BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelanggaran hak asasi manusia merupakan permasalahn yang marak
dibicarakan dinegara kita akhir-akhir ini. Berbagai kasus yang terjadi di negara ini
seringkali dikaitkan dengan pelanggaran hak asasi manusia. Salah satu hak asasi
manusia yang sedang marakdiperjuangkan adalah hak anak. Termasuk didalamnya
adalah masalah mengenai anakjalanan.
Jumlah anak jalanan akhir-akhir ini meningkat dengan pesat. Peningkatan
jumlah anak jalanan yang pesat ini merupakan fenomena sosial yang perlu
mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak. Perhatian ini tidak semata-mata
terdorong oleh besarnya jumlah anak jalanan, melainkan karena situasi dan kondisi
anak jalanan yang buruk dimana kelompok ini belum mendapatkan hak-haknya
bahkan sering dilanggar.
Hampir disetiap perempatan-perempatan jalan di kota-kota besar telah
menjadi basis kegiatan anak jalanan. Anak-anak yang seharusnya masih berada
dalam lingkungann bermain dan belajar tetapi mereka sudah mencari nafkah
dengan melakukan kegiatankegiatan di perempatan jalan yang penuh resiko.
Mereka yang seharusnya masih mengenyam masa indah di bawah kasih sayang
dan bimbingan orang tua sudah harus menjalani kehidupan dunia jalanan yang
penuh kekerasan dan ekdploitasi tanpamengenyam pendidikan moral maupun
agama. Padahal anak-anak itu adalah asset pembangunan bangsa yang sangat
berharga untuk masa depan.
Mengkaji fenomena diatas, kelompok kami ingin membuka kesadaran kita
untuk menyimak sisi lain dari kehidupan kita, dimana masih banyak sekali anak
yang tidak mampu menikmati kehidupan yang layak seperti kita. Permasalahan
anak jalanan tersebut membutuhkan solusi yang terbaik karena membawa
pengaruh besar yang menyangkut masalah sosial, moral dan terlebih lagi hak asasi
manusia yang menjadi tanggung jawab kita semua sebagai warga negara untuk
menegakkannya.
1.3 Tujuan
Makalahini disusununtukmengetahuibentukpelanggaran HAM yang terjadi padaanak
jalanan, sertauntuk mencari solusiuntuk mengurangipelanggaran HAM pada anak
jalanan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Anak Jalanan
Berbagai definisi telah dikemukakan oleh kalangan akademisi atau peneliti
maupun kalangan aparat pemerintah yang terkait dengan lembaga swadaya
masyarakat. Adapun beberapa definisi anak jalanan dikemukakan sebagai
berikut :
1. Menurut Ilsa (1996) anak jalanan adalah anak-anak yang bekerja di jalanan.
2. Studi yang dilakukan oleh Soedijar (1989/1990) menunjukkan bahwa anak
jalanan adalah anak yang berusia antara 7-15 tahun yang bekerja dijalanan dan
dapat mengganggu ketentraman dan keselamatan orang lain serta
membahayakan dirinya sendiri.
3. Direktorat Bina Sosial DKI menyebutkan bahwa anak jalanan adalah anak
yang berkeliaran di jalan raya sambil bekerja mengemis atau menganggur
saja.
4. DepartemenSosial RI mendefinisikananakjalananadalahanak yang
sebagianbesarmenghabiskanwaktunyauntukmencarinafkahatauberkeliaran di
jalananatautempat-tempatumumlainnya.
Menurut Panji Putranto ada dua tipe anak jalanan, yaitu anak yang bekerja di
jalan dan anak yang hidup di jalan.perbedaan antara kedua kategori ini adalah
kontak dengan orang tua. Mereka yang bekerja masih memiliki kontak dengan
orang tua sedangkan yang hidup dijalanan sudah putus hubungan dengan
keluarga. Menurut Azas Tigor Nainggolan menunjukkan ada tiga kategori anak-
anak yang bekerja dijalanan. Pertama, anak-anak miskin perkampungan kumuh
yaitu anak-anak kaum urban yang tinggal bersama orang tuanya di kampung-
kampung yang tumbuh secara liar di perkotaan. Kedua, pekerja anak perkotaan
yaitu mereka hidup dan bekerja tetapi tidak tinggal bersama orang tua. Ketiga,
adalah anak-anak jalanan yang sudah putus hubungan dengan keluarga.
Berdasar definisi-definisi diatas tiga ciri anak jalanan antara lain :
1. Anak-anak jalanan sebagai gejala bagian dari gejala dalam bidang
ketenagakerjaan. Dalam bidang ini, gejala anak jalanan sering dikaitkan
dengan alasan ekonomi keluarga dan kesempatan untuk mendapatkan
pendidikan. Kecilnya pendapatan orang tua sehingga tidak mampu mencukupi
kebutuhan keluarga memaksa terjadinya pengerahan anak-anak.
2. Anak jalanan sebagai permasalahan sosial. Anak-anak jalanan dipandang
merupakan bukti dari para deviant yang mengancam ketentraman para
penghuni kota lainnya.
3. Anak jalanan sebagai anak-anak yang diperlakukan sebagai orang dewasa.
Akibatnya ia memiliki resiko yang sangat besar untuk dieksploitasi atau
menghadapi masa depan yang suram.
3
tua atau orang lain yang bertangung jawab atas pengasuhan (Pasal 19), (4) hak
untuk mmemperoleh perlindungan khusus bagi bagi anak- anak yang kehilangan
lingkungan keluarganya dan menjamin pengusahaan keluarga atau penempatan
institusional yang sesuai dengan mempertimbangkan latar budaya anak (Pasal
20), (5) adopsi anak hanya dibolehkan dan dilakukan demi kepentingan terbaik
anak, dengan segala perlindungan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang
(Pasal 21), (6) hak-hak anak penyandang cacat (disabled) untuk memperoleh
pengasuhan, pendidikan dan latihan khusus yang dirancang untuk membantu
mereka demi mencapai tingkat kepercayaan diri yang tinggi (Pasal 23), (7) hak
anak menikmati standar kehidupan yang memadai dan hak atas pendidikan (Pasal
27 dan 28).
2. Hak terhadap perlindungan (protection rights)
Hak perlindungan yaitu perlindungan anak dari diskriminasi, tindak
kekerasan dan keterlantaran bagi anak yang tidak mempunyai keluarga, dan bagi
anak pengungsi. Hak perlindungan dari diskriminasi, termasuk (1) perlindungan
anak penyandang cacat untuk memperoleh pendidikan, perwatan dan latihan
khusus, dan (2) hak anak dari kelompok masyarakat minoritas dan penduduk asli
dalam kehidupan masyarakat negara. Perlindungan dari ekploitasi, meliputi (1)
perlindungan dari gangguan kehidupan pribadi, (2) perlindungan dari keterlibatan
dalam pekerjaan yang mengancam kesehatan,
pendidikan dan perkembangan anak, (3) perlindungan dari penyalahgunaan obat
bius dan narkoba, perlindungan dari upaya penganiayaan seksual, prostitusi, dan
pornografi, (4) perlindungan upaya penjualan, penyelundupan dan penculikan
anak, dan (5) perlindungan dari proses hukum bagi anak yang didakwa atau
diputus telah melakukanpelanggaran hukum.
3. Hak untuk Tumbuh Berkembang (development rights)
Hak tumbuh berkembang meliputi segala bentuk pendidikan (formal maupun
non formal) dan hak untuk mencapai standar hidup yang layak bagi
perkembangan fisik, mental, spiritual, moral dan sosial anak. Hak anak atas
pendidikan diatur pada Pasal 28 Konvensi Hak Anak menyebutkan, (1) negara
menjamin kewajiban pendidikan dasar dan menyediakan secara cuma-cuma, (2)
mendorong pengembangan macam-macam bentuk pendidikan dan mudah
dijangkau oleh setiap anak, (3) membuat imformasi dan bimbingan pendidikan
dan ketrampIlan bagi anak, dan (4) mengambil langkah-langkah untu mendorong
kehadirannya secara teratur di sekolah dan pengurangan angka putus sekolah.
Terkait dengan itu, juga meliputi (1) hak untuk memperoleh informasi, (2) hak
untuk bermain dan rekreasi, (3) hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan budaya,
(4) hak untuk kebebasan berpikir dan beragama, (5) hak untuk mengembangkan
kepribadian,(6) hak untuk memperoleh identitas, (7) hak untuk didengar
pendapatnya, dan (8) hak untuk memperoleh pengembangan kesehatan dan fisik.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
http://anjal.blogdrive.com/archive/11.html
http://alekkurniawan.blogspot.com/2011/06/anak-jalanan-dan-hak-asasi-
manusia.html
http://ninarahayu-ninasblog.blogspot.com/2012/05/ham-untuk-anak-jalanan.html
11
MAKALAH KEWARGANEGARAAN
Pelanggaran Hak Asasi Manusia Pada Anak Jalanan
Disusun oleh:
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN TAHUN AJARAN 2019/2020
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA
12