Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit hepatitis adalah suatu peradangan hati yang bisa berkembang


menjadi fibrosis (jaringan parut), sirosis atau kanker hati. Hepatitis
disebabkan oleh berbagai factor seperti infeksi virus, zat beracun (misalnya
alcohol, obat-obatan tertentu) dan penyakit autoimun. Penyebab paling umum
hepatitis adalah disebabkan oleh Virus Hepatitis B dan C (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2017). Infeksi virus Hepatitis B merupakan
masalah global yang serius pada dunia kesehatan saat ini (World Health
Organization, 2016). Penularan Hepatitis B Virus (HBV) dapat terjadi melalui
pola vertical dan horizontal, pada pola vertical terjadi pada ibu hamil dengan
HBsAg positif terhadap bayinya melalui proses persalinan (penularan
perinatal). Selain itu, penularan infeksi HBV dengan pola horizontal dapat
melalui luka di kulit atau selaput lendir, misalnya melalui suntikan, tranfusi
darah, alat operasi, kejadian tertusuk jarum, pembuatan tattoo dan tindik,
serta luka pada selaput lender, mulut, hidung dan saat melakukan hubungan
intim (Handojo, 2014).

WHO menyatakan bahwa mother to child transmission (MTCT) adalah


cara utama dari penularan HBV di seluruh dunia. Meskipun adanya
peningkatan pemberian vaksin HBV pada bayi di seluruh dunia, MTCT
masih menyumbang sekitar 50% dari jumlah yang penderita baru yang
mengalami infeksi HBV. (Thio Cl, 2014). Di negara endemis termasuk
Indonesia, penularan virus Hepatitis B secara vertical masih memegang
peranan penting dalam penyebaran virus Hepatitis B. Data menunjukan
sebanyak 90% anak yang lahir dari ibu hamil dengan Hepatitis B positive
akan tertular melalui pola vertical yang nantinya akan berkembang
mengalami Hepatitis B kronis bila tidak ditangani segera (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, 2012).

1
2

Martha, Ali, Frank, George dan Seth (2016) menyatakan kepedulian


dari ibu hamil tentang Hepatitis B dan pengetahuan yang cukup akan mampu
mencegah terinfeksinya penyakit Hepatitis B. Komponen wajib berbagai test
medis yang dibutuhkan setiap calon wanita yang mengunjungi fasilitas
kesehatan untuk layanan antenatal termasuk test klinis untuk infeksi HVB.
Dengan demikian, diharapkan semua wanita hamil akan diskrining HBV dan
juga memiliki beberapa pengetahuan tentang penyakit HBV terutama rute
penularan perinatal (Chan OK, Lao TT, Suen dan Lueng, 2012). Akan tetapi
hal itu dibantah oleh penelitian yang dilakukan di daerah Nigeria yang
mengkaji pengetahuan dari 643 ibu hamil tentang Hepatitis ditemukan bahwa
sejumlah 76% dari ibu hamil tesebut memiliki pengetahuan yang tidak
adekuat mengenai infeksi HBV (Adeyemi, Enabor, Ugwu, Bello dan
Olayemi, 2013).

Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI), mengatakan bahwa


masalah Hepatitis yang paling rawan ada pada wanita hamil. Hepatitis B ada
pada anak karena ia masuk melalui jalan lahir ibunya. Sekitar 3,9% ibu hamil
merupakan pengidap hepatitis dengan risiko transmisi martenal kurang lebih
sebesar 90% anak yang tertular secara vertical dari ibu dengan HBsAg
positive selama tahun pertama kehidupan. Anak-anak yang terinfeksi sebelum
usia 6 tahun sejumlah 30-50%, dan sejumlah 25% anak tersebut akan
mengalami penyakit hati kronis atau kanker hati. Maka pencegahan penularan
secara vertical merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam
memutus rantai penularan Hepatitis B (WHO, 2016).

Provinsi daerah Bali menduduki posisi ke-10 dari 34 provinsi di


Indonesia yang memiliki jumlah HBsAg positive yakni sebesar 1,47% dari
32.489 ibu hamil yang dilakukan pemeriksaan HbsAg (Profil Kesehatan
Indonesia, 2018). Sedangkan pada wilayah Kabupaten Badung khususnya di
UPT. Puskesmas Kuta Utara jumlah ibu hamil dengan HbsAg yang reaktif
selalu ada disetiap bulannya. Pada bulan Mei 2019 dari 188 jumlah ibu hamil
yang diperiksa HBsAg terdapat 5 orang ibu hamil yang reaktif, pada bulan
3

Juni 2019 dari 117 jumlah ibu hamil yang diperiksa terdapat 5 orang ibu
hamil yang reaktif, sedangkan pada bulan Juli 2019 dari 161 jumlah ibu hamil
yang diperiksa terdapat 5 orang ibu hamil yang reaktif (Sistem Informasi
Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan Kabupaten Badung, 2019).

Wilayah Puskesmas Kuta Utara merupakan wilayah dengan kepadatan


penduduk terbesar kedua setelah wilayah Kuta dengan jumlah 78.744 jiwa
(UPT Puskesmas Kuta Utara, 2018). Kepadatan penduduk ini di dominasi
oleh masyarakat – masyatakat pendatang, masyarakat pendatang ini
merupakan penduduk pendatang dari luar wilayah Bali yakni daerah Nusa
Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Jawa. Data
menunjukan wilayah Puskesmas Kuta Utara merupakan wilayah puskesmas
dengan jumlah ibu hamil dengan hasil pemeriksaan HBsAg positive
terbanyak di wilayah Kabupaten Badung yakni dari bulan Januari hingga
September tahun 2019 terdapat sebanyak 63 orang. Tercatat jumlah ibu hamil
yang reaktif tersebut sebanyak 90% di dominasi oleh ibu hamil yang
merupakan masyarakat pendatang, sedangkan masyarakat atau penduduk asli
daerah Kuta Utara hanya terdapat sekitar 10% yang reaktif HbsAg.

Sejalan dengan hal tersebut dilihat dari sisi pendidikan dan kemudahan
pemanfaatan informasi dan teknologi yang berbeda-beda pada setiap wilayah
di Indonesia, pemaparan atau sosialisasi dari tenaga kesehatan mengenai
penyakit Hepatitis B yang masih kurang, serta mengacu pada jumlah
pravalensi penyakit Hepatitis B pada ibu hamil yang berisiko untuk ditularkan
pada bayinya di daerah Kuta Utara, dimana pada wilayah tersebut memiliki
jumlah ibu hamil dengan HbsAg positive pada setiap bulannya. Selain itu
masih belum adanya penelitian tentang pengetahuan dan sikap ibu hamil yang
kurang dalam mencegah penyakit hepatitis B menular dari ibu hamil ke
bayinya di wilayah Puskesmas Kuta Utara. oleh karena itu rencana penelitian
ini akan dilakukan di wilayah UPT. Puskemas Kuta Utara.
4

Berdasarkan penjelasan diatas, kurangnya pengetahuan dan sikap yang


kurang terhadap advokasi kesehatan ibu hamil terhadap anaknya dan
didukung dengan penelitian-penelitian terkait mengenai pengetahuan serta
sikap ibu hamil terhadap penularan penyakit hepatitis oleh ibu hamil yang
positive HBsAg terhadap anaknya (mother to child transmission) belum
pernah dilakukan sebelumnya pada wilayah Kuta Utara. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk
mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap
penularan hepatitis B dari ibu ke bayinya di UPT. Puskesmas Kuta Utara.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang pada penyusunan Proposal Penelitian
diatas maka rumusan masalah yang muncul yakni: “Apakah Ada Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil mengenai Penyakit Hepatitis B Terhadap
Sikap Ibu dalam Mencegah Terjadinya Penyakit Hepatitis B melalui Penularan
Secara Vertikal di wilayah UPT.Puskesmas Kuta Utara”.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, penulis
merumuskan tujuan penulisan pada penyusunan Proposal Penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
mengenai Penyakit Hepatitis B Terhadap Sikap Ibu dalam Mencegah
Terjadinya Penyakit Hepatitis B melalui Penularan Secara Vertikal di
wilayah UPT.Puskesmas Kuta Utara.

2. Tujuan Khusus
Dengan menganalisa dua variabel, maka diharapkan penulis mampu:
a. Untuk mengidentifikasi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil terhadap
penyakit Hepatitis B di wilayah UPT. Puskesmas Kuta Utara.
5

b. Untuk mengidentifikasi Sikap Ibu dalam Mencegah Terjadinya


Penyakit Hepatitis B melalui Penularan Secara Vertikal di wilayah
UPT. Puskesmas Kuta Utara.
c. Untuk mengidentifikasi Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
mengenai Penyakit Hepatitis B Terhadap Sikap Ibu dalam Mencegah
Penularan Hepatitis B dari Ibu Hamil ke Bayinya (Mother To Child
Transmission) di wilayah UPT.Puskesmas Kuta Utara.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah serta tujuan tersebut,
penulis merumuskan manfaat penulisan pada penyusunan Proposal Penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai sumber informasi mengenai
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil mengenai Penyakit Hepatitis B
Terhadap Sikap Ibu dalam Mencegah Terjadinya Penyakit Hepatitis B
melalui Penularan Secara Vertikal di wilayah UPT.Puskesmas Kuta
Utara.Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga mengenai penyakit
Hepatitis khususnya penyakit Hepatitis B pada Ibu Hamil.
b. Bagi Tempat Penelitian
Sebagai bahan masukan dalam upaya mengembangkan ilmu
keperawatan dan sebagai suatu pendekatan pelayanan program Hepatitis
khususnya dalam tindakan screening triple eleminasi yang merupakan
pencegahan awal terhadap penyakit hepatitis B yang dilakukan pada ibu
hamil pada masa kehamilan.

c. Bagi Institusi.
Dapat digunakan sebagai bahan acuan, gambaran, masukan untuk
kegiatan penelitian selanjutnya, sehingga kekurangan dari peneliti
sebelumnya tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu mengenai
6

penyakit Hepatitis B terhadap sikap ibu dalam mencegah terjadinya


penyakit hepatitis B melalui penularan secara vertikal di wilayah UPT.
Puskesmas Kuta Utara. agar dapat diperbaiki atau lebih disempurnakan
sesuai perkembangan ilmu dan teknologi.
d. Bagi Mahasiswa
Dapat dijadikan sebagai referensi dan juga untuk meningkatkan
pengetahuan mahasiswa tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu
mengenai penyakit Hepatitis B terhadap sikap ibu dalam mencegah
terjadinya penyakit hepatitis B melalui penularan secara vertikal di
wilayah UPT. Puskesmas Kuta Utara.
e. Bagi Perawat/ Penulis
Penelitian ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai penelitian dan prosesnya. Penelitian ini juga merupakan media
untuk menerapkan ilmu tentang kesehatan kehamilan ibu terkait dengan
penyakit Hepatitis B. Salain itu hasil penelitian juga dapat dijadikan
sebagai dasar pertimbangan dalam melaksanakan fungsi perawat sebagai
educator.

Anda mungkin juga menyukai