, Mesin lobung. Meja gosok Buku) yang dihitung rata-
rata dalam satuan rupiah per bulan
Biaya tidak tetap adalah biaya yang secara langsung tergantung pada tingkat
output (Biaya listrik, Resieting Kapur. Kancig hak, Minyak mesin, Benang
ohras, Benang jahit, Kancing emas, Kancing kemeja, Kancing hias, Kain
kera, Karet pinggang. Transportasi.dan Biaya Tenaga kerja) yang dihitung
rata-rata dalam satuan rupiah per bulan.
4. Penerimaan Total atau total revenue (TR) adalah perkalian antara jumlah
produksi dengan harga jual yang dinyatakan dalam rupiah (Rp) dengan rumus
TR-Qx P.
5. Keuntungan adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total yang
dikeluarkan dinyatakan dalam nupiah (Rp) dengan numus = TR - TC.
Tabel 3.1 Jumlah Usaha Penjahit Pakaian di Kota Bengkulu Berdasarkan Jumlah
Tenaga kerja
3.4 Metode Pengumpulan Data Đata dalam penelitian ini dikumpulkan dengan
penelitian lapangan,yaitu untuk mendapatkan data primer yang dipergunakan
secara langsung dengan mendatangi lokasi objek penelitian dengan cara kuisoner
merupakan kegiatan untuk mendapatkan data primer yang langsung diambil dari
responden, melalui penyebaran daftar.
pertanyaan (kuisoner) yang telah disiapkan sebelumnya terhadap responden dalam
jumlah yang telah ditentukan,
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa
deskriptif. yang merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan,
mengolah, menyajikan data kedalam bentuk tabel yang sesuai.
Untuk mengetahui besarnya biaya produksi yang digunakan dalam proses produksi
industri pakaian jadi digunakan rumus:
TC TFC+TVC
Dimana:
Untuk input-input yang berbentuk harang modal yang tidak habis dalam satu kali
proses produksi, maka perlu dihitung besarnya penyusutan. Besarnya penyusutan
untuk setiup prosies produksi ini hanya taksiran, kurena tidak mungkin
menetapkan Necara tepat. Maka untuk menghitung biaya penyusutan digunakan
metode garis lurus (straight line method) karena menggunakan metode garis lurus
lebih muduh dan sederhana dalam perhitungan nya di banding metode yang lain
dalarm penentuan besarnya penyusutan, dinyatakan dengan
1
AD= N ( P−S )
Dimana:
AD=Assets Depreciation (rupiah)
P=Biaya awal (rupiah)
S=Nilai sisa pada akhir periode depresiasi (rupiah)
N = Periode tahun depresiasi
TR = Pi.Qi
Dimana:
Dimana:
π(Profit) = Keuntungan