Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“Non – STEMI atau Non ST Elevasi Miokard Infark”

Di ruang Intensive CVCU

RSUP DR.M.DJAMIL PADANG

Oleh :

Kelompok 4

Kelas IIIA :

Fadhilatul Husna (173110162)

Fadillah Fauzana 173110163)

Fauzyiah Adilhah (173110164)

Febri Trismayola (173110165)

Fitria Hasni (173110166)

Hasri Rahmayati (173110168)

Heru Mulianse (173110169)

Dosen Pembimbing :

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI

PADANG D-III KEPERAWATAN PADANG

TA 2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Non STEMI


Waktu Pertemuan : 30 menit
Tanggal : 7 September 2019
Tempat : Ruang Intensive CVCU Lantai 2
Sasaran : Klien di ruangan intensive CVCU Lantai 2
Metode : Ceramah dan tanya jawab

A. LATAR BELAKANG
Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan salah satu masalah
kesehatan utama di negara maju maupun berkembang. Penyakit ini
menjadi penyebab nomor satu kematian di dunia setiap tahunnya.

Faktor risiko seseorang untuk menderita NSTEMI ditentukan melalui


interaksi dua atau lebih faktor risiko. Faktor risiko NSTEMI dibagi
menjadi dua bagian besar yaitu faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan
faktor yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
antara lain seperti: merokok, hipertensi, hiperlipidemia, diabetes mellitus,
stress, diet tinggi lemak, dan kurangnya aktivitas fisik. Faktor-faktor risiko
ini masih dapat diubah, sehingga berpotensi dapat memperlambat proses
aterogenik. Sedangkan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara
lain seperti: usia, jenis kelamin, suku atau ras, dan riwayat penyakit
(Bender et al, 2011)

Tingginya angka morbiditas dan mortalitas pada pasien NSTEMI, maka


diperlukan strategi penatalaksanaan terapi pada pasien NSTEMI untuk
mengurangi beban penyakit. Penatalaksaan yang cepat dan tepat, berupa
pemberian oksigen, terapi reperfusi dan penanganan komplikasi, serta
perawatan lanjut untuk mencegah komplikasi dan kematian.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Agar klien dapat memahami dan mengaplikasikan materi
penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan anggota klien mampu :
a) Menjelaskan pengertian Non STEMI
b) Menjelaskan penyebab Non STEMI
c) Menjelaskan factor resiko Non STEMI
d) Menjelaskan tanda dan gejala Non STEMI
e) Menjelaskan cara perawatan pasien dengan penyakit Non STEMI
di Rumah Sakit
f) Menjelaskan cara perawatan pasien dengan penyakit Non STEMI
di Rumah
g) Menjelaskan pencegahan dari Non STEMI

C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik : Non STEMI
2. Sasaran dan Target
a. Sasaran : Klien di ruangan Intensive CVCU lantai 2
b. Target : Klien yang mengikuti penyuluhan.
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab dan diskusi
4. Media dan alat
a. Infokus
b. Laptop
c. Leaflet/buflet
5. Waktu dan Tempat
a. Hari / Tanggal : Sabtu/7 September 2019
b. Waktu : 10.00 – 10.30 WIB
6. Tempat : Ruang Intensive CVCU
7. Pengorganisasian
a. Struktur
1) Penyaji : Fauziyah Adilhah
2) Moderator : Heru Mulianse
3) Fasilitator : Fadhilatul Husna
Fitria Hasni
Hasri Rahmayati
4) Observer : Fadillah Fauzana
5) Notulen : Febry Trismayola
b. Penugasan
1) Penyaji
Tugas :
a) Mempresentasikan materi penyuluhan.
b) Bersama audiens menyimpulkan materi penyuluhan.
c) Ikut serta menjawab pertanyaan yang diajukan oleh klien.

2) Moderator
Tugas :
a) Membuka acara.
b) Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing.
c) Menjelaskan tujuan dan topik.
d) Menjelaskan kontrak waktu.
e) Mengarahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri.
f) Mengarahkan alur diskusi.
g) Memimpin jalannya diskusi.
h) Menutup acara.
i) Ikut serta Menjawab pertanyaan yang muncul.
3) Observer
Tugas :
a) Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai
akhir.
b) Mengobservasi prilaku semua anggota kelompok

4) Fasilitator
Tugas :
a) Meminta persetujua/mengontrak klien.
b) Berdiri disamping klien untuk mendampingi klien.
c) Memotivasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya
penyuluhan.
d) Mempersiapkan absen.
e) Berdiri disamping klien untuk mendampingi klien.
f) Memotivasi klien untuk berperan aktif dalam jalannya
penyuluhan.
g) Mempersiapkan ruangan.
h) Memotivasi klien untuk berperan aktif dalam jalannya
penyuluhan.
i) Mempersiapkan ruangan, infokus, dan laptop.
j) Memotivasi klien untuk berperan aktif dalam jalannya
penyuluhan.

5) Notulen
Tugas :
a) Mencatat semua pertanyaan yang diajukan oleh klien.
b) Mencatat semua jawaban yang disampaikan oleh setiap
anggota kelompok..
c) Mencatat hasil kesimpulan dari observer.
8. Setting Tempat

Keterangan :

= Penyaji = Klien = Ci klinik

= Moderator = Fasilitator = Dosen pembimbing

= Notulen = Observer

D. KEGIATAN PENYULUHAN

No. WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN PESERTA


1. 5 menit PEMBUKAAN :
 Mengucapkan salam  Menjawab
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
2. 30 menit KEGIATAN INTI
 Menyampaikan tujuan  Mengemukakan
penyuluhan pendapat
 Menjelaskan pengertian Non  Memperhatikan dan
STEMI mendengarkan
 Menjelaskan penyebab Non  Memperhatikan dan
STEMI mendengarkan
 Menjelaskan factor resiko  Memperhatikan
Non STEMI.  Memperhatikan dan
 Menjelaskan tanda dan gejala mendengarkan
Non STEMI  Memperhatiakan dan
 Menjelaskan cara perawatan mendengarkan
pasien dengan Non STEMI di  Memperhatikan dan
rumah sakit mendengarkan
 Menjelaskan cara perawatan
pasien dengan Non STEMI di  Memperhatiakan dan
rumah mendengarkan
 Memberi kesempatan untuk
bertanya  Mengajukan
 Memberikan jawaban pertanyaan
 Reinform consent  Mendengarkan
 Mendengarkan

3. 5 menit PENUTUP
 Bersama peserta  Bersama – sama
menyimpulkan apa yang telah menyimpulkan
disampaikan
 Evaluasi materi Non STEMI  Menjawab
dengan mengajukan pertanyaan
pertanyaan
 Melakukan terminasi  Memperhatikan dan
mendengarkan
 Memberikan salam untuk  Menjawab salam
menutup pertemuan
E. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
a. 100% klien menghadiri penyuluhan.
b. Tempat dan media serta alat penyuluhan sesuai rencana.
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.

2. Evaluasi Proses
a. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan.
b. 100 % peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan Non STEMI
c. 100 % peserta tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan.

3. Evaluasi Hasil
a. Klien mampu menyebutkan pengertian Non STEMI
b. Klien mampu menyebutkan tiga dari penyebab Non STEMI
c. Klien mampu menyebutkan satu dari tiga factor resiko Non STEMI
d. Klien mampu menyebukan tiga dari tanda dan gejala hipertensi.
e. Klien mampu menyebutkan cara perawatan di Rumah Sakit
f. Klien mampu menyebutkan cara perawatan di rumah
NON STEMI (Non Elevasi ST Miokard Infark)

1. Pengertian Non STEMI


Non ST Elevasi Miokard Infark (NSTEMI) merupakan komplikasi akibat
penumpukan plak di arteri (aterosklerosis koroner).

NSTEMI didefinisikan sebagai gambaran EKG depresi segmen ST atau


inversi gelombang T prominen dengan biomarker nekrosis yang positif
(misalnya troponin) dengan tidak dijumpainya elevasi segmen ST pada
gambaran EKG dan sesuai dengan gambaran klinis yaitu rasa tidak
nyaman pada dada atau sesuai dengan angina (Anderson et al, 2012)

Infark miokardium akut (IMA) gelombang Q dengan peningkatan non ST


atau tanpa gelombang Q dengan peningkatan ST yang terjadi karena
adanya trombosis akibat ruptur plak aterosklerosis yang tidak stabil.

2. Penyebab Non STEMI

Rilantono (1996) dalam Aspiani 2014, mengatakan sumber masalah


sesungguhnya hanya terletak pada penyempitan pembuluh darah jantung
(vasokonstriksi).

Penyempitan pembuluh darah diakibatkan oleh :

1. Adanya timbunan – lemak (aterosklerosis) dalam pembuluh darah


akibat konsumsi kolesterol tinggi
2. Sumbatan (trombosis) oleh sel beku darah (trombus)
3. Vasokontriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat
kejang yang terus menerus.
4. Infeksi pada pembuluh darah
3. Faktor Resiko Non STEMI
1. Hipertensi

Tekanan darah tinggi berisiko mengalami penyakit jantung, dan stroke.


Tekanan darah tinggi membuat jantung bekerja dengan berat sehingga
lama kelamaan jantung juga kecapeain dan sakit. Jika ada sumbatan di
pembuluh darah koroner jantung maupun darah yang lain, tekanan
darah tinggi akan berakibat pada pecahnya pembuluh darah.

2. Kolesterol
Kolestrol yang tinggi merupakan faktor risiko terjadinya NSTEMI.
Kolesterol merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh, namun bukan
dalam jumlah yang banyak. Kolesterol berasal dari makanan yang
dikonsumsi sehari – hari misalnya minyak, makanan yang digoreng,
lemak hewan dan lain – lain. Kelebihan makanan yang mengandung
kolesterol dapat menyebabkan kolesterol dalam darah menjadi tinggi,
dan tidak baik bagi jantung.

3. Kelebihan berat badan atau obesitas


Kelebihan berat badan merupakan potensi untuk gangguan kesehatan.
Berdasarkan penelitian orang dengan kelebihan berat badan berisiko
mengalami serangan jantung. Selain itu kelebihan berat badan berisiko
untuk terjadinya kadar kolesterol yang tinggi dan penyakit diabetes.

4. Tanda dan Gejala Non STEMI

Gejala NSTEMI berupa keluhan :

a. Nyeri di tengah dada


b. Nyeri seperti rasa ditekan, rasa diremas-remas
c. Nyeri menjalar ke leher, lengan kiri,dan kanan serta ulu hati,
d. Nyeri terasa terbakar
e. Sesak napas
f. keringat dingin
g. Mual, muntah, nyeri ulu hati, dan gangguan pencernaan.
h. Tubuh terasa sangat lemas dan pusing.
i. Detak jantung cepat atau tidak beraturan.
j. Adanya perubahan status mental.

Aspiani (2014) menambahkan gejalas klinis NSTEMI meliputi :

a. Terbentuknya trombus(pembekuan darah) yang menyebabkan darah


sukar mengalir ke otot jantung dan daerah yang diperdarahi menjadi
terancam mati.
b. Rasa nyeri, rasa terjepit, kram, rasa berat atau rasa terbakar di

dada (angina).

Lokasi nyeri : di sisi tengah atau kiri dada. Rasa nyeri dapat
menjalar ke rahang bawah, leher, bahu, dan lengan serta punggung.

Durasi nyeri : berlangsung selama lebih dari 20 menit.

Waktu nyeri : Nyeri dapat timbul pada waktu

istrirahat.

c. Selain gejala yang khas diatas, dapat juga terjadi penderita hanya
mengeluh soal pencernaannya terganggu atau hanya berupa nyeri
terasa di ulu hati. Keluhan di atas dapat disertai dengan sesak, mual
muntah atau keringat dingin, sakit kepala bahkan pingsan, kelelahan
yang tidak biasa,dan perasaan cemas dan gelisah.
d. Pasien kemungkinan juga mengalami dingin, pucat, dan kulit teraba
lembab, frekuensi jantung dan pernapasan dapat meningkat
(Brunner & Suddarth, 2013).
Tanda dan gejala dapat bervariasi secara signifikan tergantung pada
usia, jenis kelamin dan kondisi medis lainnya. Orang yang lebih
cendrung memiliki tanda dan gejala tanpa nyeri dada atau
ketidaknyamanan biasanya pada perempuan, dan penderita diabetes
mellitus (Kristen, 2009)
5. Perawatan di Rumah Sakit
Penatalaksanaan Medis

Prinsip penatalaksanaan NSTEMI adalah mengembalikan aliran darah


koroner dengan anti koagulan atau PCL elektif untuk menyelamatkan
jantung dari infark miokard, membatasi luasnya infark miokard, dan
mempertahankan fungsi jantung.

Tahap awal penatalaksanaan pasien NSTEMI :

a. Oksigenasi

Terapi Oksigen dapat membatasi kekurangan oksigen pada miokard


yang mengalami cedera serta menurunkan beratnya ST-elevasi. Ini
dilakukan sampai dengan pasien stabil dengan level oksigen 2-3
liter/menit dengan nasal kanul.

b. Nitrogliserin (NTG)
NTG digunakan pada klien yang tidak hipotermi. Mula – mula secara
sublingual (SL) (0,3-0,6 mg), atau spra aerosol. Bila sakit dada tetap
ada setelah 3x NTG setiap 5 menit dilanjutkan dengan drip intravena 5-
10 μg/menit (jangan lebih 200 μg/menit) dan tekanan darah sistolik
jangan kurang dari 100 mmHg. Manfaatnya ialah memperbaiki
pengiriman oksigen ke miokard; menurunkan kebutuhan oksigen di
miokard; menurunkan beban awal (preload) sehingga mengubah
tegangan dinding ventrikel; dilatasi arteri koroner besar dan
memperbaiki aliran kolateral; serta menghambat agregasi platelet.

c. Morfin

Morfin diberikan untuk mengurangi kecemasan dan kegelisahan,


mengurangi nyeri akibat iskemia, meningkatkan kapasitas vena (venous
capacitance); menurunkan tahanan pembuluh sistemik, nadi dan
tekanan darah juga menurun , sehingga preload dan afterload menurun,
beban miokard berkurang, pasien tenang tidak kesakitan. Dosis 2-4 mg
intravena sambil memperhatikan efek samping mual, bradikardia, dan
depresi pernapasan.

d. Aspirin

Aspirin harus diberikan kepada pasien NSTEMI jika tidak ada


kontraindikasi (ulkus gaster, asma bronkial). Efeknya ialah
menghambat siklooksigenasi -1 dalam platelet dan mencegah
pembentukan tromboksan-A2. Kedua hal tersebut menyebabkan
agregasi platelet dan konstriksi arterial.

e. Antitrombolik lain (Clopidogrel, ticlopidine).

Derivat tinopiridinini menghambat agregasi platelet, memperpanjang


waktu perdarahan, dan menurunkan viskositas darah dengan cara
menghambat aksi ADP (adenosine diphosphate) pada reseptor platelet
sehingga menurunkan kejadian iskemi. Ticlopidin bermakna dalam
menurunkan 46% kematian vaskular dan nonfatal infark miokard.
Dapat dikombinasi dengan Aspirin untuk pencegahan trombosis dan
iskemia berulang pada pasien yang telah mengalami implantasi stent
koroner (Aspiani, 2014).

Penatalaksanaan Keperawatan

a. Menghilangkan nyeri

Menghilangkan nyeri dada merupakan prioritas utama pada pasien


dengan NSTEMI, dan terapi medis diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut, sehingga penatalaksanaan nyeri dada merupakan usaha
kolaborasi dokter dengan perawat.

b. Istirahat fisik

Bedrest dengan posisi semi fowler atau menggunakan cardiac chair


dapat mengurangi nyeri dada dan dispnea. Posisi kepala yang lebih
tinggi sangat bermanfaat bagi pasien karena: (1) Volume tidal dapat
diperbaiki karena tekanan isi abdomen terhadap diafragma berkurang
sehinngga pertukaran gas dapat lebih baik, (2) Drainase lobus atas paru
lebih baik serta (3) Aliran balik vena ke jantung (preload) berkurang
sehingga mengurangi kerja jantung (Smeltzer & Bare, 2008 dalam
Darliana, 2011).

c. Memperbaiki fungsi respirasi

Pengkajian fungsi pernafasan yang teratur dan teliti dapat membantu

perawat mendeteksi tanda-tanda awal komplikasi yang berhubungan


dengan paru. Perhatian yang mendalam mengenai status volume cairan
dapat mencegah overload jantung dan paru.

d. Mengurangi kecemasan

Membina hubungan saling percaya dalam perawatan pasien sangat


penting untuk mengurangi kecemasan. Rasa diterima dan diperhatikan
akan membantu pasien mengetahui bahwa perasaan seperti itu masuk
akal dan normal, sehingga diharapkan dapat mengurangi kecemasannya
(Darliana, 2011)

6. Pencegahan terjadinya NSTEMI


a. Hindari : merokok, stress mental, alkohol,kegemukan, komsumsi
garam berlebihan, obat-obatann golongan amfetamin, kokain dan
sejenisnya.
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah dan merusak
pembuluh darah. Oleh karena itu, berhenti merokok dan/atau
menghindari paparan asap rokok dapat membantu pencegah
penyakit jantung.
b. Kurangi makanan yang banyak kolesterol dan berlemak
Cara ideal untuk menjaga tekanan darah adalah dengan
mengendalikan asupan lemak jenuh dan kolesterol selalu dalam
batas wajar. Jika kadar kolesterol LDL sudah lebih dari 200
mg/dL, sebaiknya kita berhati-hati. Kadar kolesterol jahat LDL
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan masalah jantung. Jika kita
sudah mengalami serangan jantung, targetkan LDL Anda menjadi
70 mg/dL atau di bawahnya. Hindari atau batasi makanan yang
dapat meningkatkan kolesterol darah Anda, seperti daging
berlemak, sosis dan daging burger, mentega, krim, hingga
kue, biskuit, cokelat, dan permen. Intinya, batasi garam, lemak, dan
gula yang di makan. Perbanyak makan makanan berserat dan ikan.
Terkadang diet dan olahraga saja tidak cukup untuk menurunkan
kolestrol pada beberapa orang

c. Anjurkan gizi yang seimbang dan berolahraga yang teratur seperti


seperti jalan kaki, jogging, naik sepeda, berenang, yoga, atau
bahkan tinju.
Selain membantu menjaga kesehatan, latihanolahraga rutin selama
30-60 menit sehari dapat membantu mengontrol tekanan darah,
serta kadar kolesterol dan gula darah.
d. Kurangi berat badan apabila obesitas dan overweight
e. Kurangi stress
Stres dalam jangka panjang dapat menyebabkan jantung bekerja
lebih keras. Oleh karena itu, sebisa mungkin kurangi stres dengan
menjalani aktivitas fisik. Sebagai contoh, lakukan latihan yang
melibatkan teknik pernapasan dan relaksasi otot, seperti yoga.
f. Rutin cek tensi
g. Perbanyak makan buah dan sayur
Makanan tinggi serat dapat membantu menurunkan kolesterol serta
tekanan darah. Makanan berserat juga membantu mengelola berat
badan yang sehat. Kita bisa mendapatkan asupan serat dari sayuran,
buah-buahan, gandum, dan kacang-kacangan
7. Cara Memberikan Pertolongan pertama pada pasien NSTEMI
a. Pasien harus duduk beristirahat dan berusaha tetap tenang. Ia dapat
duduk di kursi, di lantai, atau bersandar pada dinding. Duduk di
lantai membuat mereka lebih tidak berisiko mengalami cedera jika
pingsan.
b. Longgarkan semua pakaian.
c. Jika sudah pernah diresepkan obat nitrogliserin sebelumnya oleh
dokter, segera berikan. Caranya pemberiannya dengan meletakkan
tablet di bawah lidah.
d. Segera hubungi UGD atau rumah sakit terdekat.
e. Panggil bantuan terdekat jika merasa panik. Tetapi jangan sekali-
sekali meninggalkan pasien sendirian.
f. Berikan persuasi positif sambil menunggu ambulans datang.
g. Jangan menunggu hingga gejala berlalu untuk memanggil bantuan.
Juga jangan membujuk pasien untuk menganggap bahwa gejalanya
adalah hal biasa

8. Cara keluarga menghapadi pasien ketika di rawat d rumah sakit.

9. Langkah-langkah keluarga dan pasien dalam menjaga kesehatan


setelah pulang dari rumah sakit.
Adapun hal yang harus diperhatikan keluarga dan pasien ketika pulang
diantaranya:
a. Kondisi pasien
Seperti aktivitas fisik sehari-hari, aktivitas pada waktu luang,
istirahat, bekerja, aktivitas seksual, gejala yang dirasakan
b. Pasien mampu melakuakan perawatan diri seperti mandi,
menegnakan baju makan dan minum secara mandiri dan diawasi
oleh keluarga.
c. Hindari suhu dan kelembaban udara yang terlalu ekstrim
d. Perhatikan waktu istirahat .Istirahat yang dianjurkan dapat meliputi
tidur atau istirahat berbaring atau duduk tenang.
e. Pasien tidak boleh berkerja dengan mengangkat beban yang berat
dan tidak boleh mengalami keletihan
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2017. Penyakit Jantung Merupakan Kematian Tertinggi.

Smeltzer and Bare. 2017. Keperawatan Medikal Bedah (12th ed) (Devi Yulianti
& Amelia Kimin, Penerjemah). Jakarta: EGC

Aspiani, Yuli Reny. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien


Gangguan Kardiovaskular Aplikasi NIC & NOC. Jakarta : EGC

Brunner & Suddarth. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Volume 2. Jakarta : EGC

Tambayong. J.(2007). Patofisiologi Keperawatan editor Monica Ester, S.Kep.


Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai