Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN EPILEPSI

DI RUANG POLI RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

Oleh :
Deddi Firdaus (120012025)
Ita Nurfatmawati (120012045)
Mashita Kusuma W. (120012050)
Nikmatul Choiriyah (120012058)
Subhan Fajri (120012054)

PROGRAM STUDI NERS


S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
2012
LEMBAR PENGESAHAN

PENYULUHAN EPILEPSI
DI RUANG POLI RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

TANGGAL : 15 November 2012

Satuan Acara Penyuluhan pada keluarga telah diperiksa dan disetujui oleh
pembimbing pada tanggal: 15 November 2012

Surabaya, Januari 2012

Kepala Ruangan
Pembimbing Klinik

Pembimbing Akademik
PROGRAM STUDI NERS
S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATANYAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA
DI RUANG POLI RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)


PENYULUHAN KESEHATAN

Bidang Studi : Ilmu Keperawatan Jiwa


Topik : EPILEPSI
Sasaran : Keluarga di Ruang Poli RS Jiwa Menur Surabaya
Tempat : Ruang Poli RS Jiwa Menur Surabaya
Hari/Tanggal :Rabu, 15 November 2012/ Pkl. 07.00 WIB
Waktu : 1 x 30 menit

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah kegiatan penyuluhan berlangsung keluarga klien mampu
memahami tentang epilepsi.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x15 menit diharapkan
mampu :
1. Keluarga dapat memahami pengertian epilepsi
2. Keluarga dapat mengetahui macam-macam serangan epilepsi
3. Keluarga dapat mengetahui penyebab epilepsi
4. Keluarga dapat mengetahui faktor pencetus epilepsi
5. Keluarga dapat memahami peran keluarga dalam pengobatan epilepsi
III. MATERI PELAJARAN
1. Pengertian autisme
2. Penyebab
3. Tanda dan Gejala
4. Dampak bagi pendertia autisme
5. Peran keluarga
6. Makanan yang tidak boleh di konsumsi oleh penderita autisme

IV. Kegiatan Penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA


1. 3 menit Pembukaan :
• Membuka kegiatan • Menjawab salam
dengan mengucapkan salam.
• Memperkenalkan • Mendengarkan
diri • Memperhatikan
• Menjelaskan
tujuan dari penyuluhan • Memperhatikan
• Menyebutkan
materi yang akan diberikan • Memperhatikan
• Kontrak waktu
2. 15 menit Pelaksanaan :
• Menjelaskan pengertian dan • Memperhatikan
penyebab autisme
• Menjelaskan tanda dan gejala • Memperhatikan
autisme
• Menjelaskan dampak dan • Memperhatikan
peran keluarga bagi pendertita
autisme
• Menjelaskan Makanan yang • Memperhatikan
tidak boleh di konsumsi oleh
penderita autisme • Bertanya dan
• Memberi kesempatan kepada menjawab pertanyaan yang
peserta untuk bertanya diajukan
3. 10 menit Evaluasi :
• Menanyakan • Menjawab
kepada peserta tentang materi pertanyaan
yang telah diberikan, dan
reinforcement kepada
keluarga klien yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 2 menit Terminasi :
• Mengucapkan • Mendengarkan
terimakasih atas peran serta
peserta. • Menjawab salam
• Mengucapkan
salam penutup

V. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi

VI. MEDIA
1. Leaflet
2. Flip Chart

VII. PENGORGANISASIAN
Pembimbing :
Moderator : Masitha Kusuma W., S. Kep
Penyaji : Ita Nurfatmawati. S. Kep
Observer :.Nikmatul Choiriyah S. Kep
Fasilitator : Subhan F. S. Kep
: Dedy Firdaus S. Kep

VIII. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
1. Keluarga klien hadir di tempat penyuluhan.
2. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa
STIKES YARSIS bersama dengan pembimbing yang mendampingi di
RS Jiwa Menur Surabaya.
3. Pengorganisasian dilakukan sebelum pelaksanaan
penyuluhan.
b. Evaluasi Proses
1. Keluarga klien antusias terhadap materi penyuluhan yang
disampaikan oleh pembicara.
2. Keluarga tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan penyuluhan
selesai
3. Keluarga terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
c. Evaluasi Hasil
1. Keluarga mengerti tentang peran dan fungsi keluarga, mampu
menjelaskan tentang pengertian autisme, penyebab, tanda dan gejala,
Dampak bagi pendertia autisme, Peran keluarga, Makanan yang
tidak boleh di konsumsi oleh penderita autisme
2. Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan pemateri
IX. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS
1. Protokol / Pembawa acara
Uraian tugas :
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
b. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
c. Menutup acara penyuluhan.
2. Penyuluh/ Pengajar
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta.
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya.
3. Fasilitator
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
d. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas
bagi peserta.
4. Observer
Uraian tugas :
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri
sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses
penyuluhan.
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan.
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan.
e. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan.
MATERI

A. Pengertian
Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-
gejala yang datang dalam serangan-serangan, berulang-ulang yang
disebabkan lepas muaatan listrik abnormal sel-sel saraf otak yang bersifat
refersibel dengan berbagai etiologi. Serangan ialah suatu gejala yang
timbulnya tiba-tiba dan menghilang secara tiba-tiba pula. (Arif Mansjoer,
2000)
Epilepsi adalah gejala kompleks dari banyak gangguan fungsi otak
berat yang dikarakteristikan oleh kejang berulang. (Arif Muttaqin, 2008)
B. Klasifikasi epilepsi
1. Epilepsi Umum
a. Epilepsy Petit Mal adalah epilepsy yang menyebabkan gangguan
kesadaran secara tiba-tiba, dimana seseorang menjadi seperti bengong,
tidak sadar tanpa reaksi apa-apa, dan setelah beberapa saat bisa kembali
normal melakukan aktivitas semula.
b. Epilepsy Grand Mal adalah epilepsy yang terjadi secara mendadak
dimana penderitanya hilang kesadaran lalu kejang-kejang dengan napas
berbunyi ngorok dan mengeluarkan buih/busa dari mulut.
c. Epilepsy Myoklonik Juvenil adalah epilepsy yang mengakibatkan
terjadinya kontraksi singkat pada satu atau beberapa otot mulai dari
yang ringan tidak terlihat sampai yang menyentak hebat seperti jatuh
tiba-tiba melemparkan benda yang dipegang tiba-tiba, dan lain
sebagainya.
2. Epilepsi Parsial / Sebagian
a. Sederhana: hanya satu jari atau tangan yang bergetar, mulut dapat
tersentak tak terkontrol. Individu ini bicara yang tidak dapat dipahami,
pusing dan mengalami sinar, bunyi, bau, atau rasa yang tidak umum
atau tidak nyaman.
b. Kompleks: melibatkan proses ingatan dan berfikir, individu tidak dapat
bergetrak atau bergerak secara otomatis tetapi tidak tepat dengan waktu
dan tempat, atau mengalami emosi berlebihan yaitu takut, marah,
kegirangan atau peka rangsang.

C. Penyebab epilepsi
Penyebab pastinya tetap belum diketahui, tetapi faktor yang mungkin
berhubungan yaitu :
1. Trauma kepala (pernah mengalami cedera di daerah kepala), tumor
otak, dan lain sebagainya.
2. Kerusakan otak dalam proses kelahiran, luka kepala, stroke, tumor
otak, alkohol.
3. Genetika.

D. Tanda dan Gejala


Sebelum serangan :
1. Aura
Aura terjadi sesaat sebelum kejang berlangsung. Sebuah aura dapat
menyebabkan anak tiba-tiba merasa sakit tanpa sebab, mendengar suara
yang tidak nyata, atau mencium bau yang tidak ada sumbernya.Anak
juga akan mengalami masalah dengan penglihatan atau perasaan aneh di
suatu tempat di bagian tubuhnya, terutama di perutnya.
Waktu serangan :
1. Kehilangan kesadaran
Saat terjadi serangan, seringkali bayi kehilangan kesadarannya untuk
sesaat, sehingga bayi tidak sensitif terhadap rangsangan bau, suara maupun
sentuhan.
2. Kejang Total (Total Convulsions)
Kejang ini merupakan kejang yang paling serius. karena Kejang total akan
menyebabkan anak jatuh ke tanah dan kehilangan kesadaran. Kejang total
biasanya berlangsung sekitar 2 sampai 5 menit. Selama kejang
berlangsung tubuh anak akan kaku dan bergetar tak terkendali. Anak
mungkin akan kehilangan kontrol kandung kemihnya, sehingga keluar air
seni tanpa disadarinya. Selain itu, air liur mungkin juga akan keluar
disertai bola mata anak yang memutar ke belakang. Setelah kejang
berakhir, anak akan bingung selama beberapa menit, otot-ototnya menjadi
sakit dan akan tertidur untuk waktu yang lama.
3. Kedutan (Twitching)
Kedutan biasanya bersifat lokal, kemungkinan dimulai pada satu jari atau
telapak tangan.Kemudian akan semakin memburuk, menjalar hingga ke
lengan kemudian menyebar sampai sebagian atau seluruh tubuh menjadi
berkedut. Sebagian anak tetap sadar, namun sebagian yang lain akan
kehilangan kesadaran saat mengalami gejala ini.
Setelah serangan :
1. Tatapan Mata Kosong
Apabila sang anak berhenti melakukan kegiatannya dan malah melamun,
lengan atau kepala anak mungkin akan tampak lunglai, terus mengalami
kejang-kejang. Orang tua harus waspada.karena itu adalah gejala epilepsi.
Setelah kejang berakhir (berlangsung dalam waktu 30 detik sampai satu
menit) anak tidak akan menyadari apa yang telah terjadi
2. Pikiran kosong dan melamun
3. Lemas
4. Bingung
E. Dampak Epilepsi
1. Epilepsi dapat menyebabkan kehilangan kontrol pada otot tubuh.
Epilepsi dapat menyebabkan kejang otot yang parah. Saat mengalami
kejang, penderita mungkin jatuh ke tanah karena otot-ototnya menegang
tanpa disadari. Ada kemungkinan penderita akan menggigit lidahnya
sendiri karena giginya mengatup saat kejang. Kontrol kandung kemih dan
bowel juga akan hilang saat terjadi kejang.
2. Epilepsi dapat menghambat kemampuan perseptual atau keterampilan
motorik.
Belahan otak seseorang terdiri atas bagian dominan dan yang tidak dominan.
Bayi yang baru mulai mengembangkan koordinasi pada tahap perkembangan
sensorimotorik akan rentan terhadap efek serangan epilepsi. Jika anak
menderita gangguan di belahan otak yang tidak dominan selama masa anak-
anak, perkembangan keterampilan motoriknya mungkin akan terpengaruh.
Selain itu, bisa jadi anak akan mengalami kesulitan menginterpretasikan data
visual. Sebagai contoh, jika ditunjukkan foto wajah seseorang, anak bisa
mengenali ciri individual tapi gagal untuk menyimpulkan bahwa ciri tersebut
merupakan bagian dari keseluruhan yang lebih besar. Beberapa bayi yang
menderita kejang epilepsi di kemudian hari mungkin akan didiagnosis
memiliki gangguan emosi, seperti autisme atau hiperaktif.
3. Berbagai komplikasi bisa muncul karena epilepsi.
Beberapa komplikasi yang disebabkan oleh kejang epilepsi bisa terjadi.
Karena kejang epilepsi jarang diawali dengan tanda – tanda
peringatan, kehadirannya bisa membahayakan orang yang menderitanya.
Misalnya, jika kejang terjadi saat penderita sedang memasak di dapur, maka
ada kemungkinan dia terbakar karena jatuh di atas kompor saat kejang. Jika
kejang terjadi saat sedang berjalan menuruni anak tangga, mungkin saat
sadar penderita akan menemukan dirinya mengalami perdarahan dan memar-
memar karena terjatuh saat kejang muncul. Bahkan pada kondisi tertentu,
pada saat kejang penderita secara tidak sengaja menghirup cairan masuk ke
dalam paru-paru sehingga menyebabkan pneumonia aspirasi.
4. Antikonvulsan yang digunakan sebagai obat epilepsi bisa menimbulkan efek
negatif pada tubuh.
Terkadang obat bisa menimbulkan efek yang lebih buruk daripada penyakit
yang ingin disembuhkan oleh obat tersebut. Contohnya adalah obat
antikonvulsan yang digunakan untuk melawan dampak yang ditimbulkan
epilepsi. Kemunduran atau penurunan intelektual bisa terjadi pada anak-anak
yang meminum dosis toksik dari obat antikonvulsan.
Kemungkinan efek samping lain mencakup komplikasi kehamilan. Oleh
karena itu, obat ini harus diresepkan dengan hati-hati. Meskipun
menunjukkan fungsi yang positif, namun antikonvulsan dapat menyebabkan
kenaikan berat badan, batu ginjal, atau glaukoma akut.

F. Peran keluarga
Sebelum serangan
• Kenali tanda-tanda sebelum kejang
• Jangan panik
• Mengalihkan perhatian dengan mengajak berbicara
Saat serangan
• Menghindarkan dari barangbarang yang bisa melukai
• Memberi ganjalan pada mulut dengan gagang sendok yang dililitkan kain
agar lidah tidak tergigit
• Tidak boleh menahan badan, tangan atau kaki saat terjadi kejang
Setelah serangan :
1. Memahami keadaan anak apa - adanya
· memahami kebiasaan-kebiasaan anak,
5. Mengupayakan alternatif penanganan sesuai kebutuhan anak.
· Memperhatikan sosialisai dan komunikasi, kepribadian anak
6. mendampingi dan mengarahkan anak dalam beraktifitas dan
berkomunikasi dengan orang lain
7. Menyekolahkan anak pada usia sekolah disekolah berkebutuhan khusus
8. Membawa anak ke pelayanan kesehatan misalnya di poli tumbuh
kembang RSJ Menur Surabaya

f. berikut ini adalah beberapa cara pencegahan epilepsi yang bisa anda lakukan :
• mengurangi kebiasaan merokok
• menghindari stimulasi cahaya yang berlebihan
• tidak melakukan olahraga yang berlebiha
• menghindari tekanan pikiran yang berlebihan
• waspadai ketegangan akibat tekanan dalam peristiwa
penting
• biasakan pola hidup yang sehat.

Lembar Observasi

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA


1. 3 menit Pembukaan :
• Membuka kegiatan
dengan mengucapkan salam.
• Memperkenalkan
diri
• Menjelaskan
tujuan dari penyuluhan
• Menyebutkan
materi yang akan diberikan
• Kontrak waktu
2. 15 menit Pelaksanaan :
• Menjelaskan pengertian dan
penyebab epilepsi
• Menjelaskan tanda dan gejala
epilepsi
• Menjelaskan dampak dan
peran keluarga bagi pendertita
epilepsi
• Menjelaskan Makanan yang
tidak boleh di konsumsi oleh
penderita epilepsi
• Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
3. 10 menit Evaluasi :
• Menanyakan
kepada peserta tentang materi
yang telah diberikan, dan
reinforcement kepada
keluarga klien yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 2 menit Terminasi :
• Mengucapkan
terimakasih atas peran serta
peserta.
• Mengucapkan
salam penutup
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN EPILEPSI

No. NAMA PESERTA ALAMAT TTD


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.

Anda mungkin juga menyukai