Anda di halaman 1dari 21

1

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Ileus adalah gangguan/ hambatan pasase isi usus yang me rupakan

tanda adanya obstruksi usus akut yang segera membutuhkan pertolongan atau

tindakan. Ileus ada 2 macam yaitu ileus obstruktif dan ileus paralitik.1,2

Ileus obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan

dimana isi lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus

karena adanya sumbatan/hambatan mekanik yang disebabkan kelainan

dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan atau

kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan

nekrose segmen usus tersebut.1,2

Sedangkan ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan di

mana usus gagal/ tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk

menyalurkan isinya akibat kegagalan neurogenik atau hilangnya

peristaltik usus tanpa adanya obstruksi mekanik. 1,2,3

Anatomi Usus

Usus halus merupakan tabung yang kompleks, berlipat-lipat yang

membentang dari pilorus sampai katup ileosekal. Pada orang hidup

panjang usus halus sekitar 12 kaki (22 kaki pada kadaver akibat

relaksasi). Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah abdomen. Ujung

proksimalnya bergaris tengah sekitar 3,8 cm, tetapi semakin kebawah

lambat laun garis tengahnya berkurang sampai menjadi sekitar 2,5 cm. 2

Usus halus dibagi menjadi duodenum, jejenum, dan ileum.

Pembagian ini agak tidak tepat dan didasarkan pada sedikit perubahan

2
struktur, dan yang relatif lebih penting berdasarkan perbedaan fungsi.

3
Duodenum panjangnya sekitar 25 cm, mulai dari pilorus sampai kepada

jejenum. Pemisahan duodenum dan jejenum ditandai oleh ligamentum

treitz, suatu pita muskulofibrosa yang berorigo pada krus dekstra

diafragma dekat hiatus esofagus dan berinsersio pada perbatasan

duodenum dan jejenum. Ligamentum ini berperan sebagai ligamentum

suspensorium (penggantung). Kira -kira duaperlima dari sisa usus halus

adalah jejenum, dan tiga perlima terminalnya adalah i leum. Jejenum

terletak di regio abdominalis media sebelah kiri, sedangkan ileum

cenderung terletak di region abdominalis bawah kanan. Jejunum mulai

pada juncture denojejunalis dan ileum berakhir pada junctura

ileocaecalis. 2,3

Lekukan-lekukan jejenum dan ileum melekat pada dinding

posterior abdomen dengan perantaraan lipatan peritoneum yang

berbentuk kipas yang dikenal sebagai messenterium usus halus. Pangkal

lipatan yang pendek melanjutkan diri sebagai peritoneum parietal pada

dinding posterior abdomen sepanjang garis berjalan ke bawah dan ke

kenan dari kiri vertebra lumbalis kedua ke daerah articulatio sacroiliaca

kanan. Akar mesenterium memungkinkan keluar dan masuknya cabang-

cabang arteri vena mesenterica superior antara kedua lapisan peritoneum

yang membentuk messenterium. 2,3

Usus besar merupakan tabung muskular berongga dengan panjang

sekitar 5 kaki (sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalis

ani. Diameter usus besar sudah pasti lebih besar daripada usus kecil.

4
Rata-rata sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5 cm), tetapi makin dekat anus

semakin kecil. 2,3

Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon dan rektum. Pada sekum terdapat

katup ileocaecaal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. Sekum

menempati dekitar dua atau tiga inci pertama dari usus besar. Katup

ileocaecaal mengontrol aliran kimus dari ileum ke sekum. Kolon dibagi lagi

menjadi kolon asendens, transversum, desendens dan sigmoid. Kolon

ascendens berjalan ke atas dari sekum ke permukaan inferior lobus

kanan hati, menduduki regio iliaca dan lumbalis kanan. Setelah

mencapai hati, kolon ascendens membelok ke kiri membentuk fleksura

koli dekstra (fleksura hepatik). Kolon transversum menyilang abdomen

pada regio umbilikalis dari fleksura koli dekstra sampai fleksura koli

sinistra.

Gambar 1. Sistem saluran pencernaan

Kolon transversum, waktu mencapai daerah limpa, membengkok ke bawah, membentuk

fleksura kolisinistra (fleksura lienalis) untuk kemudian menjadi kolon descendens.

5
Kolon sigmoid mulai pada pintu atas panggul. Kolon sigmoid merupakan lanjutan

kolon descendens. Ia tergantung kebawah dalam rongga pelvis dalam bentuk

lengkungan. Kolon sigmoid bersatu dengan rektum di depan sakrum. Rektum

menduduki bagian posterior rongga pelvis. Rektum ke atas dilanjutkan oleh

kolon sigmoid dan berjalan turun di depan sekum, meninggalkan pelvis

dengan menembus dasar pelvis. Disisni rektum melanjutkan diri sebagai anus dalan

perineum. 2,3,4

Fisiologi Usus

Usus halus mempunyai dua fungsi utama : pencernaan dan absorpsi

bahan- bahan nutrisi dan air. Proses pencernaan dimulai dalam mulut dan

lambung oleh kerja ptialin, asam klorida, dan pepsin terhadap makanan masuk. Proses

dilanjutkan di dalam duodenum terutama oleh kerja enzim-enzim pankreas yang

menghidrolisis karbohidrat, lemak, dan protein menjad izat-zat yang lebih sederhana.

Adanya bikarbonat dalam sekret pankreas membantu menetralkan asam dan

memberikan p H optimal untuk kerja enzim - enzim. Sekresi empedu

dari hatimembantu proses pencernaan dengan mengemulsikan lemak sehimgga

memberikan permukaan lebih luas bagi kerja lipase pankreas. Proses pencernaan

disempurnakan oleh sejumnlah enzim dalam getah usus (sukus enterikus). Banyak di

antara enzim-enzim ini terdapat pada brush border vili dan mencernakan zat-zat

makanan sambil diabsorpsi. Isi usus digerakkan oleh peristalsis yang terdiri atas

dua jenis gerakan, yaitu segmental dan peristaltik yang diatur oleh sistem saraf

autonom dan hormon. Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang

dimakan dengan sekret pankreas, hepatobiliar, dan sekresi usus,dan pergerakan

peristaltik mendorong isi dari salah

6
satu ujung ke ujung lain dengan kecepatan yang sesuai untuk absorpsi optimal dan suplai

kontinu isi lambung. 2

Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan

proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling penting adalah mengabsorpsi

air dan elektrolit, yang sudah hampir lengkap pada kolon bagian kanan. Kolon

sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung massa feses yang sudah

dehidrasi sampai defekasi berlangsung.2

Kolon mengabsorpsi air, natrium, khlorida, dan asam lemak rantai

pendek serta mengeluarkan kalium dan bikarbonat. Hal tersebut membantu menjaga

keseimbangan air dan elektrolit dan mencegah dehidrasi. Menerima 900-1500

ml/hari, semua, kecuali 100-200 ml diabsorpsi, paling banyak di proksimal. Kapasitas

sekitar 5 l/hari.2

Gerakan retrograd dari kolon memperlambat t ransit materi

dari kolon kanan, meningkatkan absorpsi. Kontraksi segmental merupakan pola yang

paling umum, mengisolasisegmen pendek dari kolon, kontra ksi ini

menurun oleh antikolinergik, meningkat oleh makanan, kolinergik. Gerakan

massa merupakan pola yang kurang umum, pendorong antegrad melibatkan segmen

panjang 0,5-1,0 cm/detik, 20-30 detik panjang, tekanan 100-200 mmHg,tiga sampai

empat. 2,3

EPIDEMIOLOGI

Hernia strangulata adalah salah satu keadaan darurat yang sering dijumpai oleh

dokter bedah dan merupakan penyebab obstruksi usus terbanyak. Sekitar 44%

dari obstruksi mekanik usus disebabkan oleh hernia eksterna yang mengalami

strangulasi.3,4

7
Penyebab tersering obstruksi usus di Indonesia, adalah hernia, baik

sebagai penyebab obstruksi sederhana (51%) maupun obstruksi usus strangulasi

(63%).3,4

Adhesi pasca operasi timbul setelah terjadi cedera pada permukaan

jaringan, sebagai akibat insisi, kauterisasi, jahitan atau mekanisme trauma lainnya.

Dari laporan terakhir pasien yang telah menjalani sedikitnya sekali operasi intra

abdomen, akan berkembang adhesi satu hingga lebih dari sepuluh kali. Obstruksi

usus merupakan salah satu konsekuensi klinik yang penting. Di negara maju,

adhesi intraabdomen merupakan penyebab terbanyak terjadinya obstruksi usus. Pada

pasien digestif yang memerlukan tindakan reoperasi, 30-41% disebabkanobstruksi usus

akibat adhesi. Untuk obstruksi usus halus, proporsi ini meningkat hingga 65-

75%.3.4

KLASIFIKASI

Berdasarkan lokasi obstruksinya, ileus obstrukif atau ileus mekanik dibedakan

menjadi,antara lain3,4,5 :

1. Ileus obstruktif letak t inggi : obstruksi mengenai usus halus

(dari gaster sampai i leum terminal).

2. Ileus obstruktif letak rendah : obstruksi mengenai usus besar (dari

ileum terminal sampairectum).

Selain itu, ileus obstruktif dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan stadiumnya,

antara lain :

1. Obstruksi sebagian (partial obstruction) : obstruksi terjadi sebagian sehingga

makananmasih bisa sedikit lewat, dapat flatus dan defekasi sedikit.

8
2. Obstruksi sederhana ( simple obstruction) : obstruksi/ sumbatan

yang t idak disertaiterjepitnya pembuluh darah (tidak disertai gangguan aliran

darah).

3. Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction) : obstruksi disertai dengan

terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan berakhir

dengan nekrosis ataugangren.

ETIOLOGI

Penyebab terjadinya ileus obstruksi pada usus halus antara lain3,4,5 :

1. Hernia inkarserata :

Usus masuk dan terjepit di dalam pintu hernia. Pada anak dapat

dikelola secara konservatif dengan posisi tidur Trendelenburg. Namun, jika

percobaan reduksi gaya berat ini tidak berhasil dalam waktu 8 jam, harus

diadakan herniotomi segera.

2. . Non hernia inkarserata, antara lain :

a. Adhesi atau perlekatan usus

Di mana pita fibrosis dari jaringan ikat menjepit usus. Dapat

berupa perlengketanmungkin dalam bentuk tunggal maupun multiple,

bisa setempat atau luas. Umunya berasal dari rangsangan peritoneum

akibat peritonitis setempat atau umum. Ileus karena adhesi biasanya tidak

disertai strangulasi.

b. Invaginasi

Disebut juga intususepsi, sering ditemukan pada anak dan agak

jarang pada orang muda dan dewasa. Invaginasi pada anak sering bersifat

idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Invaginasi umumnya berupa

9
intususepsi ileosekal yang masuk naik kekolon ascendens dan

mungkin terus sampai keluar dari rektum. Hal ini dapat

mengakibatkan nekrosis iskemik pada bagian usus yang masuk dengan

komplikasi perforasi dan peritonitis. Diagnosis invaginasi dapat diduga

atas pemeriksaan fisik, dandipastikan dengan pemeriksaan Rontgen dengan

pemberian enema barium.

c . Askariasis

Cacing askaris hidup di usus halus bagian yeyunum, biasanya

jumlahnya puluhan hingga ratusan ekor. Obstruksi bisa terjadi di mana-mana di

usus halus, tetapi biasanya di ileum terminal yang merupakan tempat lumen

paling sempit. Obstruksi umumnya disebabkan oleh suatu gumpalan

padat terdiri atas sisa makanan dan puluhan ekor cacing yang mati

atau hampir mati akibat pemberian obat cacing. Segmen usus yang penuh

dengan cacing berisiko tinggi untuk mengalami volvulus, strangulasi,

dan perforasi.

d. Volvulus

Merupakan suatu keadaan di mana terjadi pemuntiran usus yang abnormal dari

segmen usus sepanjang aksis longitudinal usus sendiri, maupun pemuntiran

terhadap aksis radiimesenterii sehingga pasase makanan terganggu.

Pada usus halus agak jarang ditemukan kasusnya. Kebanyakan

volvulus didapat di bagian ileum dan mudah mengalami strangulasi.

Gambaran klinisnya berupa gambaran ileus obstruksi tinggi dengan atau

tanpa gejala dan tanda strangulasi.

10
e . Tumor

Tumor u s u s h a l u s a g a k j a r a n g m e n y e b a b k a n o b s t

r u k s i u s u s , k e c u a l i j i k a i a menimbulkan invaginasi.

Proses keganasan, terutama karsinoma ovarium dan karsinoma

kolon, dapat menyebabkan obstruksi usus. Hal ini terutama disebabkan oleh

kumpulan metastasis di peritoneum atau di mesenterium yang menekan usus.

f. Batu empedu yang masuk ke ileus.

Inflamasi yang berat dari kantong empedu menyebabkan fistul dari saluran

empedu keduodenum atau usus halus yang menyeb abkan batu

empedu masuk ke t raktus gastrointestinal. Batu empedu yang besar

dapat terjepit di usus halus, umumnya pada bagian ileum terminal atau

katup ileocaecal yang menyebabkan obstruksi. Penyebab obstruksi

kolon yang paling sering ialah karsinoma, ter utama pada

daerahrektosigmoid dan kolon kiri distal.

PATOGENESIS

Usus di bagian distal kolaps, sementara bagian proksimal berdilatasi.

Usus yang berdilatasi menyebabkan penumpukan cairan dan gas, distensi yang

menyeluruh menyebabkan pembuluh darah tertekan sehingga suplai darah

berkurang (iskemik), dapat terjadi perforasi. Dilatasi dan dilatasi usus oleh karena

obstruksi menyebabkan perubahan ekologi, kuman tumbuh berlebihan sehingga

potensial untuk terjadi translokasi kuman.Gangguan vaskularisasi menyebabkan

mortalitas yang tinggi, air dan elektrolit dapat lolosdari tubuh karena muntah.

Dapat terjadi syok hipovolemik, absorbsi dari toksin pada usus yang mengalami

strangulasi.4,5,6

11
Dinding usus halus kuat dan tebal, karena itu tidak timbul distensi

berlebihan atau ruptur. Dinding usus besar tipis, sehingga mudah

distensi. Dinding sekum merupakan bagian kolon yang paling tipis, karena itu

dapat terjadi ruptur bila terlalu tegang. Gejala dan tanda obstruksi usus halus atau

usus besar tergantung kompetensi valvula Bauhini. Bila terjadi insufisiensi katup,

timbul refluks dari kolon ke ileum terminal sehingga ileum turut membesar.4,5,6

MANIFESTASI KLINIS

1. Obstruksi sederhana

Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi, artinya disertai

dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam lumen usus bagian

oral dari obstruksi,maupun oleh muntah. Gejala penyumbatan usus meliputi

nyeri kram pada perut, disertai kembung. Pada obstruksi usus halus proksimal

akan timbul gejala muntah yang banyak, yang jarang menjadi muntah fekal

walaupun obstruksi berlangsung lama. Nyeri bisa berat dan menetap. Nyeri

abdomen sering dirasakan sebagai perasaan tidak enak di perut bagian atas.

Semakin distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan semakin fekulen.5,6

Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan

dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal sampai

demam. Distensi abdomendapat dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi proksimal

dan semakin jelas pada sumbatan di daerah distal. Bising usus yang meningkat

dan “metallic sound” dapat didengar sesuai dengan timbulnya nyeri pada

obstruksi di daerah distal.5,6

12
2. Obstruksi disertai proses strangulasi

Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata dan disertai dengan nyeri

hebat.Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya skar bekas operasi atau hernia. Bila

dijumpai tanda- tanda strangulasi berupa nyeri iskemik dimana nyeri yang sangat

hebat, menetap dan tidak menyurut, maka dilakukan tindakan operasi segera untuk

mencegah terjadinya nekrosis usus.5,6

3. . Obstruksi mekanis di kolon t imbul perlahan - lahan dengan

nyeri akibat sumbatan biasanya terasa di epigastrium. Nyeri yang hebat

dan terus menerus menunjukkanadanya iskemia atau peritonitis. Borborygmus

dapat keras dan timbul sesuai dengan nyeri. Konstipasi atau obstipasi adalah

gambaran umum obstruksi komplit. Muntah lebih sering terjadi pada

penyumbatan usus besar. Muntah timbul kemudian dan tidak terjadi bila

katup ileosekal mampu mencegah refluks. Bila akibat refluks isi

kolon terdorong ke dalam usus halus, akan tampak gangguan pada usus halus.

Muntah feka lakan terjadi kemudian. Pada keadaan valvula Bauchini yang paten,

terjadi distensi hebat dan sering mengakibatkan perforasi sekum

karena tekanannya paling tinggi dandindingnya yang lebih

tipis. Pada pemeriksaan fisis akan menunjukkan distensi abdomen

dan timpani, gerakan usus akan tampak pada pasien yang kurus, dan akan

terdengar metallic sound pada auskultasi. Nyeri yang terlokasi, dan terabanya

massa menunjukkan adanya strangulasi.5,6,7

13
DIAGNOSIS

Pada anamnesis obstruksi tinggi sering dapat ditemukan penyebab misalnya

berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi atau terdapat hernia. Gejala

umum berupa syok,oliguri dan gangguan elektrolit. Selanjutnya ditemukan

meteorismus dan kelebihan cairan diusus, hiperperistaltis berkala berupa

kolik yang disertai mual dan muntah. Kolik tersebut terlihat pada inspeksi

perut sebagai gerakan usus atau kejang usus dan pada auskultasi sewaktu serangan kolik,

hiperperistaltis kedengaran jelas sebagai bunyi nada tinggi. Penderita

tampak gelisah dan menggeliat sewaktu kolik dan setelah satu dua kali defekasi

tidak ada lagi flatus atau defekasi. Pemeriksaan dengan meraba dinding perut bertujuan

untuk mencari adanya nyeri tumpul dan pembengkakan atau massa yang abnormal.

Gejala permulaan pada obstruksi kolon adalah perubahan kebiasaan buang air

besar terutama berupa obstipasi dan kembung yang kadang disertai kolik

pada perut bagian bawah. Pada inspeksi diperhatikan pembesaran perut yang

tidak pada tempatnya misalnya pembesaran setempat karena peristaltis

yang hebat sehingga terlihat gelombang usus ataupun kontur usus pada dinding

perut. Biasanya distensi terjadi pada sekum dan kolon bagian proksimal karena bagian

ini mudah membesar. 4,5,6

Dengan stetoskop, diperiksa suara normal dari usus yang berfungsi (bising usus).

Pada penyakit ini, bising usus mungkin terdengar sangat keras dan bernada tinggi,

atau tidak terdengar sama sekali. 4,5,6

Nilai laboratorium pada awalnya normal, kemudian akan terjadi

hemokonsentrasi,leukositosis, dan gangguan elektrolit. Pada pemeriksaan

radiologis, dengan posisi tegak,terlentang dan lateral dekubitus menunjukkan

14
gambaran anak tangga dari usus kecil yang mengalami dilatasi dengan air fluid

level. Pemberian kontras akan menunjukkan adanya obstruksi mekanis dan

letaknya. Pada ileus obstruktif letak rendah jangan lupa untuk melakukan

pemeriksaan rektosigmoidoskopi dan kolon (dengan colok dubur dan barium

inloop) untuk mencari penyebabnya. Periksa pula kemungkinan terjadi hernia. 4,5,6

Pada saat sekarang ini radiologi memainkan peranan penting dalam

mendiagnosis secara awal ileus obstruktifus secara dini.5,6

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium tidak mempunyai ciri-ciri khusus. Pada urinalisa, berat jenis

bisa meningkat dan ketonuria yang menunjukkan adanya dehidrasi dan asidosis

metabolik. Leukosit normal atau sedikit meningkat, j ika sudah t inggi

kemungkinan sudah terjadi peritonitis. Kimia darah sering adanya gangguan

elektrolit. 4,5,6

Foto polos abdomen sangat bernilai dalam menegakkan diagnosa

ileus obstruksi.Sedapat mungkin dibuat pada posisi tegak dengan sinar

mendatar. Posisi datar perlu untuk melihat distribusi gas, sedangkan sikap

tegak untuk melihat batas udara dan air serta letak obstruksi. Secara normal

lambung dan kolon terisi sejumlah kecil gas tetapi pada usus halus biasanya tidak

tampak. 4,5,6

Gambaran radiologi dari ileus berupa distensi usus dengan

multiple air fluid level,distensi usus bagian proksimal, absen dari udara kolon

pada obstruksi usus halus. Obstruksi kolon biasanya terlihat sebagai distensi usus

yang terbatas dengan gambaran haustra, kadang-kadang gambaran massa dapat

15
terlihat. Pada gambaran radiologi, kolon yang mengalami

distensi menunjukkan gambaran seperti ‘pigura’ dari dinding abdomen. 4,5,6

Kemampuan diagnostik kolonoskopi lebih baik dibandingkan

pemeriksaan bariumkontras ganda. Kolonoskopi lebih sensitif dan spesifik

untuk mendiagnosis neoplasma dan bahkan bisa langsung dilakukan biopsi. 4,5,6,7

GAMBARAN RADIOLOGI

Untuk menegakkan diagnosa secara radiologis pada ileus obstruktif dilakukan

foto abdomen 3 posisi. Yang dapat ditemukan pada pemeriksaan foto abdomen ini

antara lain :

1. Ileus obstruksi letak tinggi :

- Dilatasi di proximal sumbatan (sumbatan paling distal di ileocecal

junction) dankolaps usus di bagian distal sumbatan.

- Coil spring appearance

- Herring bone appearance

- Air fluid level yang pendek-pendek dan banyak (step ladder sign)

2. Ileus obstruksi letak rendah :

- Gambaran sama seperti ileus obstruksi letak tinggi

- Gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak pada tepi

abdomen

- Air fluid level yang panjang-panjang di kolon. Sedangkan pada ileus

paralitik gambaran radiologi ditemukan dilatasi usus yang

menyeluruhdari gaster sampai rectum.

16
Gambaran radiologis ileus obstruktif dibandingkan dengan ileus paralitik :

Gambar 1. Ileus Obstruktif . Tampak coil spring dan herring bone appearance4

Gambar 2. Ileus Paralitik. Tampak dilatasi usus keseluruhan4

DIAGNOSIS BANDING

Pada ileus paralitik nyeri yang timbul lebih ringan tetapi konstan dan difus, dan

terjadidistensi abdomen. Ileus paralitik, bising usus tidak terdengar dan

tidak terjadi ketegangan dinding perut. Bila ileus disebabkan oleh proses

inflamasi akut, akan ada tanda dan gejala dari penyebab primer tersebut.

Gastroenteritis akut, apendisitis akut, dan pankreatitis akut juga dapat menyerupai

obstruksi usus sederhana.7,8

17
KOMPLIKASI

Pada obstruksi kolon dapat terjadi dilatasi progresif pada sekum yang berakhir

dengan perforasi sekum sehingga terjadi pencemaran rongga perut dengan akibat

peritonitis umum. 7,8

PENATALAKSANAAN

Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami

obstruksiuntuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan.

Menghilangkan penyebab obstruksi adalah tujuan kedua. Kadang-kadang suatu

penyumbatan sembuh dengansendirinya tanpa pengobatan, terutama jika

disebabkan oleh perlengketan. Penderita penyumbatan usus harus di rawat di

rumah sakit. 7,8

1. Persiapan

Pipa lambung harus dipasang untuk mengurangi muntah, mencegah aspirasi dan

mengurangi distensi abdomen (dekompresi). Pasien dipuasakan, kemudian

dilakukan juga resusitasi cairan dan elektrolit untuk perbaikan keadaan umum.

Setelah keadaanoptimum tercapai barulah dilakukan laparatomi. Pada obstruksi

parsial atau karsinomatosis abdomen dengan pemantauan dan konservatif. 6,7,8

2. Operasi

Operasi dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan organ-organ

vital berfungsi secara memuaskan. Tetapi yang paling sering dilakukan adalah

pembedahan sesegera mungkin. Tindakan bedah dilakukan bila :-Strangulasi-

Obstruksi lengkap-Hernia inkarserata-Tidak ada perbaikan dengan pengobatan

konservatif (dengan pemasangan NGT, infus,oksigen dan kateter). 6,7,8

18
3. Pasca Bedah

Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan

elektrolit.Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus memberikan

kalori yang cukup.Perlu diingat bahwa pasca bedah usus pasien masih dalam

keadaan paralitik. 7,8

PROGNOSIS

Mortalitas ileus obstruktif ini dipengaruhi banyak faktor seperti umur, etiologi,

tempatdan lamanya obstruksi. Jika umur penderita sangat muda ataupun tua maka

toleransinya terhadap penyakit maupun tindakan operatif yang dilakukan sangat

rendah sehingga meningkatkan mortalitas. Pada obstruksi kolon mortalitasnya

lebih tinggi dibandingkan obstruksi usus halus. 7,8

RINGKASAN

Obstruksi usus (mekanik) adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak

bias disalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang disebabkan

kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan atau

kelainan vaskularisasi pada suatusegmen usus yang menyebabkan nekrosis segmen

usus tersebut.

Obstruksi usus halus dapat disebabkan oleh adhesi, hernia

inkarserata, neoplasma,intususepsi, volvulus, benda asing, kumpulan cacing

askaris, sedangkan obstruksi usus besar penyebabnya adalah karsinoma, volvulus,

divertikulum Meckel, penyakit Hirschsprung,inflamasi, tumor jinak, impaksi

fekal.Gejala penyumbatan usus meliputi nyeri kram pada perut, disertai kembung.

Bisingusus yang meningkat dan “metallic sound” dapat didengar sesuai dengan

timbulnya nyeri pada obstruksi di daerah distal.

19
Gejala umum berupa syok, oliguri dan gangguan elektrolit. Kolik dapat

terlihat pada inspeksi perut sebagai gerakan usus atau kejang usus dan pada

auskultasisewaktu serangan kolik, hiperperistaltis kedengaran jelas sebagai bunyi

nada tinggi. Usus di bagian distal kolaps, sementara bagian proksimal berdilatasi.

Usus yang berdilatasi menyebabkan penumpukan cairan dan gas, distensi yang

menyeluruh menyebabkan pembuluhdarah tertekan sehingga suplai darah berkurang

(iskemik), dapat terjadi perforasi. Gambaran radiologi dari ileus berupa distensi

usus dengan multiple air fluid level, distensi usus bagian proksimal, absen dari

udara kolon pada obstruksi usus halus.

Tujuan utama penatalaksanaan adalah dekompresi bagian yang mengalami

obstruksiuntuk mencegah perforasi. Tindakan operasi biasanya selalu diperlukan.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Faradilla, Nova 2009. Ileus Obstruksi

.http://www.scribd.com/ileus_obstruktif .

2. Guyton A.C., Hall J.E. 2005a. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Edisi ke-

9. Jakarta : EGC

3. Manif Niko, Kartadinata. 2008. Obstruksi Ileus . Cermin Dunia

Kedokteran o.29.http://www.portalkalbe.com/files/obstruksiileus.pdf .

4. Maulana, Razi. 2011. Ileus Obstruktif http://razimaulana.wordpress.com.

5. Middlemiss, J.H. 1949. Radiological Diagnosis of Intestinal Obstruction

by Means of DirectRadiography. Volume XXII No. 253.

6. Sari, Dina Kartika dkk. 2005. Chirurgica . Yogyakarta : Tosca Enterprise.

pp : 32-26.

7. Sjamsuhidajat, R. dan De Jong, Wim. 2003. Buku Ajar Ilmu Bedah . Edisi

2. Jakarta : EGC. Hal: 623.

8. Sutton, David. 2003. Textbook of Radiology and Imaging Volume 1. Edisi

7. London :Churchill Livingstone.

21

Anda mungkin juga menyukai