Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

1. Data Biografi
Nama Pasien : Tuan A
Usia : 32 Tahun
Jenis kelamin :laki-laki
Pekerjaan : -
Agama : -
Suku bangsa : -
Diagnosa Medis : Soft Tissue Tumor

2. Anamnesa

Keluhan Utama : klien mengeluh nyeri pada bagian tungkai kaki kiri bawah (dibawah
lutut) dengan skala nyeri 4 (0-5)

Riwayat kesehatan Sekarang:

Paliatif : Nyeri pada bagian tungkai kaki kiri bawah


Qualitatif : -
Region : Tungkai kaki kiri bawah (dibawah lutut)
Scale/severity: 4 dari (0-5)
Timing : Sejak 6 bulan lalu
3. Riwayat kesehatan masa lalu:
Dari hasil wawancara dengan klien, klien mengatakan sejak 6 bulan lalu lutut klien
terbentur cangkul dan mengalami perdarahan. Kemudian diobati secara tradisional tetapi
bukannya sembuh bahkan timbul benjolan pada luka bawah lutut kemudian benjolan tersebut
di oprasi secara tradisional.

4. Riwayat kesehatan keluarga :


Klien mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita seperti itu. .
5. Riwayat medikasi :
Pelaksanaan oprasi tradisional pada benjolan.
6. Riwayat infeksi sebelumnya:
(tidak dikaji)
Tetapi perlu dikaji bahwa infeksi berulang merupakan salah satu penentu diagnosis
keganasan.
7. Pemeriksaan Fisik :
a. Keadaan umum :
(tidak dikaji)
b. TTV :
RR : -
HR : -
TD : -
S :-
CRT : -
c. Inspeksi :adanya benjolan sebesar bola takraw , mengalami perdarahan.
d. Palpasi : adanya benjolan
e. Perkusi :-
f. Auskultasi : -
8. Pemeriksaan penunjang :
Hb : 7,3
9. Riwayat pengobatan :
- Transfusi darah 1 labu PRC
- Terapi analgetik
10. Rencana tindakan :
radioterapi

11. Riwayat Psikososial dan spiritual:


- Pasien kemungkinan akan merasa cemas karena rencana dilakukannya radioterapi.
- Klien kemungkinan akan merasa citra dirinya buruk karena terdapat benjolan yang besar
di kaki kiri bawah (bawah lutut)
- Klien kemungkinan kesulitan beribadah karena kondisi fisiknya.

Diagnosa keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan adanya inflamasi ditandai dengan nyeri bagian tungkai kiri
bawah dengan skala nyeri 4.

2. Integritas kulit berhubungan dengan poliferasi sel abnormal yang bersifat osteogenik
ditandai dengan luka tidak sembuh-sembuh.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan oprasi tradisional ditandai dengan perdarahan,
trauma cangkul yang menyebabkan benjolan semakin besar.

4. Gangguan mobilitas berhubungan dengan osteolitik ditandai dengan klien tidak bisa
berjalan sendiri.

5. Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan struktur tubuh

Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1. Gg. Rasa Tupan: 7x24 1. Kaji keluhan 1. Membantu dalam
nyaman: nyeri b.d jam nyeri nyeri, catat menentukan
inflamasi ditandai hilang lokasi dan kebutuhan
klien mengeluh Tupen: 2x24 intensitas (skala managemen nyeri
nyeri pada bagian jam nyeri 0 – 10). Catat dan keefektifan
tungkai kiri berkurang factor-faktor program
bawah (dibawah yang 2. Matras yang
lutut) dengan mempercepat lembut/empuk,
skala nyeri 4 (0- dan tanda-tanda bantal yang besar
5) rasa sakit non akan mencegah
verbal pemeliharaan
2. Berikan matras kesejajaran tubuh
atau kasur yang tepat,
keras, bantal menempatkan
kecil. setres pada sendi
Tinggikan linen yang sakit.
tempat tidur Peninggian linen
sesuai tempat tidur
kebutuhan menurunkan
3. Biarkan pasien tekanan pada
mengambil sendi yang
posisi yang terinflamasi /
nyaman pada nyeri
waktu tidur 3. Pada penyakit
atau duduk di berat, tirah baring
kursi. mungkin
Tingkatkan diperlukan untuk
istirahat di membatasi nyeri
tempat tidur atau cedera sendi.
sesuai indikasi 4. Mencegah
4. Dorong untuk terjadinya
sering kelelahan umum
mengubah dan kekakuan
posisi. Bantu sendi.
pasien untuk Menstabilkan
bergerak di sendi,
tempat tidur, mengurangi
sokong sendi gerakan/rasa sakit
yang sakit di pada sendi
atas dan di 5. Meningkatkan
bawah, hindari elaksasi/mengura
gerakan yang ngi tegangan otot
menyentak 6. Untuk
5. Berikan masase mengurangi nyeri
yang lembut
6. Berikan
analgetik sesuai
indikasi
2. Gg. Integritas Tupan: 7x24 1. Kaji ukuran 1. Untuk
kulit jam gg. luka, warna, mengetahui dan
berhubungan integritas kedalaman luka menjaga keadaan
dengan poliferasi kulit tidak dan kondisi luka serta
sel abnormal terjadi sekitar luka. mengetahui
yang bersifat Tupen: 2x24 2. Lakukan tindakan
osteogenik jam perawatan yang selanjutnya.
ditandai dengan integritas tepat dan 2. Agar luka tidak
luka tidak kulit tindakan menyebar dan
sembuh-sembuh. membaik kontrol infeksi. tidak terjadi
3. Bersihkan dan infeksi.
keringkan kulit. 3. Meningkatkan
4. Lakukan integritas kulit.
perawatan luka 4. Mencegah
dengan teknik terpajan
aseptik dan organisme
antiseptik. infeksis.
3. Resiko tinggi Tupan: 7x24 1. Tingkatkan 1. Lindungi klien
infeksi jam tidak prosedur dari sumber-
berhubungan ada infeksi mencuci tangan sumber infeksi
dengan oprasi Tupen: 2x24 yang baik 2. Mengurangi
tradisional jam tidak 2. Ajarkan klien resiko sumber
ditandai dengan ada tanda- personal hygien infeksi dan
perdarahan, tanda infeksi yang benar pertumbuhan
trauma cangkul 3. Kolaborasi sekunder
yang pantau jumlah 3. Aktivitas sumsum
menyebabkan darah lengkap tulang dihambat
benjolan semakin dan SDP oleh efek
besar. diferensial dan kemoterapi, atau
jumlah terapi radiasi.
granulosit dan Pemantauan
trombosit status
sesuai indikasi mielosupresipenti
4. Berikan ng untuk
antibiotik mencegah
sesuai indikasi komplikasi lanjut
yakni infeksi
4. Untuk mencegah
infeksi
4. Gangguan Tupan: 7x24 1. Kaji derajat 1. Klien mungkin
mobilitas jam klien imobilitas yang dibatasi oleh
berhubungan menunjukan dihasilkan oleh pandangan diri
dengan osteolitik tingkat cedera dan tentang keterbatasan
ditandai dengan mobilitas perhatikan persepsi fisik aktual,
klien tidak bisa normal dan klien terhadap memerlukan informasi
berjalan sendiri. tidak terjadi imobilisasi. untuk meningkatkan
imobilitas 2. Instruksikan klien kemajuan kesehatan.
fisik. untuk / bantu dalam 2. Meningkatkan aliran
Tupen: 2x24 rentang gerak klien / darah ke otot dan
jam aktif pada tulang untuk
mobilitas ekstremitas yang meningkatkan tonus
klien sakit dan yang tidak otot, mempertahankan
membaik sakit. gerak sendi, mencegah
3. Dorong penggunaan kontraktur, dan
latihan isometrik resorpsi kalsium
mulai dengan karena tidak
tungkai yang sakit. digunakan.
4. Kolaborasi dengan 3. Kontraksi otot
ahli terapi fisik atau isometrik tanpa
okupasi menekuk sendi atau
menggerakan tungkai
dan membantu
mempertahankan
kekuatan dan masa
otot.

4. Sebagai suatu sumber


untuk
mengembangkan
perencanaan dan
mempertahankan /
meningkatkan
mobilitas klien.
5. Gangguan citra Tupen :  Dorong klien  Agar klien merasa
diri berhubungan dalam waktu mengungkapkan nyaman untuk
dengan 1x24 jam, perasaannya mengungkapkan
perubahan klien lebih terutama tentang beban pikirannya
struktur tubuh percaya diri yang dirasakan,
Tupan : pikiran dan
Setelah 4x24 pandangannya
jam, klien tentang diri sendiri
bisa  Berikan sentuhan
bersosialisas terapeutik dengan
i dengan izin klien  Membuat rasa aman
baik  Persiapkan orang
terdekat klien
 Beri lingkungan  Keluarga dapat
yang mendukung memberikan
dukungan moral yang
lebih
 Memberikan rasa
nyaman pada klien

Anda mungkin juga menyukai