Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ILMU BEDA UMUM

PROSEDUR BEDAH UMUM ASEPTIS

Disusun oleh :

Cayse I. Dairo Lolang

1809010040

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah Prosedur Bedah Umum Aseptis ini
tepat pada waktunya. Makalah Prosedur Bedah Umum Aseptis ini disusun untuk memenuhi
tugas dalam perkuliahan Ilmu Bedah Umum. Makalah ini membahas mengenai Prosedur Bedah
Umum Aseptis.

Saya mengucapkan banyak terimah kasih kepada Ibu dosen atas segala arahan dan bimbingan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca dan utamanya kepada
penulis sendiri. Penulis menyadari, bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan pada
makalah ini. Hal ini Karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna
penyempurnaan makalah ini.

Kupang, 04 September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................................i

Kata Pengantar.........................................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................................. iii

Bab I Pendahuluan.................................................................................................................. 4

        1.1 Latar Belakang...........................................................................................................4

        1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................5

        1.3 Tujuan........................................................................................................................5

Bab II Pembahasan..................................................................................................................6

        2.1 Konsep Aseptis pada Tindakan Pemebedahan..........................................................6

2.2 Terminologi Asepsis, sepsis, antisepsis, desinfeksi, sterilisasi, desinfektan,

antiseptik ……………………………………………………………………........6

2.3 Contoh antiseptika dan desinfektan yang sering digunakan dalam prosedur bedah

Aseptis…………………………………………………………...…….………….7

2.4 Macam-macam tipe sterilisasi, prinsip kerja, dan bahan/alat yang dapat disterilkan

oleh masing-masing mesin…………………………………………….…………..8

Bab III Penutup.......................................................................................................................11

        III.1 Kesimpulan.............................................................................................................11

Daftar Pustaka.........................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infeksi adalah invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit. Jika mikroorganisme gagal menyebabkan cedera yang serius terhadap
sel atau jaringan, infeksi ini disebut asimptomatik. Penyakit timbul jika patogen berbiak dan
menyebabkan perubahan pada jaringan normal. Jika penyakit infeksi dapat ditularkan
langsung dari satu orang ke orang lain, penyakit ini merupakan penyakit menular atau
contagius.
Dalam pembedahan, sterilitas atau tindakan asepsis merupakan syarat mutlak sebab
tindakan bedah adalah pengobatan yang menggunakan cara invasif, yakni membuka bagian
tubuh dengan cara melakukan sayatan, sehingga bila tidak dilakukan prinsip sterilitas dengan
baik, maka akan terjadi translokasi kuman ke daerah operasi yang dapat mengakibatkan
tingginya resiko infeksi. Udara, kulit penderita, visera, instrumen bedah, personil dan
operator, mempunyai potensi sebagai sumber infeksi pada proses pembedahan.
Tindakan asepsis bertujuan mencegah terjadinya kontaminasi dari luka terbuka, baik luka
operasi atau luka lain. Di dalam tindakan operasi, pencegan infeksi merupakan tujuan awal
yang penting. Tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut antara lain mencuci
tangan, pembersihan daerah yang akan dioperasi (termasuk mencukur rambut yang ada di
daerah operasi), oeggunaan alat yang bebas kuman (steril), dan penggunaan antibiotik
profilaksis (pencegahan).
Untuk menciptakan keadaan asepsis digunakan beberapa macam zat yang dapat
membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman. Zat yang digunakan merupakan caira
khusus untuk jaringan hidup, berbeda dengan zat desinfektan yang diperuntukan untuk
benda-benda mati. Beberapa jenis zat yang sering digunakan yaitu alkohol, povidon yodium,
dan etakridin.Povidon Yodium dipasarkan dengan nama dagang Betadine, Septadine,
Isodine. Etakridin memiliki nama dagang Rivanol.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
 Apa yang dimaksud dengan Konsep Aseptis pada tindakan Pembedahan?
 Apa saja definisi dari istilah Asepsis, sepsis, antisepsis, desinfeksi, sterilisasi,
desinfektan, antiseptik?
 Apa saja contoh antiseptika dan desinfektan yang sering digunakan dalam prosedur
bedah aseptis?
 Apa saja macam macam tipe sterilisasi?
 Apa prinsip kerja dari sterilisator dan apa saja bahan/material alat yang dapat
disterilkan oleh setiap mesin?

1.3 Tujuan Penulisan


 Mengetahui apa yang dimaksud dengan Konsep Aseptis pada tindakan Pembedahan.
 Mengetahui apa saja definisi dari Asepsis, sepsis, antisepsis, desinfeksi, sterilisasi,
desinfektan, antiseptik.
 Mengetahui apa saja contoh antiseptika dan desinfektan yang sering digunakan dalam
prosedur bedah aseptis.
 Mengetahui apa saja macam tipe sterilisasi.
 Mengetahui prinsip kerja dari sterilisator dan apa saja bahan/material alat yang dapat
disterilkan oleh setiap mesin.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Aseptis pada tindakan pembedahan


Konsep Aseptis Bedah merupakan tindakan atau serangkaian prosedur guna
membunuh segala jenis mikroorganisme invasif yang dapat menginfeksi tubuh pada
alat/objek perawatan yang akan digunakan dalam proses pembedahan. Dalam
mewujudkan hal ini maka dalam proses pembedahan dilakukan prosedur Teknik
Sterilisasi. Prinsip teknik sterilisasi dalam pembedahan secara singkat sebagai berikut; (1)
Hanya menggunakan alat steril, (2) Pembedah menggunakan gaun dan sarung tangan
bedah yang steril, (3) Proses pembedahan dilakukan di tempat steril, (4) Tempat harus
dijaga dan diawasi tingkat kesterilannya, (5) Pembedah harus menguasai konsep steril
dan cara mengaplikasikannya dan mengetahui apa yang harus dilakukan jika terjadi
kesalahan dalam menjalankan teknik steril (6) Semua rangkaian proses pembedahan
harus dijaga integritas kesterilannya.

2.2 Terminologi Asepsis, sepsis, antisepsis, desinfeksi, sterilisasi, desinfektan, antiseptik.


Berikut merupakan terminologi yang digunakan dalam Prosedur Bedah Umum
Aseptik:
1. Asepsis adalah istilah peniadaan mikroorganisme yang dapat mengakibatkan infeksi
penyakit pada instrumen pembedahan baik objek hidup maupun mati.
2. Sepsis adalah Mikroorganisme yang dapat mengakibatkan infeksi penyakit dan
komplikasi berbahaya.
3. Antisepsis adalah tindakan pencegahan masuknya mikroorganisme yang dapat
menyebabkan penyakit dengan cara ekslusi, penghancuran, dan penghambatan
multiplikas/pertumbuhani mikroorganisme tersebut
4. Desinfeksi adalah proses pembersihan benda mati (alat bedah) dari mikroorganisme
yang dapat menyebabkan penyakit.
5. Desinfektan adalah agen/senyawa kimia yang digunakan untuk mengeleminasi
mikroorganisme invasif pada benda mati (alat bedah).
6. Antiseptik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk melawan dan mengahambat
pertumbuhan mikroorganisme tanpa harus membunuh pada jaringan hidup.

2.3 Contoh antiseptika dan desinfektan yang sering digunakan dalam prosedur bedah
aseptis
Untuk melakukan proses bedah umum aseptis digunakan antiseptika dan desinfektan.
Contoh antiseptika yang sering digunakan untuk praktik dokter hewan ialah alcohol
alifatik, iodophor, dan chlorhexidine.
1. Alkohol alifatik seperti 70% isopropyl alcohol, efektif untuk melawan bakteri
berskala luas dan bermacam virus lainnya, namun memiliki efek samping seperti
iritasi, desikasi, dan nekrosis jaringan pada luka yang terbuka. Alkohol ini tidak boleh
diaplikasikan bersamaan dengan chlorexhidine karena chlorexhidine dapat menurangi
aktivitas residual dari isopropyl.
2. Iodophore seperti providone-iodine efektif melawan bakteri, jamur, virus, protozoa,
ragi. Cara kerjanya cepat namun memiliki aktivitas residual yang minim
3. Chlorexidine efektif melawan bakteri namun tidak begitu efektif melawan jamur dan
virus. Chlorexidine memiliki cara kerja yang cepat dan aktivitas residualnya pun
memiliki durasi yang lama yaitu bisa mencapai 2 hari.

Untuk Desinfektan biasanya melibatkan penggunaan senyawa cair, seperti fenol dan
turunannya, alkohol, halida, aldehida, senyawa monium kuaterner, kolform, etilen oksida,
ion logam berat, atau pewarna. pemilihan desinfektan yang sesuai bergantung pada hasil
yang diinginkan: beberapa desinfektan efektif untuk menghancurkan mikroorganisme
dalam jumlah terbatas, yang lain efektif membunuh semua organisme, termasuk spora.
Berikut adalah tabel Desinfektan yang umum dipakai oleh dokter hewan praktek.
2.4 Macam-macam tipe sterilisasi, prinsip kerja, dan bahan/alat yang dapat disterilkan
oleh masing-masing mesin
Dalam proses Beda Umum aseptis semua peralatan bahan yang akan bersentuhan
dengan jaringan tubuh dan darah harus steril. Ada beberapa metode sterilisasi yaitu
Sterilisasi Panas/Uap, Sterilisasi Kimiawi Dingin, Sterilisasi Panas, dan Sterilisasi dengan
Radiasi Ion. Semua tipe sterilisasi punya keuntungan dan kerugiannya masing – masing.
1. Sterilisasi Panas/Uap (Autoclave)
Sterilisasi ini digunakan untuk alat-alat yang tahan panas. Uap secara cepat
menghancurkan semua mikroorganisme dengan mendenaturasi protein sel. Untuk
memastikan penghancuran semua mikroorganisme berbahaya maka harus diatur juga
temperature, tekanan, dan durasi waktu agar peralatan bedah menjadi steril. Bahan
yang dapat disterilkan oleh mesin ini adalah barang logam atau tidak keropos (item
tanpa lumen), benda logam dengan lumen, benda berpori/keropos (karet, plastic).
Ada 4 macam tipe Sterilizer Uap yakni :
a. Gravity Displacement Sterilizer
Paling sering digunakan dalam praktik dokter hewan. Cara kerjanya yaitu dengan
prinsip udara lebih berat daripada uap. Peralatan yang dsterilkan dimasukkan
kedalam raung dalam. Uap bertekanan dari luar yang sempit memasuki ruang
dalam dan menutupi perlatan, kemudian udara diruan dalam ditarik keabwah oleh
gravitasi ke lantai dan keluar melalui katup. Durasi minimal dan temperaturnya
yakni 10-15 menit dengan temperature 132oC - 135oC atau 15-30 menit dengan
temperature 121oC. Beberapa peralatan yang dapat disterilkan adalah jarum
suntik, kateter karet, scrub, dan peralatan gelas.
b. Prevacuum Sterilizer
Dimana prinsip kerjanya udara secara aktif ditarik keluar dari dalam, sehingga
menimbulkan vacuum di dalam ruangan, lalu Uap masuk ke dalam ruangan untuk
menggantikan udara. Tipe ini lebih cepat prosesnya dari Gravity Displacement
Sterilizer dimana untuk suhu 132oC - 135oC dibutuhkan waktu 3-4 menit agar
perlatan bedah menjadi steril. Peralatan yang dapat disterilkan berupa scrub,
jarum suntik, dan peralatan gelas
c. Flash Sterilizer
Tipe ini merupakan tipe yang paling cepat dimana dalam suhu 132 oC - 135oC
dibutuhkan waktu 3 menit untuk peralatan bedah menjadi steril. Cara
menggunakannya yaitu dengan memasukkan alat-alat medis ke dalam penampan
dan alat medis akan disterilkan berdasarkan suhu dan tempetur yang sudah
dikalibrasi oleh pabrik.
2. Sterilisasi Gas Kimiawi
Yaitu dengan menggunakan Ethylene Oxide, membunuh mikroorganisme berbahaya
dengan mengubah metabolisme, dan replikasi sel melalui alkilasi protein, DNA, dan
RNA. Suhu optimal untuk menggunakan alat ini yaitu 49 oC - 60oC , dan kelembaban
optimal yaitu 20%-40%. Bahan yang dapat disterilklan adalah perlengkapan yang
tidak dapat menahan suhu dan tekanan ekstrim dari sterilisasi uap (endoskopi,
kamera, plastic, kabel listrik).
3. Sterilisasi Plasma
Merupakan tipe sterilisasi bersuhu rendah yang digunakan untuk mensterilisasi alat-
alat yang kurang tahan panas. Proses ini menginaktivasi mikroorganisme dengan cara
mengkombinasi gas hydrogen peroksida dan radikal bebas (hidroksil radikal bebas
dan hidroproksil) dalam fase yang disebut Fase Plasma, tipe ini juga menggunakan
bantuan sinar UV. Bahan yang dapat disterilkan melalui proses ini termasuk baja
stainless, alumunium, kuningan, silicon, Teflon. Lateks, etil vinil asetat, kraton,
polikarbonat, polietlen (tinggi dan rendah kepadatan), poliolrgin, poliuretan,
polipropilena, polivinil klorida (PVC), dan polimetilmetakrilat. Beberapa plastic,
perangkat listrik, dan campuran logam yang rentan terhadap korosi disterilkan dengan
plasma gas hydrogen peroksida.
4. Sterilisasi Asam Peracetic
Asam Peracetic merupakan oksidator yang mendenaturasi protein, menghancurkan
permeabilitas dinding sel, dan mengoksidasi ikatan sulfur dan sulfhidril didalam
protein dan enzim dari mikroorganisme berbahaya. Bahan yang dapat disterilkan
berupa alat-alat medis dan instrument bedah (endoskopi fleksibel, dll).
5. Radiasi Ion
Tipe ini merupakan tipe yang dipakai untuk pensterilan alat – alat bedah buatan
pabrik, tak bisa dipakai untuk sterilisasi berulang karena dapat merusak peralatan.
Bahan yang dapat disterilkan adalah bahan janitan, spons, barang sekali pakai (gaun,
tirai, penutup meja), bubuk, dan barang minyak bumi.
6. Sterilisasi Kimiawi Dingin
Untuk proses Sterilisasi Kimiawi Dingin tidak boleh digunakan agen agen kimia yang
bersifat korosif, sehingga pada umumnya proses ini menggunakan Glutaraldehyde
sebagai desinfektan. Metode eliminasinya dengan mengubah sintesis RNA, dan DNA
dari mikroorganisme berbahaya. Alat yang mau disterilkan harus dikeringkan terlebih
dahulu, karena air dapat melarutkan desinfektannya. Suhu dan durasi yang
direkomendasikan yaitu 20oC - 25oC dalam waktu 10 jam, dan setelah disterilkan
peralatan harus dibersihkan dengan air steril dan dikeringkan dengan handuk steril
untuk menghilangkan desinfektannya. Bahan yang dapat disterilkan merupakan
peralatan-peralatan yang aman direndam didalam air.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sesuai dengan uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai Proses Bedah
Umum Aseptis :
a. Dalam pembedahan, sterilitas atau tindakan asepsis merupakan syarat mutlak sebab tindakan
bedah adalah pengobatan yang menggunakan cara invasif, yakni membuka bagian tubuh
dengan cara melakukan sayatan, sehingga bila tidak dilakukan prinsip sterilitas dengan baik,
maka akan terjadi translokasi kuman ke daerah operasi yang dapat mengakibatkan tingginya
resiko infeksi.
b. Konsep Aseptis Bedah merupakan tindakan atau serangkaian prosedur guna membunuh
segala jenis mikroorganisme invasif yang dapat menginfeksi tubuh pada alat/objek
perawatan yang akan digunakan dalam proses pembedahan. Dalam mewujudkan hal ini
maka dalam proses pembedahan dilakukan prosedur Teknik Sterilisasi.
c. Untuk melakukan proses bedah umum aseptis digunakan antiseptika dan desinfektan.
Contoh antiseptika yang sering digunakan untuk praktik dokter hewan ialah alcohol alifatik,
iodophor, dan chlorhexidine, sedangkan desinfektan biasanya melibatkan penggunaan
senyawa cair, seperti fenol atau turunannya, alkohol, halida, aldehida, senyawa monium
kuaterner, kolform, etilen oksida, ion logam berat, atau pewarna.
d. Dalam proses Beda Umum aseptis semua peralatan bahan yang akan bersentuhan dengan
jaringan tubuh dan darah harus steril. Ada beberapa metode sterilisasi yaitu Sterilisasi
Panas/Uap, Sterilisasi Kimiawi Dingin, Sterilisasi Panas, dan Sterilisasi dengan Radiasi Ion.
Semua tipe sterilisasi punya keuntungan dan kerugiannya masing – masing.
DAFTAR PUSTAKA

Fossum, T.W. 2013. Small Animal Surgery. Fourth Edition. Elsevier Mosby.

Mann, F.A., Constantinescu, G.M., and Yoon, H. 2011. Fundamentals of Small Animal Surgery.
Wiley- Blackwell Publishing. UK.

Anda mungkin juga menyukai