BASIC SCIENCE
A. BASIC SCIENCE
1. ANATOMY GI TRACT SECARA UMUM 1. ANATOMY GI TRACT SECARA UMUM
2. ABDOMINAL REGION AND QUADRANT Upper GI tract
3. ANATOMY DAN HISTOLOGY
(Mulut Duodenum(ligamentum of treitz)
a. Stomach
Lower GI Tract
b. Duodenum
Duodenum(ligamentum of treitz)Anal canal
c. Peritoneum
4. PHYSIOLOGY
a. Gastroduodenal mucosa defense 2. ABDOMINAL REGION AND QUADRANT
b. Stomach Regio dibentuk oleh 2 garis horizontal (subcostal line dan transtubercular
- Motor function line) dan 2 vertikal line (mid clavicular line kanan dan kiri) membentuk 9
- Secretion & digestion regio. Regio lebih sering digunakan untuk anatomical studies.
c. Duodenum
- Movement
- Secretion & digestion
- Absorption
d. Peritoneal fluid
e. Pain
5. MICROBIOLOGY
a. Helicobacter pylori
B. CLINICAL SCIENCE
1. PEPTIC ULCER
2. GASTRITIS
3. PERITONITIS
C. OTHER
1. PP OBAT
2. BHP & IIMC
3. PATOMEKANISME
Quadrant terbentuk dari mid sagital (median line) dan transverse line
(transumbilical line) melalui umbilicus. Sering digunakan untuk mendeskripsikan
area nyeri pada area abdominopelvic, tumor, dan abnormalitas lain
3. ANATOMY
A. STOMACH
Lambung merupakan bagian organ dari system pencernaan yang dapat
berekspansi, terletak antara esophagus dan small intestine. Bentuk nya menyerupai
huruf J pada manusia hidup.
Terdiri atas :
Cardia
Bagian yang mengelilingi cardial orifice.
Fundus
Bagian superior yang melebar, bentuk seperti dome, berada di kiri
diaphragma; di bagian superior mencapai ICS 5 dan bagian inferiornya dibatasi
oleh cardial orifice.
- cardial notch , antara esophagus dengan fundus lambung.
Body
Berada antara fundus dengan pyloric antrum.
Pembuluh darah :
o Artery
a. Left gastric artery berasal dari celiac trunk
b. Right gastric artery berasal dari hepatic artery, menuju lesser
curvature kiri
c. Right gastro omental (gastroepiploic) artery ke kiri greater curvature
akan anastomose dengan left gastroomental artery.
d. Left gastro omental artery berasal dari spleenic artery di greater
curvature.
e. Short gastric artery (sekitar 4-5 buah cabang) Dari spleenic artery.
o Lymphatic vessel
o bersama dengan arteri pada greater dan lesser curvature
superior 2/3 stomach sepanjang pembuluh right dan left
gastric gastric node.
Fundus & bagian superior dari body sepanjang short gastric
artery & left gastroomental vessel pancreaticosplenic nodes
2/3 kanan inferior sepanjang right gastro omental vessel
pyloric nodes.
1/3 kiri inferior sepanjang short gastric dan spleenic vessel
pancreaticoduodenal nodes.
o Vena (pararel dengan artery)
a. Left dan right gastric vein menuju portal vein (vena porta) Innervasi
b. Short gastric vein dan left gastro omental vein menuju splenic a. Parasympatic
vein portal vein o Anterior vagal trunk, dari left vagus nerve
c. Right gastro omental vein ke superior mesenteric vein menuju Masuk abdomen sebagai satu cabang di permukaan anterior dari
esophagus ke lesser curvature stomach, lalu bercabang menjadi
spleenic vein ke portal vein
cabang hepatic dan duodenal. Membentuk anterior gastric branches.
d. Pylorus prepyloric vein right gastric vein.
o Posterior vagal trunk, dari right vagus nerve
Memasuki abdomen melalui permukaan posterior esophagus, B. DUODENUM
melewati lesser curvature akan mensuplai bagian permukaan anterior Bagian pertama dari small intestine\
dan posterior lambung. Membentuk posterior gastric branch. +25 cm, bagian terpendek dari small intestine (jejunum dan ileum +6-7 m)
b. Simpatic Berbentuk huruf C
Berasal dari segmen T6-T9 spinal cord melalui greater splanic nerve Dimulai dari pylorus hingga duodenojejunal junction
menjadi celiac plexus lalu membentuk plexus-plexus di lambung. o Duodenojejunal junction membentuk suatu sudut yang tajam
sehingga dapat juga disebut sebagai duodenojejunal flexure
Terbagi atas 4 part :
o Superior part
+5cm, anterolateral dari L1 Vertebra
Naik dari pylorus ke arah posterior
Ditutupi liver dan gall bladder di anterosuperior
Dilapisi peritoneum di bagian anterior
o Descending part
Menempel sepanjang pancreas ke bawah
Di sebelah kanan IVC secara parallel
Terdapat major duodenal papilla, sebuah bukaan dari
hepatopancreatic ampulla yang berasal dari penyatuan bile
duct dan main pancreatic duct
Seluruh bagiannya ada di retroperitoneal
o Inferior (Horizontal) part
Kearah kiri, transversal melalui L3 Vertebra
Bersilangan dengan SMA dan SMV
Di bagian superior berbatasan dengan pancreas head dan
uncinated process
o Ascending Part
Mengarah ke atas sepanjang aorta hingga inferior border
of pancreas
Melengkung ke arah anterior
Disangga oleh ligament of Treitz yang berasal dari
diafragma, sehingga membentk sudut tajam yang
menjadi ciri Duodenojejunal flexure
Vaskularisasi
o Superior dan inferior Pancreaticoduodenal Artery
o Superior dan inferior Pancreaticoduodenal Vein
Limfatik : Pancreaticoduodenal → Superior Mesenteric → Celiac lymph movement. Peritoneal fluid diserap oleh pembuluh limfatik terutama pada
nodes permukaan inferior dari diafragma yang aktif secara konstan.
Innervasi
o (Symphatic) Greater & Lesser Splanchnic nerve Peritoneal Formation
o (Parasymphatic) Vagus Nerve
Mesentery
Merupakan lapisan ganda dari peritoneum yang terjadi akibat invaginasi dari
C. PERITONEUM peritoneum oleh suatu organ dan membentuk sambungan dari peritoneum
Peritoneum merupakan membran serosa licin, transparan, mengkilap, dan parietal dan visceral. Berfungsi sebagai komunikasi neurovaskular antara
berkesinambungan. Melapisi rongga abdominopelvic dan membungkus ongan dan dinding tubuh, menghubungkan intraperitoneal organ dengan body
organ-organ di dalamnya. wall.
Bare areas
Merupakan area yang tidak dilapisi oleh visceral peritoneum yang berfungsi
untuk menyalurkan struktur neurovaskular terhadap organ-organ viscera,
terdiri dari mesentery, omenta, dan ligament.
Peritoneal fold
Merupakan refleksi peritoneum yang berasal dari body wall dibentuk oleh
obliterated fetal vessel, contoh: umbilical fold.
Peritoneal recess and fossa merupakan kantung peritoneum yang dibentuk
oleh peritoneal fold.
B. STOMACH
1. MOTOR FUNCTION
Motor function dari lambung terdiri dari 3. Emptying
- Storage Setelah terjadinya gelombang pertama yang berasal dari upper body , maka akan
- Mixing terjadi gelombang kedua yang berasal dari pyloric antrum. Dimana gelomnbang
- Empetying kedua ini memiliki intensitas sekitar 6x lebih besar dari gemlombang pertama
1. Storage sehingga dapat melawan dari resistensi pyloric spinchter . Hal ini menyebabkan
Lambung dapat mentimpan makanan hingga 0,8 – 1,5 L , dimana ketika makan makanan dari lambung masuk ke dalam duodenum , sehingga terjadilah
masuk akan menyebabkan peregangan pada lambung sehingga akan mengaktivasi pengosongan lambung.
reflex vagovagal yang akan memicu terjadinya relaksasi otot abdomen sehingga
lambung dapat distensi.
2. Mixing
Sesaat setelah makanan masuk ke dalam lambung , hal ini akan mengakibatkan
terjadinya reflek enteric pada lambung itu sendiri yang menyebabkan aktivasi dari
basic electrical activity di otot lambung . sehingga akan terjadi gerakan kontraksi
dari otot lambung sekitar 15-20 detik sekali. Kontraksi tersebut bergerak dari arah
upper body hingga ke bagian pylorus , hal ini dapat menyebabkan makanan yang
ada di dalam lambung terdorong ke bagian pylorus. Namun karena adanya
resistensi dari pyloric spingter sehingga makanan dari lambung hanya sedikit yang
masuk ke dalam duodenum , sedangkan banyak dari sisanya akan kembali kearah.
Proses pengulangan kontaksi lambung dan kembalinya makanan dari pylorus
kearah body menyebabkan terjadinya proses mixing.
2. SECRETION & DIGESTION Terdapat sel-sel yang mensekresikan gastric juice diantaranya
Sekresi dari asam lambung terbagi menjadi 3 fase yaitu
- Chepalic phase
- Gastric phase
- Intestinal phase
HCL Secretion
Selain sel-sel di atas terdapat yang disebut dengan enterochromafin like cell ,
dimana merupakan sel oksintik yang dapa mensekresikan histamine . histamine ini
sendiri akan meningkatkan sekresi dari sel parietal. Selain itu terdapat D cell yang Gastric Digestion
akan mengeluarkan somatostatin dan inhibitory gastric peptide yng akan
Di lambung sendiri terdapat Chief cell yang akan mensekresi gastric lipase, gastrik
menginhibisi dari ECL cell, G cell dan parietal cell sehingga tidak terjadi sekresi
lipase ini mengubah TAG menjadi FFA + Gliserol. selain itu sel ini mesekresikan
HCL.
Pepsinogen yang dengan bantuan HCL akan berubah menjadi pepsin, pepsin ini
akan membreakdown protein menjadi polipeptida pepton.
3. ABSORPTION Kontraksi segmrntasi sangat lemah bila aktivitas perangasang system saraf
enteric dihambat oleh atropine.
Gastric Absorbtion Oleh karena itu, walaupun gelombang-gelombang lambat di dalam otot
polos itu sendiri yang mengatur kontraksi segmentasi, kontraksi-kontraksi
Di lambug sendiri hanya terjadi sedikit absorbs , hal ini di karenakan sel-sel di
tersebut tidak begitu efektif tanpa disadari perangsangan oleh system saraf
dalam lambung banyak yang impermeable terhadap beberapa zat. Sehingga di enteric, terutama oleh pleksus mienterikus.
lambung hanya terjadi sedikit absorbs dari air, ion seperti kalium dan lemak rantai
pendek. Tetapi obat-obatan seperti NSAID dan alcohol dapat di absorbs di
lambung.
C. DUODENUM
1. MOVEMENT
Pergerakan usus halus, seperti dimanapun dalam traktus gastrointestinalis, dapat
dibagi menjadi kontraksi pencampuran dan kontraksi pendorong.
a. Mixing contraction
Kontraksi Pencampuran (Kontraksi Segmentasi)
- Gambar Pergerakan Segmentasi Usus Halus –
Bila satu bagian usus halus diregangkan oleh kimus, peregangan dinding
usus menimbulkan kontraksi konsentris lokal berinterval sepanjang usus.
b. Propulsive movement
Panjang longitudinal setiap kontraksi kira-kira hanya 1 cm sehingga setiap
kontraksi menimbulkan “segmantasi” dari usus halus, membagi usus Pergerakan Propulsif (Peristaltik)
menjadi segmen-segmen berjarak yang mempunyai bentuk rantai sosis. Pergerakan profulsif atau gerakan peristaltic yang mendorong makanan kea rah
Bila satu susun kontraksi segmen berelaksasi sebuah yang baru akan usus besar (colon). Pembagaian pergerakan ini sebenarnya sulit dibedakan oleh
timbul, tetapi kontraksi kali ini terjadi pada titik yang baru di antara karena sebagianbesar pergerakan usus halus merupakan kombinasi dari kedua
kontraksi-kontraksi sebelumnya. gerakan tersebut di atas. Gerakan peristaltic pada usus halus mendorong makanan
Kontraksi-kontraksi segmen ini “memotong” kimus sebanyak 8 sampai 12 menuju kearah kolon dengan kecepatan 0,5sampai 2 cm/detik, dimana pada bagian
kali dalam semenit, dengan cara ini membantu mencampur dengan kuat proksimal lebih cepat dibandingkan pada bagian distal.Gerakan peristaltic ini
partikel-partikel makanan padat dengan secret usus halus. sangat lemah dan biasanya menghilang setelah berlangsungsekitar 3sampai 5 cm,
Frekuensi maksimal dari kontraksi segmentasi di dalam usus halus dan jarang lebih dari 10 cm. rata-rata pergerakan makanan pada usus halus hanya
ditentukan oleh frekuensi dari gelombang lambat di dalam dinding usus, 1cm/menit. Ini berarti pada keadaan normal , makanan dari pylorus akan tiba di
yang mana merupakan irama listrik dasar (BER). ileocaecal junction dalam waktu 3-5 jam.
Di dalam duodenum, frekuensi maksimum biasanya 12 kontraksi per
menit, sedangkan di dalam ileum, frekuensi maksimum biasanya 8-9
kontraksi per menit.
2. SECRETION & DIGESTION e. Nucleases (deoxyribonuclease dan ribonuclease)
E. PAIN
Nyeri yaitu sensasi yang tidak nyaman yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh
tertentu.
Dibagi 2 jenis :
1. Nyeri cepat → muncul dalam waktu sekitar 0,1 detik
2. Nyeri lambat → muncul seelah 1 detik atau lebih dan kemudian
perlahan – lahan bertambah selama beberapa detik dan kadang –
kadang beberapa menit.
Jaras penjalaran untuk ke dua macam jenis nyeri ini berbeda.
Receptor untuk nyeri dinamakan nociceptor yang merupakan free nerve ending.
Saraf ini tersebar luas di permukaan superficial kulit dan juga di jaringan dalam
seperti : periosteum, dinding arteri, permukaan sendi dan falk serta tentorium
tempurung kepala.
Receptor nyeri ini bisa terangsang oleh 3 stimulus :
1. Mekanik
2. Suhu
3. Kimiawi
Untuk stimulasi cepat dipengaruhi oleh stimulasi mekanik dan suhu.
Sementara untuk nyeri lambat dipengaruhi oleh stimulasi mekanik, suhu dan
kimiawi tapi yang lebih dominan adalah yang kimiawi misalnya : serotonin,
bradikinin, histamine, ion kalium, asam, asethilkolin, dan enzim proteolitik.
Sementara PG dan substansi P dapat meningkatkan sensitivitas ujung serabut
saraf nyeri tetapi tidak secara langsung merangsangnya. Stimulasi kimiawi ini
muncul setelah cedera jaringan.
Kecepatan kerusakan jaringan sebagai penyebab nyeri : Jaras rasa nyeri pada medulla spinalis dan batang otak
Bila seseorang menerima panas dengan suhu ≥ 45 ⁰ C dimana ini merupakan Sewaktu memasuki medulla spinalis, siyal rasa nyeri melewati 2 jaras ke otak,
suhu yang mana jaringan mulai mengalami kerusakan akibat panas. melalui :
1. Stimulus kimiawi Tractus neospinothalamicus ( Untuk rasa nyeri cepat )
2. Ischemia jaringan misalnya : saat kita pake manset tensi kemudian di Serabutnya berkhir pada lamina I ( lamina marginalis ) pada
pompa dan lalu ditutup, maka akan menimbulkan rasa nyeri. Semakin cornu dorsalis, dan disini merangsang neuron penghantar ke-2 dari
kita gerakan tangan kita maka semakin cepat nyeri itu muncul. tractus neospinothalamicus.Neuron ini akan mengirimkan sinyal ke
Hal ini berkaitan dengan metabolism jaringan yaitu penumpukan asam serabut panjang yang terletak di dekat sisi lain medulla spinalis dalam
laktat. Tapi mungkin juga ada bahan – bahan kimia lainnya misalnya : comissura anterior dan selanjutnya naik ke otak dalam columna
bradikinin dan enzim proteolitik yang terbentuk dalam jaringan akibat anterolateralis.
kerusakan sel. Tractus paleospinothalamicus ( untuk rasa nyeri lambat – kronik )
3. Spasme otot. Rasa nyeri terutama di bawa dalam serabut nyeri tipe C lambat
Secara langsung : Bisa mengakibatkan terangsangnya reseptor nyeri – kronik di perifer, walaupun jaras ini menjalarkan bebrapa sinyal dari
yang bersifat mekanosensitif. serabut tipe Aδ juga.
Secara tidak langsung : Akibat pengaruh spasme otot yang Dalam jaras ini serabut – serabut perifer berakhir hamper seluruhnya
di lamina II dan III cornu dorsalis, yang bersama – sama disebut
menekanpembuluh darah dan menyebabkan ischemia. Spasme juga
substansia geatinosa. Sebagian besar sinyal kemudian melewati satu
bisa meningkatkan kecepatan metabolism jaringan otot sehingga
atau lebih neuron – neuron serabut pendek tambahan di dalam cornu
relative memperberat keadaan ischemia. Keadaan ini merupakan
dorsalisnya sebelum memasuki lamina V sampai VII, juga di cornu
kondisi yang ideal untuk pelepasan bahan kimiawi pemicu timbulnya dorsalis.
rasa nyeri.
Referred pain
Merupakan nyeri pada bagian tubuh yang letaknya jauh dari jaringan
yang menyebabkan rasa nyeri ,biasanya nyeri ini mula-mula timbul di dalam
salah satu organ visceral dan dialihkan ke daerah dalam tubuh yang tidak tepat
betul dengan daerah organ yang menimbulkan nyeri (sesuai dengan segmen
dermatom).
Mekanisme :
Colic pain
6. MICROBIOLOGY B. CLINICAL SCIENCE
A. HELICOBACTER PYLORI
Morfologi dan karakteristik : 1. PEPTIC ULCER
A. DEFINISI
Gram (-) mikroaerofilik
Bentuk : slender, curve rods, banyak flagella di satu kutub Merupakan suatu defek pada mukosa / hingga muscularis mucosa dimana
D= 0,5-1 πm, p=2,5-3µm diakibatkan oleh aktivitas acid-peptic gastric juice. Umumnya terjadi ulcer pada
Faktor virulensi : urease, vacuolating cytotoxin (VaC) dan gene PAI yang lambung / duodenum.
mengandung protein Cag B. EPIDEMIOLOGY
Tumbuh optimal pada PH 6-7 Pada berbagai negara ditemukan insidensi perdarahan ulkus antara 19,4-
Tes Biokim : oksidase positif, katalase positif, menghasilkan urease 57,0 kasus per 100.000 individu sedangkan 3,8-14 kasus per 100.000
Biakan: untuk perforasi .
Duodenal ulcer lebih sering daripada gastric ulcer
Tumbuh dalam waktu 3-6 hari dalam suhu 37 derajat celcius pada Usia 30-60 tahun
lingkungan mikroaerophilik
Medianya menggunakan media skirrow yang mengandung C. FAKTOR RISIKO
vankomisin,polimiksin B,dan trimetroprim Merokok (meningkatkan sekresi asam lambung dan menurunkan sekresi
Koloni yang terbentuk bersifat translusen dan berdiameter 1-2mm bikarbonat)
Alkohol (Zat iritan)
Faktor psikologis , dan genetic
Chronic disease (rematoid athritis, cirrhosis)
D. ETIOLOGY
Yang paling utama yaitu:
H.pylori
NSAID
E. PATOGENESIS & PATOFISIOLOGI
Patgen 1
Hasilkan ureae ekspresi adhesin mengkode cag- PAI Dalam bentuk lipofilik inhibisi dari COX/
Non-ionisasi cyclooxygenase
Dan fosfolipase merusak sel dan dan sel epitel gangguan sintesis prostaglandin
Aktivasi sitokin
Mukosa rusak
melena
F. MANIFESTASI KLINIS 2. Pemeriksaan Fisik
ditemukan adanya epigastrik pain tenderness, dan biasanya dilakukan untuk
Gastric ulcer
mengetahui ada atau tidaknya gejala dari komplikasi.
Dyspepsia (mual, muntah, kembug, nyeri epigastrik, sendawa, rasa 3. Pemeriksaan Penunjang
terbakar, rasa penuh pada epigastrik dan cepat merasa kenyang) - pada pasien yang tidak disertai komplikasi, tidak diperlukan pemeriksaan
Nyeri timbul setelah makan (4-5 jam setelah makan) penunjang, dan dimulai dengan pengobatan H2 blockers atau obat-obatan
Nyeri sebelah kiri garis tengah perut PPI, dan dihimbau untuk melakukan diet, tidak merokok, dan perubahan
Awalnya nyeri pada satu titik dan tiba-tiba menjalar kepunggung gaya hidup. Apabila pengobatan tidak merespon setelah 2-4 minggu maka,
menandakan adanya ulcer pancreas
dianjurkan untuk dilakukan endoscopy dan biopsi dari H. Pylori, dan untuk
Penurunan berat badan
mengevaluasi ada atau tidaknya lesi keganasan.
Takikardi, syok hipovolemik menandakan adanya perdarahan
- pada pasien dengan komplikasi, maka lakukan test terlebih dahulu dengan
dan feses berwarna hitam
dilakukannya endoscopy dan biopsi.
Duodenal ulcer - pemeriksaan lab pada pasien yang tidak disertai dengan adanya komplikasi
Dyspepsia tidak harus dilakukan, kecuali pada pasien yang disertai dengan adanya
Nyeri timbul ketika merasa lapar dan nyeri hilang setelah makan, komplikasi biasanya diukur kadar elektrolit dan CBC untuk mengetahui ada
minum susu atau minum obat antacid (hunger pain food relief = atau tidaknya dehidrasi.
HPFR) - pemeriksaan serum gastrin dan sekretin stimulating test terutama dilakukan
Pada 75% pasien mengalami adanya nyeri timbul pada dini hari, pada keadaan hypersekresi gastrin contohnya pada, Zollinger Elison
antara tengah malam dan jam 3 dini hari sehingga dapat Syndrome, Antral G Cells Hyperplasia, Gastric OUtlet Obstruction, dan
membangunkan pasien Gangguan Renal.
Nyeri sebelah kanan garis tengah perut - selain itu test untuk H. Pylori dapat dilakukan dengan cara non-invasif
Nyeri juga dapat menjalar ke punggung contohnya pemeriksaan serology dan test ELISA, urea breath test, dan stool
Nyeri perut menyeluruh menandakan adanya perforasi/ perdarahan antigen dan secara invasif contohnya Endoscopy, bipsi, dan kultur biopsi
Pada 10% pasien duodenal ulcer biasanya memiliki riwayat
konsumsi NSAID
G. DIAGNOSIS
Diagnosis
1. Anamnesis
ditemukan adanya keluhan dari manifestasi klinis, riwayat penggunaan
NSAID jangka panjang, penggunaan alkohol, merokok, dan diagnosis
penyakit yang sama sebelumnya.
- Mencegah komplikasi
Baik gastric ulcer atau duodenal ulcer memiliki respon yang sama
pada terapinya
Non-medikamentosa
1. Istirahat
Pasien diharapkan untuk tidak stress atau cemas karena akan
meningkatkan asam lambung sehinggga menyebabkan peptic ulcer
2. Diet
Beberapa peneliti menganjurkan : makanan biasa atau lunak,
merangsang asama lambung, diet seimbang dalam jmlh sedang
Apabila memakai rokok maka disarankan untuk berhenti memakai
rokok dikarenakan akan menghalangi penyembuhan ulcer
Medikamentosa
Acid neutralizing/ inhibitory drug
1. Antacid
Saat ini jarang digunakan karena ada ARH2
H. DD Sering digunakan untuk menghilangkan keluhan
Antacid yang banyak digunakan (Mylanta dan Maalox)
Differential diagnosis Dosis 100-140 meq/L 1 & 3 jam setelah makan
- Functional dyspepsia or essential dyspepsia 2. H2 receptor antagonist/ ARH2
- GI tumor Mekanisme : memblok efek histamine pada sel parietal sehingga
- Gastroesophageal reflux sel parietal tidk dapat dirangsang sehingga dapat menghambat
- Vascular disease sekresi asam lambung
- Pancreaticobiliary disease Obat : cimetidine, ranitidine, famotidine, nizatidine
- Gastroduodenal crohn’s disease Efek samping : agranulositosis, pansitopenia, neutropenia, anemia
dan trombositopenia, ginekomastia
I. MANAGEMEN 3. Proton pump (H+, K+-ATPase) inhibitor/ PPI
Mekanisme : memblokir kerja enzim K+-ATPase sehingga
Management
menyebabkan H+, K+-ATPase tidak terpecah sehingga tidak
Tujuan : menghasilkan energy, yang menyebabkan sel parietal tidk
- Menghilangkan keluhan mengeluarkan HCl pada lumen lambung, menyebabkan
- Menyembuhkan atau memperbaiki gejala pengurangan rasa sakit pasien ulcer
- Mencegah kekambuhan
Obatnya : omeprazole, esomeprazole, lansoprazole, raberprazole - Mengurangi keluhan
dan pantoprazole - Penyembuhan ulcer
Cytoprotective agent - Mencegah kekambuhan
- Mencegah komplikasi
a. Sucralfate - Sangat dianjurkan pada Duodenal ulcer, gastric ulcer, dan limfoma MALT
Suatu komponen garam sukrosa dimana kelompok hidroksil
diganti dengan alumunium hidroksida dan sulfat Regimen terapi terdiri dari :
Mekanisme : 1. Terapi tripel
o Mengikat EGF Merupakan terapi eradikasi yang pertama digunakan
o Meningkatkan sintesis prostaglandin Triple terapi yang banyak digunakan :
o Merangsang lendir PPI 2 x 1 + amoxicillin 2 x 1000 + klaritromisin 2 x 500
o Sekresi bikarbonat terbaik
o Meningkatkan pertahanan mukosa PPI 2 x 1 + metronidazole 3 x 500 + klaritromisin 2 x 500
o Perbaikan mukosa apabila ada alergi penisilin
Efek samping : konstipasi dan gagal ginjal PPI 2 x 1 + metronidazole 3 x 500 + amoksisilin 2 x 1000
Dosis : 4 x 1 gram sehari kombinasi termurah
b. Bismuth subsalisilat (BSS) PPI 2 x 1 + metronidazole 3 x 500 + tetrasiklin 4 x 500
Mekanisme belum jelas, kemungkinan membentuk lapisan alergi klaritromisin dan penisilin
pelindung pd ulcer dan melindungi terhadap pengaruh asama dan Lama pengobatan : H. Pylori 1 minggu (omeprazole/ PPI) dan 5
pepsin hari untuk rabeprazole
Efek : bakterisidal terhadap H. Pylori dan memiliki efek Anjuran terapi tripel yaitu 2 minggu dan dilanjutkan PPI 3-4
penyembuhan seperti ARH2 minggu
Dosis : 2 x 2 tablet/hari 2. Terapi quadripel
Efek samping : feses hitam dan konstipasi Digunakan apabila terapi tripel gagal dan untuk gastric ulcer
c. Prostaglandin analogues refrakter, yaitu gastric belum sembuh walaupun diberi terapi
Mekanisme : mengurangi sekresi asam lambung dengan cara penuh selama 14 hari diikuti pemberian PPI selama 10 minggu
meningkatkan sekresi mucus, bikarbonat dan meningkatkan aliran (total 12 minggu), dengan syarat :
darah mukosa serta pertahanan dan perbaikan mukosa. Obat tetap dimakan
Efek penekanan sekresi lambung lebih kecil dibandingkan dengan Bukan suatu keganasan
ARH2 Tidak sedang mengalami infeksi H. Pylori
Dosis : 4 x 200 mgatau 2 x 400 mg pagi dan malam Tidak menggunakan NSAID dan bukan perokok berat
Efek samping : diare, mual, muntah, perdarahan, adanya kontraksi Diagnosa benar (bukan chrohn’s syndrome, SZE,
pada otot uterus sehingga tidak boleh diberikan pada ibu hamil amyloidis, sarcaidosis, TBC, syphilis) bukan keganasan
karena menyebabkan keguguran Kombinasi obat nya : PPI 2 x 1 + bismuth subsalisilat 4 x 2 tab +
Eradikasi H. Pylori Metronidazole 4 x 250 + tetrasiklin 4 x 500.
Tujuan terapi
Apabila ada resisten terhadap metronidazole maka metronidazole K. PROGNOSIS
bias diganti dengan amoksisilin atau klaritromisin - Terapi medikamentosa saja memberikan kesembuhan >85%
Surgery - Jika terapi tidak dilakukan maka menimbulkan ulcer dapat menimbulkan
obstruksi lambung
- Billroth 1
- Billroth 2
2. GASTRITIS
A. DEFINISI
proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung
B. EPIDEMIOLOGY
Negara berkembang prevalensi infeksi H. Pylori pada orang
dewasa 90 % dan pada anak bisa lebih meningkat lagi
Pada tahun 2004 penyakit gastritis menempati urutan ke 9 dari 50
peringkat utama pasien rawat jalan di rumah sakit seluruh
Indonesia dengan jumlah kasus 218.500
C. ETIOLOGY
Obat analgetik anti inflamasi
Bahan kimia
Merokok
Alkohol
J. KOMPLIKASI Stres fisik
Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung (trauma, luka bakar,
Komplikasi sepsis)
- Gastrointestinal bleeding
- Perforation D. KLASIFIKASI
- Ulcer pancreas 1. Gastritis akut
- Gastric outlet obstruction
- Proses peradangan mukosa akut, biasanya bersifat transien
- Keganasan dalam duodenum
- Klasifikasi
a. Gastritis erosive (superficial erosive, deep erosive,
hemorrhagic erosive)
b. Gastritis nonerosive ( disebabkan oleh H. Pylori)
2. Gastritis kronis
- Peradangan pada permukaan mukosa lambung yang menahun
Etiologi :
- Gastritis akut yang berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang
berulang-ulang dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya
akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel parietan dan sel chief.
Klasifikasi berdasarkan distribusi anatomi
- Gastritis tipe A ( fundal) imun
- Gastritis tipe B (antral) non imun (alkohol, tobacco, NSAID, H.Pylori)