Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nurul Hidayah

NIM : K1A018062
Kelas : Farmasi B

Tugas Individu III


A. Pengertian Negara
Negara adalah suatu organisasi atau lembaga tertinggi dari kelompok
masyarakat yang terdiri dari sekumpulan orang di wilayah tertentu, memiliki
cita-cita untuk hidup bersama, serta memiliki sistem pemerintahan yang
berdaulat.
Ada juga yang menyebutkan definisi negara adalah asosiasi tertinggi
manusia yang ada di suatu wilayah tertentu, memiliki pemerintahan sah dan
berdaulat, memiliki sistem dan aturan yang berlaku bagi seluruh
masyarakatnya, serta berdiri secara independen.
Dalam bahasa Inggris, kata negara disebut dengan “State” yang
artinya suatu keadaan dengan sifat tegak dan tetap. Sedangkan di Indonesia,
kata “Negara” berasal dari bahasa Sansekerta,
yaitu “Nagari” atau “Nagara” yang berarti wilayah atau penguasa.
B. Tujuan Negara
1. Tujuan Negara Secara Umum
Secara umum, tujuan negara adalah menyelenggarakan
kesejahteraan dan kebahagian rakyatnya. Tujuan negara merupakan
sesuatu yang telah ditetapkan dan disepakati oleh masyarakat, dan juga
cara yang akan dilalui untuk menggapainya. Tujuan negara merupakan
arah atau pedoman untuk menjalankan pemerintahan bagi penyelenggara
negara, karena itulah maka setiap negara pastinya mempunyai tujuan.
Pada umumnya tujuan negara adalah untuk mensejahterakan rakyatnya,
karena kesejahteraan merupakan sebuah cita-cita yang diharapkan oleh
sebuah bangsa. Sebagai organisasi tertinggi sebuah bangsa, maka setiap
negara mempunyai kewajiban untuk mewujudkan tujuan negaranya.
2. Tujuan Negara RI Berdasarkan Pembukaan UUD
Tujuan Negara Indonesia ini tercantum didalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Indonesia 1945 alinea keempat yang berbunyi,
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara
Indonesia yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah kemerdekaan, Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan
Mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.
Di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea
keempat tersebut juga telah disebutkan mengenai dasar dan landasan
Negara Indonesia yakni Pancasila. Melalui Pembukaan Undang-Undang
tahun 1945 tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan Negara
Indonesia adalah melindungi seluruh Warga Negara Indonesia,
mengusahakan kesejahteraan bagi masyarakat, mengutamakan
pendidikan bagi generasi penerus bangsa, serta ikut serta dalam nilai-
nilai luhur yang selalu ditanamkan tidak hanya di Indonesia melainkan
juga di beberapa negara lain yaitu mengupayakan perdamaian dunia, dan
keadilan sosial bagi seluruh warga negara.
Tujuan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) ini secara
yuridis terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat (1) yang
berbunyi, “Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk
republik”. Sebagai negara republik, Indonesia memiliki banyak
kewajiban kepada rakyatnya sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945
pasal 31 yang berbunyi, “(1) Setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan, (2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah wajib membiayainya, (3) Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang, (4) Negara
memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan
dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan nasional, (5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan
bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”.
Dari UUD 1945 pasal 31 tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu hak dan kewajiban
pemerintah dan rakyat mengenai pendidikan serta kebudayaan.
C. Unsur-Unsur Negara
1. Rakyat
Pertama-tama harus ada rakyat. Dalam istilah yang lebih umum
sering pula digunakan istilah masyarakat atau kumpulan individu-
individu yang saling berinteraksi dan mendiami suatu wilayah. Istilah
rakyat secara implisit mengandaikan adanya kelompok lain yang
memiliki power lebih besar ketimbang rakyat, yaitu pemerintah.
Adanya rakyat artinya ada orang-orang yang hidup dan menjadi
subjek pemerintahan dan aturan yang ditegakkan. Negara tanpa rakyat
bukanlah negara, melainkan tanah antah berantah berupa pulau-pulau tak
berpenghuni. Rakyat bisa pula disebut penduduk warga negara, sebagai
penegasan di sini bahwa ada pula penduduk non warga negara.
2. Wilayah
Ada rakyat harus pula ada wilayah. Jika tidak, dimana rakyat
tinggal? Wilayah yang dimaksud di sini adalah lokasi fisik dengan
batasan teritorial yang jelas. Wilayah sebaiknya dipahami secara
geografis, sehingga kita mengenal teritori fisik yang mencakup daratan,
perairan dan udara.
Batasan wilayah negara dibuat berdasarkan keputusan politik
hasil negosiasi internasional. Di batas negara selalu dipasang penanda
agar orang-orang tahu. Penanda tersebut bisa berbagai macam, dari batok
kayu, garis cat, kawat berduri, atau tembok raksasa.
Wilayah negara tak hanya darat, melainkan juga perairan dan
udara. Semuanya ditentukan dengan kesepakatan dalam perjanjian-
perjanjian bilateral atau multirateral. Wilayah laut ditentukan
berdasarkan hukum laut internasional. Batas-batas wilayah perairan
mencakup laut teritorial, zona tambahan, zona ekonomi eksklusif, landas
benua, landas kontinen, dan laut pedalaman. Wilayah udara berdasarkan
kesepakatan internasional dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu aliran
udara bebas dan aliran kedaulatan udara di atas wilayah negara.
3. Pemerintah Yang Berdaulat
Pemerintah dapat dipahami baik dalam arti sempit atau pun luas.
Dalam arti sempit, pemerintah merupakan lembaga legislatif atau
pelaksana undang-undang beserta seluruh jajarannya. Sedangkan dalam
arti luas, pemerintah mencakup keseluruhan lembaga negara. Dalam
sistem demokrasi yang berasas trias politika seperti Indonesia,
pemerintah dalam arti luas mencakup lembaga eksekutif, legislatif dan
yudikatif.
Pemerintah merupakan kelengkapan negara yang bertugas
menyelenggarakan negara sebagai sebuah organisasi besar. Pemerintah
menetapkan aturan dan menegakkan hukum serta membawa negara yang
dikelolanya untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Penekanan di sini
tampak pada kata ”berdaulat”. Artinya, pemerintah suatu negara
bukanlah boneka negara lain yang didikte dan dikendalikan oleh asing.
4. Pengakuan Negara Lain
Unsur keempat ini tak kalah penting. Eksistensi suatu negara
perlu dikukuhkan oleh pengakuan dari negara lain. Unsur ini bersifat
deklaratif, artinya negara yang baru berdiri mendeklarasikan dirinya atau
memproklamirkan dirinya dan suatu negara yang sudah eksis sebelumnya
mendeklarasikan pengakuannya.
Eksistensi negara Israel sulit dibayangkan tanpa adanya insur ini.
Sebelas menit setelah negara Israel berdiri, Amerika Serikat
mendeklarasikan pengakuannya sekaligus menjadi negara pertama yang
mengakui keberadaannya. Saya menyarankan siswa dan mahasiswa
untuk bertanya pada pengajarnya soal eksistensi negara Israel ini ketika
membahas tentang syarat berdirinya negara.
Pengakuan atas terbentuknya suatu negara dapat dikelompokkan
menjadi dua: de facto dan de jure. Pengakuan de facto artinya pengakuan
berdasarkan kondisi faktual bahwa negara tersebut ada wilayahnya,
orang-orangnya, dan pemerintahnya. Pengakuan ini bersifat sementara
sampai mendapat pengakuan de jure. Pengakuan de jure artinya
pengakuan terhadap suatu eksistensi negara yang disahkan di atas kertas
atau legal berdasarkan hukum internasional. Pengakuan de jure bisa
disebut juga pengakuan hukum dan konstitusional. Negara yang
mendapat pengakuan de jure memiliki hak dan kewajiban sebagaimana
negara lain yang diatur dalam peraturan internasional.
D. Pengertian Warga Negara
Warga negara adalah orang – orang sebagai bagian dari suatu
penduduk yang menjadi unsur negara, yang memiliki hubungan yang tidak
terputus dengan tanah airnya, dengan UUD negaranya, sekalipun yang
bersangkutan berada di luar negeri, selama yang bersangkutan tidak
memutuskan hubungannya atau terikat oleh ketentuan hukum internasional.
Warga negara adalah penduduk sebuah negara atau bangsa yang berdasarkan
keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya mempunyai kewajiban dan hak
penuh sebagai seorang warga dari negara itu. Istilah ini dahulu biasa disebut
hamba atau kawula negara. Tetapi pada kenyataannya istilah warga negara
lebih sesuai dengan kedudukannya sebagai orang yang merdeka dibandingkan
dengan istilah hamba atau kawula negara, karena warga negara mengandung
arti peserta, anggota atau warga dari suatu negara, yaitu peserta dari suatu
persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama, atas dasar tanggung
jawab bersama dan untuk kepentingan bersama.
Menurut AS Hikam warga negara sebagai terjemahan dari citizenship,
yaitu anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri.
Menurut Koerniatmanto S. warga negara dengan anggota negara. Sebagai
anggota negara, seorang warga negara mempunyai kedudukan yang khusus
terhadap negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang
bersifat timbal balik terhadap negaranya. Menurut Purwadarminta Warga
negara adalah orang yang secara hukum merupakan anggota dari suatu
negara.
Secara yuridis, berdasarkan pasal 26 ayat (1) UUD 1945 Dan
Perubahannya, istilah warga negara Indonesia dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu:
1. Warga negara asli (pribumi) yaitu penduduk asli negara tersebut.
Misalnya, suku Jawa, Sunda, Madura, Minang, Batak, Bugis, Dayak dan
Etnis keturunan yang sejak kelahirannya menjadi WNI, merupakan
warga negara asli Indonesia.
2. Warga negara asing (vreemdeling) yaitu suku bangsa keturunan bukan
asli Indonesia , misalnya, bangsa cina (Tionghoa), Timur Tengah, India,
Belanda, Eropa yang telah disahkan berdasarkan peraturan Perundang-
Undangan menjadi warga negara Indonesia.
Pernyataan ini ditetapkan kembali dalam pasal 1 UU No.12 tahun
2006 tentang kewarganegaraan, bahwa warga negara Indonesia adalah orang-
orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan
dengan UU sebagai warga negara Indonesia.
Warga negara suatu negara tidak selalu menjadi penduduk negara itu
misalnya, warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di luar negeri dan
penduduk suatu negara tidak selalu merupakan warga negara di mana ia
tinggal, misalnya orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
E. Asas atau Unsur Yang Menentukan Kewarganegaraan
1. Asas Ius Soli (Low of The Soli) adalah prinsip yang menentukan
kewarganegaraan dengan negara kelahirannya.
2. Asas Ius Sanguinis (Law of The Blood) adalah penentuan
kewarganegaraan oleh keturunan/pertalian darah. Itu adalah penentuan
kewarganegaraan berdasarkan kebangsaan orang tua tidak didasarkan
pada negara kelahiran.
3. Asas kewarganegaraan tunggal adalah prinsip yang menentukan
kewarganegaraan untuk semua orang.
4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah prinsip menentukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai ketentuan yang diatur
dalam undang-undang ini.
F. Problem Status Kewarganegaraan
1. Apatride (tidak berkewarganegaraan)
Dengan keadaan apatride ini mengakibatkan seseorang tidak akan
mendapat perlindungan dari negara manapun juga.   
2.Bipatride (berkewarganegaraan ganda)
Dengan demikian mengakibatkan ketidakpastian status orang
yang bersangkutan dan kerumitan administrasi tentang kewarganegaraan
tersebut.   
3. Multipatride (lebih dari 2 berkewarganegaraan)
Maka dari itu permasalah diatas harus dihindarai dengan upaya-
upaya sebagai berikut:
a. Memberikan kepastian hukum yang jelas akan status
kewarganegaraannya.
b. Menjamin hak-hak perlindungan hukum yang pasti bagi seseorang
dalam kehidupan bernegara.
G. Kewajiban dan Hak-Hak Warga Negara RI dalam UUD 1945 Setelah
Diamandemen
1. Kewajiban Warga Negara RI
a. Pasal 27 ayat 1 : 
Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib mendjundjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.
b. Pasal 28 J ayat 1 : 
Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam
tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Pasal 30 ayat 1 : 
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
d. Pasal 30 ayat 2 : 
Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Repbulik Indonesia, sebagai
kekuatan utama dan rakyat, segabai kekuatan pendukung.
e. Pasal 31 ayat 2 :
Setiap warga negara wajib  mengikuti  pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya.
2. Hak-Hak Warga Negara RI
a. Pasal 27 ayat 2 :
Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerdyaan dan penghidupan
yang lajak bagi kemanusiaan.
b. Pasal 28 : 
Kemerdekaan  berserikat  dan  berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-
undang.
c. Pasal 28 B ayat 1 : 
Setiap  orang  berhak  membentuk  keluarga dan melanjutkan
keturunan melalui perkawinan yang sah.
d. Pasal 28 B ayat 2 : 
Setiap  anak berhak  atas  kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
e. Pasal 28 C ayat 1 : 
Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
peroleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia.
f. Pasal 28 C ayat 2 :
Setiap  orang berhak  untuk memajukan dirinya dalam
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun
masyarakat, bangsa dannegaranya.
g. Pasal 28 D ayat 1 : 
Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan
hukum.
h. Pasal 28 D ayat 2 :
Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yangadil dan layak dalam hubungan kerja.
i. Pasal 28 D ayat 3 :
Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama
dalam pemerintahan.
j. Pasal 28 E ayat 1 :
Setiap orang  bebas  memeluk agama  dan  beribadat
menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal
diwilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
k. Pasal 28 E ayat 2 : 
Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
l. Pasal 28 E ayat 3 : 
Setiap  orang  berhak  atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengelua kan pendapat.
m. Pasal 28 F : 
Setiap orang berhak untuk berkomunikasidan memperoleh informasi
untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta
berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan
segala jenis saluran yang tersedia.
n. Pasal 28 G ayat 1 : 
Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan , martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaanny,
serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman
ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu ynag merupakan
hak asasi.
o. Pasal 28 G ayat 2 :
Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan ynag
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh
suaka politik dari negara lain.
p. Pasal 28 H ayat 1 : 
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan medapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
q. Pasal 28 H ayat 2 :
Setiap orang mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yangs ama guna mencapai
persamaan dan keadilan.
r. Pasal 28 H ayat 3 :
Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat.
s. Pasal 28 H ayat 4 : 
Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi  dan  hak milih
tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa
pun.
t. Pasal 28 I ayat 1 : 
Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran
dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak
untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah
hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa
pun.
u. Pasal 28 I ayat 2 : 
Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif
atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap
perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
v. Pasal 28 I ayat 3 : 
Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras
dengan perkembangan zaman dan peradaban.
w. Pasal 30 ayat 1 : 
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
x. Pasal 31 ayat 1 :
Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai