Anda di halaman 1dari 9

TEMPLATE ARTIKEL

DAMPAK COVID-19 TERHADAP PARIWISATA DI DAERAH


JEPARA

Muhammad Faizul Aufa1, Noor Fatmawati2, Nama Penulis C3


1
Institusi/Lembaga/Afiliasi Penulis A
2
Institusi/Lembaga/Afiliasi Penulis B
3
Institusi/Lembaga/Afiliasi Penulis C
1
Alamat email, 2Alamat email, 3Alamat email

ABSTRACT
Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris yang sudah benar. Isi abstrak disesuaikan dari abstrak
yang berbahasa Indonesia. Penulisan miring/italic dengan font Times New Roman 12 spasi 1
dengan spacing pada after dan before paragraph sebesar 0 point (pilih menu remove space
after paragraph dan remove space before paragraph).
Keywords: keyword 1, keyword 2, keyword 3, keyword 4

ABSTRAK

Pandemi corona yang mulai masuk Indoensia pada permulaan bulan maret melumpuhkan aktivitas di
berbagai sektor kehidupan, khususnya sektor pariwisata.

Kata kunci: kata kunci 1, kata kunci 2, kata kunci 3, kata kunci 4.

PENDAHULUAN

Covid-19 merupakan sebuah wabah baru yang mula-mula muncul di sebuah kota Wuhan
yang berada di Negara China yang kemudian merebak, menyebar ke seluruh penjuru dunia
terutama Indonesia. Wabah ini masuk di Indonesia pertama kali pada permulaan bulan maret
tepatnya pada tanggal 2 Maret 2020, setelah presiden Indonesia Joko Widodo mengumkan
ada dua orang Indonesia positif terjangkit virus corona yakni perempuan berusia 31 tahun dan
ibu berusia 64 tahun, walaupun diduga kasus tersebut bukan merupakan kasus pertama yang
ada di Indonesia. Sejak pengumuman kasus tersebut dampak masuknya wabah covid-19 di

1
Indonesia mulai sedikit demi sedikit mulai dirasakan mulai dari sektor transportasi,
perekonomian, pendidikan, khususnya sektor pariwisata ikut merasakan dampak wabah
covid-19 ini.1
Dampak covid-19 merebah berbagai sektor dan bidang kehidupan, pusat perbelanjaan,
pusat perkantoran, berbagai sekolah dan universitas di tutup sementara, hal ini dilakukan
untuk memutus rantai persebaran covid-19 yang mulai merebak di Indonesia, berbagai
kebijakan diambil oleh pemerintah untuk meminimalisir mata rantai persebaran covid-19
seperti diperlakukannya lock down disebagian daerah zona merah, pemberlakuan PSBB
(Pembatasan Sosial Bersekala Besar) diberbagai kota/kabupaten. Sektor pariwisata yang
berada di Jepara misalnya memberlakukan penutupan sementara selain mentaati kebijakan
yang ada memang penutupan sementar objek wisata merupakan pilihan yang tepat pemutusan
mata rantai persebaran virus covid-19. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara Februari 2020 mengalami konstraksi hingga 30,42%
dibandingkan 5 Januari 2020, dan turun 28,85% dibandingkan dengan periode yang sama
tahun lalu. Tetapi untuk itu Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
telah mempersiapkan sejumlah langkah-langkah mitigasi dalam menangani krisis pariwisata
di Indonesia.Setidaknya, terdapat tiga tahapan pengelolaan mitigasi krisis pariwisata.
Pertama, tahap tanggap darurat yang telah terlaksana sejak Maret hingga akhir Mei 2020.
Kedua, tahap pemulihan pasca pandemi COVID-19 yang diprediksi pada semester kedua
tahun ini mulai Juni hingga Desember 2020. Ketiga, tahap normalisasi yang `diprediksi dapat
terlaksana pada Januari hingga Desember 2021.2
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui dampak wabah covid-19
pada sektor pariwisata khususnya pariwisata yang berada di daerah Jepara. Tujuan ini diambil
karena terasanya dampak wabah covid-19 ini pada sektor pariwisata khususnya di daerah
Jepara, yang pastinya dalam sektor pariwisata ini didalamnya memuat sektor-sektor lain yang
berkaitan dengan sektor pariwisata seperti sektor penyedia layanan jasa transportasi, dan
penyedia jasa penginapan di sekitar lokasi objek pariwisata.
Landasan Teori
1. Covid-19.

1
Tim detik.com-detikNews, 2020, kapan corona masuk Indoensia? https://news.detik.com/berita/d-
4991485/kapan-sebenarnya-corona-pertama-kali-masuk-ri, 26 April 2020
2
Ivana, Solemede. Trivena, Tamaneha. Dkk. 2020 STRATEGI PEMULIHAN POTENSI PARIWISATA BUDAYA DI
PROVINSI MALUKU (Suatu Kajian Analisis di Masa Transisi Kenormalan Baru). Jurnal Ilmu Sosial Keagamaan I
Vol. I No. 1 I Juni 2020. Hal. 71

2
Covid-19 atau yang biasa disebut dengan coronavirus adalah suatu virus yang
menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan, yang terjadi pada manusia biasanya
menyebabkan penyakit inveksi saluran pernafasan mulai dari flu biasa hingga
penyakit yang serius seperti middle east respiratory syndrome (MERS) dan sindrom
pernafasan akut berat atau Savere Acute Respiratory Syndrom (SARS). Coronavirus
merupakan jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak munculnya pertama kali di
Wuhan China pada desembe 2019. Gejala umum yang ditimbulkan jika seseorang
terjangkit virus ini yaitu demam mecapai suhu ≥ 38℃, batuk kering dan sesak nafas.
Virus covid-19ini lebih rentan menjangkit orang yang berusia lanjut, dan orang-orang
yang sudah memilki penyakit medis sebelumnya seperti diabetes, tekanan darah
tinggi, dan penyakit jantung. Virus ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet)
dari hidung atau mulut penderita pada saat batuk atau bersin dan tidak dapat menyebar
melalui udara, apabila ada seseorang yang menyentuh droplet tersebut lalu orang
tersebut menyentuh segitiga wajah yang meliputi mata, hidung, dan mulut maka orang
tersebut dapat terinfeksi covid-19 ini, inilah sebabnya jaga jarak diantara satu orang
dengan lain, mencuci tangan menggunakan sabun, mengenakan masker bila perlu
mengenakan fice shield (pelindung muka) diterapkan pada kondisi pandemi seperti
ini.3
Kondisi seperti ini membuat pemerintah bergerak cepat menangani kasus yang
ada, menetapkan kebijakan untuk meminimalisir persebaran virus. Berbagai kebijakan
diambil untuk mengurangi penyebaran virus diantaranya yaitu menetapkan status
siaga, mengawasi penumpang pesawat yang baru datang dari luar negri, menutup
berbagai pusat yang biasanya terdapat kerumunan seperti pusat perbelanjaan,
perkantoran, sarana pendidikan, transportasi, pariwisata dll, memperketat pintu masuk
di berbagai daerah, hingga pemberlakuan pembatasan sosial bersekala besar (PSBB)
dan lain sebagainya demi memutus mata rantai persebaran virus corona.
2. Sektor Pariwisata.
Pariwisata merupakan sistem yang mengaitkan antara lingkungan fisik,
ekonomi, dan sosial budaya dan industri dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan
perjalanan seseorang yang dilakukan keluar lingkungan tempat tinggal atau tempat
kerjanya dengan motivasi selain mencari nafkah di tempat tujuannya dan sekaligus
mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan terhadap alam dan budaya. Menurut

3
Promkes kementrian Kesehatan RI dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia,
https://stoppneumonia.id/informasi-tentang-virus-corona-novel-coronavirus/, 8 November 2020

3
UU No.10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan Pariwisata adalah berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas dan layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah daerah.4
Sektor pariwisata merupakan penyumbang devisa terbesar kedua terkena
dampak covid-19, kunjungan wisatawan baik dalam negri maupun luar negri menurun
drastis, hal ini menyebabkan objek pariwisata banyak di tutup, penyedia layanan
transportasi menurun yang mengakibatkan penurunan pendapatan yang diperoleh yang
diperoleh masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata.
Sektor pariwisata di daerah Jepara sangat merasakan dampak covid-19.
Beberapa tempat wisata di Jepara yang biasanya ramai dikunjungi wisatawan dari
berbagai daerah, setelah ada pandemi tempat wisata yang biasanya ramai pengunjung kini
cenderung sepi, bahkan beberapa tempat wisata andalan seperti Pantai Kartini, Pantai
Tirto Samudro dan beberapa wisata di Jepara lainnya terpaksa ditutup. Akibatnya,
perekonomian masayarakat yang mengandalkan sektor wisata penurunan dalam
pendapatan, bahkan ada juga yang gulung tikar. Sektor jasa pelayanan transportasi dan
penginapan pengalami penurunan pendapatan karena penurunan pengguna layanan jasa
tranportasi dan penginapan, hal ini dikarenakan wisatawan yang biasanya menggunakan
jasa transportasi dan penginapan takut keluar rumah atau berkunjung ke luar kota lantaran
takut keluar rumah di tengah kondisi pandemi yang mulai merebak dan menyebar luas.
Beban ekonomi yang dirasakan oleh pengusahan layanan transportasi memotong gaji
karyawannya bahkan ada yang sampai memecat karyawannya demi mempertahankan
perusahaannya.5
Kasus penderita covid di Jepara hingga tanggal 7 November 2020 tercatat
mencapai 2.106 orang dengan kasus meninggal mencapai 158 orang.6 Apabila kondisi
ini terus mengalami penigkatan maka akan berdampak pada perekonomian semakin
membengkak, Paguyuban Biro Wisata Jepara (PBWJ) mengadakan konsolidasi
dengan pemerintah supaya pariwisata tetap bisa dibuka dengan protokol kesehatan
yang ketat. Dalam konsolidasi tersebut sudah dirumuskan beberapa ketentuan terkait

4
Ali, Baginda Syah. 2016. Strategi Pengembangan Fasilitas Guna Meningkatkan Daya Tarik Minat Wisatawan Di
Darajat Pass (Waterpark) Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Hal. 10.
pariwisata
5
jepara hari ini, 2020, dampak pandemi bagi wisata di Jepara, https://jeparahariini.com/dampak-pandemi-bagi-
wisata-di-jepara/, 8 november 2020
6
Gugus depan covid-19 kabupaten jepara, 2020, sebaran kasus terkonfirmasi, https://corona.jepara.go.id/, 8
November 2020.
.

4
dengan protokol kesehatan. Mulai dari syarat wisatawan yang akan berkunjung hingga
teknis lainnya yang dibutuhkan.7

3. Kenormalan Baru.

Setelah menerapkan masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai


upaya mencegah penyebaran virus covid-19, pemerntah mulai menyususn penerapan
masa transisi menuju normal baru (new normal). Dalam masa transisi ini, Wakil
Presiden (Wapres) K.H. Ma‟ruf Amin, menegaskan pemerintah akan fokus pada dua
hal prioritas, yaitu penanggulangan Covid-19 dan keterpurukan ekonomi. Kebijakan
ini diambil untuk mengatasi masalah keterpurukan ekonomi disamping
menanggulangi bahaya virus covid-19 itu sendiri. Penerapan new normal diharapkan
dapat memulihkan sedikit demi sedikit kondisi keterpurukan ekonomi sejak pandemi
merbak, diharapkan peran aktif dari seluruh pihak untuk mensukseskan kebijak
kondisi baru ini, dengan cara mematuhi protocol kesehatan yang ada, social
distancing, memakai masker, mencuci tangan dan menghindari kerumunan massa.
Perubahan paradigma tengah berlangsung dan sejumlah protokol baru akan diterapkan
untuk menyambut kondisi normal baru di industri pariwisata. Era normal baru
membawa peran baru, jalan baru, dan ekspektasi di sektor pariwisata.8

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menyusun program CHS


(Cleanliness, Health and Safety) sebagai strategi pemulihan destinasi wisata di tatanan
new normal dengan melibatkan para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif
yang nantinya diharapkan pariwisata dapat produktif dan aman dari covid-19. Dalam
hal ini perubahan tren di pariwisata akan bergeser ke alternatif liburan yang tidak
banyak orang seperti solo travel tour, virtual tourism, serta staycation dimana isu
health, hygiene, dan safety akan menjadi pertimbangan utama bagi wisatawan yang
ingin berwisata. Kemudian bagi para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif
harus betul-betul mengantisipasi dan tidak tergesa-gesa untuk membuka destinasi
wisata agar tak ada lagi imported case yang dapat berdampak buruk pada citra
pariwisata. Disamping itu media memiliki peran yang penting dalam penyebaran
7
jepara hari ini, 2020, dampak pandemi bagi wisata di Jepara, https://jeparahariini.com/dampak-pandemi-bagi-
wisata-di-jepara/, 8 november 2020

8
Ivana, Solemede. Trivena, Tamaneha. Dkk. 2020 STRATEGI PEMULIHAN POTENSI PARIWISATA BUDAYA DI
PROVINSI MALUKU (Suatu Kajian Analisis di Masa Transisi Kenormalan Baru). Jurnal Ilmu Sosial Keagamaan I
Vol. I No. 1 I Juni 2020. Hal. 76

5
informasi terkait dengan kondisi normal baru. Penting bagi media dalam
mempublikasikan kepada publik dengan diberlakukannya protokol khusus new
normal guna mengembalikan tingkat kepercayaan wisatawan serta meningkatkan
antusias masyarakat untuk traveling kembali ke sejumlah destinasi di Indonesia
dengan protokol kesehatan, kebersihan, dan keamanan yang diterapkan sesuai standar
operasional prosedur (SOP). Diharapkan kondisi new normal ini dapat
mengembalikan geliat peningkatan ekonomi dari sektor pariwisata.9

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode library research, metode
pengumpulan berbagai sumber, penulis menganalisa terhadap sumber data yang dikumpulkan
kemudian mengambil poin-poin penting sesuai dengan pembahasan yang dilakukan penulis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Covid-19 atau yang biasa disebut dengan coronavirus adalah suatu virus yang
menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan, yang terjadi pada manusia biasanya
menyebabkan penyakit inveksi saluran pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang
serius seperti middle east respiratory syndrome (MERS) dan sindrom pernafasan akut berat
atau Savere Acute Respiratory Syndrom (SARS). Semenjak virus ini merebak dibebagai
belahan dunia khususnya di Indonesia. Di Indonesia sendiri corona mulai masuk sekitar awal
bulan maret 2020, hal ini mengakibatkan beberapa sektor dalam kehidupan menjadi tersendat,
terkhusus pada sektor pariwisata menjadikan objek wisata ditutup demi pemutusan rantaii
penyebaran virus corona yang sedang merebak. Penutupan ini menjadikan masyarakat yang
berprofesi di sektor pariwisata seperti penyedia layanan transportasi dan penyedia layanan
penginapan mengalami penurunan pendapatan yang sangat drastis. Padahal pariwisata
merupakan penyumbang devisa terbesar kedua bagi perekonomian nasional, perlu adanya
usaha untuk mempertahankan sektor pariwisata ini sehingga dapat meminimalisir atau bahkan
dapat mengatasi menurunnya pendapatan masyarakat yang berkecimpung di dalam sektor
pariwisata.

9
Ivana, Solemede. Trivena, Tamaneha. Dkk. 2020 STRATEGI PEMULIHAN POTENSI PARIWISATA BUDAYA DI
PROVINSI MALUKU (Suatu Kajian Analisis di Masa Transisi Kenormalan Baru). Jurnal Ilmu Sosial Keagamaan I
Vol. I No. 1 I Juni 2020. Hal. 77

6
Jepara merupakan kabupaten yang terletak di utara pulau jawa menyajikan beberapa
tempat wisata yang banyak mengalami penurunan pengunjung sejak virus corona merebak,
hal ini dikarenakan disamping objek wisata memang harus ditutup untuk mematuhi kebijakan
pemerintah yang ada, penurunan jumlah wisatawan juga disebabkan oleh takutnya
masyarakat untuk mengadakan perjalanan ke luar rumah hanya sekedar untuk berwisata.
Akibatnya, perekonomian masayarakat yang mengandalkan sektor wisata mengalami penurunan
dalam pendapatan, bahkan ada juga yang gulung tikar. Sektor jasa pelayanan transportasi dan
penginapan pengalami penurunan pendapatan karena penurunan pengguna layanan jasa
tranportasi dan penginapan. Ada juga perusahan transportasi dan penginapan yang memotong gaji
karyawannya dan bahkan ada ynag memecatnya demi mempertahankan perusahaan agar tidak
gulung tikar. Apalagi kasus corona di kbupaten Jepara dapat dibilang cukup menghawatirkan.
Kebijakan tatanan kehidupan baru atau yang dikenal dengan new normal diambil
pemerintah untuk mengatasi keterpurukan ekonomi yang sedang dirasakan masyarakat.
Dalam pengambilan kebijakan ini pemerintah akan berfokus pada pada dua hal prioritas,
yaitu penanggulangan Covid-19 dan keterpurukan ekonomi. Masyarakat dengan adanya
kebijakan ini harus mendukung sepenuhnya demi mengembalikan keterpurukan ekonomi
dengan mengikuti protocol kesehatan yang ada seperti memakai masker, menghindari
kerumunan dan menjaka jarak atau social distansting. Kebijakan ini tentu sangatlah
berrmanfaat bagi pemulihan objek-objek pariwisata yang ada sehingga sektor pariwisata
nantinya dapat berjalan dengan lancer seperti sedia kala. Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif telah menyusun program CHS (Cleanliness, Health and Safety) sebagai
strategi pemulihan destinasi wisata di tatanan new normal dengan melibatkan para pelaku
industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang nantinya diharapkan pariwisata dapat produktif
dan aman dari covid-19. Dalam hal ini perubahan tren di pariwisata akan bergeser ke
alternatif liburan yang tidak banyak orang seperti solo travel tour, virtual tourism, serta
staycation dimana isu health, hygiene, dan safety akan menjadi pertimbangan utama bagi
wisatawan yang ingin berwisata.
Pemberlakuan kebijakan new normal ini merupakan salah satu dari beberapa
kebijakan yang ada untuk pemulihan perokonomian yang terus mengalami keterpurukan,
sektor pariwisata khususnya pada saat diperlakukannya keadaan normal ini dapat
menyediakan sarana-sarana protocol kesehatan yang memadai seperti menyediakan tempat
cuci tangan yang tersedia di tempat-tempat strategis di tempat objek wisata, pengecekan suhu
tubuh yang dilakukan di pintu masuk wisata, menyediakan posko kesehatan jika ada
pengunjung yang merasa dirinya mengalami gejala penularan coid-19, memberlakukan sosial

7
distancing, mewajibkan dan menghimbau seluruh pengunjung untuk selalu memakai masker,
bila perlu dapat dikenakan sanksi atau hukuman bagi pengunjung yang tidak mengenakan
masker, yang pada intinya pengelola objek wisata harus menerapkan program CSH
(Clenliness, Health and Safety). Tidak hanya pengelola objek wisata yang harus menerapkan
protocol kesehatan, penyedia layanan transportasi dan penginapan yang juga berorientasi di
sektor pariwisata dapat menerapkan protocol kesehatan yang ada. Sehingga nantinya objek
wisata dapat melaksanakan perwisataan yang sehat, terhindar dari paparan virus corona, yang
berdampak pada perekonomian masyarakat yang berprofesi di bidang pariwisata seperti
penyedia jasa layanan transportasi dan penginapan dll, dapat kembali beraktivitas seperti
sedia kal, sehingga perekonomian masyarakat yang berprofesi di sektor dapat kembali
meningkat

SIMPULAN

Simpulan merupakan intisari dari seluruh pembahasan yang harus dikaitkan dengan
tujuan penelitian. Setiap tujuan penelitian harus dijawab oleh satu simpulan. Penulisan
simpulan harus ditulis menggunakan paragraf yang padu, bukan poin per poin.

REKOMENDASI

Rekomendasi merupakan hal-hal yang perlu ditindaklanjuti oleh para pembaca


sebagai peneliti selanjutnya, profesi tertentu atau pemangku jabatan tertentu. Rekomendasi
harus ditulis menggunakan paragraf yang padu.

DAFTAR PUSTAKA

Catatan: nama penulis pada bagian isi harus sesuai dengan nama penulis pada daftar pustaka.
Misalnya, nama penulis adalah Abdul Rahmat. Jika pada bagian isi ditulis Rahmat, Abdul
(2010: 16) maka pada daftar pustaka harus ditulis Rahmat, Abdul. Jika pada bagian isi ditulis
Rahmat, A. (2010: 16) maka pada daftar pustaka harus ditulis Rahmat, A.

Cara Penulisan dari Sumber Buku


Nama belakang, Nama depan. (tahun terbit). Judul buku. Nama penerbit: Kota penerbit.

8
Armstrong, Thomas. (2013). Kecerdasan Multipel di Dalam Kelas, Edisi Ketiga. Indeks:
Jakarta

Gardner, Howard. (2003). Kecerdasan Majemuk, Teori dalam Praktek. Interaksara: Jakarta.

Ridwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula edisi
revisi. Alfabeta: Bandung.

Cara Penulisan dari Sumber Jurnal


Nama belakang, Nama depan. (tahun terbit). Judul artikel. Nama jurnal, volume, nomor,
bulan dan tahun. ISSN atau DOI. Tautan untuk mengakses artikel.
Bugg, Julie M., Nancy A. Zook, Edward L. De Losh, Deana B. Davalos, Hasker P. Davis.
2006. Age differences in Fluid Intelligence: Contributions of General Slowing and
Frontal Decline. Journal of Brain and Cognition 62 (2006) 9–16. DOI:
10.1016/j.bandc.2006.02.006 tersedia di http://psych.wustl.edu/bugg/
CC%26A_Lab_Site/Publications_files/Bugg_2006_B%26C_AgingFluidIntel.pdf

Chou, P., Chang, C., dan Lu, P. (2015). Prezi Versus PowerPoint: The Effects of Varied
Digital Presentation Tools on Students’ Learning Performance. Computers &
Education 91 (2015) page 73-82. ISSN 0360-1315. DOI:
10.1016/j.compedu.2015.10.020 © 2015 Elsevier Ltd. Tersedia di
https://www.researchgate.net/publication/283849723_Prezi_versus_PowerPoint_The_
effects_of_varied_digital_presentation_tools_on_students%27_learning_performance

Cara Penulisan dari Sumber Internet


Nama website. (Online). Judul artikel atau judul berita. Tautan untuk mengakses artikel atau
berita dan waktu akses.
The Economist. (Online). The Revenge of Geography. Tersedia di
http://www.economist.com/node/1620794 diakses pada 27 Maret 2016.

National Geographic. (Online). “Geographic Skills Provide the Necessary Tools and
Techniques for Us to Think Geographically.” Tersedia di http://education.
nationalgeographic.org/geographic-skills/ diakses pada 20 Maret 2016.

Anda mungkin juga menyukai