Anda di halaman 1dari 36

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN RUANG


HEMODIALISA

Nama Mahasiswa : Veronika


NIM : 2017.C.09a.0912
Ruang Praktek : Ruang Hemodialisa (HD)
Tanggal Praktek : 08 Oktober 2020 – 15 Oktober 2020
Tanggal & Jam Pengkajian : 08 Oktober 2020 / 14:30 WIB

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Z
Umur : 47 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Menikah Alamat:
Parenggean
Tgl MRS : 24 September 2020
Diagnosa Medis : CKD on HD

B. RIWAYAT KESEHATAN / PERAWATAN PRE HD


1. Keluhan Utama :
Klien mengatakan “sesak”.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Ny. R mengkatakan bahwa sudah menjalani terapi hemodialisa dari bulan Juli lalu dan
mendapatkan jadwal terapi 2 kali seminggu yaitu Selasa dan Jumat sore. Pada tanggal
24 September 2020, Ny. R diantarkan oleh keluarganya untuk menjalani terapi
hemodialisa rutin
sesuai jadwalnya. Pada saat datang, Ny. R mengatakan sesak dan tangan kakinya
bengkak. Ny. R tidak mengalami penurunan BB selama menjalani terapi hemodialisa,
BB Ny. R 50 Kg.
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya (Riwayat Penyakit dan Riwayat
Operasi)
Ny. R mengatakan bahwa ia mempunyai riwayat penyakit hipertensi sejak lama dan
gagal ginjal kronik sejak bulan Juli lalu. Klien sudah menjalani tindakan operasi AV
Shunt pada bulan Juli lalu di RSUD D Palangka Raya.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Ny. R mengatakan bahwa dalamkeluarganya ada yang memiliki riwayat Hipertensi. Ny.
R juga mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang menderita Gagal Ginjal
Kronik.

GENOGRAM KELUARGA :

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

: HubunganKeluarga

: SatuRumah
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum :
Klien tampak lemah,kesadaran composmenthis,
klienberbaringdenganposisifowler, penampilanrapi.dan terpasang O2 nasal kanul 3 lpm.
2. Kepala
Bentuk kepala normal, tidakadabenjolan, tidakadalesi, wajah tidak tampak bengkak,
keadaan kulit kepala tampak bersih, tidak ada skuama, rambut klienberwarnahitam,
keadaan rambut tampak kering dan tidak mengkilat.
MasalahKeperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
3. Mata
Fungsi penglihatan baik, sklera berwarna putih, kornea bening, tidak ada edema
palpebra, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, pupil isokor, konjungtiva tampak
anemis.
MasalahKeperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
4. Leher
Tidak ada pembesaran pada vena jugularis sinsitra dan dekstra, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening (limfe), tidak ada massa, dan mobilitas leher bebas.
MasalahKeperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
5. Paru
Bentuk dada klientampaksimetris, nafas tampak tidak teratur,
tipepernapasanklienyaitumenggunakan dada danperut, suara nafas vesukuler, tidak
terdapat suara nafas tambahan, tidak tampak adanya cuping hidung dan terpasang O2
nasal kanul 3lpm.
Masalah Keperawatan :Pola nafas tidak efektif
6. Abdomen
Tidak terdapat asites atau pembengkakan di abdomen. Masalah Keperawatan
: Tidak ada masalah keperawatan.
7. Ekstremitas
Pada ekstrimitas bawah bagian dextra dan sinistra terdapat edema. Pitting oedem derajat
3kedalaman 6 mm dan waktu kembali 7 detik.Pergerakan sendi bebas.
Masalah Keperawatan:Kelebihan Volume Cairan.
8. Integument
Suhu kulit teraba hangat, warna kulit, turgor kurang baik. Masalah
Keperawatan:Tidak ada masalah keperawatan

POLA KEBUTUHAN DASAR


- Pola Makan / Minum
Ny. Rmengatakan pola makannya seperti biasa 3x sehari (nasi, sayur, lauk dan buah)
tidak ada gangguan pada pola makannya seperti kesukaran menelan dan pola
minum±600 cc/hari. BB klien pre HD yaitu 50 kg denganberat ideal 48 kg.
Masalah Keperawatan: Kelebihan Volume Cairan.
- Pola Istirahat
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan pola istirahatnya. Klien mengatakan pola
tidurnya pada malam hari 7-8 jam dan pada siang hari 1-2 jam.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
- Pola Aktivitas
Klien mengatakan bahwa masih dapat beraktivitas seperti biasa, kadang bisa merasa
mudah lelah bila banyak melakukan aktivitas. Klien mampu merawat diri sendiri secara
penuh hanya saja membutuhkan bantuan untuk aktivitas yang berat.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.
- Pola Eliminasi Uri / Bowel
Frekuensi BAK tidak tentu dan hanya sedikit-sedikit saja, bila diakumulasikan ±
240cc/hari. Frekuensi BAB 1 x/hari dengan konsistensi lunak dan berwarna kecoklatan.
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan.
- Personal Hygiene
Klien mampu melaksanakan personal hygiene secara mandiri. Masalah keperawatan:
Tidak ada masalah keperawatan.

D. Pre HD :
1. Keadaan Umum :
Klien tampak lemah,kesadaran composmenthis,
klienberbaringdenganposisifowler, penampilanrapi.dan terpasang O2 nasal kanul 3 lpm,
tampak bengkak pada ekstremitas bawah.
2. Tanda-tanda Vital :
Suhu 37, 0C, nadi/HR 119 x/menit, pernapasan/RR 24 x/menit, tekanan
darah/BP 151/103 mm Hg
Masalah Keperawatan : Kelebihan Volume Cairan

E. INTRA HD
1. Tanda-tanda Vital
Suhu 37, 0C, nadi/HR 119 x/menit, pernapasan/RR 24 x/menit, tekanan
darah/BP 151/103 mm Hg
Keluhan selama HD : Pasien mengatakan mual-mual dan sesak nafas
2. Nutrisi
a. Jenis Makanan : nasi, lauk pauk, sayur dan buah
Jumlah : 1/4 porsi (Tidak habis)

b. Jenis Minuman : air putih


Jumlah : 220 ml
3. Catatan Lain : Pasien dipasang oksigen Nasal Canul 3 lpm
Masalah Keperawatan :Pola Napas Tidak Efektif
Catatan Observasi Pasien selama Proses Hemodialisa
Pasien Mesin Paraf
Jam Setting Mesin
TD N Resp QB UFG UFR Petugas
13:00
151/103 119 24 250 2.00 0.47 Time : 4,2 jam
WIB
Heparin : 5000
15:10
177/95 106 24 250 2.00 0.47 iu (3000 iu
WIB sirkulasi dan
2000 iu bolus)
17:20
165/99 103 23 250 2.00 0.47
WIB

F. Post HD
1. Keadaan Umum :
Klien tampak lemah,kesadaran composmenthis,
klienberbaringdenganposisifowler, penampilanrapi.dan terpasang O2 nasal kanul 3 lpm,
tampak bengkak pada ekstremitas bawah.
2. Tanda-tanda Vital :
Suhu 37, 0C, nadi/HR 119 x/menit, pernapasan/RR 24 x/menit, tekanan darah/BP
151/103 mm Hg
Masalah Keperawatan : Intoleransi Aktivitas

G. Perencanaan Pulang (Discharge Planning) :


1. Obat – obatan yang disarankan / Obat Rutin:
Pada saat terapi hemodialisi klien diberikan obatHemapoe dari ruang hemodialisa.
2. Makanan / Minuman yang dianjurkan (jumlah) :
Makanan yang dianjurkan yaitu makanan yang rendah garam/natrium, rendah kalium,
meningkatkan asupan protein. Jumlah dapat dikonsultasikan dengan ahli gizi.
3. Rencana HD / Kontrol selanjutnya :
Rencana HD selanjutnya yaitu pada hari Jumat sore tanggal 30 September 2020
4. Catatan lain :
Tidak ada
Data Penunjang
Tanggal Jenis Nilai
Hasil Satuan
Pemeriksaan Pemeriksaan Normal
24 September Ureum 259 mg/dL 21 – 53
2020 Creatinin 10,65 mg/dL 0,17 – 1,5
24 September WBC RBC 6,77 103/uL 4,50-11,00
2020 HGB HCT 2,69 106/uL 4,00-6,00
PLT 7,5 g/dL 10,5-18,0
24,1 % 37,0-48,0
156 103/uL 150-400
GFR Ny. R
(140−𝑢𝑚𝑢𝑟)𝑥 𝐵𝐵
=
𝐶𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑛𝑖𝑛 𝑥 72 𝑥0,85
(140−46)𝑥 50
=
10,65 𝑥 72 𝑥0,85
= 94 𝑥 50 𝑥0,85
766,8

3995
=
766,8

= 5,21 ml/min/1,73m2

Palangka Raya, 24 September 2020 Mahasiswa,

Yosep Ekstrada
NIM : 2017.C.09a.0919
ANALISA DATA

Data Subyektif dan


KemungkinanPenyebab Masalah
Data Obyektif
DS : Klien mengatakan Hipertensi Pola nafas tidak efektif
sesak
DO : Meningkatnya volume
darah ke ginjal
 Klien tampak sesak
 Nafas klien tampak Ginjal tidak mampu
tidak teratur menyaring darah yang
 Klien berbaring dengan terlalu banyak
posisi fowler
 Tidak terdengar suara Kerusakan pada ginjal GFR
nafas tambahan
menurun
 Tipe pernafasan dada
dan perut Gagal ginjal kronik
 Suara nafas vesikuler
 Terpasang O2 nasal Kerusakan glomelurus
kanul 3 lpm
 Konjungtiva tampak Peningkatan Ureum dalam
darah
anemis
 Hasil pemeriksaan 24 Gangguan asam basa (pH
September 2019 < 7,35)
HGB : 7,5 g/dL
- TTV Asidosis metabolik
- Pre HD
TD : 151/103mmHg Penurunan distribusi O2
N : 119 x/menit R :
24 x/menit S : Anemia
37,0oC

DS : Klien mengatakan Hipertensi Kelebihan Volume


kakinya bengkak dan Cairan (2000cc)
membesar. Meningkatnya volume
darah ke ginjal
DO :
- Terdapat edema pada
Ginjal tidak mampu
ekstremitas bawah menyaring darah yang
bagian dextra dan sinistra. terlalu banyak Kerusakan
- Pitting edema berada
pada derajat 3 dengan pada ginjal GFR
kedalaman 6 mm dan
waktu kembali 7 detik. menurun
- BB pre HD : 50 kg
- Minuman : ±600 cc/hari. Gagal ginjal kronik
- BAK : Sedikit, tidak
Kerusakan glomelurus
menentu ±240cc/hari
- Intake
Angiotensin II
AM : 5x50kg
metrangsang korteks
÷24jam
adrenal untuk
=
mengeluarkan aldosterone
10,42cc/kg/jam
= 10,42 x 12
jam Aldosterone
=125,04cc/12jam meningkatkan retensi
Minuman/Minum : natrium dan air
±360cc
Output Volume interstisil
IWL : 15x50kg ÷24jam meningkat
= 31,25cc/kg/jam
= 31,25 x 12 jam Retansi Na dan air
= 375cc/12jam
BAB/BAK : ±120cc Edema
Balance cairan
Intake – output
= (125,04+500) –
(375+120)
= 625,04 – 495
= + 130,04 cc
- Hasil pemeriksaan 24
September 2020
Ureum = 259 mg/dL
Creatinin = 10,65 mg/dL
GFR = 5,21
ml/min/1,73m2
- TTV
Pre HD
TD : 151/103mmHg
N : 119 x/menit
R : 24 x/menit S :
37,0oC
PRIORITAS MASALAH

1. Pola nafas tidak efektif, berhubungan dengan asidosis metabolik, dibuktikan


dengan klien tampak sesak, nafas klien tampak tidak teratur, berbaring
dengan posisi fowler, tidak terdengar suara nafas tambahan, tipe pernafasan
dada dan perut, suara nafas vesikuler, konjungtiva tampak anemis, hasil
pemeriksaan 24 September 2019 HGB: 7,5 g/dL, terpasang O2 nasal kanul 3
lpm, dan TTV Pre HD: TD : 151/103mmHg; N : 119 x/menit; R : 24 x/menit;
S : 37,0oC.

2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan adanya edema dibuktikan


dengan edema pada ekstremitas bawah bagian dextra dan sinistra dengan
pitting edema berada pada derajat 3 dengan kedalaman 6 mm dan waktu
kembali 7 detik, BB pre HD : 50 kg, minuman : ±600 cc/hari, BAK : Sedikit,
tidak menentu±240 cc/hari, balance cairan = +130,04 cc, hasil pemeriksaan
24 September 2020: Ureum = 259 mg/dL; Creatinin = 10,65 mg/dL; GFR =
5,21 ml/min/1,73m2 , TTV Pre HD: TD : 151/103mmHg; N : 119 x/menit; R :
24 x/menit; S : 37,0oC.
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. R


Ruang Rawat : Hemodialisa

DiagnosaKeperawatan Tujuan (KriteriaHasil) Intervensi Rasional


1. Pola nafas tidak efektif, Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV klien 1. Untuk mengetahui adanya
berhubungan dengan asidosis keperawatan selama 1x4jam, 2. Monitor pola nafas klien perubahan tingkat kesadaran dan
metabolik, dibuktikan diharapkan ketidakefektifan 3. Berikan posisi yang keadaan umum klien.
dengan klien tampak sesak, nafas pola nafas dapat teratasi nyaman 2. Untuk menentukan status respirasi
klien tampak tidak teratur, dengan kriteria hasil : 4. Auskultasi suara nafas. oksigenasi.
berbaring dengan posisi fowler, 1. Tidak adanya sianosis 5. Kolaborasi dalam 3. Untuk memberikan posisi dan
tidak terdengar suara nafas 2. Menunjukan kepatenan pemberian terapi pemasa- perasaan yang nyaman juga
tambahan, tipe pernafasan dada jalan nafas ngan O2 nasal kanul. memperbesar ekspansi paru agar O2
dan perut, suara nafas vesikuler, 3. Tidah terdapat retraksi untuk klien dan janin terpenuhi.
konjungtiva tampak anemis, hasil dinding dada 4. Untuk mengetahui adanya bunyi
pemeriksaan 24 September 2019 4. TTV dalam rentang nafas tambahan.
HGB: 7,5 g/dL, terpasang O2 normal: 5. Untuk meningkatkan sediaan O2
nasal kanul 3 lpm, dan TTV Pre TD : 120/80 mmHg N : bagi klien dan janin.
HD: TD : 151/103mmHg; N 60-100 x/menit R : 16-
: 119 x/menit; R : 24 24 x/menit
x/menit; S : 37,0oC. S :36,5 – 37,5oC

1. Kelebihan volume cairan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi intake output 1. Mengetahui seberapa besar
berhubungan dengan adanya keperawatan selama 1x4jam, klien keseimbangan intake dan output klien.
edema dibuktikan diharapkan kelebihan volume 2. Observasi adanyaedema Kelebihan volume cairan
denganedema pada cairan dapat teratasi dengan
ekstremitas bawah bagian dextra kriteria hasil : padaekstermitasatasdanbaw ah. salah satu penyebab karena
dan sinistra dengan pitting edema 1. Edema berkurang (derajat 3. Observasi tekanan darah. ketidakseimbangan intake dan output.
berada pada derajat 3 dengan I dengan kedalaman 1 – 3 4. Anjurkanpada klien 2. Adanyaoedemmerupakankelebihan
kedalaman 6 mm dan waktu mm) untukmematuhi diet yang volume cairan (air dannatrium)
kembali 7 detik, BB pre HD : 50 2. Tidak adanya pitting sudahditentukan, dalamruangekstraseluler.
kg, minuman : ±600 cc/hari, edema berkurang sepertimembatasiminum 3. Salah satu cara untuk mengetahui
BAK : Sedikit, tidak 3. Tidak adanya suara nafas klien. peningkatan jumlah cairan yang
menentu±240 cc/hari, tambahan 5. Jelaskan kepada klien dapat diketahui dengan
balance cairan = +130,04 cc, 4. Balance cairan seimbang tentang diet tanpa garam meningkatnya beban kerja jantung
hasil pemeriksaan 24 September 5. TTV dalam rentang dan diet rendah protein akibat peningkatan TD.
2020: Ureum = normal: tinggi kalori. 4. Dialisis akan menurunkan volume
259 mg/dL; Creatinin = 10,65 TD : 120/80 mmHg N : 6. Kolaborasi dengan dokter cairan yang berlebih.
mg/dL; GFR = 5,21 60-100 x/menit R : 16- untuk program HD dengan 5. Natrium meningkatkan retensi
ml/min/1,73m2 , TTV Pre HD: 24 x/menit UF Goal 2,0 L (2000 ml) cairan dan meningkatkan volume
TD : 151/103mmHg; N S :36,5 – 37,5oC dalam waktu 4,20 jam. plasma. Diet rendah protein untuk
: 119 x/menit; R : 24 x/menit; S : menurunkan insufisiensi ginja dan
37,0oC. retensi nitrogen yang akan
meningkatkan BUN (Blood Urea
Nitrogen). Diet tinggi kalori untuk
cadangan energi dan mengurangi
katabolisme protein.
6. Membuang bahan sisa yang bersifat
racun di dalam tubuh.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Diagnosa
Implementasi Evaluasi (SOAP) TandaTangandanNamaPerawat
Jam Keperawatan
Kamis, 24 Dx 1 1. Mengukur TTV klien S : Klien mengatakan sesak
September 2. Memonitor pola nafas berkurang.
2020 klien O:
14:30 WIB 3. Memberikan posisi yang - TTV Post HD
nyaman (semi TD : 165/99 mmHg
fowler/fowler) N :103 x/menit
4. Berkolaborasi dalam R :23 x/menit S
pemberian terapi : 37,0ºC
pemasangan O2 nasal - Klien tampak lemas
kanul. - Tidak terlihat retraksi dinding
dada
- Posisi berbaring klien: fowler
- Klien terpasang O2 nasal kanul Yosep Ekstrada
3lpm.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi
1. Memberikan posisi yang
nyaman (semi
fowler/fowler)
2. Berkolaborasi dalam pembe-
rian terapi pemasangan O2
nasal kanul.
Junat, 25 Dx 2 1. Mengobservasi tekanan S : Klien mengatakan kakinya
September darah. masih bengkak.
2020 2. Mengobservasi adanya
14:30 WIB edema pada ekstermitas O:
atas danbawah. - TTV Intra HD
3. Menganjurkan pada klien TD : 177/95 mmHg N :
untuk mematuhi diet yang 106 x/menit
sudah ditentukan, seperti R : 24 x/menit S :
membatasi minum klien. 37,0ºC
4. Berkolaborasi dengan - TTV Post HD
dokter untuk program HD. TD : 165/99 mmHg N :
Time : 4,2 jam 103 x/menit
UF Goal : 2,00 L R : 23 x/menit S :
UF Rate : 0.47 L/h QB 37,0ºC
: 250 ml/menit - BB Post HD : 49 kg
- Edema berada pada derajat 3 Yosep Ekstrada
dengan kedalaman 5 mm dan
waktu kembali 6 detik.
- Intake
AM : 5x50kg ÷24jam
= 10,42cc/kg/jam
= 10,42 x 6 jam
=62,52cc/6jam Minuman/Minum
: ±250cc Output
IWL : 15x50kg ÷24jam
= 31,25cc/kg/jam
= 31,25 x 6 jam
= 187,5cc/12jam
BAB/BAK : -
Balance cairan
Intake – output
= (62,52+250) –
(187,5)
= 312,52 – 187,5
= + 125,02 cc
- Klien tampak rileks
A:Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi
1. Anjurkan pada klien untuk
mematuhi diet yang sudah
ditentukan,
sepertimembatasiminumklie
n.
2. Anjurkan klien untuk sering
melakukan hemodialisa
sesuai jadwal yang
ditentukan
3. Kolaborasi dengan dokter
untuk program HD.
A. Cairan Untuk CKD
Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal yang menurun
secara cepat dan fungsi tersebut tidak dapat kembali seperti semula,
yaitu dimana ginjal mengalami kegagalan dalam mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit.

B. Terapi Cairan
Terapi cairan pada orang dewasa normal dalam 24 jam :

Masukan

Cairan oral : 1100-1400 ml

Air dalam makanan : 800-1000 ml

Air hasil metabolism : 300 ml

Total : 2200-2700 ml

Haluaran

Urin : 1200-1500 ml

Fases : 100-200 ml

Paru: 400 ml

Kulit : 500-600 ml

Total : 2200-2700 ml

C. Tanda dan Gejala


1. Anemia, karena berkurangnya produksi eritropoetin
2. Nyeri Dada akibat penimbunan cairan di paru-paru
3. Edema, karena penimbunan cairan di ekstremitas
4. Ascites, penimbunan cairan pada rongga perut
D. Hal yang Perlu di Perhatikan
Cairan, Karena jika pasien gagal ginjal kronik terlalu banyak menkonsumsi cairan, maka
cairan yang ada akan menumpuk di dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan edema
( pembengkakan ).

Seringkali penderita gagal ginjal kronik memerlukan tambahandeuretik untuk


mengeluarkan cairan yang berlebih pada tubuh.

E. Anjuran Pada Pasien Dengan Gagal Ginjal Kronik


1. Hindari makanan dengan rasa yang kuat ( pedas, asam, dan asin )
2. Hindari makanan gorengan
3. Batasi minuman
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Topik
B. Sasaran
1. Program : Pasien Dan Keluarga
2. Penyuluhan : Keseimbangan Cairan Pada Pasien ( CKD )
Melalui Aplikasi Zoom/Virtual.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah diberikan pendidikan atau penyuluhan
kesehatan selama 15 menit di harapkan pasien dan
keluarga dapat mengetahui dan memahami tentang
Keseimbangan Cairan Pada Pasien ( CKD )
Mampu memahami pengertian Keseimbangan Cairan
2. Tujuan Khusus :
Pada Pasien ( CKD )
Mampu memahamiTerapi Keseimbangan Cairan Pada
Pasien ( CKD )
Mampu memahami tanda dan gejalaKetidak
Seimbangan Cairan Pada Pasien ( CKD ) Mampu
memahami Hal yang perlu diperhatikan
Keseimbangan Cairan Pada Pasien ( CKD )
Mampu memahami Anjuran Keseimbangan Cairan
Pada Pasien ( CKD )

D. Materi : Keseimbangan Cairan Pada Pasien ( CKD )


Melalui Aplikasi Zoom/Virtual.
E. Metode : Ceramah
F. Media : leaflet
G. Waktu Pelaksanaan
1. Hari/Tanggal : Kamis, 24 September 2020
2. Pukul : 07.00 WIB - selesai
3. Alokasi Waktu : 15 Menit
No Kegiatan Waktu Metode
1 Pembukaan : 2 menit Ceramah
1. Membukakegiatan dengan
mengucapkan salam
2. Menjelaskan tujuan dari
tujuan penyuluhan
3. Menyebutkan materi yang
akan diberikan
4. Kontrak waktu
penyampaian materi
2 Pelaksanaan : Menjelaskan 5 menit Ceramah
tentang :
1. Mampu memahami
pengertian Keseimbangan
Cairan Pada Pasien ( CKD
)
2. Mampu memahamiTerapi
Keseimbangan Cairan
Pada Pasien ( CKD )
3. Mampu memahami tanda
dan gejalaKetidak
Seimbangan Cairan Pada
Pasien ( CKD )
4. Mampu memahami Hal
yang perlu diperhatikan
Keseimbangan Cairan
Pada Pasien ( CKD )
5. Mampu memahami
Anjuran Keseimbangan
Cairan Pada Pasien ( CKD
)
4 Tanya Jawab : 5 menit Ceramah
1. Mengevaluasai kembali materi
yang sudah dijelaskan dengan
bertanya
kepada peserta
penyuluhan.
5 Penutup : 3 menit Ceramah
1. Mengucapkan terimakasih
2. Membagikan leaflet

H. Tugas Pengorganisasian
1) Moderator : Yosep Ekstrada
1. Membuka acara penyuluhan
2. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan
3. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
4. Mengatur jalannya diskusi
3. Leader : Yosep Ekstrada
1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan
3. Mengucapkan salam penutup
4. Fasilitator :
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan
2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir
3. Membuat dan membagikan absen peserta penyuluhan
4. Membagikan konsumsi
5. Dokumentasi :
1. Mengambil foto saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan
2. Bertanggung jawab menyimpan semua data dokumentasi yang berupa
gambar atau foto.
Keseimbangan Cairan Pada
CAIRAN UNTUKCKD ? Total : 2200-2700 ml
Pasien CronicKidney Disease
(CKD) Gagal ginjal kronik Haluaran
adalah gangguan fungsi Urin : 1200-1500 ml
ginjal yang menurun
secara cepat dan fungsi Fases : 100-200 ml
tersebut tidak dapat
Paru: 400 ml
kembali
seperti semula, yaitu dimana ginjal Kulit : 500-600 ml
Oleh: mengalami kegagalan dalam
mempertahankan keseimbangan Total : 2200-2700 ml
Nama : Yosep Ekstrada NIM :
cairan dan elektrolit.
TANDA DAN GEJALA
( 2017.C.09a.0919 )
TERAPI CAIRAN 5. Anemia, karena berkurangnya
Terapi cairan pada orang dewasa produksi eritropoetin
normal dalam 24 jam : 6. Nyeri Dada akibat penimbunan
Masukan cairan di paru-paru
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA 7. Edema, karena penimbunan
RAYASEKOLAH TINGGI ILMU Cairan oral : 1100-1400 ml
KESEHATANPROGRAM STUDI cairan di ekstremitas
Air dalam makanan : 800-1000 ml
SARJANAKEPERAWATAN 8. Ascites, penimbunan cairan
TAHUN AJARAN 2020 Air hasil metabolism : 300 ml pada rongga perut
HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN
Cairan
Karena jika pasien gagal ginjal kronik
terlalu banyak menkonsumsi cairan,
maka cairan yang ada akan
menumpuk di dalam tubuh sehingga
dapat menyebabkan edema ANJURAN PADA PASIEN
( pembengkakan ). DENGAN GAGAL GINJAL
KRONIK :

4. Hindari makanan dengan rasa


yang kuat ( pedas, asam, dan
Seringkali penderita gagal ginjal asin )
kronik memerlukan tambahandeuretik 5. Hindari makanan gorengan
6. Batasi minuman
untuk
mengeluarkan cairan yang berlebih
pada tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2015. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:EGC


Black, Joyce M & John Hokanson Hawks. 2015. Medical Surgical Nursing Clinical
Carpenito, Lynda Juall. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.
Dochterman, Joanne Mccloskey, Bulechek, Gloria M. 2016. Nursing
Interventions Classification (NIC), Fourth Edition.Missouri: Mosby.
Lewis, Sharon L. 2015. Medical Surgical Nursing : Assessment and Management of
Clinical Problems Volume 2. Seventh Edition. St.Louis : Mosby.
Mansjoer, A. 2011.Kapita Selecta Kedokteran. Edisi 3, Jilid 1. Jakarta: Aesculapius
Mehta, Atul. & Hoffbrand, Victor. 2015. At a Glance Hematologi. Edisi kedua.
Jakartaa: Erlangga
Fitrianasari, et al., Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Depresi Pasien Chronic....

Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Depresi Pasien


Chronic Kidney Disease Stadium 5D yang Menjalani
Hemodialisisdi RSD dr. Soebandi Jember

(The Influence of Family Support on Depression Level of Chronic


Kidney Disease Stage 5D Patient's during Hemodialysis at dr.
Soebandi Hospital Jember)

Devita Luthfia Fitrianasari, Justina Evy Tyaswati, Ida Srisurani Wiji Astuti Fakultas

Kedokteran Universitas Jember Jln. Kalimantan


No. 37 Kampus Tegalboto Jember 68121 email:
devita.luthfia@yahoo.com

Abstract

Chronic Kidney Disease (CKD) is a disease with progressive and irreversible reduction in
kidney function. Patient with CKD Stage 5D requires hemodialysis to support their life.
Hemodialysis should be conducted for their long life which can be a stressor lead to
depression. Therefore, family support is necessary to treat depression in CKD patients. The
aim of this study was to analyze the effect of family support on depression level of patient
with CKD stage 5D undergoing hemodialysis. This was a correlation analytical study design
with cross sectional approach involving 30 correspondents. Data were collected by using
HDRS questionnaire to measure patient's depression level and Family Support
questionnaire to measure family's support level. Data were analyzed by using Spearman
correlation test. The results showed that 50% of respondents had mild depression and 50%
of respondents got good family support. Spearman correlation test showed significance (p)
of 0.010 with correlation coefficient (r) of -0.462. Thus, we can conclude that there was an
influence of family support on depression level of patient with CKD stage 5D undergoing
hemodialysis at dr. Soebandi Hospital Jember. The higher the family support, the lower the
patient's depression level.

Keywords: Chronic Kidney Disease (CKD), Depression, family support, hemodialysis

Abstrak
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah penyakit penurunan fungsi ginjal yang progresif dan

ireversibel. Pasien CKD stadium 5D membutuhkan hemodialisis untuk menunjang


kehidupannya. Hemodialisis akan dijalani seumur hidup sehingga dapat menjadi stresor
yang menimbulkan depresi. Oleh karena itu, dukungan keluarga diperlukan dalam
penatalaksanaan depresi pasien CKD. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat depresi pasien CKD stadium 5D yang
menjalani hemodialisis. Desain penelitian ini menggunakan analitik korelasi dengan
pendekatan cross sectional yang melibatkan 30 responden. Data dikumpulkan
menggunakan kuesioner HDRS untuk mengukur tingkat depresi dan kuesioner dukungan
keluarga untuk mengukur tingkat dukungan keluarga. Analisis data yang digunakan adalah
uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan 50% pasien menderita depresi ringan
dan 50% pasien mendapatkan dukungan keluarga baik. Hasil uji korelasi Spearman
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,010 dan nilai koefisien korelasi sebesar -0,462. Hal
ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat depresi
pasien CKD stadium 5D yang menjalani hemodialisis di RSD dr. Soebandi Jember. Semakin
tinggi dukungan keluarga yang didapatkan pasien maka semakin rendah tingkat depresi
pasien tersebut.

Kata kunci:Chronic Kidney Disease(CKD), depresi, dukungan keluarga, hemodialisis

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no. 1), Januari 2017 164


Fitrianasari, et al., Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Depresi Pasien Chronic....

Pendahuluan 4 jam per kali terapi. Kegiatan ini akan

Chronic Kidney Disease (CKD) berlangsung terus-menerus sepanjang

adalahpenyakit penurunan fungsi ginjal yang hidupnya [3]. Keadaan ketergantungan pada

progresif dan tidak dapat lagi pulih atau mesin dialisis seumur hidup serta

kembali sembuh secara total seperti sediakala penyesuaian diri terhadap kondisi sakit

(irreversible) dengan laju filtrasi glomerulus mengakibatkan terjadinya perubahan dalam

(LFG) < 60 mL/menit dalam waktu 3 bulan kehidupan pasien. Perubahan dalam

atau lebih, sehingga tubuh gagal kehidupan merupakan salah satu pemicu

mempertahankan metabolisme dan terjadinya stres. Perubahan tersebut dapat

keseimbangan cairan elektrolit, yang menjadi variabel yang diidentifikasikan

menyebabkan uremia. Secara global, lebih sebagai stresor [4]. Terjadinya stres karena

dari 500 juta orang mengalami CKD. Di stresor yang dirasakan dan dipersepsikan

Amerika Serikat, data tahun 1995-1999 individu, merupakan suatu ancaman yang

menyatakan insidensi CKD diperkirakan 100 dapat menimbulkan depresi.

kasus perjuta penduduk pertahun, dan angka Depresi merupakan satu masa terganggunya
ini meningkat sekitar 8% setiap tahunnya [1]. fungsi manusia yang berkaitan dengan alam
Prevalensi penderita gagal ginjal di Indonesia perasaan yang sedih dan gejala penyertanya,
pada tahun 2005 berjumlah 4.977 pasien baru termasuk perubahan pada pola
dan 1.885 pasien aktif, sedangkan pada tahun
tidur dan nafsu makan, psikomotor,
2011 meningkat menjadi 15.353 pasien baru
konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus
dan 6.951 pasien aktif. Jumlah penderita
asa dan tidak berdaya, serta rasa ingin bunuh
CKD yang melakukan dialisis dan
diri. Depresi merupakan salah satu gangguan
transplantasi ginjal diproyeksikan meningkat
mood yang ditandai oleh hilangnya
dari 340.000 pada tahun 1999 menjadi
perasaankendali dan pengalaman subjektif
651.000 pada
adanya penderitaan berat. Mood adalah
tahun 2010 [2].
keadaan emosional internal yang meresap
Pasien CKD yang telah mencapai stadium 5D dari seseorang, dan bukan afek, yaitu ekspresi
membutuhkan renal replacementtherapy dari isi emosional saat itu [5]. Depresi
untuk menunjang kehidupannya. Salahsatu merupakan masalah psikologis yang paling
bentuk renal replacement therapy adalah sering dihadapi oleh pasien CKD terutama
terapi hemodialisis. Pasien yang menjalani pasien CKD stadium 5D yang harus
hemodialisis membutuhkan waktu 12-15 jam menjalani hemodialisis. Depresi dapat
setiap minggunya, atau paling sedikit 3- dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
penurunan fungsi organ tubuh, kehilangan
sumber nafkah, perubahan gaya hidup dan Metode Penelitian
sebagainya. Untuk itu pendekatan keluarga
Desainyangdigunakandalam
sangat diperlukan dalam penatalaksanaan
penelitian ini adalah rancangan penelitian
depresi yaitu dengan memberikan dukungan
analitik korelasi dengan pendekatan
kepada pasien. Dukungan keluarga
crosssectional. Populasi penelitian ini adalah
dapatdiwujudkan dengan
pasienyang menjalani hemodialisis beserta
bersikapempati, memberikan
keluarga pasien yang mendampingi
perhatian, dorongan, saran, pengetahuan dan
hemodialisis di Poli Hemodialisis RSD dr.
sebagainya. Melalui dukungan keluarga,
Soebandi Jember pada bulan Januari 2016,
pasien akan merasa masih ada yang
dengan jumlah total pasien CKD yang
memperhatikan s e h i n g g a p a s i e n d a p
menjalani hemodialisis sebanyak 64 orang .
a tmenanggulangi stresnya [6].
Penelitian ini sudah mendapat izin berupa
Berdasarkan uraian di atas, penderita CKD
ethical clearance dari Komisi Etik Fakultas
stadium 5D yang harus menjalani terapi
Kedokteran Universitas Jember.
hemodialisis akan mengalami perubahan
dalam kehidupannya dan dapat jatuh ke Kriteria inklusi yang digunakan untuk pasien
dalam kondisi depresi, sehingga diperlukan adalah pasien CKD stadium 5D yang
dukungan keluarga untuk memperbaiki menjalani hemodialisis <2 tahun berturut-
kualitas hidup dan kondisi kejiwaan pasien. turut, berusia >20 tahun, mampu berbicara
Sampai saat ini, belum pernah diadakan Bahasa Indonesia, tidak mempunyai riwayat
penelitian mengenai hal tersebut di Poli gangguan psikiatri, belum pernah menjadi
Hemodialisis RSD dr. Soebandi Jember. Hal responden penelitian serupa, dan bersedia
ini mendasari penulis untuk melakukan diwawancarai dan menandatangani informed
penelitian mengenai pengaruh dukungan consent. Kriteria inklusi yang digunakan
keluarga terhadap tingkat depresi pasien untuk keluarga adalah
CKD stadium 5D yang menjalani terapi
hemodialisis.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no. 1), Januari 2017 165


Fitrianasari, et al., Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Depresi Pasien Chronic....

keluarga yang mendampingi hemodialisis


pasien, turut merawat pasien dalam
Tingkat Depresi Presentase (%)
kehidupan sehari-hari, berusia >20 tahun,
dan bersedia diwawancarai dan Ringan 50
menandatangani informedconsent. Teknik
Sedang 23.3
pengambilan sampel yangdigunakan adalah
purposive sampling. Setelah dilakukan Berat 26.7
penjaringan berdasarkan kriteria inklusi,
didapatkan responden sebanyak 30 orang
yang memenuhi sebagai sampel penelitian.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam Tabel 1 menunjukkan distribusi tingkat


penelitian ini adalah kuesioner depresi pada pasien. Berdasarkan penelitian,
HamiltonDepression Rating Scale (HDRS) didapatkan hasil mayoritas responden
dan kuesionerdukungan keluarga. Analisis mengalami depresi ringan, yaitu sebanyak 15
data menggunakan uji normalitas Shapiro- pasien (50,0%). Responden dengan depresi
Wilk untuk mengetahui tingkat normalitas sedang sebanyak tujuh pasien (23,3%), dan
data. Selanjutnya, data akan diuji responden dengan depresi berat sebanyak
menggunakan uji korelasi Spearman untuk delapan pasien (26,7%).
mengetahui pengaruh dukungan keluarga
terhadap tingkat depresi pasien.

Tabel 2. Distribusi dukungan keluarga


yang diterima pasien
Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan selama tiga minggu pada


Januari 2016. berikut data yang diperoleh s e
lamapenelitianbesertaanalisi
s n y a menggunakan uji korelasi Spearman.

Tabel 1. Distribusi tingkat depresi


pada pasien
Dukungan
Keluarga Presentase (%)

Baik 70

Buruk 30

Tabel 2 menunjukkan distribusi dukungan yang mendapatkan dukungan keluarga baik


keluarga yang diterima pasien. Berdasarkan memiliki tingkat depresi ringan, yaitu
penelitian, didapatkan hasil mayoritas sebanyak 14 responden (46,7%). Responden
responden mendapatkan dukungan keluarga yang mendapatkan
baik, yaitu sebanyak 21 pasien (70,0%).
Responden yang mendapatkan dukungan
keluarga buruk berjumlah sembilan pasien
(30,0%).

Tabel 3. Distribusi dukungan keluarga


yang didapatkan berdasarkan tingkat
depresi pasien

Dukungan Keluarga (%)


Tingkat
Depresi

Baik Buruk

Ringan 46.7 3.3

Sedang 10 13.3

Berat 13.3 13.3

Ta b e l 3 m e n u n j u k k a n d i s t r i b u s i
dukungankeluargayangdidapa
tkanberdasarkantingkatdepre
s i p a s i e n . Berdasarkan tingkat depresi
pasien, didapatkan hasil mayoritas responden
dukungan keluarga buruk mayoritas -0,462 yang menunjukkan bahwa kekuatan
memiliki tingkat depresi sedang dan berat, korelasi antara dukungan keluarga dengan
yaitu masing-masing sebanyak empat tingkat depresi pasien CKD stadium 5D yang
responden (13,3%). menjalani hemodialisis adalah sedang karena
berada pada rentang 0,400 – 0,599. Arah
Hasil uji normalitas data menggunakan uji
korelasi adalah negatif yang berarti semakin
Shapiro Wilk menunjukkan nilai P 0,024.
semakin tinggi atau semakin baik dukungan
Hal ini menunjukkan bahwa data dalam
keluarga yang diberikan maka semakin
penelitian ini berdistribusi tidak normal.
rendah tingkat depresi pasien CKD stadium
Oleh karena itu, data dapat diuji
5D yang menjalani hemodialisis.
menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil
uji korelasi Spearman menunjukkan nilai Pembahasan
signifikansi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
(p) sebesar 0,01. Artinya, terdapat pengaruh
mengenai tingkat depresi pasien, didapatkan
dukungan keluarga terhadap tingkat depresi
hasil mayoritas responden mengalami depresi
pasien CKD stadium 5D yang menjalani
ringan (50%). Hasil ini menunjukkan bahwa
hemodialisis di RSD dr. Soebandi Jember.
pasien CKD yang menjalani
Nilai korelasi (r) dalam penelitian ini
hemodialisis seringkali
adalah
mengalami depresi. Hal ini sesuai dengan
penelitian Vasilios & Vasilios (2012) yang penyesuaian, maka dapat menyebabkan
menyatakan bahwa komplikasi psikologis gangguan jiwa [8].

adalah depresi [7]. Hal ini dikarenakan pasien Faktor yang diduga berperan dalam munculnya
CKD akan mengalami banyak perubahan depresi pada pasien CKD yang menjalani
dalam kehidupan sehari-harinya, seperti hemodialisis adalah faktor biologik dan
penurunan kemampuan fisik, keharusan psikososial. Kekurangan dalam penelitian ini
menjalani pengobatan secara rutin, perubahan adalah tidak meneliti kedua faktor tersebut,
pola makan dan gaya hidup, serta perubahan namun depresi yang ditemukan pada
kehidupan sosial. Perubahan-perubahan ini responden kemungkinan dapat dipengaruhi
merupakan stresor yang mengharuskan oleh kedua faktor tersebut. Pada faktor
individu untuk menyesuaikan diri dengan psikososial, pasien CKD mempunyai persepsi
keadaan dirinya saat ini. Namun, tidak semua diri akan kehilangan sesuatu yang sebelumnya
individu mampu melakukan adaptasi dan ada seperti kebebasan, pekerjaan dan
menanggulangi stresor tersebut. Apabila stres kemandirian. Hal ini bisa menimbulkan gejala
psikologis tersebut melampaui ambang depresi yang nyata sampai dengan
yang paling sering dialami pasien CKD glukokortikoid lain juga mengalami
yang menjalani hemodialisis peningkatan secara abnormal dalam tubuh

tindakan bunuh diri atau tidak m a u m e l a pada saat stres. Bila hal ini terjadi dalam

kukanterapihemodialisis. jangka waktu lama, akan mengganggu

Ketidakpatuhan akan diet yang disarankan metabolisme tubuh dan merusak sel yang

adalah suatu gejala putus asa yang mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis

merupakan salah satu ciri gejala depresi [9]. lainnya. Oleh karena itu, kondisi fisik pasien
akan semakin buruk dan tingkat depresi
Pada faktor biologi, pasien CKD yang pasien akan semakin tinggi.
menjalani hemodialisis bisa mengalami
depresi karena ketidakseimbangan hormon Berdasarkan penelitian mengenai dukungan

di dalam tubuh. Aktivitas stres keluarga yang didapatkan pasien, didapatkan

menyebabkan peningkatan sekresi kortisol hasil mayoritas responden mendapatkan

di dalam tubuh untuk membantu tubuh dukungan keluarga baik (70%). Keluarga

beradaptasi terhadap stres. Akan tetapi, mempunyai potensi besar sebagai sumber

peningkatan kadar kortisol mengakibatkan dukungan dan senantiasa bersedia untuk

penurunan fungsi serotonin yang memicu memberikan bantuan dan dukungannya ketika

terjadinya depresi [10]. Hormon individu membutuhkan. Keluarga sebagai


suatu sistem sosial,
mempunyai fungsi-fungsi yang dapat menjadi yang mengalami depresi ringan mendapatkan
sumber dukungan utama bagi individu, dukungan keluarga baik (46,7%), sedangkan
seperti membangkitkan perasaan memiliki mayoritas pasien dengan depresi sedang dan
antara sesama anggota keluarga, memastikan berat mendapatkan dukungan keluarga buruk
persahabatan yang (13,3%). Dari hasil penelitian dapat
berkelanjutan dan memberikan rasa aman disimpulkan bahwa keluarga responden sangat
bagi anggota-anggotanya [11]. Dukungan memperhatikan dan peduli pada kondisi a n g g
keluarga yang baik dapat menekan otakeluarganyayangmenjalani
munculnya stresor pada individu yang hemodialisis. Responden yang mendapatkan
menerima dukungan dan meningkatkan rasa dukungan keluarga baik menunjukkan bahwa k
percaya diri sehingga pasien dapat eluargamenyadaripasiensanga
menghadapi keadaan dirinya dengan baik. t membutuhkan kehadiran keluarga. Hal ini
Hal ini dapat menurunkan tingkat depresi sesuai dengan penelitian Yuliana (2015) yang
pasien. menyatakan bahwa keluarga sebagai orang
terdekat pasien yang selalu siap memberikan
Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh
dukungan moril maupun materi yang dapat
dukungan keluarga terhadap tingkat depresi
pasien, didapatkan hasil mayoritas responden
berupa informasi, perhatian, bantuan nyata
dan pujian bagi klien sehingga responden
merasa t e r k u r a n g i b e b a n n y a d a l
a m m e n j a l a n i pengobatan [12].

Dukungan keluarga diartikan sebagai


sumber coping yang mempengaruhi situasi
yang dinilai stressful dan membuat orang
yang stres mampu mengubah situasi,
mengubah arti situasi ataupun mengubah
reaksi emosinya terhadap situasi yang ada
[13]. Dukungan keluarga membuat individu
berkeyakinan bahwa mereka disayangi,
diperhatikan, dan akan mendapat b a n t u a
ndarioranglainbilamereka
membutuhkannya. Menurut Cukor dalam
Nugraha (2012), dukungan keluarga
diyakini memiliki peran penting dalam
adaptasi seseorang saat mengalami penyakit
kronis [14]. Dukungan keluarga juga
dihubungkan dengan perbaikan outcome
pasien terhadap penyakit kronis. Kandidat
untuk mediator antara d u k u n g a n k e l u
a r g a d a n m e n i n g k a t n y a kesehatan
adalah akses dan penggunaan yang lebih
baik terhadap layanan kesehatan, kepatuhan
terapi yang lebih baik, dan fungsi
psikologik, neuroendokrin, serta imunologik
yang lebih baik. Dukungan keluarga dapat Daftar Pustaka
membantu meningkatkan motivasi pasien
[1] Suwitra K. Buku Ajar Ilmu
ke hal yang lebih positif. Selain itu,
Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi
dukungan yang diberikan dapat
Kelima. Jakarta: Internal
menumbuhkan perasaan senang walaupun
Publishing; 2009.
dengan kondisi saat ini. Perasaan senang
[2] PERNEFRI. 4th Report of
pasien inilah yang dapat menurunkan
Indonesian Renal Registry 2011.
masalah psikologis pada pasien seperti
Jakarta: PERNEFRI; 2012.
cemas, stres, dan depresi. Sehingga, tingkat
[3] Smeltzer SC, Bare BG, editor.
depresi pada pasien yang mendapat
Buku Ajar Keperawatan Medikal
dukungan keluarga akan lebih rendah [15]
Bedah Brunner dan
Simpulan dan Saran Suddarth. Volume 2. Edisi 8. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.
Terdapat pengaruh dukungan keluarga
terhadap tingkat depresi pasien CKD [4] Rasmun. Stres, Koping dan
stadium 5D yang menjalani hemodialisis di adaptasi: Teori dan Pohon
RSD dr. Soebandi Jember. Semakin tinggi Masalah keperawatan. Jakarta:
dukungan keluarga yang didapatkan pasien Sagung Seto; 2004.
maka semakin rendah tingkat depresi [5] Kaplan H, Sadock B. Sinopsis
pasien tersebut. Psikiatri Ilmu Pengetahuan
Psikiatri Klinis. Jakarta:
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
Binarupa Aksara; 2010.
dengan populasi yang lebih besar serta
[6] Saraha SM, Kanine E, Wowiling
meneliti lebih lanjut faktor-faktor yang
F. Hubungan Dukungan Keluarga dengan
menyebabkan depresi dan buruknya
Depresi pada Pasien Penyakit Ginjal
dukungan keluarga yang dialami pasien
Kronik di Ruangan Hemodialisa BLU
CKD yang menjalani terapi hemodialisis.
RSUP Prof.
D r. R D K a n d o u M a n a d o . Ejournal
Keperawatan. 2013;
1(1): 1-6.

[7] Vasilios K, Vasilios K.


Depression in Patients with CKD:
A Person Centered Approach.
Journal Psychol Psychother.
2012; S3(002): 1-5.
[8] Maramis WF, Maramis AA.
Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa.
Edisi 2. Surabaya: Airlangga
Universitas Press; 2009.
[9] Andri. Gangguan Psikiatrik pada
Pasien Penyakit Ginjal Kronik.
Jurnal Psikiatri Kalbemed. 2013;
40(4): 257-259.
[10] Alfiyanti NE, Setyawan D,
Kusuma MAB. Pengaruh
Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Tingkat Depresi pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik yang
Menjalani Hemodialisis di Unit
Hemodialisa RS
Telogorejo Semarang. J u r n a l I l m u
Keperawatan dan Kebidanan. 2014; 1-14.

[11] Kuncoro. Dukungan Sosial


Keluarga Bagi Ibu Hamil.
Bandung: Rajawali Press; 2002.
168
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
Jalan Beliang No.110 Palangka Raya Telp/Fax. (0536) 3227707
E-Mail : stikesekaharap110@yahoo.com
LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Yosep Ekstrada


NIM : 2017.C.09a.0919
Angkatan : IX Sembilan
TahunAjaran/Semester : 2020/ 2021
Pembimbing : RimbaAprianti, S. Kep.,Ners

No Hari/Tgl/ Catatan Pembimbing Pembimbing Mahasiswa


Waktu

1. Rabu, 1. Pre Conference


Tanggal 24 2. Perbaiki Sistematika Penulisan
September 3. Perbaiki urutan dari sub tema
2020 4. Masukkan gambar anatomi ginjal
5. Perbaiki patway
6. Cari referensi 10 tahun terakhir
Sarjana Keperawatan 4B is inviting you to
a scheduled Zoom meeting
Topic : Pre conference PPK IV Kel. 4 kelas
4b (Hemodialisa)
Join Zoom Meeting
https://zoom.us/j/96919457787?pwd=RFN
zdXpPR2w4aDRsWittYmRtZExsZz09
Meeting ID: 969 1945 7787
Passcode: 6v7hHv

Anda mungkin juga menyukai