dilakukan dengan mengambil bagian depan lensa mata tanpa merusak kapsul posterior. Prosedur ini aman dan tidak menimbulkan rasa sakit. Setelah fakoemulsifikasi, dokter akan memasang lensa buatan (IOL) agar mata dapat melihat dengan lebih jelas.
Katarak adalah penyakit yang menyebabkan
lensa mata menjadi buram, sehingga pasien mengalami gangguan penglihatan. Penyakit ini banyak diderita oleh pasien berusia 40 tahun ke atas. Berdasarkan bagian mata yang rusak, katarak dibedakan menjadi tiga jenis. Katarak subkapsular terjadi saat bagian belakang lensa mata menjadi buram, sedangkan katarak nuklir adalah katarak yang tumbuh di tengah lensa mata. Pada katarak kortikal, kerusakan berawal dari lensa perifer dan menyebar ke bagian tengah lensa. Pada umumnya, katarak disebabkan oleh faktor usia. Namun, semakin banyak pula jumlah orang yang terkena katarak akibat penyakit atau gangguan kesehatan lainnya.
Siapa yang Perlu Menjalani
Fakoemulsifikasi dan Hasil yang Diharapkan
Pasien katarak sebaiknya menjalani
fakoemulsifikasi, terutama pasien memerlukan penglihatan jelas untuk mengoperasikan kendaraan, pesawat, mesin dan peralatan. Prosedur ini aman bagi semua pasien, termasuk bagi bayi yang menderita katarak bawaan dan pasien lansia.
Pasien yang beresiko tinggi terkena katarak
juga dapat menjalani prosedur ini. Contohnya adalah orang yang memiliki diabetes, tekanan darah tinggi, dan kelebihan berat badan (obesitas). Prosedur ini juga dapat mengatasi penglihatan yang buram akibat cedera atau trauma pada mata.
Fakoemulsifikasi memiliki tingkat kesuksesan
yang tinggi. Pasien mengaku mereka dapat melihat dengan lebih jelas serta mengenali warna dan bentuk dengan lebih akurat. Pada sebuah studi besar, 95 dari 100 pasien dewasa merasa puas karena dapat lebih leluasa bergerak dan mandiri. Mereka juga merasa lega karena terbebas dari ketakutan atas kebutaan. Namun ada juga pasien yang merasa tidak puas dengan hasil fakoemulsifikasi, karena mereka memiliki penyakit mata lain, seperti degenerasi makula dan glaukoma.
Cara Kerja Fakoemulsifikasi
Sebelum prosedur dimulai, dokter spesialis
mata akan memeriksa mata pasien dengan alat ultrasound atau pemindaian laser. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan jenis IOL terbaik bagi pasien.
Fakoemulsifikasi merupakan prosedur rawat
jalan yang dapat dilakukan di bawah pengaruh bius lokal (pasien dewasa) atau bius total (pasien anak). Dengan bantuan mikroskop, dokter bedah membuat sayatan kecil di mata, tepat di samping kornea. Kemudian, dokter menyuntikkan cairan viscoelastic untuk melindungi jaringan intraokuler dan mengurangi syok. Lalu, dokter membuat sayatan pada membran di sekitar katarak, supaya katarak mudah dipisahkan dari korteks dengan aliran air. Kemudian, jarum titanium bernama probe phaco dimasukkan ke kornea dan diarahkan ke bagian katarak yang paling pekat, yaitu nukleus. Alat ini dapat bergerak dengan sangat cepat untuk memecahkan katarak menjadi bagian yang sangat kecil. Lalu, pecahan tersebut disedot melalui lubang kecil yang ada di ujung alat. Setelah bagian inti katarak berhasil dipecahkan dan disedot, alat diarahkan ke bagian tepi lensa. Bagian depan kapsul lensa akan dihilangkan, begitu juga beberapa bagian kecil dari lensa mata. Kemudian, dokter menggunakan injektor untuk memasang lensa intraokuler buatan pada kapsul lensa. Implan permanen ini akan menggantikan bagian depan lensa mata, sedangkan bagian belakang lensa yang tersisa akan menahan implan lensa. Untuk mengakhiri prosedur, dokter mengeluarkan cairan viscoelastic yang sebelumnya disuntikkan.
Fakoemulsifikasi juga dapat memanfaatkan
teknologi laser. Metode ini memerlukan alat khusus untuk membuat sayatan dan menghaluskan katarak, sehingga katarak dapat dihancurkan dengan mudah. Walaupun prosesnya sama dengan fakoemulsifikasi tradisional, namun pasien dapat menikmati hasil yang lebih akurat dan pemulihan yang lebih cepat karena dokter akan menggunakan laser, bukan pisau bedah.
Fakoemulsifikasi membutuhkan waktu sekitar
satu jam dan hanya dapat dilakukan pada satu mata. Pasien yang memiliki katarak pada kedua matanya biasanya perlu menunggu dua minggu sebelum katarak di mata satunya dapat dihilangkan.
Kemungkinan Komplikasi dan
Resiko Fakoemulsifikasi
Berdasarkan studi-studi terdahulu, satu dari
sepuluh pasien mengalami komplikasi akibat fakoemulsifikasi, dengan resiko yang lebih tinggi pada pasien yang mengidap penyakit mata lain selain katarak.
Beberapa resiko dan komplikasi yang dapat
terjadi karena fakoemulsifikasi adalah:
Efek samping dari anestesi dan pendarahan
Endoftalmitis, atau peradangan pada bagian dalam bola mata Retina terlepas – Setelah pembedahan, pasien mungkin akan melihat bercak gelap pada mata. Apabila bercak tidak hilang dalam beberapa minggu, kemungkinan retina pasien terlepas, suatu komplikasi serius yang dapat membahayakan penglihatan pasien. Mata terasa gatal Keluar cairan dari mata Katarak kambuh kembali. Walaupun bagian depan lensa mata sudah dihilangkan, katarak masih dapat terjadi pada bagian belakang kapsul lensa. Glaukoma – Walaupun jarang terjadi, pasien dapat mengalami glaukoma setelah fakoemulsifikasi. Penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan total. Edema kornea, atau pembengkakan pada bagian depan mata yang tembus pandang
Rujukan:
American Academy of Ophthalmology Cataract
and Anterior Segment Panel. Preferred Practice Pattern Guidelines. Cataract in the Adult Eye. Available at: www.aao.org/preferred-practice- pattern/cataract-in-adult-eye-ppp--october-2011. Accessed September 10, 2015.
Moorman C. Cataract surgery. In: Spaeth GL.
Danensh-Meyer HV, Goldberg I, Kampik A, eds. Ophthalmic Surgery: Principles and Practice. 4th ed. Philadelphia, PA: Elsevier; 2012:chap 4.