Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

A. KONSEP MOTIVASI PROMOSI KESEHATAN


1. Pengertian Motivasi
 Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seeorang untuk melakukan sesuatu (Purwanto,
2000).
 Menurut Weiner (1990) yang dikutip Elliot et al. (2000), motivasi didefinisikan sebagai
kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai
tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.
 Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal
dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya:
- Hasrat dan minat untuk melakukan kegiatan
- Dorongan dan kebutuhan untuk melakukan kegiatan
- Harapan dan cita-cita
- Penghargaan dan penghormatan atas diri
- Lingkungan yang baik
- Kegiatan yang menarik

 Motivasi adalah sesuatu apa yag membuat seseoarang bertindak (Sargent, dikutip oleh
Howard, 1999) menyatakan bahwa motivasi merupakan dampak dari interaksi seseorang
dengan situasi yang dihadapinya (Siagian, 2004).
 Motivasi menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya, atau suatu keadaan yang kompleks dan
kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari
maupun tiidak disadari (Makmun, 2003).

2. Timbulnya Motivasi
Motivasi seseorang dapat timbul dan tumbuh berkembang melalui dirinya sendiri-intrinsik dan
dari lingkungan-ekstrinsik (Elliot et al., 2000; Sue Howard, 1999).
Motivasi intrinsik bermakna sebagai keinginan dari diri sendiri untuk bertindak tanpa adanya
rangsangan dari luar (Elliot, 2000).
Motivasi ekstrinsik akan lebih menguntungkan dan memberikan keajegan dalam belajar.
Motivasi ekstrinsik dapat dijabarkan sebagai motivasi yang datang dari luar individu dan tidak
dapat dikendalikan oleh individu tersebut (Sue Howard, 1999), contohnya hadiah, dan atau
penghargaan yang dugunakan untuk merangsang motivasi seseorang.

3. Pendekatan Mempelajari Motivasi


a. Pendekatan instink
Instink adalah pola perilaku yang kita bawa sejak lahir yang secara biologis diturunkan.
Instink yang mendasar adalah:
- Instink menyelamatkan diri
- Instink bertahan hidup
b. Pendekatan pemuasan kebutuhan
Manusia terdorong melakukan sesuatu guna mencapai tujuannya dan tercapailah
keseimbangan.
Contoh: jika kita sakit kepala, tubuh menjadi tidak seimbang, kita berusaha minum obat agar
tercapai keseimbangan.
c. Pendekatan insentif
Insentif merupakan stimulus yang menarik seseorang untuk melakukan sesuatu
d. Pendekatan arousal
Mencari jawaban atas perilaku dimana tujuan dari perilaku ini adalah untuk memelihara
atau menigkatkan ketegangan.
e. Pendekatan kognitif
Motivasi adalah produk dari pikiran, harapan dan tujuan seseorang

4. Teori Motivasi
Berdasarkan beberapa pendekatan mengenai motivasi, Swansburg (2001), mengklasifikasikan
motivasi ke dalam teori-teori isi motivasi dan proses motivasi.
a. Teori Isi Motivasi
Teori-teori sisi motivasi berfokus pada faktor-faktor atau kebutuhan dalam diri seseorang
untuk menimbulkan semangat, mengarahkan, mempertahankan, dan menghentikan
perilaku.
1) Teori motivasi kebutuhan (Abraham A. Maslow)
Maslow menyusun suatu teori tentang kebutuhan manusia secara hirarki, yang terdiri
atas dua kelompok, yaitu kelompok defisiensi dan kelompok pengembangann.
Kelompok defisiensi secara hierarkis adalah fisiologis, rasa aman, kasih sayang dan
penerimaan, serta kebutuhan akah harga diri.
Kelompok pengebangan mencakup kebutuhan aktualisasi diri (Ahmadi dan Supriyono,
1991).
Mangkunegara (2005), menjabarkan hierarki Maslow sebagai berikut.
 Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan akan pemenuhan unsur biologis,
kebutuhan ini berupa: kebutuhan makan, minum, bernapas, seksual, dan
sebagainya. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling mendasar.
 Kebutuhan akan rasa aman, yaitu kebutuhan perlindungan dari ancaman dan
bahaya lingkungan.
 Kebutuhan akan kasih sayang dan cinta, yaitu kebutuhan utuk diterima dalam
kelompok, berafiliasi, berinteraksi, mencintai, dan dicintai.
 Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai.
 Kebutuhan untuk aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan
kemampuandan potensi, serta berpendapat dengan mengeukakan penilaian
dan kritik terhadap sesuatu.
2) Teori ERG (Alderfer’s ERG Theory)
Teori ERG (existence, relatedness, and growth), dikembangkan oleh Clayton Alderfer.
Menurut teori ini, komponen existence adalah mempertahankan kebutuhan dasar dan
pokok manusia. Hampir sama dengan teori Maslow, kebutuhan dasar manusia selain
kebutuhan fisiologis juga terdapat kebtuhan akan keamanan yang merupakan
komponen existence. Relatedness tercermin dari sifat manusia sebagai insan sosial yang
ingin berafiliasi, dihargai, dan diterima oleh lingkungan sosial. Growth lebih menekankan
kepada keinginan seseorang untuk tumbuh dan berkembang, mengalamikemajuan
dalam kehidupan, pekerjaan dan kemampuan, serta mengaktualisasikan diri (Siagian,
2004).
3) Teori motivasi dua faktor (Frederick Herzbeg’s two factors theory)
Dalam teori motivasi terdapat dua faktor yang mendasari motivasi pada kepuasan atau
ketidakpuasan kerja dan faktor yang melatarbelakanginya.
Pertama faktor pemeliharaan (maintenance factors) yang juga disebut dissatisfiers,
hygine factors, job context, dan extrinsic factors. Faktor pemelihaaraan meliputi
administrasi dan kebijakan perusahaan, kualitas pengawasan, upah, kondisi kerja, dan
status. Faktor lainnya adalah faktor pemotivasi yag disebut satisfier, motivators, job
content, atau intrinsic factors yang meliputi dorongan berprestasi, pengenalan,
kemajuan, work it self, kesempatan berkembang, dan tanggung jawab (Mangkunegara,
2005).
4) Teori motivasi berprestasi (n-ach, oleh David McClelland)
Seseorang mempunyai motivasi untuk bekerja karena adanya kebutuhan untuk
berprestasi. Motivasi merupakan fungsi dari tiga variabel, yaitu
- Harapan untuk melakukan tugas dengan berhasil
- Persepsi tentang nilai tugas
- Kebutuhan untuk sukses

b. Teori Proses Motivasi


Teori proses motivasi terdiri atas teori penguatan, teori pengharapan, teori keadilan, dan
teori penetapan tujuan.
1) Teori penguatan (Skinner’s Reinforcement Theory)
Skinner mengemukakan suatu teori proses motivasi yang disebut operant conditioning.
Pembelajaran timbul sebagai akibat dari perilaku, yang juga disebut modifikasi perilaku.
Perilaku merupakan operant, yang dapat dikendalikan dan diubah melalui
penghargaandan hukuman. Perilaku positif yang diinginkan harus dihargai atau
diperkuat, karena penguatan akan memberikan motivasi, meningkatkan kekuatan dari
suatu respons.
2) Teori pengharapan (Victor H. Vroom’s Expectancy Theory)
Inti dari teori harapan terletak pada pendapat yang mengemukakan bahwa kuatnya
kecenderungan seseorang bertindak tergantung pada harapan bahwa tindakan tersebut
akan diikuti oleh suatu hasil tertentu dan terdapatdaya tarik pada hasil tersebut bagi
orang yang bersangkutan (Siagian, 2004).
3) Teori keadilan (Adam’s Equity Theory)
Teori keadilan yang dikembangkan oleh Adam didasari pada asumsi bahwa puas atau
tidaknya seseorang terhadap apa yang dikerjakannya merupakan hasil dari
membandingkan antara input usaha, pengalaman, skill, pendidikan, dan jam kerjanya
dengan output hasil yang didapatkan dari pekerjaan tersebut (Mangkunegara, 2005).
4) Teori penetapan tujuan (Edwin Locke’s Theory)
Kejelasan tujuan yang hendak dicapai oleh seseorang dalam elaksankan tugasnya akan
menumbuhkan motivasi yang tinggi. Tujuan yang sulit sekalipun apabila ditetapkan
sendiri oleh orang yang bersangkutan atau organisasi yang membawahiya akan
membuat perstasi yang meningkat, asalkan dapat diterima sebagai tujuan yang pantas
dan layak dicapai (Siagian, 2004).

B. DUKUNGAN SOSIAL (SOCIAL SUPPORT)


Strategi ini merupakan bentuk untuk menciptakan suasana yang mndapatkan dukungan yang
menunjang peningkatan kesehatan sehingga masyarakat terdorong untuk mengikuti program
kesehatan yang ditetapkan (Maulana, 2009). Misalnya, untuk mendukung program pola hidup bersih
sehat, maka perlu dukungan beberapa bidang untuk menciptakan suasana lingkungan yang kondusif
yang mendukung pola hidup bersih dan sehat, baik itu lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik (Makhfudli & Efendi, 2009).
Fungsi strategi ini juga menjadi jembatan antara sektor kesehatan dengan sektor yang lain
sebagai mitra dengan pemerintah dan lembaga non pemerintah sehingga terjadi koordinasi
kesehatan. Sasarannya merupakan sasaran sekunder (Susilowati, 2016). Sasaran sekunder dalam
berbagai tatanan, seperti tatanan rumah tangga, sasaran sekundernya yaitu kepala keluarga,
orangtua, dan kader. Dalam tatanan institusi pendidikan sasaran sekundernya adalah guru,
karyawan, dan organisasi dalam institusi pendidikan tersebut. Kemudian dalam tatanan tempat kerja,
sasaran sekundernya yaitu karyawan dan manajer. Pada tempat umum, sasaran sekunder
merupakan petugas tempat umum (Maulana, 2009).
Strategi ini dimaksudkan agar promosi kesehatan dapat berjalan dengan mudah jika adanya
dukungan dari lapisan masyarakat, baik itu formal (petugas kesehatan dan pejabat pemerintah),
serta laporan informal (tokoh masyarakat, agama, dan adat) (Nurmala, 2018).
Tokoh masyarakat menjadi perantara antara pelaksana program kesehatan dan penerima
program kesehatan. Dengan adanya dukungan dari sasaran sekunder ini, maka pelaksanaan program
kesehatan akan dapat berjalan dengan mudah. Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan untuk
mewujudkan strategi ini, dengan melakukan pelatihan untuk tokoh masyarakat, seminar, lokakarya,
serta bimbingan kepada masyarakat (Nurmala, 2018).
Berdasarkan Permenkes No. 74 Tahun 2015, mengenai upaya peningkatan dan pencegahan
penyakit, dukungan sosial juga berarti melakukan kemitraan yang dapat mendukung pelaksanaan
advokasi dan pemberdayaan dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan, serta
kemitraan dilaksanakan dengan prinsip kesamaan kepentingan, kejelasan tujuan, kesetaraan
kedudukan, dan transparansi di bidang kesehatan.

C. Tujuan Konsep Motivasi


Membuat para tokoh masyarakat menjadi jembatan atau media antara penyedia layanan kesehatan
(pembuat program) dengan masyarakat sebagai penerima program kesehatan, oleh karena itu, perlu
adanya dukungan sosial dari para tokoh masyarakat dalam melakukan sosialisasi program kesehatan
sehingga tercipta suasana yang kondusif untuk peningkatan kesehatan (Susilowati, 20016).
D. Cara Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan dapat berupa pendekatan individu, pendekatan kelompok, pendekatan
masyarakat (Susilowati, 2016).
a. Pendekatan individu kepada tokoh masyarakat.
b. Pendekatan kelompok ditujukan kepada pendekatan kelompok yang ada di masyarakat seperti
pengurus RT, organisasi wanita atau pemuda, yang nantinya kelompok ini menjadi kelompok
yang peduli terhadap perilaku kesehatan sehingga bersedia melakukan praktik perilaku
kesehatan,melakukan advokasi kepada pihak terkait untuk mengontrol perilaku kesehatani
individu dalam kelompoknya.
c. Pendekatan kepada masyarakat dapat menggunakan media sarana komunikasi yang ada atau
media sosial, seperti TV, majalah, koran, radio dan situs internet yang membawa dampak
pengaruh besar kepada perilaku masyarakat mengenai kesehatan.

Referensi

Nurmala,I. dkk. (2018). Promosi Kesehatan. Surabaya: Pusat Penerbitan dan Percetakan Universias

Airlangga.

Martina, P., dkk. (2021). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Yayasan Kita Menulis

Anda mungkin juga menyukai