Anda di halaman 1dari 37

BAB II

KONSEP DASAR

A. DEFINISI
Halusinasi adalah presepsi atau tanggapan dari panca indra tanpa adanya
rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart&Lararia, 2005; Lararia, 2009). Halusinasi
merupakan gangguan presepsi dimana pasien mempresepsikan sesuatu yang tidak
terjadi.

B. TANDA DAN GEJALA


Jenis Halusinasi Data Objektif Data Subjektif
Halusinasi - Berbicara atau - Mendengarkan
Pendengaran tertawa sendiri suara/kegaduhan
(Auditory-hearing - Marah-marah tanpa - Mendengar suara yang
voices or sound) sebab mengajak bercakap-
- Mendekatkan telinga cakap
ke arah suara - Mendengar suara yang
- Menutup telinga menyuruh melakukan
- Mulut komat-kamit sesuatu yang berbahaya
- Ada gerakan tangan - Mendengar suara orang
yang sudah meninggal
- Mendengar suara yang
mengancam diri klien
atau orang lain

Halusinasi - Menunjuk-nunjuk ke - Melihat bayangan, sinar


Penglihatan arah sesuatu - Melihat orang yang
(Visual-seeing persons - Ketakutan pada sudah meninggal,
or thing) sesuatu yang tidak hantu atau sesuatu yang
jelas menakutkan
- Tatapan mata pada -
tempat tertentu
Halusinasi Penciuman - Mengendus-ngendus - Membau-baui seperti
(Olfactory-smelling seperti sedang bau darah, urin, feses,
adors) membau-bauan atau kadang bau
tertentu tersebut menyenangkan
- Menutup hidung bagi klien
- Tipe halusinasi ini
sering menyertai klien
demensia, kejang, atau
penyakit
serebrovaskular

Halusinasi - Sering meludah - Merasakan rasa seperti


Pengecapan - Muntah darah, urin, atau feses
(Gustatory- - Mengunyah
experiencing tastes)

Halusinasi Perabaan - Mengusap, meraba- - Mengatakan ada


(Tactile-feeling badily raba, menggaruk- sesuatu yang
sensations) garuk permukaan menggerayangi tubuh
kulit seperti serangga di
- Menggerak-gerakan permukaan kulit
badan seperti - Merasakan sesuatu di
merasakan sesuatu permukaan kulit seperti
rabaan tersengat listrik.

Halusinasi Kinestetik - Memegang kakinya - Mengatakan ada benda


yang dianggap melayang-layang di
bergerak sendiri udara

Halusinasi viseral - Memegang badannya - Mengatakan perutnya


yang dianggapnya menjadi mengecil
berubah bentuk dan setelah minum soft
tidak normal seperti drink.
biasanya

Sumber : (Stuart & Sundeen, 1998)

C. TINGKATAN
TAHAP KARAKTERISTIK PERILAKU KLIEN
Tahap I
- Memberi rasa nyaman - Mengalami ansietas, - Tersenyum,
tingkat ansietas sedang kesepian, rasa tertawa sendiri
secara umum, bersalah dan - Menggerakkan
halusinasi merupakan ketakutan. bibir tanpa suara
suatu kesenangan. - Mencoba berfokus - Pergerakkan mata
pada pikiran yang yang cepat
dapat menghilangkan - Respon verbal
ansietas yang lambat
- Fikiran dan - Diam dan
pengalaman sensori berkonsentrasi
masih ada dalam
kontol kesadaran, non
psikotik.

Tahap II
- Menyalahkan - Pengalaman sensori - Terjadi
- Tingkat kecemasan menakutkan peningkatan denyut
berat secara umum - Merasa dilecehkan jantung, pernafasan
halusinasi oleh pengalaman dan tekanan darah
menyebabkan perasaan sensori tersebut - Perhatian dengan
antipati - Mulai merasa lingkungan
kehilangan kontrol berkurang
- Menarik diri dari - Konsentrasi
orang lain non terhadap
psikotik pengalaman
sensori kerja
- Kehilangan
kemampuan

Tahap III
- Mengontrol - Klien menyerah dan - Perintah halusinasi
- Tingkat kecemasan menerima ditaati
berat pengalaman sensori - Sulit berhubungan
- Pengalaman halusinasi (halusinasi) dengan orang lain
tidak dapat ditolak lagi - Isi halusinasi menjadi - Perhatian terhadap
atraktif lingkungan
- Kesepian bila berkurang hanya
pengalaman sensori beberapa detik
berakhir psikotik - Tidak mampu
mengikuti perintah
dari perawat,
tremor dan
berkeringat

Tahap IV
- Klien sudah dikuasai - Pengalaman sensori - Perilaku panik
oleh halusinasi mungkin menakutkan - Resiko tinggi
- Klien panik jika individu tidak mencederai
mengikuti perintah - Agitasi atau
halusinasi, bisa kataton
berlangsung dalam - Tidak mampu
beberapa jam atau berespon terhadap
hari apabila tidak ada lingkungan
intervensi terapeutik.
D. KLASIFIKASI
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan
karakteristik tertentu, diantaranya :
a. Halusinasi pendengaran : karakteristik ditandai dengan mendengar suara
manusia, hewan, mesin, barang atau musik
b. Halusinasi penglihatan : karakteristik ditandai dengan melihat bendayang tak
berbentuk, berbentuk, baik berwarna ataupun tidak.
c. Halusinasi penciuman : karakteristik ditandai dengan mencium bau sesuatu
seperti adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti : darah, urine
atau feses dan kadang kadang tercium bau harum.
d. Halusinasi perabaan : karakteristik ditandai dengan terasa di raba, di sentuh
atau di tiup.

E. RENTANG RESPON

ADAPTIF MALADAPTIF

Respon Adaptif Distorsi Pikiran Gejala Pikiran


- Respon logis - Distorsi pikiran - Delusi halusinasi
- Persepsi akurat - Perilaku aneh/tidak sesuai - Perilaku
- Perilaku sesuai - Menarik diri disorganisasi
- Emosi sosial - Emosi berlebih - Sulit berespon
dengan
pengalaman

F. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Faktor perkembangan
Jika tugas perkembangan mengalami penghambatan dan hubungan
interpersonal terganggu maka individu akan mengalami stress dan kecemasan.
2. Faktor sosio kultural
Berbagai faktor dimasyarakat dapat menyebabkan seseorang merasa
disingkirkan sehingga ruang tersebut merasa kesepian di lingkungan yang
membesarkannya.
3. Faktor biokimia
Mempengaruhi pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa seseorang
mengalami stress yang berlebihan maka di dalam tubuhnya akan di hasilkan
zat yang bersifat halusinogenik neurokimia seperti buffefenon dan
dimethytranierase.
4. Faktor psikologis
Hubungan interpersonal yang tidak harmonis serta adanya peran ganda
bertentangan yang sering diterima oleh seseorang akan mengakibatkan stress
dan kecemasan yang tinggi dan berakhir pada gangguan orientasi realitas.
5. Faktor genetik
Gen yang berpengaruh dalam hal ini belum diketahui, tetapi hasil studi
menunjukan bahwa faktor keluarga menunjukan hub yang sangat berpengaruh
pada penyakit ini.

G. FAKTOR PRESIPITASI
1. Dimensi fisik
Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti kelelahan
yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga delirium, intoksikasi
alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam waktu yang lama.
2. Dimensi emosionak
Perasaan cemat yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat diatasi
meryupakan penyebab halusinasi.
3. Dimensi sosial
Klien mengalami gangguan interaksi sosial dalam fase awal dan comforting.
Klien menganggap bahwa hidup bersosialisasi di alam nyata sangat
membahayakan.
4. Dimensi spiritual
Secara spiritual klien halusinasi mulai dengan kemampuan hidup, rutinitas
tidak bermakna, hilangnya aktivitas ibadah, dan jarang berupaya secara
spiritual untuk menyesuaikan diri.
(sumber : Rawlins & Heacock, 1993)
H. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping mmerupakan upaya yang diarahkan pada pengendalian
stress, termasuk upaya penyelesaian masalah secara langsung dan mekanisme
pertahanan lain yang digunakan untuk melindungi diri. Pada halusinasi
terdapat 3 mekanisme koping yaitu

1. With Drawal : Menarik diri dan klien sudah asik dengan pelaman
internalnya
2. Proyeksi : Menggambarkan dan menjelaskan persepsi yang
membingungkan
3. Regresi : Terjadi dalam hubungan sehari hari untuk memproses masalah
dan mengeluarkan sejumlah energi dalam mengatasi cemas.

I. PROSES TERJADINYA MASALAH

COMFORTING

SLEEP DISORDER CONDEMING

CONQUERING CONTROLLING

Pada gangguan jiwa, halusinasi pendengaran merupakan hal yang paling sering
terjadi,dapat berupa suara suara bising atau kata kata yang dapat mempengaruhi
perilaku sehingga dapat menimbulkan respon tertentu seperti berbicara
sendiri,marah,atau berespon lain yang membahayakan diri sendiri orang lain dan
lingkungan. (Yudi Hartono ;2012;108)
Tahap halusinasi yakni sebagai berikut:

1. Sleep desorder
Sleep desorder adalah halusinasi tahap awal seseorang sebelum muncul
halusinasi. Karakteristiknya adalah seseorang merasa banyak masalah,ingin
menghindar dari lingkungan takut diketahui orang lain bahwa dirinya banyak
masalah.
Perilaku : Klien susah tidur dan berlangsung terus menerus sehingga terbiasa
menghayal dan menganggap hayalan awal sebagai pemecah masalah
2. Comforthing
Comforthing adalah halusinasi tahap menyenangkan.cemas sedang.
Karakteristiknya adalah klien mengalami perasaan yang mendalam seperti
cemas,kesepian,rasa bersalah,takut,dan mencoba untuk berfokus pada pikiran
yang menyenangkan untuk meredakan cemas.
Perilaku : Klien terkadang tersenyum,tertawa sendiri,menggerakan bibir tanpa
suara,pergerakan mata yang cepat respon verbal yang lambat,diam dan
berkonsentrasi
3. Condeming
Condeming adalah tahap halusinasi menjadi menjijikan : Cemas berat.
Karakteristiknya adalah pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan.
Klien mulai lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak
dirinya dengan sumber yang presepsikan. Klien mungkin merasa
dipermalukan oleh pengalaman sensori dan menarik diri dari orang lain
Perilaku : Ditandai dengan meningkatnya tanda tanda sistem syaraf otonom
akibat ansietas otonom seperti peningkatan denyut jantung,pernafasan dan
tekanan darah,rentang perhatian dengan lingkungan berkurang dan terkadang
asyik dengan pengalaman sendori dan kehilangan kemampuan membedakan
halusinasi dan realita.
4. Controling
Controling adalah tahap pengalaman halusinasi yang berkuasa : Cemas berat.
Karakteristiknya adalah klien berhenti menghentikan perlawanan terhadap
halisinasi dan menyerah pada halusinasi tersebut.
Perilaku : Perilaku klien taat pada perintah halusinasi,sulit berhubungan
dengan orang lain,respon perhatian terhadap lingkungan berkurang,biasanya
hanya beberapa detik saja.
5. Conquering
Concuering adalah tahap halusinasi panik umumnya menjadi melebur dalam
halusinasi. Karakteristiknya adalah pengalaman sensori menjadi mengancam
jika mengikuti perintah halusinasi.
Perilaku : Perilaku panik,resiko tinggi mencederai,bunuh diri atau membunuh
orang lain.(Yudi Hartono ;2012;108).

J. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada pasien halusinasi dengan cara
1. Menciptakan lingkungan yang terapeutik
Untuk mengurangi tingkat kecemasan ,kepanikan dan ketakutan pasien
akibat halusinasi sebaiknya pada permulaan dilakukan secara individu dan
usahakan terjadi kontak mata jika perlu pasien di sentuh atau dipegang
2. Melaksanakan program terapi dokter
Sering kali pasien menolak obat yang diberikan sehubungan dengan
rangsangan halusinasi yang di terimanya.pendekatan sebaiknya secara
persuasif tapi nstruktif.perawat harus mengamati agar obat yang diberikan
betul di telanya serta reaksi obat yang diberikan
3. Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang
ada
Setelah pasien lebih kooperatif dan komunikatif,perawat dapat menggali
masalah pasien yang merupakan penyebabab timbulnya halusinasi serta
membantu mengatasi masalah yang ada.
4. Memberi aktifitas kepada pasien
Pasien di ajak mengaktifkan diri untuk melakukan gerakan fisik,misalnya
berolahraga,bermain,atau melakukan kegiatan untul menggali potensi
keterampilan dirinya
5. Melibatkan keluarga dan petugas lain dalam proses perawatan Keluarga
pasien dan petugas lain sebaiknya diberitahu tentang data pasien agar ada
kesatuan pendapat kesinambungan dalam
K. MASALAH KEPERAWATAN
1) Resiko tinggi perilaku kekerasan
2) Perubahan persepsi sensori : halusinasi
3) Isolasi sosial
4) Harga diri rendah

L. ANALISA DATA
Masalah Keperawatan Data yang perlu di kaji
Perubahan persepsi sensori : halusinasi Data Subjektif :
- Klien mengatakan mendengar sesuatu
- Klien mengatakan melihat bayangan
- Klien mengatakan dirinya seperti
disengat listrik
- Klien mengatakan mencium bau-
bauan
- Klien mengatakan kepalanya
melayang di udara
- Klien mengatakan dirinya ada sesuatu
yang beda

Data Objektif :
- Klien terlihat bicara/tertawa sendiri
saat dikaji
- Klien seperti mendengar sendiri
- Berhenti bicara ditengah kalimat
untuk mendengarkan sesuatu
- Disorientasi
- Konsentrasi rendah
- Pikiran cepat berubah-berubah
- Kekacauan alur fikir
M. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri sediri, orang lain, dan lingkungan

Gangguan sensori persepsi : Halusinasi

Isolasi social: Menarik diri

Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

N. RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI
TAN EVALUASI
Gangguan Pasien mampu : Setelah SP 1 (tanggal ...)
persepsi - Mengenali .......pertemuan 1. Bantu pasien mengenal
sensori : halusinasi klien dapat halusinasi:
halusinasi yang menyebutkan : - Isi
dialaminya - Isi, waktu, - Jenis
- Mengontrol frekuensi, - Frekuensi
halusinasinya situasi - Waktu terjadinya
- Mengikuti pencetus, - Situasi pencetus
program perasaan. - Perasaan saat terjadi
pengobatan - Mampu halusinasi.
secara optimal memperagakan 2. Latih cara mengontrol
cara dalam halusinasi dengan cara
mengontrol menghardik.
halusinasi Tahapan tindakannya
meliputi:
- Jelaskan cara
menghardik
halusinasi
- Peragakan cara
menghardik
- Minta pasien
memperagakan ulang
- Pantau penerapan
cara ini, beri
penguatan perilaku
pasien
- Masukan dalam
jadwal kegiatan
pasien.

Setelah ..., SP 2 ( tanggal ...)


pertemuan pasien 1. Evaluasi kegiatan yang
mampu: lalu ( SP 1)
- Menyebutkan 2. Latihan berbicara/
kegiatan yang bercakap-cakap dengan
sudah orang lain saat halusinasi
dilakukan muncul
- Memperagaka 3. Masukan dalam jadwal
n cara kegiatan pasien.
bercakap-
cakap dengan
orang lain.

Setelah ..., SP 3 ( tanggal ...)


pertemuan pasien 1. Evaluasikegiatan yang
mampu: lalu ( SP 1 & 2)
- Menyebutkan 2. Latih kegiatan agar
kegiatan yang halusinasi tidak muncul.
sudah Tahapannya:
dilakukan. - Jelaskan pentingnya
- Membuat aktivitas yang
jadwal teratur untuk
kegiatan mengatasi
sehari-hari dan halusinasi.
mampu - Diskusikan aktivitas
memperagakan yang biasa
nya. dilakukan oleh
pasien.
- Latih pasien
melakukan aktivitas
- Masun jadwal
aktivitas sehari-hari
sesuai dengan
aktivitas yang telah
dilatih ( dari bangun
pagi sampai tidur
malam)
3. Pantau pelaksanaan
jadwal kegiatan. Berikan
penguatan terhadap
perilaku pasien yang
negatif.

Setelah ..., SP 4 ( Tanggal ...)


pertemuan pasien 1. Evaluasi kegiatan yang
mampu: lalu ( SP 1, 2 & 3)
- Menyebutkan 2. Tanyakan program
kegiatan yang kegiatan
sudah 3. Jelaskan pentingnya
dilakukan. pengguanaan obat pada
- Menyebutkan gangguan jiwa.
manfaat dari 4. Jelaskan akibat bila tidak
program digunakan sesuai
pengobatan. program.
5. Jelaskan akibat bila
putus obat.
6. Jelaskan cara
mendapatkan
obat/berobat.
7. Jelaskan pengobatan 5B
8. Latih pasien minum obat
Masukan dalam jadwal
harian pasien.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Kasus
Tn. S dibawa ke RSJ Kusuma pada tanggal 12 September 2017. Klien datang dengan
keluhan sering mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk mencelakai diri
sendiri seperti membenturkan kepala ke tembok dan melompat dari balkon rumah.
Keluarga mengatakan klien sudah menampakkan gejala 2 minggu belakangan ini.
Klien seringkali marah-marah sendiri dan menutupi telinganya, klien juga seringkali
membenturkan kepala ke tembok, memukul kepalanya sendiri dengan barang apapun
yang ada didekatnya, serta seringkali keluarga mendapati Tn. S hampir melompat dari
balkon rumah. Klien mengatakan sudah sering mendengarkan suara-suara tersebut
namun tidak separah sekarang. Klien juga mengatakan sudah pergi ke orang pintar
namun tidak juga sembuh.

B. Pengkajian
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. S

Umur : 48 tahun

Alamat : Mojokerto

Pendidikan : SD

Agama : Islam

Status : Menikah

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Jenis Kel. : Laki-laki

No RM : 105388
2. Alasan Masuk
a. Data Primer
Klien datang dengan keluhan sering mendengar suara-suara yang
menyuruhnya untuk mencelakai diri sendiri seperti membenturkan kepala ke
tembok dan melompat dari balkon rumah.
b. Data Sekunder
Klien diantarkan oleh keluarga ke RS karena tampak ingin melompat dari
balkon rumahnya.

3. Riwayat Penyakit Sekarang dan Faktor Presipitasi


Klien seringkali marah-marah sendiri dan menutupi telinganya, klien juga
seringkali membenturkan kepala ke tembok, memukul kepalanya sendiri dengan
barang apapun yang ada didekatnya, serta seringkali keluarga mendapati Tn. S
hampir melompat dari balkon rumah.
4. Faktor Predisposisi
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu.
Klien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami gangguan jiwa, tapi
klien mengatakan dulu pernah mendengar suara-suara namun tidak separah
yang dialami saat ini. Menurut status klien baru pertama masuk rumah sakit
jiwa.
b. Pengobatan sebelumnya
Klien mengatankan pernah berobat ke orang pintar, namun orang pintar
bilang tidak ada apa-apa dan klien mengatakan tidak pernah berobat kerumah
sakit sebelumnya.
Diagnosa keperawatan : Koping keluarga inefektif : kurang pengetahuan
c. Riwayat Trauma
1) Pernah mengalami penyakit fisik
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit fisik hanya sesekali
sakit kepala
2) Riwayat NAPZA
Klien mengatakan tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang atau
minum-minuman keras
3) Riwayat Trauma
Klien mengatakan tidak pernah mengalami aniaya seksual, kekerasan
dalam keluarga, tindakan kriminal, dan aniaya fisik baik sebagai pelaku,
korban maupun saksi. Klien mengatakan pernah membenturkan kepalanya
ke tembok, memukulkan barang-barang ke kepala, dan mencoba untuk
melompat dari balkon
Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi kekerasan
d. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan tidak pernah memiliki pengalaman tidak menyenangkan.
Diagnosa Keperawatan : -
5. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Anggota keluarga yang gangguan jiwa
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami gangguan seperti klien.
Diagnosa Keperawatan : -
6. Pemeriksaaan Fisik
Tanggal : 14 September 2017
a. Keadaan umum :
- Rambut rapi dan tidak berketombe
- Mulut bersih
- Badan tidak bau
- Kuku pendek dan bersi
b. Tanda vital : TD : 110/80 mm/Hg N : 72 x/m

S : 36,7 C P : 20 x/m

c. Ukur: BB : 45 kg TB : 158 cm
d. Keluhan fisik: Klien mengatakan sakit kepala namun dari pemeriksaan fisik
dan cara berjalan klien tidak menunjukkan adanya sakit kepala
Diagnosa Keperawatan :-
7. Pengkajian Psikososial
a. Genogram ?

Penjelasan :
Klien adalah anak tunggal, klien telah menikah dan memiliki dua orang anak.
Klien tinggal serumah dengan ibu, istri dan kedua anaknya, pola komunikasi
dalam keluarga cukup baik jika ada masalah selalu dibicarakan dengan istri.
Pola asuh yang diberikan orang tua klien cukup baik karena kedua orang tua
cukup sabar. Pengambilan keputusan dalam keluarga biasanya
dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan istrinya
Diagnosa Keperawatan : -
b. Konsep Diri
1) Citra tubuh :
Klien mengatakan mensyukuri akan tubuhnya karena sudah tidak ada
kekurangan pada anggota tubuhnya dan Klien menyukai semua anggota
tubuhnya.
2) Identitas :
Klien mengatakan adalah kepala rumah tangga, bekerja senbagai
karyawan swasta, klien mengatakan senang dengan pekerjaannya dan
klien mengatakan sudah merasa puas sebagai lelaki karena bisa
mengatur dan memnuhi kebutuhan rumah tangga.
3) Peran :
Klien mengatakan sebagai kepala rumah tangga untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari dengan bekerja sebagi karyawan swasta.
Klien mengatakan saat di rumah juga mengikuti kegiatan kelompok
misal, tahlilan rutin tiap hari kamis, klien juga mengatakan dulu pernah
akatif didalam lingkungan masyarakat, misal pernah menjadi bendahara
RT
4) Ideal diri :
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang agar bisa berkumpul
bersama keluarga dan agar bisa bekerja lagi untuk membantu memenuhi
kebutuhan ekonomi.
5) Harga diri :
Klien mengatakan bahwa klien merasa malu berada di RSJ Kusuma
karena klien mengetahui bahwa tempat ini adalah tempat bagi orang
yang memiliki sakit jiwa.
Diagnosa Keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
c. Hubungan sosial
1) Orang yang berarti/terdekat:
Klien mengatakan orang yang paling dekat adalah Istrinya karena
menurut klien jika ada masalah selalu dibicarakan dengan istri, istrinya
adalah orang yang paling mengerti
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Klien mengatakan saat di rumah juga mengikuti kegiatan kelompok
misal, tahlilan rutin tiap hari kamis, klien juga mengatakan dulu pernah
aktif didalam lingkungan masyarakat, misal pernah menjadi bendahara
RT, di RSJ Kusuma klien hanya duduk-duduk, tiduran mau mengikuti
giatan misal, menyapu jika diajak perawat.
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Klien mengatakan jarang bercakap-cakap dengan orang lain dan lebih
suka menyendiri karena susah untuk memulai pembicaraan.
Diagnosa Keperawatan : Kerusakan interaksi sosial
d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa beragama Islam dan percaya kepada Allah
SWT dengan menjalankan sholat, pada saat ditanya penyebab sakit jiwa
dipandang dari segi agamanya tidak dapat menjelaskan, pada saat
ditanya gangguan jiwa menurut pandangan klien karena stres.
2) Kegiatan ibadah
Klien Mengatakan bahwa klien mengikuti Tahlilan rutin setiap hari
Kamis malam Jumat, di rumah kadang sholatnya tidak teratur. Pada saat
ditanya tentang pentingnya kegiatan ibadah klien menjawab sebagai
hamba untuk mendektkan diri pada Tuhan, hidup supaya tenang.
Diagnosa Keperawatan : -
8. Status Mental
a. Penampilan
Penampilan cukup rapi menggunakan baju yang sesuai, tidak terbalik,
rambut potong pendek ada ketombe, gigi hitam-hitam bekas rokok, kuku
pendek dan bersih.
Diagnosa Keperawatan : -
b. Pembicaraan
Nada bicara pelan, seperlunya, jawaban singkat sesuai dengan pertanyaan
perawat.
Diagnosa Keperawatan : -
c. Aktifitas motorik/Psikomotor
Klien terlihat lesu, kurang bersemangat, dan sering duduk menyendiri, klien
mengatakan malas untuk melakukan kegiatan di ruangan
Diagnosa Keperawatan : Intoleransi aktivitas
d. Afek dan Emosi
Afek emosi klien sesuai, terbukti saat klien mengatakan sedih dan ingin
cepat pulang bertemu dengan Istri, Anak dan Keluarga tetapi keinginannya
belum bisa terwujud klien menceritakan masalahnya dengan wajah yang
sedih.
Diagnosa Keperawatan : -
e. Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif, kontak mata kurang karena klien lebih banyak menunduk
dan klien mau menjawab pertanyaan dari perawat.
Diagnosa Keperawatan : -
f. Persepsi Sensorik
Klien mengatakan sering mendangar suara bisikan seorang lelaki yang
menyuruhnya untuk membentur-benturkan kepalanya, memukul benda ke
kepalanya, atau melompat dari balkon. Suara itu muncul terutama pada saat
sendiri jika suara itu muncul klien tidak menghiraukannya.
Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori :Halusinasi
Pendengaran
g. Proses Pikir
1) Arus Pikir dan bentuk pikir:
Pembicaraan klien lancar, dapat di pahami, dan jawaban sesuai dengan
pertanyaan perawat
2) Isi Pikir
Klien selalu mengatakan ingin cepat pulang untuk bertemu dengan anak
dan istrinya
3) Bentuk pikir
Realistik, Karena klien jauh dari anak istrinya
Diagnosa Keperawatan : -
4) Kesadaran
Kesadaran klien komposmentis GCS : 4-5-6, terbukti klien mampu
melakukan kegiatan sehari-hari dengan mandiri namun kesadaran klien
berubah terbukti suka menyendiri dan berdiam diri.
Diagnosa Keperawatan : Gangguan proses pikir
5) Orientasi
Klien tidak mengalami gangguan orientasi baik waktu, tempat dan orang
terbukti pada saat diatanya sekarang jam berapa? Klien menjawab Jam
11.00, termasuk pagi, siang, sore apa malam? Klien menjawab siang
mas. Pada saat ditanya sekarang bapak berada dimana klien menjawab
di RSJ Kusuma, bapak ngerti RSJ Lawang tempatnya orang apa? Ya
Mas, tempatnya orang dengan sakit jiwa dan pada saat ditanya siapa
yang pakai kaos hijau klien menjawab pasien dan pada saat ditanya
siapa yang memakai seragam putih-putih, klien menjawab perawat.
Diagnosa Keperawatan : -
6) Memori
Klien tidak mengalami gangguan memori baik jangka panjang, jangka
pendek dan saat ini, terbukti klien mampu bercerita pernah pergi berlibur
ke Lombok pada tahun 2007, klien juga bercerita bahwa diantar ke RSJ
Kusuma oleh keluarga dengan menggunakan mobil pak Sugeng dan
pada saat ditanya apa kegiatan yang barusan dilakukan klien menjawab
baru selesai mengikuti senam.
Diagnosa Keperawatan : -
7) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Konsentrasi klien baik terbukti pada saat disuruh menghitung mundur
dari angka 27 15 klien mampu melakukannya, klien juga mampu
berhitung secara sederhanan baik penjumlahan, pengurangan pembagian
dan perkalian, misal 13 + 8 = 21, 13 8 = 5, 12 : 4 = 3,
4 x 4 = 16
Diagnosa Keperawatan : -
8) Kemampuan penilaian
Klien tidak mengalami gangguan penilaian, terbukti pada saat klien
ditanya mencuci dulu atau menjemur, klien menjawab mencuci dulu
agar bersih baru dijemur
Diagnosa Keperawatan : -
9) Daya tilik diri
Klien mengatakan tau kalau sekarang berada di rumah sakit jiwa tapi
klien mengatakaan bahwa dirinya merasa tidak sakit jiwa.
Diagnosa Keperawatan : Gangguan proses pikir
9. Kebutuhan Persiapan Pulang
a. Makan
Klien mampu makan sendiri tanpa bantuan dan makan 3x sehari dengan
menu diet yang disediakan dari rumah sakit, makan di ruang makan
bersama-sama dengan temannya, makan pakai sendok
b. BAB/BAK
Klien mampu BAB/BAK secara sendiri tanpa bantuan, menggunakan kamar
mandi dan WC ketika BAB/BAK.
c. Mandi
Klien mampu mandi sendiri tanpa bantuan, mandi kadang dengan memakai
sabun lalu di bilas dengan air dan menyikat gigi dengan sikat gigi dan pasta
gigi, mencuci rambut bila ada yang menjenguk
d. Berpakaian/berhias
Klien mampu memakai pakaian dan memilih pakaiannya sendiri tanpa
bantuan
e. Istirahat dan tidur deskripsikan
Klien mengatakan saat di rumah jarang tidur siang saat di rumah sakit klien
selalu tidur siang, klien mengatakan kalau tidur malam biasanya sehabis
sholat isyak dan bangun jam 04.00, pada saat akan tidur malam tidak ada
kegiatan yang dilakukan
f. Penggunaan obat
Klien mampu minum obat secara mandiri sesuai dengan jadwal namun cara
menggunakan obat di bantu oleh perawat sesuai 5B (benar, obat, pasien,
dosis dan waktu)
g. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan jika sakit klien memeriksakan diri ke puskesmas.
h. Aktifitas dalam rumah
Klien mengatakan saat dirumah kadang-kadang membantu membersihkan
ruangan tapi setelah selesai klien langsung tidur dan menyendiri.
i. Aktifitas di luar rumah
Klien mengatakan kegiatan diluar rumah bekerja sebagai kuli bangunan juga
mengikuti kegiatan tahlilan rutin.

10. Mekanisme Koping


Klien mengatakan jika ada masalah klien langsung membicarakan dengan
isrtinya.
Diagnosa Keperawatan : -

11. Masalah Psikososial Dan Lingkungan ?


a. Masalah dengan dukungan kelompok.
Klien mengatakan tidak mempunyai gangguan dalam dukungan kelompok.\

b. Masalah berhubungan dengan lingkungan.


Klien mengatakan tidak ada masalah dalam berhubungan dengan
lingkungan.
c. Masalah dengan pendidikan.
Klien mengatakan pendidikannya sampai SMA karena terbentur masalah
biaya
d. Masalah dengan pekerjaan.
Klien mengatakan pekerjaannya hanya sebagai karyawan swasta dank lien
menikmati pekerjaannya
e. Masalah dengan perumahan.
Klien mengatakan tidak mempunyai rumah sendiri dan saat ini masih ikut
bersama orang tua.
f. Masalah dengan ekonomi.
Klien mengatakan keuangan masih dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan.
Klien mengatakan berobat kerumah sakit dengan menggunakan kartu BPJS.

12. Pengetahuan Kurang Tentang


Klien mengatakan tidak tau penyebab sakit jiwa tetapi mengerti bagaimana
tanda orang sakit jiwa, tidak seperti orang biasanya, jalan terus, berbicara
sendiri, suka menyendiri dan orang sakit jiwa itu harus diobati supaya sembuh.
Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetauan : tentang gangguan jiwa.

13. Aspek Medis


a. Diagnosis medik : Psikotik akut
b. Terapi medik : Risperidon 2mg 1 - 0- 1
ANALISA DATA
DIAGNOSA
NO DATA
KEPERAWATAN

1. DS: Gangguan persepsi sensori


:Halusinasi Pendengaran
- Klien mengatakan sering mendangar
suara bisikan seorang lelaki yang
menyuruhnya untuk membentur-
benturkan kepalanya

DO:

- Suka menyendiri

- Mengarahkan telinganya pada suatu


titik

- Sering memandang satu arah

2. DS: Resiko tinggi kekerasan

- Klien mengatakan saat di rumah pernah


membenturkan kepalanya ke tembok

Klien mengatakan pernah memukulkan


kepala dengan benda dan mencoba
melompat dari balkon rumah

DO:

3. DS: Gangguan konsep diri :


Harga diri rendah
- Klien mengatakan merasa malu berada
di RSJ Kusuma karena klien mengetahui
bahwa tempat ini adalah tempat bagi
orang yang memiliki sakit jiwa.

DO:

- Klien sering menyendiri

- Kontak mata kurang

- Bicara pelan
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
2. Resiko tinggi kekerasan
3. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
D. Rencana Keperawatan
DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWA TUJUAN KRITERIA INTERVENSI
TAN EVALUASI
Gangguan Pasien mampu : Setelah 1 kali SP 1
persepsi - Mengenali pertemuan klien 1. Bantu pasien mengenal
sensori : halusinasi dapat menyebutkan halusinasi:
halusinasi yang : - Isi
dialaminya - Isi, waktu, - Jenis
- Mengontrol frekuensi, - Frekuensi
halusinasinya situasi - Waktu terjadinya
- Mengikuti pencetus, - Situasi pencetus
program perasaan. - Perasaan saat terjadi
pengobatan - Mampu halusinasi.
secara optimal memperagakan 2. Latih cara mengontrol
cara dalam halusinasi dengan cara
mengontrol menghardik.
halusinasi Tahapan tindakannya
meliputi:
- Jelaskan cara
menghardik
halusinasi
- Peragakan cara
menghardik
- Minta pasien
memperagakan ulang
- Pantau penerapan
cara ini, beri
penguatan perilaku
pasien
- Masukan dalam
jadwal kegiatan
pasien.

Setelah 1 kali SP 2
pertemuan pasien 1. Evaluasi kegiatan yang
mampu: lalu ( SP 1)
- Menyebutkan 2. Latihan berbicara/
kegiatan yang bercakap-cakap dengan
sudah orang lain saat halusinasi
dilakukan muncul
- Memperagaka 3. Masukan dalam jadwal
n cara kegiatan pasien.
bercakap-
cakap dengan
orang lain.

Setelah 1 kali SP 3
pertemuan pasien 1. Evaluasikegiatan yang
mampu: lalu ( SP 1 & 2)
- Menyebutkan 2. Latih kegiatan agar
kegiatan yang halusinasi tidak muncul.
sudah Tahapannya:
dilakukan. - Jelaskan pentingnya
- Membuat aktivitas yang
jadwal teratur untuk
kegiatan mengatasi
sehari-hari dan halusinasi.
mampu - Diskusikan aktivitas
memperagakan yang biasa
nya. dilakukan oleh
pasien.
- Latih pasien
melakukan aktivitas
- Masukan jadwal
aktivitas sehari-hari
sesuai dengan
aktivitas yang telah
dilatih ( dari bangun
pagi sampai tidur
malam)
3. Pantau pelaksanaan
jadwal kegiatan. Berikan
penguatan terhadap
perilaku pasien yang
negatif.

Setelah 1 kali 1. Evaluasi kegiatan yang


pertemuan pasien lalu ( SP 1, 2 & 3)
mampu: 2. Tanyakan program
- Menyebutkan kegiatan
kegiatan yang 3. Jelaskan pentingnya
sudah pengguanaan obat pada
dilakukan. gangguan jiwa.
- Menyebutkan 4. Jelaskan akibat bila tidak
manfaat dari digunakan sesuai
program program.
pengobatan. 5. Jelaskan akibat bila putus
obat.
6. Jelaskan cara
mendapatkan
obat/berobat.
7. Jelaskan pengobatan 5B
8. Latih pasien minum obat
9. Masukan dalam jadwal
harian pasien.
E. Implementasi

No Tanggal/Ja IMPLEMENTASI EVALUASI


. m
Dx

1. 15/09/2017 SP1P Halusinasi S:

10.30 WIB 1. Melakukan BHSP - Klien mengatakan senang berkenalan dengan


dengan klien. perawat.

2. Menanyakan - Klien mengatakan Saya sering mendengar


tentang perasaan klien. suara orang yang menyuruh saya untuk
membenturkan kepala saya ke tembok atau
3. Mengidentifikasi memukul kepala saya dengan benda apapun.
halusinasi yang dialami Saya merasa cemas dan terganggu dengan
klien (jenis, isi, adanya suara tersebut.
frekuensi, waktu,
situasi, dan respon). - Klien mengatakan bersedia memasukan cara
yang telah dilatih kedalam jadwal harian.
4. Menjelaskan kepa
da klien cara-cara untuk O:
mengontrol halusinasi.
- klien kooperatif saat diajak interaksi.
5. Melatih klien cara
mengontrol halusinasi - Klien mau membina hubungan saling
dengan cara yang percaya dengan perawat.
pertama yaitu - Kontak mata klien ada saat interaksi.
menghardik halusinasi.
- Klien mau menjawab pertanyaan yang
6. Memberikan diberikan oleh perawat.
kesempatan kepada
klien untuk melakukan - Klien mau menceritakan masalahnya .
cara yang sudah
- Klien mau
diajarkan.
memperhatikan cara menghardik yang diajar
4. Memberikan kan dan mau mempraktekannya dengan benar.
reirforcement positif
A:
kepada klien.
- SP1P Halusinasi tercapai.
5. Melakukan
Evaluasi terhadap P:
perasaan klien setelah
latihan mengontrol Klien :
halusinasi dengan cara
- Motivasi klien utuk melakukan menghardik
menghardik. halusinasi secara mandiri sesuai jadwal yaitu
setiap pagi jam 09.00 , siang jam 13.00 dan
6. Memasukan latihan sore jam 16.00.
menghardik halusinasi
dalam jadwal kegiatan Perawat :
harian klien.
- Evaluasi SP1P Halusinasi

- Monitor klien latihan menghardik sesuai


dengan jadwal yang telah disusun.

- Lanjutkan SP2P Halusinasi

1. 16/09/2017 SP2P Halusinasi S:

10.00 WIB 1.Melakukan BHSP - Klien mengatakan perasaanya hari ini


dengan klien dan senang bertemu lagi dengan perawat.
mengingatkan kembali
nama perawat. - Klien mengatakan Saya masih suka
mendengar suara orang yang menyuruh saya
2.Menanyakan tentang membenturkan kepala ke tembok. Saya
perasaan klien. mendengar suara itu 2 kali sehari dan lamanya
3-5 menit. Suara tersebut muncul saat saya
3. Menanyakan pada sedang menyendiri..
klien apakah
halusinasinya masih - Klien mengatakan kalau kemarin sudah
muncul. diajarkan bagaimana cara untuk menghardik
halusinasi.
4. Validasi jenis, isi,
waktu, frekuensi, situasi - Klien mengatakan setelah menghardik suara-
dan respon klien terkait suara yang didengarnya itu hilang.
halusinasinya.
- Klien mengatakan mau
5. Mengevaluasi cara diajari cara mengontrol halusinasi dengan m
mengontrol halusinasi enemui orang lain untuk bercakap-cakap dan
dengan cara pertama mau mempraktekanya.
yang sudah diajarkan
dan mengevaluasi O:
jadwal kegiatan harian
klien.
- Klien kooperatif
6. Melatih klien
mengontrol halusinasi - Klien mau melakukan kontak mata dengan
dengan cara yang kedua perawat.
yaitu bercakap-cakap
- Klien mampu mengajak bercakap-cakap
bersama orang lain.
dengan perawat meskipun hanya sebentar.
7. Memberi kesempatan
kepada klien untuk - Klien mau memasukan kedalam jadwal
mempraktekan cara harian.
bercakap-cakap dengan
orang lain. A:

8. Memberikan - SP2P halusinasi tercapai.


reirforcement positif P:
kepada klien.
Klien :
9. Melakukan evaluasi
terhadap perasaan klien - Motivasi klien utuk segera menemui perawat
setelah latihan atau klien lain dan bercakap-cakap jika
mengontrol halusinasi halusinasinya muncul.
dengan cara yang kedua
Perawat :
yang telah diajarkan.
- Evaluasi SP2P Halusinasi
10. Memasukan latihan
cara mengontrol - Perawat selalu siap ketika klien mengajak
halusinasi dengan cara bercakap-cakap saat halusinasinya muncul.
menemui orang lain
untuk diajak bercakap- - Lanjut SP3P Halusinasi
cakap kedalam jadwal
kegiatan harian klien.
1. 07/09/2017 SP3P Halusinasi S:

11.00 WIB 1.Melakukan BHSP - Klien mengatakan Saya masih suka


dengan klien dan mendengar suara orang yang menyuruh saya
mengingatkan kembali membenturkan kepala ke tembok. Saya
nama perawat. mendengar suara itu 2 kali sehari dan lamanya
3-5 menit. Suara tersebut muncul saat saya
2.Menanyakan tentang sedang menyendiri..
perasaan klien.
- Klien mengatakan sudah melakukan cara
3.Menanyakan apakah yang diajarkan yaitu menghardik dan menemui
halusinasinya masih orang lain untuk bercakap-cakap sesuai jadwal
muncul. dan saat suara-suaranya muncul.
4. Mengevaluasi cara - Klien mengatakan selalu berusaha untuk
mengontrol halusinasi berkumpul dan melakukan aktivitas.
dengan cara pertama
dan kedua yang sudah O:
diajarkan serta
mengevaluasi jadwal - Klien masih mengingat nama perawat, dan
kegiatan harian klien. masih ingat cara mengontrol halusinasi dengan
cara pertama dan kedua (menghardik halusinasi
5. Melatih klien dan menemui orang lain untuk bercakap-cakap)
mengontrol halusinasi yang sebelumnya telah diajarkan.
dengan cara yang ketiga
yaitu dengan - Klien kooperatif saat diajak bicara.
melakukan aktifitas - Klien mau melakukan kontak mata dengan
terjadwal yang biasa perawat.
dilakukan.
- Klien mampu menyebutkan kegiatan apa
6. Mengidentifikasi ber saja yang biasa dilakukan yaitu menyapu,
sama klien cara atau mencuci piring, melipat pakaian, dan lain-lain.
tindakan yang
dilakukan jika terjadi - Klien mampu melakukan kegiatan yang
halusinasi. sudah dipilih dan dilatih dengan benar.

7. Mendiskusikan - Klien mau memasukan kegiatan yang sudah


cara yang digunakan dipilih dan dilatih kedalam jadwal kegiatan
klien harian.
yaitu melakukan aktivi
A:
tas dan memberi pujia
n - SP3P Halusinasi tercapai.
pada Klien jika bisa
melakukannya. P:

8. Memotivasi Tn. S Klien :


dalam melakukan - Motivasi klien utuk belajar mengontrol
aktivitas untuk menghi halusinasi dengan cara mengahardik, menem
langkan halusinasinya ui orang lain untuk bercakap cakap dan
melakukan aktivitas sesuai dengan jadwal yang
9. Membantu membuat telah disusun.
dan
melaksanakan jadwal Perawat :
kegiatan harian yang t
elah disusun klien. - Monitor klien latihan menghardik, menemui
orang lain untuk bercakap-cakap, dan
10. Meminta teman, melakukan aktivitas sesuai jadwal.
keluarga, atau perawat
untuk menyapa klien

jika sedang halusinasi.

11. Membantu klien


memilih cara yang su
dah dianjurkan dan dil
atih untuk
mencobanya.

12. Memberi kesempat


an pada
klien untuk melakukan
cara yang dipilih dan
dilatih

F. Evaluasi Keperawatan
N
o.
NO. Tgl Evaluasi TTD
D
X
1. 17/09 1 S:
/2017
- Klien mengatakan Saya masih suka mendengar
14.00 suara orang yang menyuruh saya membenturkan
WIB kepala ke tembok. Saya mendengar suara itu 2 kali
sehari dan lamanya 3-5 menit. Suara tersebut muncul
saat saya sedang menyendiri..

- Klien mengatakan sudah melakukan cara yang


diajarkan yaitu menghardik dan menemui orang lain
untuk bercakap-cakap sesuai jadwal dan saat suara-
suaranya muncul.

- Klien mengatakan selalu berusaha untuk berkumpul


dan melakukan aktivitas.

O:

- Klien masih mengingat nama perawat, dan masih


ingat cara mengontrol halusinasi dengan cara pertama
dan kedua (menghardik halusinasi dan menemui orang
lain untuk bercakap-cakap) yang sebelumnya telah
diajarkan.

- Klien kooperatif saat diajak bicara.

- Klien mau melakukan kontak mata dengan perawat.

- Klien mampu menyebutkan kegiatan apa saja yang


biasa dilakukan yaitu menyapu, mencuci piring,
melipat pakaian, dan lain-lain.

- Klien mampu melakukan kegiatan yang sudah


dipilih dan dilatih dengan benar.

- Klien mau memasukan kegiatan yang sudah dipilih


dan dilatih kedalam jadwal kegiatan harian.

A:

- SP3P Halusinasi tercapai.

P:

Klien :

- Motivasi klien utuk belajar mengontrol


halusinasi dengan cara mengahardik, menemui oran
g lain untuk bercakap cakap dan melakukan aktivitas
sesuai dengan jadwal yang telah disusun.

Perawat :

- Monitor klien latihan menghardik, menemui orang


lain untuk bercakap-cakap, dan melakukan
aktivitas sesuai jadwal
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

Masalah Utama : Halusinasi pendengaran

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
- Klien mengatakan sering mendangar suara bisikan seorang yang menyuruhnya untuk
membentur-benturkan kepalanya
- Klien tampak suka menyendiri
- Klien mengarahkan telinganya pada suatu titik
- Klien sering memandang satu arah

2. Diagnosa keperawatan :
Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Tindakan Keperawatan untuk Pasien
Tujuan tindakan untuk pasien meliputi:
1) Pasien mengenali halusinasi yang dialaminya
2) Pasien dapat mengontrol halusinasinya
3) Pasien mengikuti program pengobatan secara optimal

SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara


mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara
pertama: menghardik halusinasi

ORIENTASI:

Salam Terapeutik : Selamat pagi bapak, Saya Mahasiswa keperawatan Poltekkes Kemenkes
Jakarta 3 yang akan merawat bapak. Nama Saya Anak Agung Istri Gita Laksmi, senang
dipanggil Gita. Nama bapak siapa?Bapak Senang dipanggil apa

Evaluasi :Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini?

Kontrak : Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang


selama ini bapak dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu?
Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit

KERJA:

Apakah bapak mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?

Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering D dengar
suara? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah
pada waktu sendiri?

Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara itu?


Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara
itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu
muncul?

Bapak , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga,
melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.

Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.

Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang, pergi saya
tidak mau dengar, Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang
sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah begitu, bagus! Coba
lagi! Ya bagus bapak D sudah bisa

TERMINASI:

Evaluasi :Bagaimana perasaan bapak setelah peragaan latihan tadi?

Tindak Lanjut :Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana
kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? (Saudara masukkan
kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian pasien).

Kontrak yang akan datang :Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan
mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa bapak?Bagaimana kalau
dua jam lagi? Berapa lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya

Baiklah, sampai jumpa.

SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua: bercakap-


cakap dengan orang lain
Orientasi:

Salam Teurapetik : Selamat pagi bapak.

Evaluasi : Masih ingat saya? Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-
suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?Berkurangkah?
suara-suaranya Bagus!

Kontrak (topik, tempat, waktu) : Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama
20 menit. Mau di mana? Di sini saja?

Kerja:

Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-
cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara-suara, langsung saja
cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan bapak Contohnya
begini; tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada
orang dirumah misalnya istri,anak bapak katakan: bu, ayo ngobrol dengan bapak sedang
dengar suara-suara. Begitu bapak Coba bapak lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu.
Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya bapak!

Terminasi:

Evaluasi : Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa
cara yang bapak pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini
kalau bapak mengalami halusinasi lagi.

Tindak Lanjut : Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak. Mau
jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu
suara itu muncul!

Kontrak yang akan datang : Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih
cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau
jam 10.00? Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya. Selamat pagi

SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga: melaksanakan


aktivitas terjadwal
Orientasi:

Salam Teurapetik : Selamat pagi bapak

Evaluasi : Bapak masih ingat dengan saya? Bagus! Bagaimana perasaan


bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai dua cara
yang telah kita latih ? Bagaimana hasilnya ? Bagus !

Kontrak (topik, tempat, waktu : Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga
untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara?
Baik kita duduk di ruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit?
Baiklah.

Kerja: Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam
berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali
kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus
sekali bapak bisa lakukan. Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut
muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.

Terminasi:

Evaluasi : Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga
untuk mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih
untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali.

Tindak Lanjut : Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak Coba lakukan
sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai
terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam)
Kontrak yang akan datang : Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita
membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau
jam 12.00 pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa.

SP 4 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur


Orientasi:

Salam Teurapetik : Selamat pagi bapak

Evaluasi : Bapak masih ingat saya? Bagus! Bagaimana perasaan bapak hari
ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah kita
latih ? Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum
obat?

Kontrak (waktu, tempat, topik) : Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan
yang bapak minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan siang. Di
sini saja ya bapak?

Kerja:

Bapak adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara
berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang bapak dengar dan
mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang bapak minum
? (Perawat menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi,
jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang
putih (THP)3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang
merah jambu (HP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau
suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan
dokter, sebab kalau putus obat, bapak akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke
keadaan semula. Kalau obat habis bapak bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi.
bapak juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya
bapak harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya bapak Jangan keliru
dengan obat milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada
waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya bapak
juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas
per hari

Terminasi:

Evaluasi : Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat?


Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan!
Bagus! (jika jawaban benar).

Tindak Lanjut : Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan bapak
Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau di rumah.
Nah makanan sudah datang.
Kontrak yang akan datang : Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah
suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. sampai
jumpa.

Anda mungkin juga menyukai