KATA PENGANTAR
Usaha dibidang Jasa konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah
berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai
badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas
pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini bahwa mutu produk, ketepatan waktu
penyelesaian, dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih rendah dari yang
diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah ketersediaan
tenaga ahli / trampil dan penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan
serta penguasaan teknologi.
Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan
terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.
Untuk memenuhi kebutuhan terhadap produk sesuai kualitas standar tersebut, perlu
dilakukan berbagai upaya, mulai dari peningkatan kualitas SDM, standar mutu, metode
kerja dan lain-lain.
Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan
adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang menggeluti
pekerjaan konstruksi baik untuk bidang pekerjaan jalan dan jembatan, pekerjaan sumber
daya air maupun untuk pekerjaan dibidang bangunan gedung.
Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja dibidang Sumber Daya Air, telah
menghasilkan sekitar 130 (seratus Tiga Puluh) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja
Pelaksana Terowongan (Tunnel Constructions Engineer) merupakan salah satu
jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan
yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam pekerjaan
konstruksi bidang sumber daya air.
Namun penulis menyadari bahwa materi pelatihan ini masih banyak kekurangan
khususnya untuk modul Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan pekerjaan
konstruksi Sumber Daya Air.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan
guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
Tim Penyusun
i
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
LEMBAR TUJUAN
TUJUAN PELATIHAN
ii
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
Setelah selesai mengikuti modul ini peserta mampu mengukur dan menghitung hasil
pekerjaan pada Pekerjaan Terowongan.
iii
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
DAFTAR ISI
iv
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
v
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisa dari masing-masing Unit
Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan
kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen
Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus
pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.
vi
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
DAFTAR MODUL
vii
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
PANDUAN PEMBELAJARAN
1. Ceramah : Pembukaan
- Menjelaskan Tujuan Instruksional (TIU - Mengikuti penjelasan TIU & OHT
& TIK) TIK dengan tekun dan aktif No.1-8
- Merangsang motivasi peserta dengan - Mengajukan pertanyaan
pertanyaan atau pengalamannya apabila kurang jelas
dalam melakukan pengukuran dan
hasil pekerjaan dilapangan
- Waktu : 5 menit
2. Ceramah : Pendahuluan
- Mendengarkan penjelasan OHT
- Menjelaskan jenis dan Konstruksi
instruktur dengan tekun dan No.9-11
Terowongan lingkup pekerjaan dari
aktif
jabatan kerja seorang Pelaksana
- Mencatat hal-hal yang perlu
Terowongan
- Bertanya Bila Perlu
- Waktu : 15 menit
- Bahan : Materi serahan (Bab I :
Pendahuluan)
3. Ceramah : Pengendalian dan Monitoring
- Menjelaskan tentang perlunya - Mendengarkan penjelasan OHT
pengendalian dan monitoring secara instruktur dengan tekun dan No.12-15
terus-menerus selama masa aktif
pelaksanaan konstruksi agar hal-hal - Mencatat hal-hal yang perlu
yang tidak sesuai secara dini dapat di - Bertanya Bila Perlu
ketahui.
viii
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
ix
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
MATERI SERAHAN
x
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Umum.
Buku ini berisi prosedur standar dan pedoman yang perlu diikuti dalam pelaksanaan
pembangunan proyek Sumber Daya Air.
Pekerjaan yang akan diajukan / ditagihkan hasil pengukuran dan perhitungan tasi
harus diketahui oleh Pengawas Lapangan dan Direksi sebagai dasar dan lampiran
dibuatkannya berita pembayaran.
1-1
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
Jadi maksud dan tujuan dari modul ini adalah untuk memperkenalkan dan
membekali pelatihan dalam melakukan Pengukuran dan Perhitungan Hasil
Pekerjaan dibidang Sumber Daya Air khususnya Terowongan.
1-2
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
BAB II
PENGENDALIAN DAN MONITORING
2.1. Umum
Salah satu bagian pengelolaan mutu proyek yang penting adalah menyusun serta
menerapkan Program Penjamin Mutu (Quality Assurance).
2-1
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
dengan catatan dan dokumen yang berkaitan dengan Quality Assurance / Quality
Control, termasuk lingkup ini juga Quantity Control.
Kegiatan pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil perencanaan akan
menghasilkan catatan mengenai seluruh pekerjaan antara lain :
- Jenis Pekerjaan
- Kuantitas Pekerjaan
- Kualitas yang dipersyaratkan
- Schedulle pembayaran
2-2
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kaulitas maupun elevasi dan
persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan dengan teliti dan
akurat yang disetujui oleh Konsultan sehingga kuantitas dalam kontrak adalah benar
diukur dan di sertifikasi oleh Konsultan dan mendapat persetujuan pengguna jasa.
2-3
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
- Pengukuran meter kubik dikalikan berat jenis bahan tersebut (berat jenis
dapat diketahui dari laboratorium atau acuan baku).
2-4
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
BAB III
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN PEKERJAAN
3.1. Umum
3.2. Mobilisasi
3.2.2. Pengukuran
3-1
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
3-2
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
d. Jenis galian adalah galian tanah, pasir, kerikil dan batu. Galian
tanah terdiri dari tanah lembek, sedang, cadas atau bisa juga
lumpur. Galian batu adalah galian yang bisa dibongkar dengan alat-
alat berat seperti alat penggaru (Ripper). Galian batu dengan
menggunakan alat bertekanan udara tinggi, penyebaran, peledakan
dengan dinamit, bukan termasuk kategori galian disini.
3.3.2. Pengukuran.
3-3
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
3.4.2. Pengukuran
3-4
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
3-5
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
3.5.2. Pengukuran.
a. Bangunan Terowongan
Luas tebas tebang dan pembersihan adalah seluas bangunan inlet
dan outlet berikut perlengkapannya ditambah luasan untuk
penempatan alat-alat dan ambang ruang kerja.
b. Base Camp
Luas tebas tebang dan pembersihan seluas keperluan Base Camp
dan jalan masuknya.
3-6
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
3.6.2. Pengukuran.
Pekerjaan cabut tunggul diukur dalam satuan luas yaitu meter persegi.
Luas daerah pencabutan tunggul adalah sama dengan daerah tebas
tebang pohon dan pembersihan hutan seperti butir 3.5.
Luas cabut tunggul pohon dibayar dalam satuan luas yaitu meter
persegi dan dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga (BOQ).
3.7.2. Pengukuran
3-7
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
3.8.2. Pengukuran
3-8
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
3-9
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
e. Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar
sebagai beton struktur atau beton tidak bertulang. Beton struktur
haruslah beton yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi
pekerjaan sebagai K175 atau lebih tinggi. Untuk mutu (kekuatan)
beton yang lebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai
beton dengan mutu (kekuatan) yang lebih rendah.
3 - 10
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
3 - 11
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
3 - 12
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
3.11.2. Pengukuran
3 - 13
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
BAB IV
LEMBAR PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN
(Quantity Sheet)
4.1. Umum.
Administrasi proyek yang terkait pada tahap pelaksanaan proyek meliputi Quantity
Sheet, yaitu merupakan form-form, formulir-formulir yang antara lain data
digunakan untuk :
4-1
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
2. QS.2. Umum
5. QS.5. Timbunan
4-2
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
4-3
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
2. Isi
4-4
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
4-5
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
4.4.2. Termijn
4-6
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
DAFTAR PUSTAKA
2. Pedoman Penyusunan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Untuk Jaringan Irigasi Tertier
Secara Manual. Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah.
4. Serie / Judul : QSR 0 / Pengukuran Kuantitas, Pelatihan Juru Ukur Kuantitas (Quantity
Surveying Technician), Proyek Pengembangan Dan Pembinaan Konstruksi, Pusat
Pelatihan Jasa Konstruksi (Puslatjakons), Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah.
4-7
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
RANGKUMAN
Maka pengukuran dan perhitungan hasil pekerjaan adalah salah satu bagian
terpenting dalam pelaksanaan karena turut menentukan kelancaran dan
keberhasilan pekerjaan secara keseluruhan.
BAB II Pengendalian dan monitoring adalah salah satu usaha agar pelaksanaan fisik
dapat terlaksana dilapangan sesuai dengan gambar dan spesifikasi, baik
dimensi maupun kualitas yang disyaratkan, disamping memerlukan
perencanaan yang realistis sebagai tolok ukur pencapaian sasaran yang harus
dilengkapi dengan teknik dan metode yang dapat segera mengungkapkan
tanda-tanda terjadinya penyimpangan (bila terjadi).
Pengendalian terbagi dalam tiga rentang yang meliputi, rentang Pre Audit,
Monitoring, dan Post Audit.
1. Rentang Kendali Monitoring
Kegiatan dalam rangka pengendalian teknis dalam rentang Pre Audit
adalah seluruh kegiatan sebelum melakukan pengawasan.
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
BAB III Pengukuran dan pembayaran pekerjaan harus mengacu kepada metode yang
diberikan dalam kontrak. Penjelasan umum pekerjaan fisik yang diuraikan
adalah sebagai acuan dalam membuat format lembar kuantitas untuk setiap
item pekerjaan yang sesuai dengan perhitungan volume pekerjaan.
Dalam pengukuran dan pembayaran pekerjaan, semua item pekerjaan mulai
dari tahap persiapan sampai tahap pembetonan hingga bangunan terwujud
didasarkan atas kemajuan yang dicapai sesuai spesifikasi yang telah disetujui.
Dengan dasar pembayaran sebagai kompensasi penuh atas terlaksananya
pekerjaan konstruksi terowongan yang dimasukan dalam daftar kuantitas dan
harga (BOQ).
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
DAFTAR PUSTAKA
2. Pedoman Penyusunan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Untuk Jaringan Irigasi Tertier
Secara Manual. Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah.
4. Serie / Judul : QSR 0 / Pengukuran Kuantitas, Pelatihan Juru Ukur Kuantitas (Quantity
Surveying Technician), Proyek Pengembangan Dan Pembinaan Konstruksi, Pusat
Pelatihan Jasa Konstruksi (Puslatjakons), Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah.
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan
LAMPIRAN
UPAH :
Pekerja OH 2.150 60,000.00 129,000.00
Mandor OH 0.073 75,000.00 5,475.00
-
PERALATAN : -
Mesin Bor CDR 1 jam 0.025 300,000.00 7,500.00
Wheel Loader Shovel S.09 1 jam 0.012 300,000.00 3,600.00
Wheel Loader 1 jam 0.025 90,000.00 2,250.00
Dump Truck 1 jam 0.025 300,000.00 7,500.00
-
Pekerjaan Blasting - ls 1.000 500,000.00 500,000.00
jumlah 655,325.00
II. PEKERJAAN BETON BERTULANG 1:2:3 / M3 -
-
UPAH :
Pekerja OH 6.000 60,000.00 360,000.00
Mandor OH 0.300 75,000.00 22,500.00
Tukang Batu OH 1.000 60,000.00 60,000.00
Kepala Tukang OH 0.100 75,000.00 7,500.00
jumlah 450,000.00
Upah memotong dan memasang besi / 100 kg : -
Tukang Besi OH 9.000 60,000.00 540,000.00
Kepala Tukang OH 3.000 75,000.00 225,000.00
Pekerja OH 9.000 60,000.00 540,000.00
0.75 1,305,000.00
978,750.00
BAHAN :
Semen 8.500 zak 50,000.00 425,000.00
Pasir 0.540 m3 100,000.00 54,000.00
Split 0.820 m3 200,000.00 164,000.00
Besi 137.500 kg 15,000.00 2,062,500.00
Kawat Beton 2.500 kg 10,000.00 25,000.00
jumlah 2,730,500.00
Sub Total 8,804,575.00
Over Head 10% 0.100 880,457.50
9,685,032.50
PPn 10% 0.100 968,503.25
Total 10,653,535.75
Terbilang : Sepuluh Juta Enam Ratus Lima Puluh Dibulatkan 10,653,000.00
Tiga Ribu Rupiah.
-
Pelatihan Pelaksana Terowongan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan