Anda di halaman 1dari 5

NARISWHARI ARISANI ASRI

A012211101

CHAPTER 1 : COMING SUCCESS ENTREPRENEURSHIP

ANALYSIS OF ENTREPRENEURSHIP CHARACTERISTIC, VENTURE CAPITAL, AND MARKETING STRATEGY


ON SUCCESS OF SMALL INDUSTRY ENTERPRISES

A. Pendahuluan

Wirausahawan memiliki karakteristik yang sama dan berasal dari kelas yang sama, Schumpeter
menulis bahwa wirausahawan tidak membentuk suatu kelas tetapi berasal dari semua kelas.
Wirausahawan umumnya memiliki sifat yang sama. Mereka adalah orang-orang yang memiliki energi,
keinginan untuk melakukan pengulangan yang inovatif, kemauan untuk menerima tanggung jawab
pribadi dalam mewujudkan suatu peristiwa dengan cara yang mereka pilih, dan keinginan untuk
mencapai yang sangat tinggi. Geoffry Crowther menambahkan sikap optimis dan percaya diri ke depan
(Wiratmo, 2007). Menurut Justin, dkk., dalam Purwanti (2012) ciriciri kewirausahaan adalah kebutuhan
untuk sukses, setiap orang berbeda tingkat kebutuhannya untuk sukses. Orang-orang yang memiliki
tingkat keberhasilan yang rendah perlu merasa cepat dalam status mereka, sementara orang-orang
dengan tingkat keberhasilan yang tinggi perlu bersaing dengan standar keunggulan dan memilih untuk
bertanggung jawab secara pribadi atas tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. Dorongan untuk
sukses itu muncul dalam diri seseorang yang ambisius yang memulai perusahaan barunya dan kemudian
ingin mengembangkan bisnisnya. Karakteristik keinginan mengambil risiko oleh pengusaha dalam
memulai atau menjalankan usahanya berbeda-beda, pengusaha bersedia menerima risiko karena
menghadapi kemungkinan kegagalan.

Dalam menjalankan suatu usaha salah satu faktor pendukung yang dibutuhkan adalah modal,
jika kita memulai usaha dengan membangun rumah maka modal menjadi bagian dari pondasi rumah
yang akan dibangun. Semakin kuat pondasi yang dibuat, semakin kokoh pula rumah yang dibangun.
Begitu juga pengaruh modal terhadap suatu usaha, keberadaannya menjadi tumpuan awal dari usaha
yang akan dibangun. Besarnya modal akan mempengaruhi perkembangan usaha dalam pencapaian
pendapatan (Riyanto, 2008), yang dimaksud modal lain-lain modal meliputi modal baik berupa uang
maupun berupa barang. Schwiedlan dalam buku (Riyanto, 2008). Modal sangat penting dalam
mendirikan suatu usaha. Besarnya modal yang dibutuhkan tergantung dari besar kecilnya usaha yang
akan didirikan. Konsultan bisnis umumnya berbagi gagasan tentang modal, termasuk modal usaha kecil
menjadi dua, yaitu modal berwujud dan modal tidak berwujud. Modal berwujud adalah modal riil, baik
berupa barang bergerak maupun tidak bergerak. Barang bergerak misalnya sepeda motor, mesin
produksi, dan lain sebagainya. Intangible capital adalah modal yang tidak senyata ide kreatif. Secara
keseluruhan modal ventura dibagi menjadi 3 bagian:

1. Modal investasi: Yang dimaksud dengan modal investasi adalah jenis modal ventura yang
harus dikeluarkan yang biasanya digunakan dalam jangka panjang. Modal ventura untuk investasi cukup
besar karena digunakan untuk jangka panjang, tetapi investasi modal akan menyusut dari tahun ke
tahun, bahkan dari bulan ke bulan.

2. Modal kerja Modal: usaha yang harus dikeluarkan untuk membuat atau membeli barang
dagangan. Modal kerja ini dapat dikeluarkan setiap bulan atau pada waktuwaktu tertentu.

3. Modal operasional: Modal ventura yang akan dikeluarkan untuk membayar biaya operasional
bulanan seperti gaji gaji, listrik dan sebagainya.

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan utama yang dilakukan oleh pengusaha dalam
usahanya mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan perkembangan usahanya serta
memperoleh keuntungan. Keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan tergantung pada
kemampuan dan keahlian dalam pemasaran. Dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan strategi
pemasaran yang merupakan rencana yang dimiliki oleh suatu perusahaan sebagai pedoman kegiatan
pemasaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan (Kotler, 2005). Dalam memulai
suatu usaha perlu adanya rencana strategi pemasaran awal untuk memperkenalkan produk baru ke
pasar. Rencana tersebut terdiri dari tiga bagian pertama dari positioning produk, pangsa pasar. Bagian
kedua tentang distribusi dan strategi anggaran. Bagian ketiga dari melakukan strategi bauran pemasaran
adalah strategi tentang harga, distribusi, produk, promosi yang akan dijalankan.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini melibatkan 30 industri rumah tangga di Malang. Metode pengambilan sampel
adalah Purposive Random Sampling dimana usaha UMKM yang diteliti adalah pendiri usaha, telah
menjalankan usaha minimal 3 tahun dan bersedia menjadi responden. Analisis penelitian menggunakan
metode deskriptif kuantitatif, untuk menganalisis peran variabel karakteristik kewirausahaan,
permodalan, dan pemasaran terhadap keberhasilan usaha UMKM.

C. HIPOTESIS

1. Diduga Ada Hubungan Karakteristik Kewirausahaan dengan Keberhasilan Usaha

2. Diduga tidak ada hubungan modal usaha dengan keberhasilan usaha. Seharusnya ada

3. strategi pemasaran relasional terhadap keberhasilan bisnis. Seharusnya variabel

4. karakteristik kewirausahaan yang memiliki pengaruh paling besar terhadap keberhasilan usaha.

D. HASIL

1. Analisis regresi

Analisis regresi berganda digunakan untuk menggambarkan bentuk hubungan antara variabel
bebas terhadap variabel terikat (terikat). Hal-hal penting dalam analisis regresi adalah persamaan
regresi, koefisien determinasi (R ), UjiF dan Uji-t. Dari persamaan regresi diketahui bahwa variabel
keberhasilan usaha (Y) akan diprediksi oleh variabel bebas, karakteristik wirausaha (X ), modal usaha (X )
dan strategi pemasaran (X ). Koefisien regresi pada ketiga variabel bertanda positif, hal ini dapat
diartikan bahwa semakin kuat Karakteristik Pengusaha, Modal Ventura, dan Strategi Pemasaran yang
Kuat akan meningkatkan Keberhasilan Usaha. Berdasarkan perhitungan analisis regresi dapat diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut:

Y = - 3,569 + 0,120 (X ) + 0,017 (X ) + 0,335 (X )

Dari persamaan regresi diketahui bahwa variabel keberhasilan usaha (Y) akan diprediksi oleh variabel
bebas, Karakteristik Kewirausahaan (X ), Modal Ventura (X ) dan Strategi Pemasaran (X ). Koefisien
regresi pada ketiga variabel bertanda positif, hal ini dapat diartikan bahwa semakin kuat Karakteristik
Pengusaha, Modal Ventura, dan Strategi Pemasaran yang Kuat akan meningkatkan Keberhasilan Usaha.

2. Pengaruh Parsial (Uji-t)

Pengaruh parsial variabel karakteristik kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha dilakukan


dengan uji t. Hasil uji-t untuk koefisien regresi ini signifikan (p-value < 0,05). Variabel Karakteristik
Kewirausahaan dengan koefisien regresi sebesar 0,120 berpengaruh signifikan terhadap Keberhasilan
Usaha. Hal ini terlihat dari nilai t-hitung = 2,145 yang lebih besar dari t tabel = 2,056 atau p-value = 0,041
lebih kecil dari - = 0,05, maka koefisien regresi statistik Karakteristik Kewirausahaan Keberhasilan Usaha
adalah signifikan. Koefisien beta sebesar 0,120 menjelaskan bahwa semakin kuat Karakteristik
Kewirausahaan dengan indikation percaya diri, berorientasi pada tugas, dan hasil, berani mengambil
risiko, berorientasi pada pemimpin, orisinalitas, berorientasi pada masa depan, jujur dan rajin akan
menjadi faktor pendorong Kesuksesan Bisnis. Koefisien korelasi parsial sebesar 0,543 merupakan derajat
hubungan antara Karakteristik Kewirausahaan dengan Keberhasilan Usaha setelah dikoreksi dengan
hubungan antara Modal Ventura dan Strategi Pemasaran. Hasil ini menjelaskan bahwa tingkat
Karakteristik Kewirausahaan dapat dijelaskan secara langsung oleh Keberhasilan Usaha. Pengaruh parsial
variabel modal ventura terhadap keberhasilan usaha dilakukan dengan uji-t. Variabel modal ventura
dengan koefisien regresi 0,017 berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha. Hasil ini menjelaskan
bahwa modal Ventura dapat dijelaskan secara langsung oleh Business Success. Hasil uji t menunjukkan
bahwa nilai t = 0,134 lebih kecil dari t tabel = 2,028 atau nilai p = 0,894 yang lebih besar dari - = 0,05
maka secara statistik koefisien regresi modal usaha terhadap keberhasilan usaha tidak signifikan.
Koefisien beta sebesar 0,017 menjelaskan bahwa Modal Usaha dapat menjadi faktor pendorong
keberhasilan usaha yang relatif rendah, setelah dikoreksi dengan hubungannya dengan Karakteristik
Kewirausahaan dan Strategi Pemasaran. Sedangkan koefisien korelasi parsial sebesar 0,089 merupakan
derajat hubungan antara Modal Ventura dengan Keberhasilan Usaha setelah dikoreksi dengan
hubungan Karakteristik Kewirausahaan dan Strategi Pemasaran. Hasil ini menjelaskan bahwa tingkat
modal Ventura dapat dijelaskan secara langsung oleh Business Success

3. Pengaruh Parsial (Uji-F)

Uji-F menjelaskan hasil pengujian pengaruh ketiga variabel bebas secara simultan terhadap
keberhasilan usaha. Hasil uji F diperoleh nilai Fhitung = 6,264 lebih besar F tabel = 2,975 sedangkan
koefisien korelasi sebesar = 64,8%, artinya hubungan ketiga variabel bebas terhadap variabel
keberhasilan usaha cukup kuat. Jika dilihat koefisien determinasi sebesar 42%, berarti hasil uji F
terhadap kontribusi pengaruh simultan dari tiga variabel bebas terhadap keberhasilan usaha adalah
(pvalue = 0,000), sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian mendukung bahwa karakteristik
usaha yang kuat, modal yang kuat dan strategi pemasaran secara bersama-sama akan meningkatkan
keberhasilan usaha dengan kontribusi sebesar 42%.

4. Variabel Hubungan Modal Ventura dengan Keberhasilan Usaha

Hipotesis ini berhubungan dengan koefisien hasil uji regresi linier, koefisien beta 0,017
menjelaskan bahwa Modal Usaha dapat menjadi faktor pendorong keberhasilan usaha walaupun relatif
rendah, koefisien regresi yang signifikan secara statistik Modal Usaha terhadap Keberhasilan Usaha tidak
signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis H1 tidak mendukung terhadap data penelitian.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa modal tidak serta merta dapat mendorong keberhasilan usaha.
Walaupun koefisien beta menunjukkan hubungan yang positif, namun pengaruhnya relatif kecil,
sehingga tidak signifikan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Tomasda (2011),
bahwa permodalan tidak berpengaruh langsung terhadap pendapatan UKM. Dari data penelitian
menunjukkan bahwa modal yang digunakan oleh pengusaha UMKM relatif kecil yaitu paling banyak 5
juta rupiah (46,7%) dan sumbernya berasal dari swasta (70%). Dalam studi ini, variabel modal diukur
dengan sumber modal, modal investasi dan modal kerja. Dari ketiga item kuisioner tersebut, modal
investasi yang meliputi kemampuan membeli mesin dan menghitung penyusutan menunjukkan nilai
terendah (2,9), artinya kemampuan kedua hal tersebut belum dimiliki oleh UMKM.

Sedangkan kemampuan mengakses sumber permodalan dan kemampuan dalam pengembalian


pinjaman modal masih perlu ditingkatkan, karena kedua hal tersebut merupakan kendala terbesar
UMKM, sehingga modal yang dimiliki tidak dapat berkembang dari tahun ke tahun, dan hal tersebut
tentunya akan berdampak pada kesuksesan bisnis. Dari hasil observasi di lapangan beberapa pengusaha,
mereka tidak mau mengembangkan usaha bukan karena tidak berani mengambil resiko tetapi karena
sudah merasa cukup dengan skala usahanya saat ini. Sedangkan kemampuan mengelola modal kerja
yang meliputi kemampuan membeli bahan baku, kemampuan membeli komponen produksi,
kemampuan membayar listrik, dan biaya operasional lainnya, juga masih perlu ditingkatkan, walaupun
skornya lebih tinggi dari skor item sebelumnya (3,05). Para pengusaha kecil pada umumnya tidak
memiliki modal yang cukup untuk mengembangkan usahanya karena skala usahanya yang kecil hampir
sulit untuk dikapitalisasi, pendapatan yang diperoleh hampir selalu digunakan untuk memenuhi
kebutuhan primernya. Penggantian aset apalagi melakukan ekspansi bisnis hampir sulit dilakukan karena
berbagai kendala teknis dan keterbatasan informasi perbankan. Hasil penelitian ini juga mendukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan Sulistiono dan Mulyana (2010) dengan menggunakan analisis
SWOT. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kelemahan pengusaha kecil adalah ketidakstabilan
pengelolaan keuangan, ketidakstabilan pengelolaan persediaan bahan baku, perhitungan biaya
produksi. produksi kurang akurat dan akses ke sumber modal terhalang.

5. Hubungan Variabel Strategi Pemasaran dengan Keberhasilan Usaha


Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran mempunyai hubungan positif dan
signifikan terhadap keberhasilan usaha, dan dipengaruhi secara parsial oleh keberhasilan usaha sebesar
56,1%. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan data penelitian ini strategi pemasaran memiliki peran
yang besar untuk mewujudkan keberhasilan usaha, dan dari ketiga variabel yang diteliti maka variabel
pemasaran memiliki pengaruh yang paling besar. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Purwanti (2012), dimana strategi pemasaran tidak berpengaruh signifikan terhadap
perkembangan bisnis. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan Sulistiono dan Mulyana (2010) dengan
menggunakan analisis SWOT menunjukkan pentingnya strategi pemasaran agar usaha kecil dapat
bertahan dalam menghadapi konsumen yang sensitif terhadap harga, sehingga strategi penetrasi pasar
menjadi cara terbaik untuk mendapatkan konsumen. dengan karakteristik. Karena dalam langkah
tersebut akan digunakan strategi penetapan harga yang relatif terjangkau dan menarik bagi konsumen.
Kunci keberhasilan usaha kecil menurut Plotkin, Duncan dan Wilkin & Sons dalam (Riyanti, 2003)
menyimpulkan bahwa usaha kecil berhasil karena wirausahawan memiliki pikiran yang cemerlang yaitu
kreatif, ingin tahu, mengikuti perkembangan teknologi, dan kemudian menerapkan mereka secara
produktif, keterampilan kewirausahaan untuk mengidentifikasi pasar tertentu dan memperluas
bisnisnya di pasar dan mengenali tren produk di pasar lebih cepat dari pesaing, di samping kualitas dan
hubungan pelanggan

E. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh karakteristik kewirausahaan, permodalan, dan
strategi pemasaran yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha pada industri kecil yang dibangun
oleh Politeknik Negeri Malang Kecamatan Lowokwaru Kabupaten Malang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor strategi pemasaran memiliki pengaruh paling besar terhadap keberhasilan usaha, artinya
semakin tinggi kemampuan pengusaha UMKM dalam menentukan strategi pemasaran maka semakin
tinggi peluang untuk berhasil dalam usahanya. Sedangkan variabel karakteristik kewirausahaan, juga
memiliki kontribusi yang cukup besar dalam mempengaruhi keberhasilan usaha, terutama dalam
konteks usaha mikro dimana nilainilai kepribadian melekat pada pemilik

Sedangkan variabel modal walaupun hasilnya tidak signifikan tetapi bersama-sama dengan
variabel lain mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan. Dalam hal ini, kemampuan mengakses
sumber permodalan dan kemampuan dalam menyalurkan pinjaman modal masih perlu ditingkatkan,
karena kedua hal tersebut merupakan kendala terbesar para pengusaha UMKM. Sedangkan
kemampuan mengelola modal kerja yang meliputi kemampuan membeli bahan baku, kemampuan
membayar listrik, dan biaya operasional lainnya, juga masih perlu ditingkatkan, karena kemampuan
mengelola modal kerja merupakan kemampuan pengelolaan keuangan yang akan mendukung
keberhasilan bisnis.

Anda mungkin juga menyukai