KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Karakteristik Dasar
a. Morfologi Karst
Karst berasal dari bahasa Jerman yang diambil dari
bahasa slovenia yaitu kras atau lahan gersang dan
berbatu, istilah kras sendiri diadopsi dari bentuk lahan
yang di donminasi oleh proses pelarutan. Menurut
Haryono (2004) topografi di daerah karst memiliki
bentuk yang sangat beraneka ragam. Menurut
Gvozdeckij dalam Haryono (2004) karst di bedakan
menjadi:
a. Bare karst bentuknya mirip dengan karst
Dinaric/holokarst
b. Covered karst terbentuk apabila batuan karbonat
tertutup lapisan aluvium, material fluvio-glacial dan
batuan lain seperti batupasir.
c. Soil covered karst terbentuknya karst yang mengalami
perkembangan di batugamping yang tertutup tanah
d. Buried karst adalah karst yang tertutup batuan lain,
sehingga batuan karst hanya dapat diketahui dari data
bor.
e. Tropical karst of cone karst adalah karst yang
terbentuk di wilayah tropis.
f. Permafrost karst adalah karst yang terbentuk di
wilayah bersalju.
17
18
- Penutup lahan
Penutup lahan mendorong proses karstifikasi
karena berkaitan dengan penguraian sisa sisa vegatasi
yang telah lapuk, yaitu seperti daun dan ranting
kering yang akan menghasilkan CO2 yang akan
memperepat proses pelarutan.
- dan temperatur
Temperatur mendorong proses karstifikasi karena
berkaitan dengan perkembangan organisme penghasil
CO2 pada tanah semakin tinggi CO2 maka semakin
pula besar proses pelarutan.
Haryono,Adji 2004
Gambar 2.1 Bukit karst.
b. Karakteristik dasar
Karts merupakan daerah yang sangat unik dan
spesifik. Menurut Endah (2007:1) daerah karst sangat
unik karena mempunyai morfologi dengan memiliki
20
c. Persebaran karst
Secara umum kars tersebar hampir di seluruh dunia
dan memliki karakteristik tersendiri di setiap
wilayahnya, menurut Sweeting, dalam Haryono & Adjie,
(2004:3) faktor iklim lah yang mempengaruhi
21
d. Lapisan tanah
Fenomena tanah pada perbukitan di topografi karst
sangatlah unik, seperti warna tanah menurut Mulyanto
(2007:1) warna tanah di tentukan dari ketinggian atau
posisi dari tanah tersebut. Menurut Poerwowidodo
(1991) dalam Mulyanto (2007:1) warna tanah di
pengaruhi oleh empat jenis bahan yaitu :
a. senyawa besi
b. seyawa mangan dan magnetit
c. kuarsa dan feldspar
22
d. bahan organik
Mulyanto (2007:1-2) juga menambahkan bentang
lahan perbukitan tropis menunjukan seurutan warna
tanah yang kemerahan, kekuningan sampai ke abu-
abuan, perbedaan warna tersebut tentunya di karenakan
adanya susunan mineral yang berbeda baik primer
maupun sekunder.
Pendapat lain menurut William B. White (1998 : 224)
tanah yang berada di atas daerah kars berasal dari
berbagai tempat yaitu :
a. Tanah sisa yang berasal dari butiran batuan karbonat
yang tidak terlarutkan
b. Tanah coluvial yag berasal dari daerah non karbonat
atau kapur yang berada di lembah lembah yang di
batasi lereng yang curam
c. Tanah aluvial yang terbawa oleh aliran permukaan
d. Materi glasial ataupun hasil sisa dari masa pleisosen
yang terangkut ataupun yang telah terproses
Sumber: Ravbar,1988
Gambar 2.2 Proses penyaringan polutan.
2. Erosi
a. Jenis Erosi
Erosi menurut (Indriati 2012:18; Lee 2003:1) erosi
merupakan terangkutnya material material tanah dari
satu tempat ke tempat lan dengan tenaga alami seperti
angin dan air. Erosi memiliki beberapa macam dimana
perbedaan jenis erosi di tinjau dari produk akhir yang di
hasilkan, antara lain:
a. Erosi percikan
Erosi ini terjadi pada saat awal hujan, erosi ini
akan kuat apabila keadaan vegetasi yang jarang.
b. Erosi lembar
Erosi ini terjadi pada saat sudah terjadi
genangan, erosi ini terjadi pada derah yang
relatif seragam permukaannya.
c. Erosi alur
Erosi ini di dahului adanya limpasan permukaan,
semakin besar konsentrasi maka akan meningkat
pula daya rusaknya.
d. Erosi selokan
Erosi ini akan terlihat apabila amati dengan
steoroskop. Erosi selokan berkorelasi positif
dengan pengembalaan ternak.
e. Erosi tanah longsor dan erosi pinggir sungai
Kedua erosi tersebut berdampak teriptanya
sedimentasi di aliran sungai.
b. Intensitas Hujan
Air hujan bisa mengakibatkan erosi karena memiliki
kekuatan untuk mempengaruhi atau merubah tanah
yang berada di permbukaan bumi. Menurut Tarigan dkk
(2011 : 2) air hujan yang jatuh di tanah memiliki dua
tenaga yaitu:
a. Energi kinetik
Ketika air hujan jatuh ke tanah dalam kecepatan
tertentu sehingga dapat menghancurkan agregat-
agregat tanah.
b. Energi potensial
26
3. Pengukuran Erosi
a. Metode skala plot
Dalam pengukuran laju erosi ada beberapa cara untuk
melakukan pengukuran erosi di lapangan. Menurut
Alexander (2010:4) ada empat cara yang secara umum di
gunakan untuk menghitung erosi yaitu menggunakan
petak plot erosi dan metode tongkat erosi, pengukuran
penurunan permukaan tanah, metode ukur cepat
Tentunya kedua metode tersebut memiliki kelebihan
tersendiri.
Peneliti di sini menggunakan metode petak erosi plot
atau biasa di sebut box plot. Metode box plot dalam
pengaplikasiannya yaitu membuat suatu box yang di
letakkan pada daerah yang akan di teliti dengan searah
kemringan lereng dengan ukuran yang di tentukan oleh
peneliti sesuai dengan keadaan lapangan.
1. Dela Risnain Tarigan, Pengaruh erosivitas dan Daerah aliran sungai Topografi memiliki pengaruh
topografi terhadap secang, desa hargotirto, terhadap erosi yaitu sekitar
kehilangan tanah pada kecamatan kokab 0,93
erosi alur di Daerah aliran kabupaten kulonprogo
sUngai secang, desa
hargotirto, kecamatan
kokab kabupaten
kulonprogo
2. Nisye Frisca Andini, Perhitungan erosi tanah Di kanagarian aei Adanya tingat erosi yang
dan aliran permukaan batumbak kabupaten berbeda antara hutan, semak
menggunakan plot belukar, ladang, dan lahan
terhadap penggunaan terbuka.
lahan di kanagarian aei
batumbak kabupaten
3. Angga aleksander, Aliran permukaan dan Hutan alam, Provinsi Adanya perbedaan hasil
2010 erosi permukaan tanah di sumatera barat antara metode plot dan
areal pengusahaan hutan metode tongkat , erosi yang
alam produksi PT. terjadi di hutan alam adalah
ANDALAS MERAPI 33.463.702,6 m3/tahun dan
TIMBER 61.564,3 ton/tahun.
Provinsi sumatera barat
4. Tingkat erosi permukaan DAS alo-pohu provinsi Adanya perbedaan erosi di
pada lahan pertanian Gorontalo setiap tempat antara lain
17
32
D. Kerangka berfikir
Tujuan di buatnya keragka berfikir yaitu untuk
menyelaraskan ide dan pemikiran peneliti dengan
kemampuan pembaca agar tidak ada perbedaan
pemahaman antara peneliti dengan pembaca. Dengan
kata lain kerangka berfikir di gunakan untuk
menjelaskan masalah yang di teliti, variabel penelitian
dan teori –teori yang relevan dengan penelitian sehingga
mudah di fahami.
Berikut adalah kerangka berfikir dari penelitian yang
bertajuk “Kehilangan tanah penutup area tangkapan
hujan mata air Goa Gremeng’’
17
34
Kerangka berfikir
Hujan (X1),
Kelerengan (X2)
Intensitas
Tanah tererosi
(Y)
korelasi
Box plot
Kehilangan tanah