Disusun Oleh
Disusun Oleh
Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
baik dan tepat pada waktunya.Karya ilmiah akhir ini berjudul “Managemen
membawa dunia ini dari Alam kegelapan menuju alam yang terang.
iv
material sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan gelar
Ners.
Panakkukang Makassar.
Makassar.
Studi Ners.
v
semua adalah kenangan terindah dalam hidup saya yang tak
pernah terlupakan.
11. Teman dan Sahabat (Unie cantik, Ashar, Aco alias Takim,Chika
Semoga karya ilmiah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan
vi
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
a. Pengertian ............................................................... 8
c. Etiologi .....................................................................15
d. Klasifikasi ............................................................... 16
f. Patofisiologi ..............................................................23
vii
ii
h. Penatalaksanaan …………………………………….. 28
1. Pengkajian ................................................................... 45
A. Pengkajian ....................................................................... 66
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................... 74
B. Saran ............................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... ..80
viii
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.3 Daftar OAE yang umum digunakan dan indikasinya ………. 30
ix
iv
DAFTAR GAMBAR
Hal
x
v
DAFTAR LAMPIRAN
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
keperawatan
1
2
aktivitas listrik di
pada gerakan
dengan kejang
(Faradila , 2014)
(46,3%).
Pada penelitian yang ditulis oleh Putri (2015 : 54) tentang prevelensi
tahun. Dari jumlah keseluruhan pasien epilepsi selama lima tahun yaitu
sebasar 1959, kasus terbesar pada usia 5-14 tahun dengan frekuensi
sebanyak 588 dan urutan kedua terbanyak adalah pada umur 15-24
kaku, pipi atau lidah tergigit, henti napas mendadak, dan kulit berwarna
Sudirohusodo Makassar”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
pasien epilepsi.
5
2. Tujuan khusus
Sudirohusodo Makassar.
Sudirohusodo Makassar.
6
C. Manfaat Penulisan
memberi manfaat :
1. Manfaat praktis
2. Manfaat akademis
3. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
epilepsi.
7
D. Sistematika Penulisan
berikut :
a. Wawancara
b. Observasi
pasien. .
c. Pemeriksaan
selanjutnya.
8
BAB II
A. Tinjauan Teori
a. Pengertian Epilepsi
8
9
b. Anatomi Fisiologi
a. Otak
Otak terdiri dari otak besar yaitu disebut cerebrum, otak kecil
tulang frontalis
tulang parietalis
tulang occipitalis
menghadap ke samping.
b. Medula Spinalis
cedera.
refleks.
menuju cerebellum
bagian tubuh.
/penerusan impuls)
dalam :
c. Etiologi
dua kategori kejang epilepsi yaitu kejang fokal dan kejang umum.
d. Klasifikasi
epilepsi didiagnosis.
17
1) Onset Fokal
2) Onset General
3) Unknown Onset
1) Onset Fokal
2) Onset General
4) Unknown Onset
a. Bangkitan parsial
a) Motorik
b) Sensorik
18
c) Otonom
d) Psikis
bangkitan
b. Bangkitan umum
1) Absans (lena)
2) Mioklonik
3) Klonik
4) Tonik
5) Tonik-klonik
6) Atonik
c. Tak tergolongkan
Shih, 2011):
1) Idiopatik (primer)
19
2) Simtomatik (sekunder)
(Sindrom Kojewnikow)
3) Kriptogenik
b. Umum
1) Idiopatik (primer)
3) Simtomatik
a) Kejang neonatal
c) Sindroma Taissinare
1) Kejang demam
4) Eklamsi
epilepsi)
e. Manifestasi klinis
epilepsi, yaitu :
a. Kejang parsial
kecil dari otak atau satu hemisfer serebrum. Kejang terjadi pada
b. Kejang umum
menurun.
1) Kejang Absans
2) Kejang Atonik
3) Kejang Mioklonik
berulang.
4) Kejang Tonik-Klonik
5) Kejang Klonik
6) Kejang Tonik
f. Patofisiologi
lain.
yang terlibat dalam perubahan otak yang normal menjadi otak yang
mudah-kejang (epileptogenesis).
a. Mekanisme iktogenesis
b. Mekanisme epileptogenesis
1) Mekanisme nonsinaptik
epileptogenesis.
26
2) Mekanisme sinaptik
glutamatergik.
a) GABA
inhibisi.
b) Glutamat
2012).
27
g. Pemeriksaan penunjang
a. Elektroensefalografi (EEG)
secara paroksimal
b. Neuroimaging
h. Penatalaksanaan
2014) yaitu :
berhenti sendiri.
diazepam per rektal dengan dosis 5 mg bila berat badan anak <
menit dengan dosis dan obat yang sama. Jika setelah dua kali
b. Pengobatan epilepsy
obatan.
yaitu:
1) Terapi medikamentosa
30
Valproate Phenytoin
1. Pengkajian
Soemarmo, 2015).
b. Pengkajian kesadaran
sekelilingnya.
perawat.
ditepuk wajahnya
33
c. Pengkajian Primer
b) Distres pernafasan
tersebut
2) Breathing
3) Circulation
4) Disability
5) Exposure
d. Pengkajian sekunder
penurunan kesadaran
a) Riwayat kesehatan
d) Tumor intracranial
4) Riwayat kejang :
lantai.
5) Pemeriksaan fisik
2. Diagnosa Keperawatan
dengan hipoksia
3. Intervensi Keperawatan
sesudah suction
b. Informasikan kepada keluarga
mengenai tindakan suction
c. Gunakan universal precaution, sarung
tangan, goggle, masker sesuai
kebutuhan
d. Gunakan aliran rendah untuk
menghilangkan sekret (80-100 mmHg
pada dewasa)
e. Monitor status oksigen pasien (SaO2
dan SvO2) dan status hemodinamik
(MAP dan irama jantung) sebelum,
saat, dan setelah suction
2 Pola napas tidak efektif NOC : Respiratory monitoring
berhubungan dengan a. Respiratory status : Ventilation a. Pantau rate, irama, kedalaman, dan
kerusakan neuromuskuler, b. Respiratory status : Airway patency usaha respirasi
peningkatan sekresi mucus c. Vital sign Status b. Perhatikan gerakan dada, amati
Kriteria Hasil : simetris, penggunaan otot aksesori,
- a. Mendemonstrasikan batuk efektif dan retraksi otot supraclavicular dan
40
6 Resiko trauma pada saat Tujuan: Setelah dilakukan tindakan a. Identifikasi faktor lingkungan yang
serangan berhubungan keperawatan selama ….. jam diharapkan memungkinkan resiko terjadinya
43
1. Implementasi
telah ditetapkan tergantung pada situasi dan kondisi klien saat itu.
2. Evaluasi
B. Tinjauan Kasus
1) Identitas pasien
Nama : An “ F”
Alamat : Makassar
Diagnosa : Epilepsi
minggu
Primary survey
A) Airway
a. Resusitasi :-
b. Re evaluasi : -
B) Breathing
1. Fungsi pernapasan :
46
c. Respiras : 24x/menit
d. Krepitasi : Ya Tidak
f. Saturasi 02 : 97 %
g. Assesment : -
h. Resusitasi : -
i. Re evaluasi : -
2. Masalah Keperawatan : -
C) Circulation
1. Keadaan sirkulasi :
d. Pernapasan : 24 x / menit
h. Assesment : -
i. Resusitasi : -
j. Re evaluasi : -
2. Masalah keperawatan : -
47
D) Disability
E) Exposure
1. Penilaian Hipotermia/hipertermia
2. Masalah keperawatan :-
3. Intervensi/Implementasi : -
4. Evaluasi : -
TRAUMA SCORE
A. Frekuensi pernapasan
10 - 25 4
25 - 38 3
> 35 2
< 10 1
0 0
B. Usaha napas
Normal 1
Dangkal 0
C. Tekanan darah
> 89mmHg 4
70 -89 3
48
50 -69 2
1- 49 1
0 0
D. Pengisian kapiler
< 2 dtk 2
> 2 dtk 1
0 0
14 -15 5
11- 13 4
8 – 10 3
5- 7 2
3- 4 1
PENILAIAN NYERI :
2) PENGKAJIAN SEKUNDER
A) Riwayat kesehatan
2. A . alergi:
3. M: pengobatan:
49
4) Fenobarbital 10mg/kgbb/I,v
4. P : Riwayat penyakit:
4. Pernapasan : 36 x / menit
3) PEMERIKSAAN FISIK
1. Kepala
a. Kulit kepala :
2) Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan tidak ada nyeri tekan
b. Mata
,dan pupil
isokor
c. Telinga
2) Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan tidak ada nyeri tekan
d. Hidung
ada
f. Wajah
2. Leher
3. Dada/thoraks
a. Paru-paru ;
36x/menit.
c. Jantung
2) Perkusi :-
4. Abdomen
5. Genitalia
a. Inspeksi : -
6. Ekstremitas
- Keadaan injury :-
7. Neurologis
pada
anggota tubuh
kaki
lemah
5 5
4 4
52
4) HASIL LABORATORIUM :
Hematologi
Hematologi
BASO
GDS
SGPT
Klorida
- Brain edema
normal
normal
dalambatas normal
6) PENGOBATAN :
a) Terapi medikasi
1. Terapi yang
digunakan sebagai
tenggorokan
(Intravena)
7) ANALISA DATA
No. RM : 892097
Diangnosa Primer
DS :
DO : Perlindungan
DS :
ada
kejang 1 kali
Penurunan kapasitas adaptif intrakranial
DO :
Domain 9 : Koping toleransi/stres
a. Penurunan kesadaran
Kelas 3 : Stres Neurobehavioral
b. GCS 14 : E4 V5 M5
Kode : 00049
c. Pasien riwayat kejang 1 kali
e. Kekuatan otot
5 5
4 4
56
Diagnosa Sekunder
Faktor resiko :
- EO : 1.0 10ˆ3/ul
8) DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Primer
Napas (00031)
Intrakranial (00049)
Diagnosa Sekunder
(00032)
INTERVENSI KEPERAWATAN
No. RM : 892097
1. Ketidakefektifan Bersihan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Mengkaji kepatenan jalan napas
Jalan Napas (00031) selama 1x 6 jam, diharpakan : Pasien 2. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan
- Suara napas tambahan dengan deviasi 4. Kolaborasi pemberian obat dan oksigenasi
Resiko infeksi (0004) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik
4.
selama 1 x 4 jam tidak terjadi resiko : lokal
b. Pengendalian resiko;proses infeksius 2. Ajar pasien dan keluarga tentang tanda dan
1. Jumlah sel darah putih dalam batas 3. Pantau tanda-tanda infeksi (demam, udem,
al
Ketidakefektifan Selasa , 22.30 1. Mengkaji kepatenan jalan napas Rabu, 09/10/2019 jam 07.15
Bersihan Jalan 08/10/2019 Hasil : ada sumbatan(sputum) S : Ibu pasien mengatakan anaknya masih
kesulitan bernafas O:
Penurunan Selasa , 22.00 a. Memantau tingkat kesadaran Rabu, 09/10/2019 jam 07.20
Hasil: Pasien mengalami
kapasitas adaptif 08/10/2019 S
penurunan kesadaran dengan
Ibu pasien mengatakan anaknya kejang
Intrakranial
GCS 14
1 kali
(00049) 22.45 b. Memantau TTV
O:
Hasil:
- Pasien ada kejang 1 kali
Tekanan darah : 90/60 mmHg
- Pasien mengalami penurunan
Nadi : 112 x/mnt
kesadaran
o
Suhu tubuh : 36.7 C
GCS 14
Pernapasan : 36 x/mnt
23.00 - TTV : TD : 90/60 mmHg
c. Menjelaskan kepada keluarga
Nadi : 110 kali/menit
pasien tujuan dilakukannya
Pernapasan : 28 kali/menit
pemantauan
Suhu tubuh : 36.8 0C
Hasil: Keluarga mampu memahami
A : Penurunan kapasitas adaptif
dan mengerti mengenai
Intracranial belum teratasi
pemantuan bila kejang timbul
P : Pertahankan intervensi
63
Pemantauan Neurologis
1. Pantau tingkat kesadaran
2. Pantau TTV
Ketidakefektifan Rabu 23.05 1. Memantau frekuensi, irama, Rabu, 09-10-2019, Pukul 07.25
pola napas kedalaman pernapasan S:
09/10/2019
(00032) Hasil : Pernapasan 34 x/menit, Ibu Pasien mengatakan sesak anaknya
irama regular, terdapat retraksi sudah mulai berkurang dan merasa
23.10 otot dada nyaman dengan posisi head up 15o
2. Mengauskultasi suara napas dan O :
adanya suara-suara tambahan a. Pasien nampak rileks
yang tidak normal b. Sesak berkurang dengan frekuensi
Hasil : Tidak terdengar suara napas 28 x/menit
napas tambahan c. Tidak terdapat retraksi dada
23.15
3. Mempertahankan ketinggian A : Setelah diberikan tindakan
bagian kepala tempat tidur keperawatan
Hasil : Head up 15O, Pasien selama 30 menit tujuan tercapai dan
merasa nyaman dengan posisi masalah ketidakefektifan pola napas
yang diberikan dan nampak rileks. teratasi
Usaha bernapas berkurang P : Lanjutkan Intervensi :
23.20 dengan frekuensi napas 34
x/menit 1. Pantau frekuensi, irama,
64
Resiko Infeksi Rabu 23.50 1. Mencuci tangan dengan prinsip Rabu , 09/10/2019 Jam 07.35
S :-
(00004) 09/102019 five moments
O:
Hasil : orangtua klien cuci tangan
a. Suhu tubuh 36,6oC.
kedua tangan menjadi bersih dan
b. Hasil laboraorium peningkatan WBC
terhindar dari kuman serta
16,6 103/mm3
mencegah infeksi pada pasien
A : Setelah dilakukan asuhan keperawatan
peningkatan suhu (36,9 0C) dan 1. Mencuci tangan dengan prinsip five
secara lokal tidak terjadi
moments
pembengkakan
2. Ajar pasien dan keluarga tentang tanda
BAB III
Dalam bab ini akan membahas masalah kesenjangan teori dengan data
kegawatdaruratan pada An.F dengan epilepsi di ruang UGD Anak RSUP dr.
A. Pengkajian
1. Airway
b. Distres pernafasan
pada fase posiktal, biasanya ditemukan perlukaan pada lidah dan gusi
66
67
data antara teori dan kasus,Karena tanda dan gejala berdasarkan teori
2. Breathing
tampak pucat bahkan sianosis. Pada fase post iktal, klien mengalami
apneu.
antara teori dan kasus. Karena tanda dan gejala berdasarkan teori yaitu
pernapasan.
68
3. Circulation
tidak sadar.
teori dan kasus, karena ada beberapa gejala yang muncul pada teori
tetapi tidak ditemukan pada kasus An. F. Dimana jika dikaji berdasarkan
4. Disability
klien bisa sadar atau tidak tergantung pada jenis serangan atau
dan kasus An.F, dimana pada teori tidak membahas tentang kekuatan
otot pada pasien epilepsi sedangkan pada format pengkajian kasus An.F
69
terdapat gangguan kekuatan otot. Hal ini disebabkan karena An. F ada
riwayat kejang sejak 5 bulan lalu sebelum masuk Rumah sakit dan
pada An.F.
5. Exposure
suhu tubuh. Sedangkan berdasarkan data pada kasus An. F tidak terjadi
antara teori dan kasus An.F. Menurut teori pada kasus epilepsi akan
B. Diagnosa
sekresi mucus
secret
4. Resiko Infeksi
antara teori dan kasus, dimana diagnosa resiko trauma tidak diangkat pada
bisa saja di angkat pada pengkajian sekunder tetapi resiko itu bisa dicegah
C. Intervensi keperawatan
teori yaitu 1). Auskultasi bunyi nafas tambahan; ronchi, wheezing. 2).
sekret dari mulut dan trakea; lakukan penghisapan sesuai keperluan. 4).
Anjurkan asupan cairan adekuat. 5). Ajarkan batuk efektif, 6). Kolaborasi
indikasi.
teori dan kasus. Seperti ajarkan batuk efektif tidak dilakukan karena
pemantuan.
teori.
Analisa : dari hasil intervensi diatas tidak ada kesenjangan antara teori
4. Intervensi pada diagnosa resiko infeksi yaitu : 1). Cuci tangan dengan
prinsip five moment, 2). Ajarkan keluarga tentang tanda dan gejala
teori.
D. Implementasi
c. Penatalaksanaan kolaborasi
b. Pantau TTV
73
tindakan :
E. Evaluasi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Pada kasus An.F didapatkan data fokus kejang dan batuk berlendir
2. Masalah keperawatan
didapatkan yaitu :
d. Resiko infeksi
3. Intervensi keperawatan
kasus An.F yaitu (1) Kaji kepatenan jalan napas, (2) Monitor
75
76
yaitu : (1) Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik local, (2)
Cuci tangan dengan prinsip five moments , (3) Ajar pasien dan
4.Implementasi
berdasarkan kasus.
up 150)
77
canula 2 liter/menit
5. Evaluasi keperawatan
pola napas dan Resiko Infeksi. Sedangkan masalah yang belum teratasi
B. Saran
cepat dan tepat supaya tidak jatuh dalam kondisi yang lebih buruk
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
http://health.kompas.com/read/2013/06/27/1730364/Penyakit.Epilepsi.Ma
Aksara
EGC
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2016. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC Jilid 2. Jakarta : EGC
79
80
21 Januari 2019
81
82
Agama : Islam
Pendidikan :