Anda di halaman 1dari 28

TUGAS UMKM

Dosen pengampu: Septriani, S.E, M.Ec.Dev

Nama : Dimas Agung Wijaya


NPM : C1A017074

UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS EKONOMI
PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN
2020/2021

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan pada dasarnya adalah suatu perubahan untuk menuju keadaan
yang lebih baik dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat hal ini
tidak lepus dari pembungunan ekonomi yang diarahkan agar pendapatan perkapita
masyarakat terus meningkat dan dapat mendukung pertumbuhan pembangunan
nasional.Sukirno, (1995) mengartikan pembangunan ekonomi sebagai proses yang
dapat menyebabkan pendapatan perkapita masyarakat meningkat dalam jangka
panjang. Untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan yang adil dan merata
yang diusahakan melalui usaha pembangunan maka harus didukung oleh
meningkatnya kemajuan ekonomi melalui peningkatan produksi.hingga laju
pertumbuhan pun menjadi meningkat Dengan berbagai upayanya masyarakat
berusaha meningkatkan taraf hidupnya dengan berusaha meningkatkan
penghasilan.Untuk meningkatakan penghasilan terscbut dilakukan dengan
memproduksi barang dan jasa.

Untuk menciptakan barang dan jasa yang sangat berperan adalah unit usaha
pada sektor industri. Proses industrialisasi merupakan suatu proses interaksi antara
pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi dalam produksi dan perdagangan
antar negara yang pada akhirnya sejalan dengan peningkatan pendapatan perkapita
yang mendorong perubahan struktur ekonomi. Industri merupakan salah satu
sektor yang memiliki peranan penting dalam pembangunan wilayah. Hampir
semua negara memandang bahwa industrialisasi adalah suatu keharusan karena
menjamin kelangsungan proses pembangunanekonomi jangka panjang dengan laju
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan yang menghasilkan
peningkatan pendapatan perkapita setiap tahun(Tambunan, 2001: 15).

Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu


negara atau dacrah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin
kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara per ongan atau
pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya,
pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku,
tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain
faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga
turut menentukan keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan
kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin
beranckaragam jenis industrinya Oleh karena itu, proses industrialisasi didalam
perekonomian sering juga diartikan sebagai proses perubahan struktur ekonomi
(Tambunan, 2001).

Dengan meningkatkan pengembangan industri diharapkan dapat


memperluas kesempatan usaha dan lapangan kerja serta meningkatkan dan
memeratakan pendapatan serta mendorong laju pertumbuhan ekonomi daerah yang
relative tertinggal. Olch karena itu pengembangan industri akan menambah
kesempatan kerja dan meningkatkan nilai tambah dengan memanfaatkan pasar
dalam negri dan pasar luar negri. Apalagi pada masa sekarang ini tingkat
pengangguran cukup tinggi oleh karena itu dituntut untuk berfikir secara produktif
agar dapat menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Di Kota Bengkulu salah
satu industri yang ada adalah industri pakaian jadi.industri pakaian jadi di Kota
Bengkulu walaupun belum tergolong industri yang besar tetapi sudah cukup
mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat serta
mendorong laju pertumbuhan ekonomi daerah (Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Bengkulu).

Proses industrialisasi dan pembangunan industri merupakan satu jalur


kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang
lebih maju maupun
taraf hidup yang lebih bermutu bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk
hanya mencapai fisik saja.Industrialisasi tidak terlepas dari usaha untuk
meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuannya memanfaatkan
secara optimal sumber daya alam dan sumber daya lainnya.Hal ini berarti pula
sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan produktifitas tenaga manusia disertai
usaha untuk ruang lingkup kegiatan manusia.

Secara umum industri didefinisikan sebagai usaha atau pengolahan bahan


mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah
untuk mendapatkan keuntungan. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi
juga dalam bentuk jasa. Menurut dinas perindustriandan perdagangan Kota
Bengkulu , jumlah unit usaha.tenaga kerja, nilai investasi,nilai produksi serta nilai
bahan baku, pada tahun 2015 ke 2016 mengalami peningkatan.

Tabel 1.1 Pekembangan Industri Pada Tahun 2012-2016 di Kota Bengkulu

Sumber:DISPERINDAG Kota Bengkulu

Data pada Tabel 1.1 menunjukan perkembangan industri di Kota Bengkulu dari
tahun 2015 ke tahun 2016,dimana jumlah perusahaan atau unit usaha mengalami
peningkatan sebesar 12,7 % demikian juga tenaga kerja sbesar 8,8 9% investasi
sebesar 93.1 %, produksi sebesar 11,5% dan begitu juga dengan nilai bahan baku
sebesar 8,6 %. Di Kota Bengkulu terdapat berbagai jenis industri. Numun
penelitian ini lebih dikhusus kan pada industri pakaian jadi.karena pakaian
merupakan kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa terlepas dari kehidupan
manusia schari- hari.Manusia membutuhkan pakaian karena pakaian menawarkan
berbagai kebaikan atau manfaat kepada para pemakainya. Begitu banyak gaya
hidup yang dianut oleh manusia pada saat ini. Dari tingkat bawah sampai atas
manusia memiliki gaya hidup dalam berpakaian yang berbeda-beda seiring dengan
kemauan, kemampuan, kebutuhan, status social, daya beli,dan lain-lain. Maka
produsen dituntut agar bisa memahami kebutuhan manusia yang memiliki gaya
hidup bermacam-macam. Agar produsen bisa membuat dan menyesuaikan produk
pakaian yang dikeluarkan agar tepat sasaran maka wajib untuk memperhatikan hal
tersebut. Industri pakaian jadi adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan
mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah
untuk mendapatkan keuntungan yang berasal dari serat yang diolah menjadi
benang atau kain sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbugai produk
kerajinan lainnya.

Jadi industri pakaian jadi adalah industri yang mengolah serat menjadi
benang kemudian menjadi busana, baik itu busana muslim atau lainnya
(Disperindag Kota Bengkulu 2016). Salah satu industri pakaian jadi yang ada di
Kota Bengkulu adalah penjahit pakaian. Kehadiran usaha penjahit pakaian dapat
membantu memecahkan masalah pengangguran, bila dilihat keberadaannya
industri pakaian jadi di Kota Bengkulu ini setiap tahunnya bertambah. Hal ini
dapat dilihat dari semakin banyak nya penjahit pakaian yang ada di Kota
Bengkulu.

Dari Tabel 1.2, dapat dilihat bahwa jumlah penjahit pakaian di Kota Bengkulu ini
cukup banyak yaitu 38 penjahit yang sudah mendapatkan izin usaha. Menurut
laporan kantor Dinas Perindustrian kondisi yang terjadi pada saat sekarang masih
ada penjahit pakaian yang tidak terdaftar di departemen perindustrian dan
perdagangan ,tetapi kenyataan tidak semua yang terdaftar berproduksi secara aktif
karena kurang nya modal dan tenaga kerja.

Tabel 1.2 Jumlah Usaha Industri Pakaian Jadi Di Kota Bengkulu

Sumber: DISPERINDAG Kota Bengkulu

Menurut Teguh (2010 : 236) modal dapat diartikan secara fisik dan bukan fisik.
dalam artian fisik modal diartikan sebagai segala hal yang melekat pada faktor
produksi yang dimaksud, dalam artian non fisik modal adalah berupa dana yang
membeli segala input variabel yang digunakan dalam proses produksi guna
menghasilkan output industri.

Pada dasarnya dalam setiap ušaha modal menjadi hal yang sangat penting
peranannya dalam rangka pendirian, pengelolaan dan pengembangan usaha yang
baik dan berkesinambungan di masa yang akan datang. Tenaga kerja merupakan
faktor yang penting juga dalam proses produksi sebagai sarana produksi lain
seperti bahan mentah,tanah,air dan sebagainya.Karena manusialah yang
menggerakkan semua sumber-sumber tersebut untuk menghasilkan barang
(Simanjuntak, 1987 : 28). Semakin banyak tenaga kerja maka produksi
pakaianyang dihasilkan juga semakin banyak. Berdasarkan latar belakang
penelitian ini bermaksud untuk mengetahui Profil usaha industri rumah tangga
pakaian jadi di Kota Bengkulu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat dikemukakan rumusan masalah yaitu


bagaimana profil usaha penjahit pakaian di Kota Bengkulu?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis profil usaha penjahit
pakaian di Kota Bengkulu.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan


bagi pengusaha penjahit pakaian yang ada di Kota Bengkulu serta sebagai bahan
masukan bagi penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di Kota Bengkulu yang di


fokuskan pada penjahit pakaian pada jasa dan yang terdaftar di Dinas Perdagangan
dan Perindustrian di Kota Bengkulu pada tahun 2016 dan masih aktif. Dalam
penelitian ini yang diteliti adalah bagaimana gambaran/profil usaha penjahit
pakaian.

BABII
KAJIAN PUSTAKA
2.1.LANDASAN TEORI
2.1.1 Teori Produksi

Produksi sering diartikan sebagai penciptaan guna, yaitu kemampuan barang


dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Produksi dalam hal ini mencakup
pengertian yang luas yaitu meliputi semua aktifitas baik penciptaan barang maupun
jasa-jasa. Menurut Sukirno (2008) Teori produksi menggambarkan tentang
hubungan diantara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang
digunükan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut.

Iswardono (2004) menuliskan bahwa teori produksii sebagaimana teori perilaku


konsumen merupakan teori pemilihan atas berbagai alternatif yang tersedia. Dalam
hal ini adalah keputusan yang diambil seorang produsen untuk menentukan pilihan
atas alternatif tersebut. Produsen mencoa memaksimalkan produksi yang bisa
dicapai dengan suatu kendala ongkos tertentu agar dupat dihasilkan keuntungan
yang maksimum.

Produksi adalah berkaitan dengan cara bagaimana sumber daya (masukam)


dipergunakan untuk menghasilkan produk (keluaran). Menurut Joesron dan
Fathorrozi (2003), produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas
ekonomii dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Lebih lanjut Putong
(2002) mengatakan produksi atau memproduksi menambah kegunaan (nilai guna)
suatu barang. Kegunaan suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat
baru atau lebih dari bentuk semula. Lebih spesifik lagi produksi adalprodiksi terdiri
dari mengubah masukan/input (atau factor-faktor produksi) menjadi output (atau
barang dan jasa). Seringkali lebih mudah untuk membagi factor-fiktor produksi
kedalam beberapa kategori. Salah satu yang umum adalah tanah, tenaga kerja dan
modal. Yang termasuk kategori taruh adalah semua produk-produk primer (tanah
dan sumberdaya alam), tenaga kerja adalah jasa yang ditawarkan orang dan modal
mengandung arti semua alat pembuntu yang digunakan untuk proses produksi
selanjutnya. Salah satu cirri proses produksi modern adalah penggunaan barang
modal dan penggunaan metode produksi tak langsung (roundabout) dimana alat-
alat dibuat dulu, yang kemudian akan digunakan untuk memproduksi harang yang
dibutuhkan pada akhirnya (Lipsey et all 1995 :244).

Secara mudah dapat dikatakan bahwa produksi adalah setiap usaha yang
meneiptakan atau memperbesar daya guna barang. Akan tetapi, produksi tentu saja
tidak akan dapat dilakukan kalau tidak ada bahan-bahan yang memungkinkan
dilakukannya proses produksi itu sendiri. Untuk bisa melakukan produksi,
dibutuhkan tenaga manusia, sumber-sumber alam modal dalam segala
hentuknya.serta kecakapan. Semua unsur itu disebut factor-faktor produksi (factors
of production). Jadi,semua unsure yang menopang usaha penciptaan nilai atau
usaha memperbesar nilai barang disehut sebagai factor-faktor produksi
(Rosyidi,2006 55). Seperti yang baru saja disebutkan, factor-faktor produksi itu
sendiridari:
1.Tanah(landnaturalresources)
2.Tenagakerja(labor)
3.Modal(copital)
4. Managerial skill

Produksi sering diartikan sebagai penciptaan guna yaitu kemampan barang


dunkegiatan menambali daya guna suatu henda tanpa mengubah bentuknya
dinamakan sebagai produksi jasa, sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu
benda dengan mengubah sifat dan bentuknya menjadi barang yang bernilai tinggi
diriamakan produksi barang Produksi dapat didefenisikan sebagai suatuproses
mengubah produksi barang yang memiliki utilitas untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Jadi lebih sederhananya produksi merupakan kegiatan untuk membuat
atau menumbah bagian atas objek akan ditampilkan untuk memuuskan orang lain
melalui pertukaran.

Assauri(2002:7) mengatakan bahwa produksi adalah segala kegiatan dalam


menciptakan dan menambah kegunaan (utility) barang dan jasa pada suatu
perusahaan, Sehingga dapat diartikan buhwa produksi merupakan suatu kegiatan
untuk mentranstormasikan faktor-faktor produksi yang nantinya dapat
meningkatkan atau menambah faidah bentuk, waktu daI tempat suatu barang atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia yang diperoleh melalui pertukaran.
Sedangkan menurut Kenneth(2000 : 3) yang diterjamahkan oleh Mulyadi dalam
pengertian produksi menyatakan bahwa produksi itu merupakan prosedur daya
saingbarang dan jasa sebagai serta sebagai poduk terakhir dari input yang telah
diproses.

Dalam melaksanakankegiatan produksi perlu untuk diperhatikan beberapa hal yang


yang digunakan dalam sistem produksi, yaitu :

1. Bahan baku yang digunakan menyangkut kualitas dan kuantitas

2. Tenaga kerja menyangkut skill dan keterampilan

3. Lain-lain yang menunjang proses produksi

Sukirno (2013), mengatakan bahwa fungsi produksi merupakan suatu


kerkaitan antara faktor-faktor produksi dan capaian tingkat produksi yang
dihasilkan, dimana faktor produksi sering disebut dengan istilah input dan jumlah
produksi disebut dengan output. Fungsi produksi secara matematis dapat
digambarkan sebagai berikut : Q=f(K, L, R, T)

Dari persamaan di atas dijelaskan bahwa jumlah output atau tingkat produksi
tergantung dari kombinasi penggunaan jumlah modal, tenaga kerja, dan bahan
mentah dan tingkat teknologi yang digunakan. Semakin tepat kombinasi input,
semakin besar kemungkinan output dapat diproduksi secara maksimal. Di samping
itu, untuk satu tingkat produksi tertentu dapat pula digunakan gabungan factor
produksi yang berbeda. Dengan membandingkan berbagai gabungan faktor-faktor
produksi untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu dapat ditentukan gabungan
faktor produksi yang paling ekonomis untuk memproduksi sejumlah barang
tersebut.

1. Modal Usaha Menjalankan suatu usaha tidak dapat terlepas dari ftktor - faktor
produksinya, salah satunya ialah modal yang menjadi suatu hal yang sangat
substansial demi kemajuan Suatu usaha. artinya modal adalah salah satu faktor
produksi yang harus dimiliki suatu usaha. Menurut Teguh (2010 : 236) modal
dapat diartikan secara fisik dan bukan fisik, dalam artian fisik modal diartikan
sebagai segala hal yang melekat pada faktor produksi yang dimaksud, dalam artian
non fisik modal adalah berupa dana yang membeli segala input variabel yang
digunakan dalam proses produksi guna menghasilkan output industri.

Faktor modal atau kapital merupakan kekayaan yang dimiliki dalam. bentuk
barang atau benda yang merupakan perlengkapan yang dapat dipakai dalam
produksi atau menciptakan nilai (Rahman,2006 : 83).

Menurut Wijandi (2002 : 66) modal adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk
menjalankan usaha. Pikiran, kesempatan, waktu, pendidikan dan pengalaman
adalah benda abstrak yang sesungguhnya merupakan modal yung tak temilai
pentingnya dan sangat menentukan keberhasilan dalam birausaha.

Modal dapat menjadi kekayaan yang bertambah, berkembang atau berkurang,


bahkan hilang. sesungguhnya bergantung pada bagaimana cara memanfaatkan atau
menggunakannya.Dalam ekonomi modal adalah suatu faktor produksi yang sangat
vital penggunaanya dalam proses produksi dalam rangka menghasilkan barang dan
jasa untuk memperoleh pendapatan.Modal merupukan salah sutu bagian dari
msalah yang dihadapi oleh pelaku usaha, termasuk usaha industri pengerajin rotan.
Maka untuk menekan atau mengurangi munculnya masalah tersebut harus
diperhatikan hal- hal sehagai berikut:

1. Berapa besar modal yang harus dipenuhi untuk kebutuhan sepenti dalam
penyediaan bahan baku, teraga kerja dan lain-lain.

2. Bagaimana memperoleh modal yang diperlukan apakah terpenuhi sendiri atau


meminjam secara kredit.

Pada dasarnya dalam setiap usaha modal menjadi hal yang sangat penting
peranannya dalam rangka pendirian, pengelolaan dan pengembangan usaha yang
baik dan herkesinambungan di masa yang akan datang.

2. Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan sumber daya untuk menjalankan proses
produksi barung dan jasa, pengertian tersebut sesuai dengan tenaga kerja yang
dibuat dalam undang- undang tenaga kerja Nomor L3, tahun 2003 yaitu setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan
kerja mnggunakan hasil harang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Menurut Sukimo (2004 : 4) pengertian ienaga kerja bukan saja berarti jumlah
penduduk yang dapat digunakan dalam proses produksi, Tetapi juga termasuk
keahlian-keahlian yang mereka miliki. Olch karena itu tenaga kerja bukan saja
diartikan sehagai tenaga jasmani yang dapat digunakan dalam suatu usaha, tetupi
juga kemampuan kerja yang ada untuk berpikir dan bekerja.

Secara garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk tergolong tenaga kerja jika
penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Balas usia kerja yang berlaku di
Indonesia adalah berumur 15-64 tahun. Namun ada banyak pendapat mengenai
usia dari para tenaga kerja ini, ada yang menyebutkan di atas 17 tahun ada pula
yang menyebutkan di atas

20 tahun, bahkan ada yang menyebutkan di atas 7 tahun karena anak-anak jalanan
sudah termasuk tenaga kerja.

Jika dilihat dari segi keterampilan tenaga kerja, maka dapat diklasifikasikan ke
dalam tida kelompok yaitu:

1. Tenaga kerja terdidik merupakan tenaga kerja yang mempunyai pengetahuan


melalui pendidikan

2. Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang mempunyai keterampilan melalui
kursus dan latihan-latihan.

3. Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki
keterampilan tidak melalui pendidikan formal atau kursus dan latihan-latihan

2.1.2 Teori Biaya


Secara umum biaya merupakan ongkos yang ditanggung oleh perusahaan
yang meliputi pengeluaran uang yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam
medapatkan faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan
barang/jasa. Biaya dalam pengertian produksi dapat dikatakansebagai beban yang
sudah pasti ditanggung oleh produsen untuk menghasilkan suatu produksi.
Mulyadi (1992 3) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dengan
satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk mencapai tujuan
mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan Sukirno dalam teori biaya produksi (2013: 207) biaya produksi adalah
semun pengeluaran yang digunakan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan
bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang
diproduksikan oleh suatu perusahaan. Semua fuktor-faktorproduksi yang dipakai
merupakan pengorbanan dari proses produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran
untuk menentukan harga pokok barang.Input yang digunakan untuk memproduksi
output tersebut sering disebut biaya oportunis.

Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur hahan. baku atau bahan dasar termasuk
bahan setengah jadi, bahan-bahan pembantu atau penolong, upah tenaga kerja duri
tenaga kerja kuli hingga direktur, penyusutan peralatan produksi, uang modal,
biaya penunjang (biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik.
biaya keamanan dan asuransi), biaya pemasaran seperti biaya iklan dan pajak.

Macam-macam ongkos produksi dapat dibedakan ke dalam beberapa macam,


yaitu:

1. Biaya Total (TC), Keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan mencakup


biaya tetap total dan biaya variabel total, dapat dihitung dengan rumus TC TFC +
TVC.
2. Biaya Tetap (TFC), keseluruhan biaya yang digunakan untuk memperöleh faktor
produksi yang tidak dapat dirubah jumlahnyaartinya : produksi dalum. jumlah
berapapun maka akan tetap, TFC disebut juga dengan "Overhead Cost" atau biaya
yang tidak dapat dihindari perusahaan.

3. Biaya Berubah (TVC), jumlah biaya yang mengalami perubahan sesuai dengan
perubahan hasil produksi, artinya biaya berubah total tidak sama besarnya untuk
setiap output yang dihasilkan.

4. Biaya Tetap Rata-rata (AFC), yaitu biaya tetap yang dibebankan kepada satu
unit output, dengan rumus AFC=TVC/Q

5. Biaya berubah rata-rata (AVC). yaitu biaya variabel yang dibebankan kepada.
setiap unit output, dengan rumus : AVC- TVC / Q.

6. Biaya total rata-rata (AC), biaya produksi yang diperhitungkan untuk setiap unit
output, dihitung dengan numus : AC = TC/Q atau AC=AFC + AVC.

7. Biaya marginal (MC), tambahan biaya atau perubahan biaya yang disebabakan
oleh perubahan atau tambahan satu unit output, dihitung dengan rumus : MC
=TC/O.

Konsep biaya dalam penelitian ini yaitu total biaya (TC), yang artinya total biaya
tetap dan biaya berubah yang dikeluarkan usaha penjahit pakaian selama satu tahun

rata-rata per bulan. Total cost diperoleh melalui hasil penjulahan antara biaya tetap
dengan biaya variabel.

Pada komponen biaya langsung dan tidak langsung terdapat biaya penyusutan yang
discbut juga depreciation: cost. Menurut Wignjosoebroto S. (2006). penyusutan
diklasifikasikan menjadi tiga bentuk, yaitu penyusutan fisik, fungsi kerja dan nilai
ekonomis/akuntansi. Untuk menentukan besamyanilai penyusutan suatu investasi,
dapat menggunakan 4 metode, yaitu

1. Metode penyusutan garis lurus Metode ini memberikan kemungkinan untuk


nenyusutkan nilai suatu assets pada laju yang konstan selama periode penyusutan
berlangsung. Rumusan penetapan nilai pemyusutan dengan metode ini sebagai
berikut 1. AD

Dimana: AD- Asesets Depreciation(rupiah)

P Biaya awal (rupiah)

S- Nilai sisa pada akhir periode depresiasi (rupiah)

N- Periode tahun depresiasi

2. Metode penyusutan jumlah-digit-tahun (sum of year digit)

Metode ini akan menghitung besarnya biaya penyusutan (depresiasi) pada satu
tahun tertentu berdasarkan rasio digit tahun yang bersangkutan dengan jumlah digit
tahun- tahun dimana periodedepresiasi berlaku. Metode ini akan memberikan
kemungkinan nilai suatu asset akan terus berkurang pada laju pengurangan
tertentu. Besarnya nilai depresiasi dapat dihitung sebagai berikut:

N
AD 1= (P−S)
1+2++ ….+ N

N −1
AD 2= (P−S)
1+2++ ….+ N
N −1
AD 3= (P−S )
1+2++ … .+ N

Dimana: AD = Assets Depreciation(rupiah)


P = Biaya awal (rupiah) S- Nilai sisa pada akhir periode depresiasi
(rupiah)
N = Periode tahun depresiasi

3. Metode penyusutan keseimbangan menurun Metode ini akan menghasilkan


biaya depresiasi dalam jumlah besar pada tahun-tahun awal dan selanjutnya
menurun cepat pada periode tahun berikutnya. Formulasi perhitungan
depresiasinya sebagai berikut:

ADn,=(%R)(BVn-1)

Dimana: AD = Assets Depreciation(rupiah)


%R = Persentase penyusutan yang dikehendaki per tahun
BVn-1= Nilai buku pada tahun ke-n (n = 1.2, …, N
N=Periode tahun depresiasi

4. Metode penyusutan dana berkurang

Metode ini menilai suatu asset akan berkurang dengan laju penyusutan yang terus
bertambah besar. Dalam metodeini, adanya bunga bank akan ikut dipertimbangkan
sebagai konsekuensi adanya perubahan nilai uang sesuai dengan fungsi waktu.
Perumusannya sebagai berikut:
AD = (P-S)(A/F, %Bunga, N)
Dimana:AD=Assets Depreciation (rupiah)
P=Biaya awal (rupiah)
S = Nilai sisa pada akhir periode depresiasi (rupiah)
%Bunga = Persentase bunga bank yang digunakan

N = Periode tahun depresiai

2.1.3 Teori Penerimaan

Penerimaan atau revenue adalah sejumlah pendapatan yang diterima perusahaan,


Penerimaan umumnya bersifat linear, karena tidak ada alasan mengapa penerimaan
menurun bila produksi meningkat, kecuali bila harga jual menurun karena produksi
meningkat (teori penawaran). Bentuk fungsi penerimaan total yang non linear pada
uumnya berupa sebuah persamaan parabola terbuka ke bawah yang lazim dihadapi
oleh produsen yang beroperasi di pasar monompoli. Sedangkan fungsi penerimaan
total yang linier merupakan fungsi yang dihadapi oleh produsen yang beroperasi di
pasar persaingan sempurna.Boediono (1980 : 89) mendefinisikan penerimaan
adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya. Ada beberapa analisis
revenue yang penting untuk dianalisis (fungsi penerimaan) yaitu :

1. Total revenue (TR) yaitu, penerimaan total produsen dari penjualan outputnya.
Total revenue adalah output dikali harga jual output, dirumuskan TR = P.Q.

2. Avarage revenue (AR) yaitu, penerimaan produsen yang diperoleh dari perunit
barang yang dijual, dirumuskan AR = TR/Q.

3. Marginal revenue (MR) yaitu, penerimaan tambahan yang diperoleh dari setiap
penjualan tambahan satu unit barang yang dihasilkan atau terjual, dirumuskan MR
= ATR/ AQ.
Soekartawi et.al (1984 76) mendefenisikan, penerimaan adalah nilai uang
yang diterima dari penjualan produksi usahanya. Penerimaan ini tidak termasuk
pinjaman uang untuk keperluan usaha. Sedangkan pendapatan kotor adalah nilai
produksi total dalam jangka waktu tertentu, baik yang terjul maupun tidak terjual.
Selanjutnya, Sukirno (2004 : 223) menguraikan penerimaan atau revenue adalah
sejumlah pendapatan yang diterima dari marginal barang yang diproduksinya.
Konsep penerimaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah total penerimaan
(TR) merupakan hasil kali dari harga produk yang dijual dengan banyaknya produk
yang terjual.

Penerimaan hasil penjualan merupakan fungsi dari jumlah barang yang terjual.
Penerimaan hasil penjualan merupakan fungsi dari jumlah barang yang terjual,
Penerimaan total adalah hasil kali jumlah barang yang terjual dengan harga jual per
unit. Penerimaan umumnya bersifat linier, karena tidak ada alas an mengapa
penerimaan menurun bila produksi meningkat, kecuali bila harga jual menurun
karena produksi meningkat (teori penawaran).

Bentuk fungsi penerimaan total yang non linier pada umumnya berupa sebuah
persumaan parabola terbuka kebawah. Ini merupakan bentuk fungsi penerimaan
yang lazim dihadapi oleh seorang produsen yang beropasi diasar monopoli.
Sedangkan fungsi penerimaan total yang linier, merupakan fungsii yang dihadapi
oleh seorang produsen yang beroperasi di pasar persaingan sempurna. Macam-
macan fungsi penerimaan yaitu :

1.Penerimaan Total

Penerimaan total merupakun fungsi dari jumlah barang juga merupakan hasil kali
jumlah barang dengan harga barang per unit. Dalam menganalisa biaya umumnya
tidak terlepas dari analisa penerimaan atau revenue atau total revenue. Pengertian
revenue atau penerimaan adalah seluruh pendapatan yang diterima dari hasit
penjualan barang ataupun jasa pada tingkat harga tertenta. Secara matematik total
revenue dirumuskan sebagai berikut:

TR - P.Q

Keterangan :

TR= penerimaan

P = harga barang

Q = jumlah barang yang terjual

Pada pasar persaingan sempurna TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena
harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum(tidak bisa
dipenuhi).maka penerimaan mereka naik sebanding (proporsional) dengan jumlah
barang yang terjual. Pada persaingan sempurna TR merupakan garis melengkung
dari titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang
yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh
monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh
persaingan dan subtansi)

2. Penerimaan Rata-rata Seperti halnya dalam teori biaya,dalam teori


penerimaanpun dikenal pengertian erat- rata dan marjinal. Penerimaan rata-rata
(average revenue) ialah penerimaan yang diperoleh per unit barang, merupakan
hasil bagi penerimaan total terhadap jumlah barang. Penerimaan rata-rata adalah
tiap unit produksi dupat dirumuskan :

TR
AR=
Q

2,2 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Fachmi tahun 2014
dengan judul analisis produksi dan pendapatan industri meubel di Makassar
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh modal kerja, upah, dan lama
usaha terhadap produksi dan pendapatan industri meubel di Kota Makassar. Data
penelitian ini diperoleh dari kuesioner (primer) dan beberapa observasi serta
wawancara langsung dengan pihak yang terkait. Temuan penelitian menunjukkan
bahwa variabel independen yang terdiri dari modal kerja dan upah dan lama usaha
secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan
industri meubel di Kota Makassar, melalui variabel produksi pada tingkat
signifikansi 5 persen.

Modal kerja dan upah berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi dan
pendapatan industri meubel di Kota Makassar, sedangkan lama usaha berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap produksi dan pendapatan industri meubel di Kota
Makassar. Sebesar 44,2 persen variasi dalam variabel independen dijelaskan oleh
variasi dalam variabel produksi dan pendapatan industri meubel yang digunakan
dalam model ini, sisanya sebesar 55,8 persen dijelaskan oleh variabel-variabel lain.

Penelitian ini dilakukan oleh febriyanti (2006 )dengan judul analisis industri
pakaian jadi (garmen) di indonesia (pendekatan structure-conduct-performance
Hasil penelitian menunjukkan industri pakaian jadi di Indonesia termasuk ke dalam
tipe pasar persaingan monopolistik dimana pasar ini bersifat banyak penjual dan
pembeli, produk yang heterogen, serta hambatan untuk masuk dan keluar dari
pasar yang rendah. Perilaku-perilaku yang terdapat pada industri pakaian jadi
antara lain adalah perilaku dalam menentukan harga berdasarkan pada jenis bahan,
inovasi produk pada desain dan warna, promosi produk melalui contact buyer
(menghubungi pembeli). pola distribusi yang cenderung ekspor, adanya integrasi
vertikal pada industri ini serta perilaku sourcing atau tindakanuntuk mencari bahan
baku. Kinerja industri pakaian fadi di Indonesia sudah relative baik dengan
menerima margin keuntungan atas biaya langsung (PCM) yang cukup rendah
dengan rata-rata sebesar 24,93 persen dan tingkat efisiensi-X yang cukup tinggi
sebesar 60,27 persen.

Penelitian yang dilakukan oleh Husin(2012) dengan judul analisis usaha kerajinan
rotan di kecamatan rumbai kota pekanbarupenelitian ini bertujuan untuk
mengetahui profil perkembangan usaha kerajinan rotan dan kendala-kendala yang
dihadapi oleh pengusaha kerajinan rotan di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru.
Populasi dalam penelitian ini adalah usaha kerajinan rotan di Kecamatan Rumbai
Kota Pekanbaru yang terdiri dari 23 usaha. Metode yang dilakukan dalam
penelitian ini menggunakan metode sensus dan teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan kuisioner.

Profil perkembangan usaha kerajinan rotan di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru


adalah: 1) Jenis barang yang diproduksi yaitu perabotan rumah tangga dan burang-
barang anyaman: 2) Rotan yang dijadikan sebagai bahan baku adalah rotan yang
sudah menjadi barang setengah jadi yang mengalami proses dari pabrik: 3) Modal
awal para pengusaha kerajinan rotan tergolong rendah yaitu antara Rp. 3.000.000 -
Rp. 8.000.000; 4) Tenaga kerja yang digunakan pada umumnya berasal dari
anggota keluarga: 5)
Pemasaran pengusaha kerajinan rotan sebagian besar terkonsentrasi pada pasar
lokal yaitu memanfaatkan pasar Kota Pekanbaru yang merupakan Ibu Kota
Provinsi; 6) Pendapatan perbulan seluruh unit usaha kerajinan rotan yang ada di
Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru yaitu sebesar 154.185.375 sedangkan
pendapatan rata- rata pengusaha kerajinan rotan perbulan yaitu sebesar Rp.
6.703.712. Kendala dalam usaha kerajinan rotan di Kecamatan Rumbai Kota
Pekanbaru yaitu keterbatasan modal, pemasaran produk yang terbatas, kesulitan
memperoleh bahan baku dun penataan tempat usaha.

2.3 Kerangka Analisis

Usaha penjahit pakaian adalah usaha yang bergerak dalam pembuatan pakaian
dengan berbahan baku kain dan benang.Pada penelitian ini yang dihitung adalah
biaya total yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel,dan penerimaan yang
terdiri dari harga dan kuantitas jasa. Kemudian setelah itu dari selisih biaya dan
penerimaan akan dihitung keuntungan. Produk yag dijual adalah jasa pembuatan
dihasilkan akan dijual kepada konsumen dengan harga tertentu schigga diperoleh
suatu penerimaan.

Dalam proses produksi diperlukan biaya-biaya yang terdiri dari biaya variabel dan
biaya tetap yang kemudia disebut sebagai biaya total. Total penerimaan yang
diperoleh pada usaha tersebut dikurangi dengan total biaya schingga diperoleh
keuntungan akhir dari suatu industri.
USAHA PENJAHIT PAKAIAN

BIAYA TOTAL PENERIMAAN


1.BIAYA TETAP 1.HARGA
2.BIAYA VARIABEL 2.KUANTITAS PRODUK/JASA

KEUNTUNGAN

Gambar I Kerameka Analisis

BAB II
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Duta primer diperoich
dari pemilik usaha penjahit pakaian di Kota Bengkulu sehagai responden.
Sedangkan data sekunder bersumber dari Dinas Perindustrian dan Perdagngan di
Kota Bengkulu

3.2 Definisi Operasional

1. Usaha Penjahit Pakaian adalah Industri rumah tangga pakaian jadi yang
memiliki 1-4 tenaga kerja kegiatan nya adalah membuat kain menjadi baju yang
terdaftar di kantor Disperindag Kota Bengkulu

2. Profil Usaha adalah Analisis usaha terhadap kelangsungan suatu industri dengan
meninjau dari berbagai hal yang meliputi, hiaya, penerimaan,dan keuntungan

3. Biaya Total adalah jumlah seluruh pengeluaran yang dikeluarkan olch pemilik
usaha industri pakaian jadi, yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel yang
dihitung rata-rata dalam satuan rupiah per hulan.

 Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung secara langsung dengan
jumlah produksi pakaian perhulan (Biaya banguruan, PBB, Mesin jahit,
Meja potong, Setrika, Penggaris, Meteran, Gunting jahit, Gunting potong,
Lampu, Mesin obras, Mesin lobung. Meja gosok Buku) yang dihitung rata-
rata dalam satuan rupiah per bulan
 Biaya tidak tetap adalah biaya yang secara langsung tergantung pada tingkat
output (Biaya listrik, Resieting Kapur. Kancig hak, Minyak mesin, Benang
ohras, Benang jahit, Kancing emas, Kancing kemeja, Kancing hias, Kain
kera, Karet pinggang. Transportasi.dan Biaya Tenaga kerja) yang dihitung
rata-rata dalam satuan rupiah per bulan.
4. Penerimaan Total atau total revenue (TR) adalah perkalian antara jumlah
produksi dengan harga jual yang dinyatakan dalam rupiah (Rp) dengan rumus
TR-Qx P.

5. Keuntungan adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total yang
dikeluarkan dinyatakan dalam nupiah (Rp) dengan numus = TR - TC.

3. 3. Metode Pengambilan Sampel

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bengkulu


terdapat 23 usaha penjahit pakaian, Pengambilan sampel dilakukan dengan cara,
accidental sampling, untuk mewakili keseluruhan populasi mengambil 50% dari
setiap kelompok berdasarkan popula tenaga kerja Dari populasi yang ada maka
didapat sampel sebanyak 13 usaha penjahit pakaian pada Tabel 3.1:

Tabel 3.1 Jumlah Usaha Penjahit Pakaian di Kota Bengkulu Berdasarkan Jumlah
Tenaga kerja

Sumber : DISPERINDAG Kota Bengkulu

3.4 Metode Pengumpulan Data Đata dalam penelitian ini dikumpulkan dengan
penelitian lapangan,yaitu untuk mendapatkan data primer yang dipergunakan
secara langsung dengan mendatangi lokasi objek penelitian dengan cara kuisoner
merupakan kegiatan untuk mendapatkan data primer yang langsung diambil dari
responden, melalui penyebaran daftar.
pertanyaan (kuisoner) yang telah disiapkan sebelumnya terhadap responden dalam
jumlah yang telah ditentukan,

3.5 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa
deskriptif. yang merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan,
mengolah, menyajikan data kedalam bentuk tabel yang sesuai.

Untuk mengetahui besarnya biaya produksi yang digunakan dalam proses produksi
industri pakaian jadi digunakan rumus:

TC TFC+TVC

Dimana:

TC (Total Cost) = Total Biaya

TEC (Fixed Cost) =Biaya Tetap

TVC (Variable Cost) = Biaya Variabel

Untuk input-input yang berbentuk harang modal yang tidak habis dalam satu kali
proses produksi, maka perlu dihitung besarnya penyusutan. Besarnya penyusutan
untuk setiup prosies produksi ini hanya taksiran, kurena tidak mungkin
menetapkan Necara tepat. Maka untuk menghitung biaya penyusutan digunakan
metode garis lurus (straight line method) karena menggunakan metode garis lurus
lebih muduh dan sederhana dalam perhitungan nya di banding metode yang lain
dalarm penentuan besarnya penyusutan, dinyatakan dengan

1
AD= N ( P−S )

Dimana:
AD=Assets Depreciation (rupiah)
P=Biaya awal (rupiah)
S=Nilai sisa pada akhir periode depresiasi (rupiah)
N = Periode tahun depresiasi

Untuk mengetahui besarnya tingkat penerimaan digunakan rumus:

TR = Pi.Qi

Dimana:

TR (Total Revenue) = Total Penerimaan

P(Price) = Harga Produk

Q1 (Quantity) = Jumlah Produk U

ntuk mengetahui besarnya tingkat keuntungan yang diperoleh digunakan rumus:


I1= TR- TC

Dimana:

π(Profit) = Keuntungan

TR (Total Review) = Total Penerimaan

TC (Total Cast)= Total Biaya

Anda mungkin juga menyukai