I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Z
Umur : 47 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Menikah Alamat:
Parenggean
Tgl MRS : 24 September 2020
Diagnosa Medis : CKD on HD
GENOGRAM KELUARGA :
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: HubunganKeluarga
: SatuRumah
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum :
Klien tampak lemah,kesadaran composmenthis,
klienberbaringdenganposisifowler, penampilanrapi.dan terpasang O2 nasal kanul 3 lpm.
2. Kepala
Bentuk kepala normal, tidakadabenjolan, tidakadalesi, wajah tidak tampak bengkak,
keadaan kulit kepala tampak bersih, tidak ada skuama, rambut klienberwarnahitam,
keadaan rambut tampak kering dan tidak mengkilat.
MasalahKeperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
3. Mata
Fungsi penglihatan baik, sklera berwarna putih, kornea bening, tidak ada edema
palpebra, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, pupil isokor, konjungtiva tampak
anemis.
MasalahKeperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
4. Leher
Tidak ada pembesaran pada vena jugularis sinsitra dan dekstra, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening (limfe), tidak ada massa, dan mobilitas leher bebas.
MasalahKeperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
5. Paru
Bentuk dada klientampaksimetris, nafas tampak tidak teratur,
tipepernapasanklienyaitumenggunakan dada danperut, suara nafas vesukuler, tidak
terdapat suara nafas tambahan, tidak tampak adanya cuping hidung dan terpasang O2
nasal kanul 3lpm.
Masalah Keperawatan :Pola nafas tidak efektif
6. Abdomen
Tidak terdapat asites atau pembengkakan di abdomen. Masalah Keperawatan
: Tidak ada masalah keperawatan.
7. Ekstremitas
Pada ekstrimitas bawah bagian dextra dan sinistra terdapat edema. Pitting oedem derajat
3kedalaman 6 mm dan waktu kembali 7 detik.Pergerakan sendi bebas.
Masalah Keperawatan:Kelebihan Volume Cairan.
8. Integument
Suhu kulit teraba hangat, warna kulit, turgor kurang baik. Masalah
Keperawatan:Tidak ada masalah keperawatan
D. Pre HD :
1. Keadaan Umum :
Klien tampak lemah,kesadaran composmenthis,
klienberbaringdenganposisifowler, penampilanrapi.dan terpasang O2 nasal kanul 3 lpm,
tampak bengkak pada ekstremitas bawah.
2. Tanda-tanda Vital :
Suhu 37, 0C, nadi/HR 119 x/menit, pernapasan/RR 24 x/menit, tekanan
darah/BP 151/103 mm Hg
Masalah Keperawatan : Kelebihan Volume Cairan
E. INTRA HD
1. Tanda-tanda Vital
Suhu 37, 0C, nadi/HR 119 x/menit, pernapasan/RR 24 x/menit, tekanan
darah/BP 151/103 mm Hg
Keluhan selama HD : Pasien mengatakan mual-mual dan sesak nafas
2. Nutrisi
a. Jenis Makanan : nasi, lauk pauk, sayur dan buah
Jumlah : 1/4 porsi (Tidak habis)
F. Post HD
1. Keadaan Umum :
Klien tampak lemah,kesadaran composmenthis,
klienberbaringdenganposisifowler, penampilanrapi.dan terpasang O2 nasal kanul 3 lpm,
tampak bengkak pada ekstremitas bawah.
2. Tanda-tanda Vital :
Suhu 37, 0C, nadi/HR 119 x/menit, pernapasan/RR 24 x/menit, tekanan darah/BP
151/103 mm Hg
Masalah Keperawatan : Intoleransi Aktivitas
3995
=
766,8
= 5,21 ml/min/1,73m2
Yosep Ekstrada
NIM : 2017.C.09a.0919
ANALISA DATA
1. Kelebihan volume cairan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi intake output 1. Mengetahui seberapa besar
berhubungan dengan adanya keperawatan selama 1x4jam, klien keseimbangan intake dan output klien.
edema dibuktikan diharapkan kelebihan volume 2. Observasi adanyaedema Kelebihan volume cairan
denganedema pada cairan dapat teratasi dengan
ekstremitas bawah bagian dextra kriteria hasil : padaekstermitasatasdanbaw ah. salah satu penyebab karena
dan sinistra dengan pitting edema 1. Edema berkurang (derajat 3. Observasi tekanan darah. ketidakseimbangan intake dan output.
berada pada derajat 3 dengan I dengan kedalaman 1 – 3 4. Anjurkanpada klien 2. Adanyaoedemmerupakankelebihan
kedalaman 6 mm dan waktu mm) untukmematuhi diet yang volume cairan (air dannatrium)
kembali 7 detik, BB pre HD : 50 2. Tidak adanya pitting sudahditentukan, dalamruangekstraseluler.
kg, minuman : ±600 cc/hari, edema berkurang sepertimembatasiminum 3. Salah satu cara untuk mengetahui
BAK : Sedikit, tidak 3. Tidak adanya suara nafas klien. peningkatan jumlah cairan yang
menentu±240 cc/hari, tambahan 5. Jelaskan kepada klien dapat diketahui dengan
balance cairan = +130,04 cc, 4. Balance cairan seimbang tentang diet tanpa garam meningkatnya beban kerja jantung
hasil pemeriksaan 24 September 5. TTV dalam rentang dan diet rendah protein akibat peningkatan TD.
2020: Ureum = normal: tinggi kalori. 4. Dialisis akan menurunkan volume
259 mg/dL; Creatinin = 10,65 TD : 120/80 mmHg N : 6. Kolaborasi dengan dokter cairan yang berlebih.
mg/dL; GFR = 5,21 60-100 x/menit R : 16- untuk program HD dengan 5. Natrium meningkatkan retensi
ml/min/1,73m2 , TTV Pre HD: 24 x/menit UF Goal 2,0 L (2000 ml) cairan dan meningkatkan volume
TD : 151/103mmHg; N S :36,5 – 37,5oC dalam waktu 4,20 jam. plasma. Diet rendah protein untuk
: 119 x/menit; R : 24 x/menit; S : menurunkan insufisiensi ginja dan
37,0oC. retensi nitrogen yang akan
meningkatkan BUN (Blood Urea
Nitrogen). Diet tinggi kalori untuk
cadangan energi dan mengurangi
katabolisme protein.
6. Membuang bahan sisa yang bersifat
racun di dalam tubuh.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Diagnosa
Implementasi Evaluasi (SOAP) TandaTangandanNamaPerawat
Jam Keperawatan
Kamis, 24 Dx 1 1. Mengukur TTV klien S : Klien mengatakan sesak
September 2. Memonitor pola nafas berkurang.
2020 klien O:
14:30 WIB 3. Memberikan posisi yang - TTV Post HD
nyaman (semi TD : 165/99 mmHg
fowler/fowler) N :103 x/menit
4. Berkolaborasi dalam R :23 x/menit S
pemberian terapi : 37,0ºC
pemasangan O2 nasal - Klien tampak lemas
kanul. - Tidak terlihat retraksi dinding
dada
- Posisi berbaring klien: fowler
- Klien terpasang O2 nasal kanul Yosep Ekstrada
3lpm.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi
1. Memberikan posisi yang
nyaman (semi
fowler/fowler)
2. Berkolaborasi dalam pembe-
rian terapi pemasangan O2
nasal kanul.
Junat, 25 Dx 2 1. Mengobservasi tekanan S : Klien mengatakan kakinya
September darah. masih bengkak.
2020 2. Mengobservasi adanya
14:30 WIB edema pada ekstermitas O:
atas danbawah. - TTV Intra HD
3. Menganjurkan pada klien TD : 177/95 mmHg N :
untuk mematuhi diet yang 106 x/menit
sudah ditentukan, seperti R : 24 x/menit S :
membatasi minum klien. 37,0ºC
4. Berkolaborasi dengan - TTV Post HD
dokter untuk program HD. TD : 165/99 mmHg N :
Time : 4,2 jam 103 x/menit
UF Goal : 2,00 L R : 23 x/menit S :
UF Rate : 0.47 L/h QB 37,0ºC
: 250 ml/menit - BB Post HD : 49 kg
- Edema berada pada derajat 3 Yosep Ekstrada
dengan kedalaman 5 mm dan
waktu kembali 6 detik.
- Intake
AM : 5x50kg ÷24jam
= 10,42cc/kg/jam
= 10,42 x 6 jam
=62,52cc/6jam Minuman/Minum
: ±250cc Output
IWL : 15x50kg ÷24jam
= 31,25cc/kg/jam
= 31,25 x 6 jam
= 187,5cc/12jam
BAB/BAK : -
Balance cairan
Intake – output
= (62,52+250) –
(187,5)
= 312,52 – 187,5
= + 125,02 cc
- Klien tampak rileks
A:Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi
1. Anjurkan pada klien untuk
mematuhi diet yang sudah
ditentukan,
sepertimembatasiminumklie
n.
2. Anjurkan klien untuk sering
melakukan hemodialisa
sesuai jadwal yang
ditentukan
3. Kolaborasi dengan dokter
untuk program HD.
A. Cairan Untuk CKD
Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal yang menurun
secara cepat dan fungsi tersebut tidak dapat kembali seperti semula,
yaitu dimana ginjal mengalami kegagalan dalam mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
B. Terapi Cairan
Terapi cairan pada orang dewasa normal dalam 24 jam :
Masukan
Total : 2200-2700 ml
Haluaran
Urin : 1200-1500 ml
Fases : 100-200 ml
Paru: 400 ml
Kulit : 500-600 ml
Total : 2200-2700 ml
A. Topik
B. Sasaran
1. Program : Pasien Dan Keluarga
2. Penyuluhan : Keseimbangan Cairan Pada Pasien ( CKD )
Melalui Aplikasi Zoom/Virtual.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah diberikan pendidikan atau penyuluhan
kesehatan selama 15 menit di harapkan pasien dan
keluarga dapat mengetahui dan memahami tentang
Keseimbangan Cairan Pada Pasien ( CKD )
Mampu memahami pengertian Keseimbangan Cairan
2. Tujuan Khusus :
Pada Pasien ( CKD )
Mampu memahamiTerapi Keseimbangan Cairan Pada
Pasien ( CKD )
Mampu memahami tanda dan gejalaKetidak
Seimbangan Cairan Pada Pasien ( CKD ) Mampu
memahami Hal yang perlu diperhatikan
Keseimbangan Cairan Pada Pasien ( CKD )
Mampu memahami Anjuran Keseimbangan Cairan
Pada Pasien ( CKD )
H. Tugas Pengorganisasian
1) Moderator : Yosep Ekstrada
1. Membuka acara penyuluhan
2. Menjelaskan tujuan dan topik yang akan disampaikan
3. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
4. Mengatur jalannya diskusi
3. Leader : Yosep Ekstrada
1. Menyampaikan materi penyuluhan
2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan
3. Mengucapkan salam penutup
4. Fasilitator :
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan
2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir
3. Membuat dan membagikan absen peserta penyuluhan
4. Membagikan konsumsi
5. Dokumentasi :
1. Mengambil foto saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan
2. Bertanggung jawab menyimpan semua data dokumentasi yang berupa
gambar atau foto.
Keseimbangan Cairan Pada
CAIRAN UNTUKCKD ? Total : 2200-2700 ml
Pasien CronicKidney Disease
(CKD) Gagal ginjal kronik Haluaran
adalah gangguan fungsi Urin : 1200-1500 ml
ginjal yang menurun
secara cepat dan fungsi Fases : 100-200 ml
tersebut tidak dapat
Paru: 400 ml
kembali
seperti semula, yaitu dimana ginjal Kulit : 500-600 ml
Oleh: mengalami kegagalan dalam
mempertahankan keseimbangan Total : 2200-2700 ml
Nama : Yosep Ekstrada NIM :
cairan dan elektrolit.
TANDA DAN GEJALA
( 2017.C.09a.0919 )
TERAPI CAIRAN 5. Anemia, karena berkurangnya
Terapi cairan pada orang dewasa produksi eritropoetin
normal dalam 24 jam : 6. Nyeri Dada akibat penimbunan
Masukan cairan di paru-paru
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA 7. Edema, karena penimbunan
RAYASEKOLAH TINGGI ILMU Cairan oral : 1100-1400 ml
KESEHATANPROGRAM STUDI cairan di ekstremitas
Air dalam makanan : 800-1000 ml
SARJANAKEPERAWATAN 8. Ascites, penimbunan cairan
TAHUN AJARAN 2020 Air hasil metabolism : 300 ml pada rongga perut
HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN
Cairan
Karena jika pasien gagal ginjal kronik
terlalu banyak menkonsumsi cairan,
maka cairan yang ada akan
menumpuk di dalam tubuh sehingga
dapat menyebabkan edema ANJURAN PADA PASIEN
( pembengkakan ). DENGAN GAGAL GINJAL
KRONIK :
Devita Luthfia Fitrianasari, Justina Evy Tyaswati, Ida Srisurani Wiji Astuti Fakultas
Abstract
Chronic Kidney Disease (CKD) is a disease with progressive and irreversible reduction in
kidney function. Patient with CKD Stage 5D requires hemodialysis to support their life.
Hemodialysis should be conducted for their long life which can be a stressor lead to
depression. Therefore, family support is necessary to treat depression in CKD patients. The
aim of this study was to analyze the effect of family support on depression level of patient
with CKD stage 5D undergoing hemodialysis. This was a correlation analytical study design
with cross sectional approach involving 30 correspondents. Data were collected by using
HDRS questionnaire to measure patient's depression level and Family Support
questionnaire to measure family's support level. Data were analyzed by using Spearman
correlation test. The results showed that 50% of respondents had mild depression and 50%
of respondents got good family support. Spearman correlation test showed significance (p)
of 0.010 with correlation coefficient (r) of -0.462. Thus, we can conclude that there was an
influence of family support on depression level of patient with CKD stage 5D undergoing
hemodialysis at dr. Soebandi Hospital Jember. The higher the family support, the lower the
patient's depression level.
Abstrak
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah penyakit penurunan fungsi ginjal yang progresif dan
adalahpenyakit penurunan fungsi ginjal yang hidupnya [3]. Keadaan ketergantungan pada
progresif dan tidak dapat lagi pulih atau mesin dialisis seumur hidup serta
kembali sembuh secara total seperti sediakala penyesuaian diri terhadap kondisi sakit
(LFG) < 60 mL/menit dalam waktu 3 bulan kehidupan pasien. Perubahan dalam
atau lebih, sehingga tubuh gagal kehidupan merupakan salah satu pemicu
menyebabkan uremia. Secara global, lebih sebagai stresor [4]. Terjadinya stres karena
dari 500 juta orang mengalami CKD. Di stresor yang dirasakan dan dipersepsikan
Amerika Serikat, data tahun 1995-1999 individu, merupakan suatu ancaman yang
kasus perjuta penduduk pertahun, dan angka Depresi merupakan satu masa terganggunya
ini meningkat sekitar 8% setiap tahunnya [1]. fungsi manusia yang berkaitan dengan alam
Prevalensi penderita gagal ginjal di Indonesia perasaan yang sedih dan gejala penyertanya,
pada tahun 2005 berjumlah 4.977 pasien baru termasuk perubahan pada pola
dan 1.885 pasien aktif, sedangkan pada tahun
tidur dan nafsu makan, psikomotor,
2011 meningkat menjadi 15.353 pasien baru
konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus
dan 6.951 pasien aktif. Jumlah penderita
asa dan tidak berdaya, serta rasa ingin bunuh
CKD yang melakukan dialisis dan
diri. Depresi merupakan salah satu gangguan
transplantasi ginjal diproyeksikan meningkat
mood yang ditandai oleh hilangnya
dari 340.000 pada tahun 1999 menjadi
perasaankendali dan pengalaman subjektif
651.000 pada
adanya penderitaan berat. Mood adalah
tahun 2010 [2].
keadaan emosional internal yang meresap
Pasien CKD yang telah mencapai stadium 5D dari seseorang, dan bukan afek, yaitu ekspresi
membutuhkan renal replacementtherapy dari isi emosional saat itu [5]. Depresi
untuk menunjang kehidupannya. Salahsatu merupakan masalah psikologis yang paling
bentuk renal replacement therapy adalah sering dihadapi oleh pasien CKD terutama
terapi hemodialisis. Pasien yang menjalani pasien CKD stadium 5D yang harus
hemodialisis membutuhkan waktu 12-15 jam menjalani hemodialisis. Depresi dapat
setiap minggunya, atau paling sedikit 3- dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
penurunan fungsi organ tubuh, kehilangan
sumber nafkah, perubahan gaya hidup dan Metode Penelitian
sebagainya. Untuk itu pendekatan keluarga
Desainyangdigunakandalam
sangat diperlukan dalam penatalaksanaan
penelitian ini adalah rancangan penelitian
depresi yaitu dengan memberikan dukungan
analitik korelasi dengan pendekatan
kepada pasien. Dukungan keluarga
crosssectional. Populasi penelitian ini adalah
dapatdiwujudkan dengan
pasienyang menjalani hemodialisis beserta
bersikapempati, memberikan
keluarga pasien yang mendampingi
perhatian, dorongan, saran, pengetahuan dan
hemodialisis di Poli Hemodialisis RSD dr.
sebagainya. Melalui dukungan keluarga,
Soebandi Jember pada bulan Januari 2016,
pasien akan merasa masih ada yang
dengan jumlah total pasien CKD yang
memperhatikan s e h i n g g a p a s i e n d a p
menjalani hemodialisis sebanyak 64 orang .
a tmenanggulangi stresnya [6].
Penelitian ini sudah mendapat izin berupa
Berdasarkan uraian di atas, penderita CKD
ethical clearance dari Komisi Etik Fakultas
stadium 5D yang harus menjalani terapi
Kedokteran Universitas Jember.
hemodialisis akan mengalami perubahan
dalam kehidupannya dan dapat jatuh ke Kriteria inklusi yang digunakan untuk pasien
dalam kondisi depresi, sehingga diperlukan adalah pasien CKD stadium 5D yang
dukungan keluarga untuk memperbaiki menjalani hemodialisis <2 tahun berturut-
kualitas hidup dan kondisi kejiwaan pasien. turut, berusia >20 tahun, mampu berbicara
Sampai saat ini, belum pernah diadakan Bahasa Indonesia, tidak mempunyai riwayat
penelitian mengenai hal tersebut di Poli gangguan psikiatri, belum pernah menjadi
Hemodialisis RSD dr. Soebandi Jember. Hal responden penelitian serupa, dan bersedia
ini mendasari penulis untuk melakukan diwawancarai dan menandatangani informed
penelitian mengenai pengaruh dukungan consent. Kriteria inklusi yang digunakan
keluarga terhadap tingkat depresi pasien untuk keluarga adalah
CKD stadium 5D yang menjalani terapi
hemodialisis.
Baik 70
Buruk 30
Baik Buruk
Sedang 10 13.3
Ta b e l 3 m e n u n j u k k a n d i s t r i b u s i
dukungankeluargayangdidapa
tkanberdasarkantingkatdepre
s i p a s i e n . Berdasarkan tingkat depresi
pasien, didapatkan hasil mayoritas responden
dukungan keluarga buruk mayoritas -0,462 yang menunjukkan bahwa kekuatan
memiliki tingkat depresi sedang dan berat, korelasi antara dukungan keluarga dengan
yaitu masing-masing sebanyak empat tingkat depresi pasien CKD stadium 5D yang
responden (13,3%). menjalani hemodialisis adalah sedang karena
berada pada rentang 0,400 – 0,599. Arah
Hasil uji normalitas data menggunakan uji
korelasi adalah negatif yang berarti semakin
Shapiro Wilk menunjukkan nilai P 0,024.
semakin tinggi atau semakin baik dukungan
Hal ini menunjukkan bahwa data dalam
keluarga yang diberikan maka semakin
penelitian ini berdistribusi tidak normal.
rendah tingkat depresi pasien CKD stadium
Oleh karena itu, data dapat diuji
5D yang menjalani hemodialisis.
menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil
uji korelasi Spearman menunjukkan nilai Pembahasan
signifikansi
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
(p) sebesar 0,01. Artinya, terdapat pengaruh
mengenai tingkat depresi pasien, didapatkan
dukungan keluarga terhadap tingkat depresi
hasil mayoritas responden mengalami depresi
pasien CKD stadium 5D yang menjalani
ringan (50%). Hasil ini menunjukkan bahwa
hemodialisis di RSD dr. Soebandi Jember.
pasien CKD yang menjalani
Nilai korelasi (r) dalam penelitian ini
hemodialisis seringkali
adalah
mengalami depresi. Hal ini sesuai dengan
penelitian Vasilios & Vasilios (2012) yang penyesuaian, maka dapat menyebabkan
menyatakan bahwa komplikasi psikologis gangguan jiwa [8].
adalah depresi [7]. Hal ini dikarenakan pasien Faktor yang diduga berperan dalam munculnya
CKD akan mengalami banyak perubahan depresi pada pasien CKD yang menjalani
dalam kehidupan sehari-harinya, seperti hemodialisis adalah faktor biologik dan
penurunan kemampuan fisik, keharusan psikososial. Kekurangan dalam penelitian ini
menjalani pengobatan secara rutin, perubahan adalah tidak meneliti kedua faktor tersebut,
pola makan dan gaya hidup, serta perubahan namun depresi yang ditemukan pada
kehidupan sosial. Perubahan-perubahan ini responden kemungkinan dapat dipengaruhi
merupakan stresor yang mengharuskan oleh kedua faktor tersebut. Pada faktor
individu untuk menyesuaikan diri dengan psikososial, pasien CKD mempunyai persepsi
keadaan dirinya saat ini. Namun, tidak semua diri akan kehilangan sesuatu yang sebelumnya
individu mampu melakukan adaptasi dan ada seperti kebebasan, pekerjaan dan
menanggulangi stresor tersebut. Apabila stres kemandirian. Hal ini bisa menimbulkan gejala
psikologis tersebut melampaui ambang depresi yang nyata sampai dengan
yang paling sering dialami pasien CKD glukokortikoid lain juga mengalami
yang menjalani hemodialisis peningkatan secara abnormal dalam tubuh
tindakan bunuh diri atau tidak m a u m e l a pada saat stres. Bila hal ini terjadi dalam
Ketidakpatuhan akan diet yang disarankan metabolisme tubuh dan merusak sel yang
adalah suatu gejala putus asa yang mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis
merupakan salah satu ciri gejala depresi [9]. lainnya. Oleh karena itu, kondisi fisik pasien
akan semakin buruk dan tingkat depresi
Pada faktor biologi, pasien CKD yang pasien akan semakin tinggi.
menjalani hemodialisis bisa mengalami
depresi karena ketidakseimbangan hormon Berdasarkan penelitian mengenai dukungan
di dalam tubuh untuk membantu tubuh dukungan keluarga baik (70%). Keluarga
beradaptasi terhadap stres. Akan tetapi, mempunyai potensi besar sebagai sumber
penurunan fungsi serotonin yang memicu memberikan bantuan dan dukungannya ketika