Anda di halaman 1dari 3

Nama : Febriani Suci Priadi

Judul : Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi Melalui Implementasi Slow Deep
Breathing dan Alternate Nostril Breathing

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi adalah penyakit kronik akibat meningkatnya tekanan darah arterial sistemik,
baik sistolik maupun diastolik (Smeltzer & Bare, 2002) dan merupakan salah satu faktor risiko
utama gangguan jantung. Selain mengakibatkan gagal jantung, hipertensi dapat berakibat
terjadinya gagal ginjal maupun penyakit serebrovaskular (Sudoyo et al, 2006). Sampai saat ini
hipertensi masih tetap menjadi masalah utama. Hal ini disebabkan karena meningkatnya
prevalensi hipertensi dan masih banyaknya pasien hipertensi yang belum mendapatkan
pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target.Selain
itu, dianggap sebagai masalah utama karena adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang
dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas.(Berek, 2018).

Hipertensi disebut juga silent killer karena pada sebagian besar kasus tidak menunjukkan
gejala apapun hingga pada suatu hari hipertensi menjadi stroke dan serangan jantung yang
mengakibatkan penderitanya meninggal. Bahkan sakit kepala yang sering menjadi indikator
hipertensi tidak terjadi pada beberapa orang atau dianggap keluhan ringan yang akan sembuh
dengan sendirinya (Kurniadi & Ulfa, 2015). Seiring bertambahnya umur, tekanan darah akan
meningkat terutama tekanan darah sistolik, sedangkan tekanan darah diastolik pada mulanya
meningkat, tetapi pada usia pertengahan akan menetap atau akan menurun sejalan dengan
pengerasan pembuluh darah (Kurniadi & Ulfa, 2015).

Penyakit Tidak Menular (PTM) termasuk salah satunya hipertensi cenderung merupakan
penyebab kematian tertinggi di dunia. Hal ini dibuktikan dari data World Healty Organization
(WHO) yang menunjukkan bahwa sebanyak 71% dari 41 juta kematian yang terjadi di dunia
pada tahun 2018 disebabkan oleh PTM (WHO,2018). Menurut data WHO, secara global
penyebab kematian penyakit tidak menular dengan proporsi, antara lain penyakit jantung dan
pembuluh darah (35 %), kanker (12%), penyakit pernafasan kronis (6%), diabetes (6%), dan
15% disebabkan oleh PTM lainnya. (WHO,2018). Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan
penyakit katastropik dengan penyebab kematian tertinggi di khusunya di Indonesia. Hal ini
mengakibatkan hilangnya hari produktif bagi penderita dan pendamping.(Kementrian Kesehatan
RI,2020). dibuktikan dalam Riset Kesehatan Dasar 2013 dalam Permenkes No 5 Tahun 2017
disebut bahwa prevalensi hipertensi sebesar 25,8% sebagai Penyakit Tidak Menular yang
tertinggi dibandingkan dengan jenis PTM lainnya.
Hasil Riskesdas tahun 2018, menunjukkan prevalensi Penyakit Tidak Menular di
Indonesia mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker,
stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes mellitus dan hipertensi. Prevalensi hasil pengukuran
tekanan darah, hipertensi naik dari 25,8% menjadi 34,1%. Berdasarkan data didapatkan jumlah
penderita hipertensi pada tahun 2015 sebesar 204.213 kasus, pada tahun 2016 sebesar 225.305
kasus, dan pada tahun 2017 sebesar 229.365 kasus (Riskesdas Provinsi Sumsel, 2021).Menurut
survei (Riskesdas Provinsi Sumsel, 2021), data prevalensi hipertensi di Indonesia pada penduduk
usia ≥ 18 tahun yang didapat dari hasil pengukuran tekanan darah sebesar 34,1%. Hasil ini
meningkat beberapa persen dari survei yang dilakukan pada tahun 2013 yakni sebesar 25,8%. Di
Sumatera Selatan khususnya termasuk salah satu provinsi yang memiliki prevalensi hipertensi
pada penduduk usia ≥ 18 tahun yang didapat dari hasil pengukuran tekanan darah cukup tinggi
yaitu sebesar 30,4% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 2018).

Penatalaksanaan hipertensi dikategorikan terapi farmakologis dan non farmakologis


(Bachrudin & Najib, 2016). Terapi farmakologis banyak digunakan oleh penderita hipertensi
dibanding terapi non farmakologis. Padahal mengkonsumsi obat untuk mengatasi hipertensi
banyak efek buruk yang ditimbulkan, sedangkan pada lansia proses metabolisme mengalami
banyak penurunan berbeda dengan usia dewasa muda. Maka pilihan yang paling tepat untuk
menangani hipertensi adalah terapi non farmakologis salah yaitu terapi slow deep breathing dan
alternate nostril breathing (Kurniasari et al., 2020).

Slow deep breathing merupakan salah satu relaksasi nafas yang dapat membantu
menurunkan stress dan tekanan darah. Slow deep breathing merupakan salah satu intervensi
mandiri keperawatan dimana perawat mengajarkan pada klien bagaimanana cara melakukan
nafas dalam, nafas lambat, dan bagaimana cara menghembuskan nafas secara perlahan (Utomo et
al., 2015) adapun terapi non farmakologis lainnya yakni Alternate nostril breathing yang
memiliki efek langsung pada kesehatan mental dan fisik.Alternate nostril breathing membantu
dalam merangsang saraf utama dalam sistem saraf parasimpatis dan saraf vagus, sehingga
membantu dalam memperlambat detak jantung, menurunkan tekanan darah, dan menenangkan
tubuh dan pikiran. karna obat antihipertensi memiliki banyak efek samping serta tingkat
ketidakpatuhannya pasien terhadap obat tinggi maka terapi komplementer seperti alternate nostril
breathing terbukti paling efektif dalam mengurangi tekanan darah pada pasien hipertensi .
(Mohebi et al., 2018). Sehubungan dengan uraian diatas maka penulis tertarik mengadakan
penelitian mengenai asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi melalui implementasi slow
deep breathing dan alternate nostril breathing di Wilayah kerja Puskesmas Alang-alang lebar
tahun 2021

1.2 Rumusan Masalah


Sebagaimana yang telah diuraikan dilatar belakang,maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah bagaimanakah implemetasi asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi melalui
implementasi slow deep breathing dan alternate nostril breathing terhadap penurunan tekanan
darah?

1.3 Tujuan Studi Kasus

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahui penerapan slow deep breathing dan alternate nostril breathing pada penderita
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Alang-Alang lebar Tahun 2021?

1.3.2. Tujuan Khusus

1.Mendeskripsikan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi Melalui Implementasi


Slow Deep Breathing dan Alternate Nostril Breathing

2.Menganalisis hasil implememtasi Slow Deep Breathing dan Alternate Nostril Breathing

1.4 Manfaat Studi Kasus

1.4.1 Bagi pasien/keluarga

Sebagai informasi bagi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami hipertensi
serta menerapkannya.

1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan

Sebagai referensi dan tambahan informasi dalam peningkatan dan mutu pendidikan dimasa
yang akan datang tentang asuhan keperawatan.

1.4.3. Bagi Puskesmas

Hasil karya tulis diharapkan menjadi informasi dalam saran dan evaluasi untuk peningkatan
mutu pelayanan yang lebih kepada pasien puskesmas yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai