Anda di halaman 1dari 18

ANESTESI PADA PRE-

ECLAMPSIA

N A M A : D E V I N TA D H I A W I D YA N I
11 0 2 0 1 3 0 77
P E M B I M B I N G : D R . A G U S S A P T I A D Y, S P. A N
PRE-ECLAMPSIA
• Pre eclampsia adalah berkembangnya hipertensi disertai
proteinuria, dengan atau tanpa edema yang terjadi pada umur
kehamilan 20 minggu.
• Pre eclampsia berat apabila:
• Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolic 110 mmHg setiap
saat, atau
• Sistolik 140 mmHg atau diastolic 90 mmHg disertai komplikasi:
• ▪ Proteinuria ≥ 5g/24 jam atau positif 3 atau positif 4 dengan
urine dipstick
• ▪ Oliguria < 30 cc/jam selama 3 jam berturut-turut.
• ▪ Gejala sistemik: edema paru, nyeri kuadran kanan atas,
gangguan fungsi liver, nyeri kepala, visual terganggu atau
thrombocytopenia.
• Pasien eclampsia pada umumnya berusia muda dan nulipara.
 
• Manajemen Anestesi pada kehamilan, harus diperhatikan:
• ● keselamatan ibu
• ● menghindari obat yang bersifat teratogenik
• ● menghindari asfiksia janin intrauterine
• ● mencegah partus preterm
Indikasi  Fetal distress yang Pasien yang mempunyai Sama dengan SAB
ekstrem kelainan paru-paru,
 Koagulopati yang diabetes melitus,
signifikan penyakit hati yang difus
 Hipovolemia / dan kegagalan fungsi
hemoraghi yang hebat ginjal
 Kontraindikasi anestesi
regional

Kontra Indikasi Pasien menolak • Kelainan tulang Kelainan tulang belakang


belakang
• Hipotensi
Keuntungan Trias anestesi terpenuhi, • Teknik sederhana ∆ Lebih nyaman untuk
nyaman untuk pasien dan • Onset cepat ibu
operator • Intoksikasi minimal ∆ Intoksikasi minimal
• Pengaruh ke bayi << ∆ Pengaruh bayi <<
• Aspirasi << ∆ Aspirasi <<

Kerugian Efek sedatif pada bayi, Perlu loading cairan >> Perlu keterampilan, lebih
gangguan kontraksi mahal
uterus
Komplikasi  Aspirasi isi lambung • Hipotensi
 Kegagalan intubasi • Sakit kepala
 Hipertensi berat • Paralisis diafragma
 Fetal distress • Gangguan miksi
 Meningkatkan resiko
perdarahan
• Dengan spinal anesthesia, pengaruh terhadap janin lebih kecil.
• Premedikasi minimal, glycopyrolate, atropine dan
scopolamine tidak melewati plasenta.
• General anesthesia ataupun regional anesthesia pada dasarnya
dapat dilakukan, prinsipnya harus di jaga stabilitas
hemodinamik dan oksigenasi maternal.
• Apabila terpaksa harus dilakukan operasi emergensi, idealnya
dengan regional block.
Penatalaksanaan:
• Terbaik adalah dilahirkan, tetapi perlu dipertimbangkan maturitas janin. Kebanyakan kasus severe
pre eclampsia yang terjadi setelah 32 minggu kehamilan, bayi harus dilahirkan.

1. Anti hipertensi
• Hydralazine : 2,5-5 mg diberikan perlahan secara intravenous push setiap 15-20 menit
• Labetolol: 20 mg i.v initally dan titrasi setiap 10-15 menit.
• Turukan MAP 10 – 15 % secara bertahap.
• Diuretik tidak boleh diberikan, karena pada preeclamsia mempunyai volume plasma yang
cenderung berkurang (constricted).

2. Cegah kejang
• Mg SO4 20 %.
• ● Loading dose 4-6 g, diikuti dengan infus 1-2 g/jam
• ● Kadar Mg SO4 diperiksa setelah 2-4 jam dan tidak boleh lebih dari 4-7 mEq/L.
• Depresi nafas, somnolens atau hilangnya refleks patella menunjukkan kadar
• Mg SO4 melebihi dosis terapi.
• ● Diberikan bila diastolik > 100 mmHg dan terdapat tanda-tanda impending kejang
• ( visual blurring, scotoma, hypereflexia) atau tanda-tanda dar severe preeclampsia
• ● Antidotum Magnesium toxicity adalah 1 g Ca Cl 2 (10 ml lar. 10 %)

3. Berikan oksigen
• Eklampsia.
• Eclampsia adalah preeclampsia disertai kejang.
• Terjadi setelah umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau 48
jam post partum.
• Penata laksanaan:
• Anti kejang:
• ● Diazepam: 5-10 mg i.v
• ● Mg SO4: 4-6 g i.v kemudian 1-2 g/jam, sampai kadar dalam
darah 4-7 mEq/L
• 2. Antihipertensi:
• Hydralazine: 2,5 mg-5,0 mg i.v dapat di ulang sampai
tekanan diastolik < 110 mmHg
• ( tanpa menurunkan uterine blood flow ).
• Oksigen
Teknik Anestesi:
General anesthesia.
• Cegah gejolak kardiovaskuler:
• Induksi: Pethotal/Propofol
• Berikan lidocaine iv untuk cegah gejolak kardiovaskuler dan
lakukan RSI serta cricoid pressure.
• Rumatan: N2Odan O2, Tracrium dan Isoflurane.

Regional anestesi.
• Tidak boleh dilakukan bila thrombocyt < 100.000
• Terpilih Epidural.
OBAT-OBATAN PERIPARTUM
Obat anestesi inhalasi :
• mudah melewati plasenta
• Mempengaruhi nilai apgar
• Mempengaruhi tonus Uterus
• Konsetrasi rendah dapat berbahaya awareness

Obat anestesi intravena


• Thiopental : dosis 4 mg/kgBB
• Ketamin : dosis 2 mg/kgBB
• Etomidate : dosis 0,3- 0,4 mg/kgBB.
• Propofol : dosis 2,0 – 2,5 mg/kgBB.
• Sifat propofol yang larut dalam lemak dengan BM molekul rendah
sehingga mudah menembus plasenta. Konsentrasi pada v. Umbilikalis
potensial hipnotik  depresi janin Metabolisme di hepar dan dilusi v.
Cava inferior  otak janin
Obat narkotik-analgetik
• Semua analgetik narkotik melewati plasenta
• Efek samping:
• Motilitas gaster menurun
• Sphincter gastroesofageal menurun
• Mual muntah
• Depresi neonatus

• Petidin :
• Dosis im 50 -100 mg: iv 25-50 mg
• Iv  2menit kadar di janin dan ibu sama
• IM 40-50 menit terjadi puncak analgesi
Lama kerja 3-4 jam

• Morphine
• Onset epidural 20 – 25 menit
• Dosis IM 5-10 mg [puncaknya 1-2 jam
• Lama kerja 4 – 6 jam
• Mual terjadi pada 53%, retensi ureine 43%

• Fentanyl
• lama kerja 60-90 menit
• Epidural digabung denganobat anestesi lokal
• IV 50ug digunakan untuk pasien tidak kooperatif dengan epidural
OBAT ANESTESI REGIONAL

Amino-ester : Amino-amide :
• Procaine • Lidocaine
• Chloroprocaine • Mepivacaine
• Tetracaine • Prilocaine
• Bupivacaine
• Etidocaine
GOLONGAN AMINO-ESTER GOLONGAN AMINO AMIDE
• Gugusan amino ester • Gugusan amino-amide
• Metabolisme di plasma oleh • Metabolisme di hepar
enzim cholinesterase • Hidrolisa lambat
,/pseudocholinesterase dan • Half life 1,6 – 8 jam
dihidrolisa secara cepat
menjadi PABA
• Diekskresi melalui ginjal
• Berpotensi terjadi alergi
•  
Obat pelumpuh otot
• Tidak dengan mudah melewati plasenta karena terionisasi dan kelarutan
dalam lemak terbatas.

• Suxamethonium :
• pada dosis intubasi tidak terdeteksi pada v. umbilikalis
• Rocuranium :
• Merupakan golongan intermediate acting. Merupakan amino steroid. Pengganti
succinylcholin untuk rapid sequence induction. Eliminasi tergantung fungsi hati dan ginjal
• Vecuronium
• Golongan intermediate acting. Merupakan aminosteroid. Eliminasi tergantung fungsi
hepar dan ginjal.
• Obat anti hipertensi
• Bertujuan menurunkan tekanan darah
• Propanolol
• Menurunkan tekanan darah ibu
• Efek samping: IUGR, bradicardi fetal, hipoglikemi fetal, depresi nafas dan hiperbilirubinemia

• Esmolol
• Menurunkan tekanan darah ibu
• Transfer placenta secara langsung
• Bradicardi fetal secara langsung

• Hydralazine
• Golongan calsium chanel blocker – vasodilating drug
• Menurunkan tekanan darah ibu
• Meningkatkan UPBF

• Nitogliserine
• Menembus placenta
• Menurunkan tekanam darah ibu
• Meningkatkan UPBF

• Verapamil
• Golongan angiotensin converting enzyme inhibitor
• Menembus placenta
• Menurunkan tekanan darah ibu
Obat vasopressor
• Bertujuan meningkatkan tekanan darah
• b mimetik (efedrin) : (1) inotropik dan khronotropik, (2) tanpa menurunkan UPBF
• a mimetik (metaraminol)  menurunkan UPBF
• Fenilefrin : dosis kecil diberikan intermiten. Memperbaiki tekanan darah ibu dan tidak
mempengaruhi asam basa neonatus

Obat tokolitik
• Memperlambat dan menghentikan kontraksi uterus
• Relaksasi uterus  meninghkatkan UPBF  tekanan darah ibu normal

• b 2 agonis
• Broncodilatasi, vasodilatasi dan relaksasi uterus
• Onset lebih capat dari MgSO4

• MgSO4
• Depresi SSP ringan, vasodilator, anti hipertensi ringan
• Frekuensi dan kontraksi menurun, relaksasi uterus
• Sensitifitas terhadap muscle relaxan meningkat
• Onsetnya cepat, lama kerja 30 menit
• Dosis 4 gr IV diberikan selama 5 menit dilanjutkan 1 gr/jam
• Plasma level diharapakan 4 – 8 Meq/L

• Calcium Blocker
Obat oksitosik
Bertujuan merangsang uterus untuk berkontraksi
• Synthetis oxytocine (syntosinon, pitocine)
• Hormon sintetis, tidak mengandung vasopressin
• Onset 1 menit, lama kerjanya 2-3 menit
• Konsetrasi selama persalinan meningkat
• Sebagai antidiuretik setelah 15 menit

• Ergometrin
• Vasokonstriktor berpengaruh terhadap tekanan darah
• Bila diberikan pada tahap persalinan
• Diberikan pada atonia uteri

• Prostaglandine F 2a
• Transport calsium melalui membrane sel uterus
• Efek puncak didapatkan 1-3 menit, lama kerja 90 menit
KOMPLIKASI

Spinal anastesi:
• Sakit kepala: tidur terlentang, oral atau i.v fluid, analgetik, epidural blood
patch (5-20 ml), pengikat perut atau stagen
• Hipotensi: ephedrine 15 mg i.v atau preventive pada m.Deltoideus: 15-20
mg i.m
• Menggigil: largactil 10-15 mg i.v
• Kejang: pentothal 2-3 mg/kg i.v atau diazepam 0,2 mg/kg i.v
• Kesadaran menurun: bebaskan jalan nafas, infus kristaloid, beri O2
• Hipertensi: propranolol dan O2
• Tachycardia: propranolol dan O2
• Hipoventilasi: bantuan nafas
• Hiperventilasi: narcotic
Epidural Anastesi:
• Penyebab post spinal headache: kehilangan LCS > 20 ml
• Intoksikasi: bila bupivacaine masuk LCS atau spinal > 7 ml

TOTAL SPINAL
• Terjadi bila obat lokal anestesi dalam jumlah besar masuk ke dalam subarachnoid
space, sering terjadi pada kasus obstetrik.
• Akan pulih dalam waktu 30 menit sampai 3 jam, tergantung jumlah obat lokal
anestesi dan jumlahnya.
• Gejala: apnea, tidak sadar
• Hipotensi
• Tindakkan: Intubasi  ventilator
• Vasopresor
• Lanjutkandengan General anesthesia

Anda mungkin juga menyukai