Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU

DASAR DASAR AKUAKULTUR

Prinsip-Prinsip Biologis Meningkatkan Produksi Berdasarkan Kualitas


Air

NAMA : MUHAMMAD RAIHAN RAHMANU


NIM : L031191033

DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
Prinsip-Prinsip Biologis Meningkatkan Produksi Berdasarkan Kualitas Air

Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu
kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian kualitas air akan berbeda dari suatu
kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan
kualitas air untuk keperluan air minum. Begitu pula dengan air bersih, air minum dan air hujan,
tentunya memiliki kesamaan, namun sangat jauh berbeda diantara ketiganya. Mulai dari
kandungan yang terdapat dalam air tersebut hingga sumber dari air itu sendiri. Dan tentunya
penggunaan dari ketiganya juga berbeda dalam kehidupan sehari-hari.

Saat ini permasalahan yang kerap kali timbul pada budidaya udang adalah adanya serangan
penyakit dan menurunnya kualitas air. Hal ini terjadi terutama pada tambak yang sifatnya masih
tradisional dan belum menggunakan aplikasi teknologi salah satunya di Desa Pangkah Wetan
dan Pangkah Kulon Kecamatan Ujung Pangkah, Gresik. Selain itu masih rendahnya
pengetahuan masyarakat mengenai cara penanggulanan penyakit maupun kualitas air yang
buruk juga menjadi permasalahan. Adanya permasalahan-permasalahan tersebut
menyebabkan rendahnya tingkat kelangsungan hidup udang yang mengakibatkan turunnya
hasil panen. Oleh karena itu perlu adanya teknologi yang sederhana, praktis, dan murah yang
dapat digunakan oleh para petambak untuk meningkatkan hasil produksi udangnya.

Imunostimulan dan probiotik menjadi salah satu bioteknologi yang dapat di aplikasikan oleh
para pembudidaya udang dibandingkan antibiotik. Hal ini dikarenakan penggunaan antibiotik
berpotensi menyebabkan masalah baru yaitu memicu pertumbuhan bakteri resisten,
pencemaran lingkungan, dan dampak yang lebih jauh lagi adalah ikan yang mengandung
antibiotik melebihi standar, tidak laku untuk diekspor karena beberapa negara Eropa
menerapkan standar antibitoik yang aman.Probiotik merupakan mikroorganisme yang memiliki
kemampuan untuk memodifikasi komposisi bakteri dalam saluran pencernaan hewan akuatik,
air, dan sedimen serta dapat digunakan untuk suplemen pakan yang dapat meningkatkan
kesehatan inang dan berperan sebagai agen biokontrol.

Probiotik berfungsi untuk memperbaiki kualitas air dan meningkatkan respons imun dan
nutrisi. Penggunaan probiotik dalam sistem budidaya ikan atau udang telah dikenal masyarakat
secara luas sebagai alternatif dalam menanggulangi penyakit yang disebabkan virus maupun
bakteri patogen.Saat ini sudah banyak probiotik komersil yang dijual dipasaran baik yang
berasal dari bakteri spesies tunggal maupun campuran. Namun, adanya penggunaan probiotik
yang cukup banyak akan meningkatkan biaya produksi dalam kegiatan budidaya. Oleh karena
itu guna menekan biaya yang harus dikeluarkan, maka perlu perbanyakan probiotik dengan
cara dikultur. Para petambak di Kecamatan Ujung Pangkah, tepatnya di Desa Pangkahwetan
dan Pangkahkulon diberi penyuluhan dan pelatihan untuk memperbanyak probiotik secara
mandiri.

Selain probiotik, terdapat imunostimulan yang berperan dalam mengaktifkan sistem


kekebalan hewan akuatik khususnya udang, dan meningkatkan ketahanan tubuh terhadap
penyakit. Imunostimulan adalah bahan kimia yang mengaktifkan sel darah putih sehingga
hewan lebih resisten terhadap infeksi yang diakibatkan oleh virus, bakteri, jamur, dan parasit.
Salah satunya adalah imunostimulan protein membran imunogenik Zoothamnium penaei.
Penggunaan imunostimulan tersebut dapat meningkatkan kelangsungan hidup udang windu
dari 10% hingga mencapai 96%.

Selain pemberian probiotik maupun imunostimulan, dalam budidaya udang juga diperlukan
manajemen kualitas air baik itu parameter fisika, kimia, maupun biologi. Hal ini menjadi penting
mengingat perlu adanya upaya perbaikan apabila kondisinya tidak optimal. Dalam kegiatan
pengabdian masyarakat kali ini, para petambak dilatih untuk mengukur beberapa parameter
kualitas air meliputi suhu, warna air, kecerahan, pH. Hasil pengamatan kualitas air salah satu
tambak di Kecamatan Ujung Pangkah inididapatkan hasil warna air yang berwarna kecoklatan,
pH 7, suhu 32oC, dan kecerahan 50 cm.

Dari hasil tersebut nilai kecerahan masih berada di luar nilai optimal untuk budidaya udang
vannamei yang seharusnya berada pada kisaran 25-40cm. Hal ini mengindikasikan bahwa
tambak tersebut masih tergolong memiliki kandungan plankton yang sedikit, padahal plankton
sangat diperlukan sebagai pakan alami untuk udang. Langkah untuk meningkatkan kandungan
plankton di perairan yaitu melalui pemupukan, karena dalam pupuk terdiri dari berbagai nutrien
yang mendukung pertumbuhan plankton.

Anda mungkin juga menyukai