Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA By.S DENGAN DIAGNOSA MEDIS BRONCOPNENUMONIA DI


RUANGA FLAMBOYAN RSUD DR. DORIS SLYVANUS

PALANGKA RAYA

OLEH :
YESSI
2019.C.11A.1071

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2020/2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan ini di susun oleh :

Nama : Yessi

NIM : 2019.C.11A.1071

Program Studi : S-1 Keperawatan

Judul : Laporan Asuhan Keperawatan By.S Dengan diagnosa medis


broncopnenumonia di ruanga Flamboyan RSUD dr. Doris
Slyvanus Palangka Raya

Telah Melakukan Asuhan Keperawatan Sebagai Persayaratan Untuk Menyelesaikan


Praktik Pra Klinik Keperawatan I Program Studi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya

Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Efri dulli.S.kep.ners Nur`sadah S.Kep.,Ners


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Asuhan Keperawatan di
Ruang Flamboyant RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya ini dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penyusunan Asuhan Keperawatan ini bertujuan untuk memenuhi tugas Praktik


Praklinik Keperawatan II (PPK II) pada Program Studi S-1 Keperawatan. Selain itu,
Asuhan Keperawatan ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca maupun
kami sebagai penulis. Sehingga pada waktu yang akan datang materi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Penulis menyadari bahwa pelaksanaan dan penyusunan Asuhan Keperawatan ini


tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes. selaku Ketua STIKes


Yayasan Eka Harap Palangka Raya
2. Ibu Melitha Carolina, Ners., M.Kep. selaku Ketua Prodi S1
Keperawatan Ners STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Meida Sinta Araini, S.Kep.,Ners selaku penanggung jawab
mata Kuliah Praktik Praklinik Keperawatan I
4. Efri Dulli.,S.Kep.Ners Selaku dosen pembimbing Akademik

5. Secara Khusus Kepada Pihak Dari Rumah Sakit Doris Sylvanus


yang telah memberi izin tempat

Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan dan juga asuhan keperawatan ini
mungkin terdapat kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan
laporan pendahuluan dan juga asuhan keperawatan ini dapat mencapai sasaran yang
diharapakan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN ...........................................................


KATA PENGATAR ............................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................
BAB 1 PENDAGULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................
1.3 Tujuan ...........................................................................................

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar Penyakit ( Bronchopneumonia ) ...............................
2.1.1 Definisi ..........................................................................................
2.1.2 Etiologi ..........................................................................................
2.1.3 Klasifikasi......................................................................................
2.1.4 Patofisiologi...................................................................................
2.1.5 Manifestasi ....................................................................................
2.1.6 Komplikasi ....................................................................................
2.1.7 Pemeriksaan Medis........................................................................
2.1.8 Penatalaksanaan.............................................................................
2.1.9 Pencegahan ....................................................................................
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan Bronchopneumonia ...................
2.2.1 Pengkajian ....................................................................................
2.2.2 Diagnosa Keperawatan ..................................................................
2.2.3 Intervensi .......................................................................................
2.2.4 Implementasi .................................................................................
2.3.5 Evaluasi .........................................................................................
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN .................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bronkopneumonia adalah salaj satu jenis pneumonia yang mempunyai pola


berbecak,teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi didalam bronchi dan meluas
ke prenkin paru yang berdekatan disekitarnya (Nuratif,2015).
Pneumonia adalah keadaan akut pada paru yang tidak disebabkan oleh karena
infeksi atau iritasi dari bahan kimia sehingga alveoli terisi dengan eksudat perdangan.
(Murwanti,2009)
Penemuan kasus pneumonia belita menurut jenis kelamin provinsi jawa tengah
pada tahun 2013, khususnya kabupaten semarang penderita pneumonia adalah belita
berjenis laki-laki adalah berjumlah 863 kasus ( 24,04%) dengan sejumlah belita laki-
laki 35.899, dan sejumlah penderita 3.590. adapun yang berjenis kelamin prempuan
827 kasus ( 24,04), dengan sejumlah belita 34,401 dan senjumlah penderita 3.440
( Dinkes Jateng,2015 ).
Berdasarkan dari laporan dari 31 provinsi diindonesia ditemukan 477.429 anak
belita dengan pneumonia atau 64,79% pada usia hingga 4 tahun. Jika dirata- ratakan
sekitar 2.788 anak meninggal setiap harinya akibat pneumonia. ( Surianti,2009).
Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah
kardiovaskuler dan tuberkolosis. Factor ekonomi yang rendah mempertinggi angka
kematian.penanggulangan penyakit pneumonia menjadi focus ketiga dari program
penanggulangan penyakit infeksi saluran pernafasan akut ( PPISPA). Program ini
mengupayakan agar istilah pneumonia lebih dikenal masyarakat, sehingga
memudahkan kegiatan penyuluhan penyebaran informasi tentang penaggulangan
pneumonia oleh tenaga kesehatan ( Setiawan,2009).
Upaya yang penting dalam penyembuhan dengan perawatan yang tepat
merupakan tindakan utama dalam menghadapi pasien broncpneumonia mencegah

komplikasi yang lebih fatal dan diharapkan pasien dapat segera sembuh kembali.
Intervensi keperawatan utama adalah mencegah ketidaka efektifan jalan nafas.agar
perawatan berjalan dengan lancer maka diperlukan kerja sama yang aik dengan tim
kesehatan yang lainya,serta dengan melibatkan pasien dan keluarganya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat di ambil rumusan masalah
bronkopneumonia dan kebutuhan dasar oksigenasi pada anak di ruang Flamboyan
RSUD dr. Doris Sylvanus Kota Palangka Raya.

1.3 Tujuan Umum


Untuk memperoleh imformasi mengenai penyakit bronkopneumonia dan
kebutuhan oksigenasi pada anak diruang Flamboyan RSUD dr. Doris Sylvanus Kota
Palangka Raya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Penyakit ( Bronchopneumonia )


2.1.1 Definisi
Bronchopneumonia merupakan salah satu jenis pneumonia yang memiliki pola
penyebaran berbecak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi
dan meluas ke perenkim paru yang berdekatan disekitarnya ( Smeltzer & Suzanmi C,
2012).bronchopneumonia menurut Ngastiyah (2017) merupakan salah satu pembagian
dari pneumonia menurut dasar anatomis pneumonia adalah radang paru-paru yang
dapat disebabkan oleh bermacam-macam, seperti bakteri,virus,jamur,dan benda-benda
asing ( Ngastiyah,2017).
Pneumonia merupakan peradangan alveoli atau pada prenchim ialah suatu
umumnya terjadi pada anak. ( Suriadi Yuliandi,2011).pneumonia adalah suati
peradangan yang mengenai perenkim paru,distal dari bronkiolus terminalis yang
mencakup paru dan menimbulkan gangguan pertukaran gas setempat ( Zul,2011).

2.1.2 Etiologi
1. Bakteri : pneumokokus merupakan penyebab utama pneumonia, dimana pada
anak-anak serotipe 14,1,6 dan 9, Streptokokus dimana pada anal dan bersifat
progresif, stafilokus, H. influenza, Klebsiela, M. Tuberkolusis, Mikoplasma
pneumonia.
2. Virus : Virus adeno, Virus, Virus paparinfluenza,Virus influenza,Virus
respiratori sinsisial.
Jamur : Kandida,Histoplasma,koksidioides.
3. Protozoa : pneumokistis karinii.biasanya menjagkiti pasien yang mengalami
immunosipresi ( Reeves,2000)
4. Bahan Kimia :
1) Aspirasi makanan/susu/isi lambung
2) Keracunan hidrokarbon ( minyak tanah,bensin,dan sebagianya).
2.1.3 Klasifikasi
Berikut merupakan klasifikasi pneumonia :
1. Community Acquired Pneunomia dimulai juga sebagai penyakit pernafasan
umum dan dapat berkembang menjadi sebuah pneumonia. Pneumonia
Streptococal ialah suatu organisme penyebab umum. Type pneumonia ini
umumnya menimpa kalangan anak-anak atau kalangan orang lanjut usia.
2. Hospital Acquired Pneumonia dikenal juga sebagai pneumonia nosokomial.
Organisme seperti ini ialah suatu aeruginisa pseudomonas. Klibseilla / aureus
stapilococcus, ialah bakteri umum penyebab hospital acquired pneumonia.
3. Lobar dan Bronkopneumonia dikategorikan berdasarkan lokasi anatomi
infeksi. Saat Ini ini pneumonia diklasifikasikan berdasarkan organisme, bukan
cuma menurut lokasi anatominya.
4. Pneumonia viral, bakterial dan fungi dikategorikan berdasarkan dari agen
penyebabnya, kultur sensifitas dilakukan untuk dapat mengidentifikasikan
organisme perusak.(Reeves, 2001).

2.1.4 Patofisiologi
Sebagian besar penyebab dari bronkopneumonia ialah mikroorganisme (jamur,
bakter, virus) dan sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon (bensin,
minyak tanah, dan sejenisnya). Serta aspirasi (masuknya isi lambung ke dalam saluran
napas). Awalnya mikroorganisme dapat masuk melalui percikan ludah (droplet) infasi
ini dapat masuk ke saluran pernapasan atas dan menimbulkan reaksi imunologis dari
tubuh. Reaksi ini menyebabkan peradangan, di mana ketika terjadi peradangan ini
tubuh dapat menyesuaikan diri maka timbulah gejala demam pada penderita. Reaksi
peradangan ini dapat menimbulkan secret.

Semakin lama sekret semakin menumpuk di bronkus maka aliran bronkus


menjadi semakin sempit dan pasien dapat merasa sesak. Tidak Hanya terkumpul di
bronkus, lama kelamaan secret dapat sampai ke alveolus paru dan mengganggu sistem
pertukaran gas di paru. Tidak Hanya menginfeksi saluran napas, bakteri ini dapat juga
menginfeksi saluran cerna ketika ia terbawa oleh darah. Bakteri ini dapat membuat
flora normal dalam usus menjadi agen patogen sehingga timbul masalah GI tract.
17

Pathaway

Virus,bakteri,jamur
penyebab

Invasi saluran nap as atas

Kuman berlebih di Infeksi saluran napas


Kuman terbawa ke
bronkus bawah
Saluran cerna

Proses peradangan Infeksi saluran Dilatasi Peradangan


cerna Pembuluh darah
Akmulasi secret di
Peningkatan
bronkus Eksudat masuk
Peningkatan Sushu tubuh
alveoli
Flora normal di

hipertermi
Mucus di brokus usus Gangguan difusi
Bersihan Jalan
gas
Nafas Tidak Peritaltic usus
Bau mulut tak sedap
Efektif
Suplai O2 dalam
anoreksia malabsorpsi Gangguan pertukaran
darah
gas
Frekuensi
intake
hipoksia
BAB>3X/Hari
17

2.1.5 Manifestasi Klinik


Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran
pernafasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita
bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti menggigil,
demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat bernafas
menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul sianosis (Barbara C. long, 1996).
Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi
konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat).
Tanda gejala yang muncul pada bronkopneumonia adalah :

1. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan

1) Nyeri pleuritic

2) Nafas dangkal dan mendengkur

3) Takipnea

2. Bunyi nafas di atas area yang mengalami konsolidasi

1) Mengecil,kemudian menjadi hilang

2) Krekels,ronki,

3) Gerakan dada tidak simetris

3. Mengigil dan deman 38,8℃ sampai 41,1℃. Delirium

4. Diafoesis

5. Anoreksia

6. Malaise

7. Bentuk kental,produktif sputum kuning kehijauan kemudian


berubah menjadi kemerahan atau berkarat
8. Gelisah

9. Sianosis area sirkumoral,dasar kuku kebiruan

10. Masalah-masalah psikososial :


disorientasi,anasietas,takut mati ( Martin
tucker,susan.2000).
18

2.1.6 Komplikasi

1. Emifisema : terdapatnya pus pada rongga pleura.

2. Atelectasis : pengembangan paru yang tidak sempurna.

3. Abses paru : pengumpulan pus pada jaringan paru yang mengalami


peradangan.

4. Meningitis : peradangan pada selaput otak.

5. Infeksi sitomik

6. Endocarditis : peradangan pada endocardium.

2.1.7 Pemeriksaan Medis

1. Pemeriksaan laboratorium

1) Leukosit meningkat mencapai 15.000-40.0000mm3

2) Laju endap darah meningkat mencapai 100mm

3) Urin biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat


adanya albumin urin ringan lantaran adanya peningkatan
suhu tubuh.
4) ASRO meningkat pada adanya infeksi streptococcus.

5) GDA menunjukan adanya hipoksemia tanpa


hiperkapnea atau sebuah retensi CO2
2. Pemeriksaan Radiologi

Tampak adanya bercak-bercak pada bronkus hingga lobus.

2.1.8 Penatalaksanaan Medis

1. Terapi oksigen (O2)

2. Antibiotic seperti; penisilin, kindomisin, eritromicin, dan sefalosforin. Pada


penyakit yang ringan, mungkin virus tidak perlu antibiotic. Pada penderita yang
rawat inap (penyakit berat) harus segera diberi antibiotic. Pemilihan jenis
19

antibiotic didasarkan atas umur, keadaan umum penderita dan dugaan kuman
penyebab.
1) Umur 3 bulan-5 tahun, bila toksis mungkin disebabkan oleh Streptokokus
pneumonia, Hemofilus influenza atau Stafilokokus. Pada umumnya tidak
dapat diketahui kuman penyebabnya, maka secara praktis dipakai : Kombinasi
:
2) Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM, 1-2 kali sehari, dan
Kloramfenikol 50-100mg/kg/24 jam IV/oral, 4 kali sehari.
(1) Ampisilin 50-100mg/kg/24 jam IM/IV,4 kali sehari dan klosasilin
50mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari.
(2) Eritromisin 50 mg/kg/24 jam.oral,4 kali sehari dan kloramfenikol
(dosis dsa)
3) Umur < bulan, biasanya disebabkan oleh : streptokokus pneumonia,
stafillokokus atau entero bacteriaceace.
Kombinasi :

(1) Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM.1-2 sehari,dan


gentamisin 5-7 mg/kg/24,jam,2-3 kali sehari
(2) Atau kombinasi :

(3) Kloksasilin 50 mg/kg/24jam IM/IV,4 kali sehari dan gentamisin 5-


7 mg/kg/24 jam,2-3 kali sehari.
(4) Kombinasi ini juga diberikan pada anak-anak lebih 3 bulan
dengan malnutrisi berat atau penderita immunompromized.
4) Anak-anak > 5 tahun, yang non toksis, disebabkan oleh : Streptokokus
pneumonia :
(1) Penisilin prokain IM atau

(2) Fenoksimetilpenisilin 25.000-50.000 KI/kg/24 jam oral,4 kali


sehari atau
(3) Eritromisin ( dosis sda ) atau

(4) Kotrimoksazol 6/30 mg/kg/24 jam,oral 2 kali sehari. Mikoplasma


pneumonia : eritromisin ( dosis sda )
(1) Bila kuman menyebab dapat diisolasi atau terjadi efek samping obat
( misalnya alergi ) atau hasil pengobatan tidak memuaskan, perlu
20

dilakukan reevaluasi apakah perlu dipilih antubiotik lain.


1) Lamanya pemberian antibiotic bergatung pada :

2) Kemajuan klinis penderita

3) Jenis kuman penyebab

4) Nebulizer, agar dapat mengencerkan dahak yang kental dan


pemberian bronkodilator

5) Kemoterapi untuk mikoplasma pneumonia dapat diberikan


therapy eritromicin 4x 500mg/hari atau tetrasiklin 3-
4x500mg/hari.

6) Istirahat yang cukup


2.1.9 Pencegahan
1. hindari anak dari adanya paparan asap rokok, polusi dan
tempat keramaian yang berpotensi terjadinya penularan.

2. Hindari kontak langsung anak dengan penderita ISPA

3. Membiasakan melakukan pemberian ASI

4. Segera berobat apabila terjadi deman, batuk,dan pilek, terlebih


disertai suara sesak dan sesak pada anak.

5. Imunisasi Hb untuk kekebalan terhadap haemophilus influenza.


21

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Jalan Beliang No.110 Palangka Raya Telp/Fax. (0536) 3227707
E-Mail : stikesekaharap110@yahoo.com

FORMAT PENGKAJIAN ANAK

Nama Mahasiswa : Yessi


Nim : 2019.C.11a.1071
Tempat Praktek : Ruang Flamboyan
Tanggal Pengkajian & Jam : 02 Oktober 2021

2.1 Pengkajian
2.1.1 Anamnesa
2.1.1.1 Identitas Pasien
Nama Klien : By.S
TTL : Palangka Raya,02 Juni 2021
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Suku/Bangsa : Dayak
Pendidikan : Belom Sekolah
Alamat : Jl.RTA Milono Kom R Permai
Diagnosa Medis : Bronkopneumonia Sedang
2.1.1.2 Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.R
TTL : Palangka Raya,11 Januari 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Suku/Bangsa : Dayak
Pendidikan : K.Swasta
Alamat : Jl.RTA Milono Kom R Permai

Hubungan Keluarga : Ibu pasien


2.1.1.1 Keluhan Utama
Ibu Pasien Mengatakan anaknya batuk berdahak
22

2.1.1.2 Riwayat Kesehatan


1) Riwayat Kesehatan sekarang
Pada Tanggal 1 Oktober 2021 bayi mengalami batuk-batuk,lalu ibunya memberikan
sirup,karena tidak kunjung sembuh ibunya merasa panik lalu Pada tanggal 2 Oktober
2021 ibunya mengantarkan bayi ke RSUD dr.Doris Sylvanus pada saat itu pasien
langsung di antarkan oleh perawat yang bertugas pada siang itu,lalu pasien
mendapatkan penangan obat dan terpasan SPO2 infus 98%, dan diberikan pengecekan
suhu.nadi. kemudian bayi disarankan rawat inap di ruang Flamboyan untuk perawatan
lebih lanjut.
2) Riwayat Kesehatan lalu
Ibu pasien mengatakan dalam keluarga mempunyai keturunan penyakit asma
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu pasien mengatakan dalam keluarga mempunyai keturunan penyakit asma
4) Susunan Genogram
KET :
= Laki-Laki
= Perempuan
= Meninggal
= Pasien
= Tinggal Serumah
Gambar. 2.1Genogram keluarga
Susunan genogram 3 ( tiga ) generasi

Laki-laki
Prempuan

Pasien

2.1.2 Pemeriksaan Fisik


2.1.2.1 Keadaan Umum
23

Pasien tampak sakit sedang,kesadaran pasien compos mentis,pasien tampak batuk


berdahak,pasien tampak gelisah.
2.1.2.2 Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : - mmHg
Nadi : 128 x/menit
Suhu : 36,4 0C
Respirasi: 40 x/menit
2.1.2.3 Kepala dan Wajah
Kepala bentuk normal bulat dan merata.warna rambut hitam,kulit kepala bersih Wajah bentuk
normal bulat mata tanpak cembung kedepan,mata konjungtive anemis,warna bibir pucat.
2.1.2.4 Leher dan Tenggorokan
Leher dan tenggorokan tidak terdapat adanya benjolan,dan terlihat normal,tidak
ada masalah keperawatan
2.1.2.5 Mulut dan Faring
Tidak ada pembengkakan dan lesi terlihat normal,tidak ada masalah keperawatan
2.1.2.6 Dada
Setelah saya melakukan pemeriksaan saya lihat dulu pada bagian dada bayi selanjutnya saya
melakukan pemeriksaan pada bagian dada terdengar suara dahak yang manumpuk pada
bagian paru-paru kanan pasien dan terdengar suara ngorok Terdapat masalah keperawatan
(bersihan jalan nafas tidak efektif )
2.1.2.7 Abdomen

2-3 x/hari

3-4x/sehari
2.1.2.8 Eliminasi
2.1.2.8.Ekstremitas
Kekuatan otot
bergerak normal
2.1.2.9 Genetalia
Terlihat bersih dan tidak masalah keperawatan
2.1.3 Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
2.1.3.1 Gizi Selera makan

Pola Makan Sehari-hari Sesudah Sakit Sebelum Sakit

Frekuensi/hari Pasien masih Pasien masih


mengonsumsi susu 3x mengonsumsi susu 3x
sehari sehari
24

Porsi Masih mengonsumsi Masih Mengonsumsi


susu susu
Nafsu makan Baik baik

Jenis Makanan susu susu

Jenis Minuman susu Susu

Jumlah minuman 6 botol ( NGT ) cc/24 6 botol ( NGT ) cc/24


jam jam
Kebiasaan makan Minum susu Minum susu

Keluhan/masalah Tidak ada masalah Tidak ada masalah


keperawatan keperawatan

2.1.3.2 Kemandirian dalam bergaul


Pasien tampak tidak bisa bergaul
2.1.3.3 Motorik halus
Sudah bisa memberikan kode
2.1.3.4 Motorik Kasar
Bayi sudah bisa menendang
2.1.3.5 Kognitif dan Bahasa
Menanggis
2.1.3.6 Psikososial
Pasien belom bisa berinteraksi social
2.1.4 Pola Aktivitas Sehari-hari

No Pola Kebiasaan Keterangan

Nutrisi
a. Frekuensi a. Menyusui
b. Nafsu Makan/selera b. Baik
c. Jenis Makanan c. Susu
Eliminasi
a. BAB a. 2-3 x/hari
b. BAK b. 3-4 sehari.
Istirahat dan tidur
a. Siang/jam a. 1-2 jam
b. Malam/jam b. 4-5 jam
Personal Hyigene
25

a. Mandi a. 2x/hari ( diseka )


b. Oral Hygene b. 2-3 x/hari
2.1.5 Data Penunjang

NO PARAMETER RESULT UNIT REF.RANGE


1. WBC 11.79*(10^3/uL) 4.50- 11.00
2. RBC 4,86 (10^6/uL) 4.00- 600
3. HBG 10.8 (g/dL 10.5- 18.0
4. PLT 492 + (10^3/uL) 150- 400

ANALISA DATA
DATA SUBYEKTIF DAN DATA KEMUNGKINAN MASALAH
OBYEKTIF PENYEBAB
DS : orang tua mengatakan anaknya Virus,bakteri,jamu Bersihan jalan
masih batuk-batuk r (penyebab) nafas tidak
DO : efektif
 Pasien tampak sakit sedang, Invasi saluran nafas atas
 kesadaran pasien compos
mentis,
Kuman berlebih di
 pasien tampak batuk berdahak,
bronkus
 pasien tampak gelisah,
 pasien tampak terpasang SPO2
26

98%.
Proses peradangan
 RR : 40 ℃
 Normal tidak terdapat
benjolan, Akumulasi secret di
 bunyi nafas terdengar ronchi bronkus

Bersihan jalan nafas tidak


efektif

Ds : orang tua pasien mengatakan


kurang tidur Gangguan
Do : Gejala batuk-batuk
pola tidur
 pasien tampak kurang
tidur, Pasien tampak
gelisah.
 Pasien tampak menanggis
malam hari dan siang hari
karena kurang tidur
27

PRIORITAS MASALAH
1. bersihkan jalan nafas efektif berhubungan dengan akumulasi secret di
bronkus
2. ganggguan pola tidur berhubungan dengan pasien batuk-batuk
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien: By.S
Ruang Rawat: Ruang Flamboyan
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria Hasil) Intervensi Rasional
Bersihan jalan nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen bersihan jalan nafas 1. Mengetahui kesadaran, dan
berhubungan dengan akumulasi selama 2x8 jam pertemuan diharapkan tidak efektif ( SIKI I.01011) kondisi tubuh dalam keadaan
secret di brokus pola nafas kembali efektif dengan observasi : normal atau tidak
KRITERIA HASIL: 1) monitor pola napas 2. Mengetahui bunyi nafas,seperti
(1) menunjukan jalan nafas bersih (frekuensi,kedalaman,usaha rochi,weezing yang menunjukan
(2) suara nafas normal tanpa suara nafas) tertahanya secret obstuksi jalan
tanbahan 2) monitor bunyi napas nafas
tambahan(mis.gurling,megi, 3. Membantu menghangatkan dan
(3) mampu melakukan bersihan jalan
weezing,ronckhi kering. mengencerkan secret.
nafas
3) monitor sputum
(jumlah,warna,aroma)
29

Ganguan pola tidur 1. Mengetahui kesadaran, dan


setelah dilakukan tindakan selama 3x16 • Observasi TTV pasien kondisi pasien pada saat sedang
jam diharapkan gangguan pola tidur • Observasi pola tidur tidur.
teratasi,dengan baik kriteria hasil : pasien 2. Mengetahui masalah pasien tidak
1.pasien tampak lebih segar • Observasi factor tidur
2.jam tidur pasien teratasi pengangguan pola tidur 3. Mengetahui bagaimana cara pola
pasien tidur baik dan benar
• Ajarkan pentingnya pemudah 4. Agar membantu pasien dalam
istirahat tidur pola tidur yang baik dan benar

29
30

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

No. Tanda tangan dan


Hari/Tanggal
Dx Implementasi Evaluasi (SOAP) Nama Perawat
Jam
• Memantau keadaan umum pasien dan TTV S - orang tua pasien mengatakan anaknya,
Jam 14.00 wib batuknya mulai berkurang
• Mengauskultasi bunyi nafas
O - pasien tampak bernafas tidak menggunakan
• Berkolaborasi humidikasi tambahan ( otot bantu lagi
nebulizer - Pasien tampak batuk sudah berkurang
YESSI

A- masalah teratasi sebagian


P – lanjutkan intervensi 1,2,dan 3

Jam 14.00 wib  Mengobservasi TTV pasien

 Mengobservasi pola tidur pasien S- pasien mengatakan tidurnya mulai nyenyak

 Mengobservasi factor pengganggu pola tidur O-

pasien : pasien mulai sudah bisa tidur nyenyak


: pasien tampak lebih segar YESSI
 Mengajarkan pentingya pemenuhan istirahat
A: masalah teratasi sebagian
tidur
P - lanjutkan intervensi 1,2,dan 3

30
31

DAFTAR PUSTAKA

Martin Tucker, Susan. 2000. Standar Perawatan Pasien: Proses Keperawatan,


Diagnosis, dan Evaluasi. Jakarta: EGC

Potter, Patricia A., Perry, Anne Griffin. 2015. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses Dan Praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC.

Reevers, Charlene J et all. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika

Smeltzer, Suzanne. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:

EGC

Suriadi, Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung Seto

Tarwonto dan Wartonah. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia dan Asuhan Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

31

Anda mungkin juga menyukai