Anda di halaman 1dari 9

DETERMINASI SERANGGA

(Laporan Praktikum Biologi 7)

Oleh

Raditya Ananta Ridwan


2114231047

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Insekta atau serangga merupakan spesies hewan yang jumlah nya


paling dominan diantara spesies hewan lainnya dalam filum
Arthropoda. Oleh karena itu serangga termasuk dalam kelompok
hewan yang lebih besar dalam filum Arthropoda atau binatang
beruas. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas mengenai
struktur serangga perlu ditinjau secara singkat dengan sistem
pengelompokan atau yang sering disebut sistem klasifikasi (Hadi
dkk, 2009).

Berdasarkan sistem klasifikasinya, insekta terdapat Sub filum


Mandibulata yang terbagi menjadi 6 kelas dan sub filum Chelicerata
yang terbagi menjadi 3 kelas. Selain itu, kelas insekta terbagi
menjadi dua subkelas yaitu sub kelas Apterygota dan Pterygota.
Sub kelas Apterygota memiliki 4 ordo, sedangkan sub kelas
Pterygota terbagi menjadi menjadi 2 golongan yaitu Endopterygota
yang terdiri dari 3 ordo dan Exopterygota yang terdiri dari 15 ordo,
salah satunya adalah ordo Orthoptera (Hadi dkk, 2009).

Ordo Orthoptera merupakan serangga yang memiliki ciri sayap


depan yang berbent uk lancip, lurus agak tebal dan tak dapat
dilipat. Sedangkan sayap belakangnya tipis seperti selaput
berukuran lebar dan dapat dilipat pada waktu serangga tersebut
beristirahat. Posisi kepala hypognatus, yaitu menghadap kebawah,
mata majemuk terlihat jelas , ocellus terdapat 2 atau 3 buah, tipe
mulut menggigit mengunyah dan antenanya bersegmen banyak
yang kadang-kadang bentuknya memanjang. Ciri yang nampak
secara luar demikian merupakan ciri morfologi (Natawigena, 1990).

Orthoptera 2 merupakan serangga yan g sangat beragam, mudah


ditemukan dan sering terlibat dalam bidang pertanian. Jika ditinjau
dari segi morfologinya, ordo orthoptera nampak memiliki
perbedaan dan persamaan fenotipnya. Adapun famili serangga
Orthoptera yang telah teridentifikasi berdasarkan kunci
determinasi diantaranya adalah sebagai berikut: Gryllotalpidae,
Tridactylidae, Tetrigidae, Eumastacidae, Acrididae, Tanaocerridae,
Gryllidae, Grillacrididae, Tettigoniidae (Boror, 1992). Perbandingan
pembeda antara masing -masing serangga tidak dapat dijelaskan
secara sederhana karena dalam satu kelompok serangga saja
memiliki beberapa spesies dengan ciri masing -masing yang
berbeda-beda (Busnia, 2006).

Selama ini terdapat berbagai kesulitan untuk menghasilkan


klasifikasi serangga yang sempurna dan d apat diterima secara logis.
Hal tersebut dapat disebabkan oleh ketidak jelasan filogeni karena
diversifikasi oleh evolusioner yang sangat rumit. Faktor penyebab
lain diantaranya adalah akibat adanya radiasi serangga, perbedaan
morfologi pada fase serangga (pradewasa dan dewasa) dan
perbedaan pada masing -masing kelompok sangat kecil faktor
pembedanya. Sehingga para ahli taksonomi masih sangat sedikit
sekali yang mempelajari serangga dari segi biologisnya dengan baik
(Busnia, 2006).

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui taksonomi serangga


BAB 2

METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah handphone dan alat
tulis,serta serangga yang akan diamati.

2.2Langkah Kerja

Diagram alir

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Foto dan amati masing masing organnya

Dikelompokkan berdasarkan ciri-cirinya

Hasil
BAB 3

HASIL DAN PEMBAHSAN

3.1 Lembar kerja


Foto hewan Gambar tangan keterangan
• Antena
• Sepasang
mata
• Sayap
• 3 pasang
kaki
• Abdomen

3.2 Pembahasan

Belalang termasuk dalam hewan invertebrata, yaitu tidak memiliki


tulang punggung dalam tubuhnya. Belalang memiliki organ gerak
berupa kaki, baik itu kaki bagian depan ataupun kaki bagian
belakang. Kaki belalang berfungsi untuk berjalan, melompat, hingga
mencengkeram batang pohon agar tidak jatuh ke bawah. Belalang
memiliki sayap. Namun, sayapnya hanya berfungsi sebagai media
komunikasi dengan belalang lain.

Belalang memiliki beberapa ciri khusus yakni memiliki kaki


belakang yang panjang (pada banyak spesies, kaki belakangnya
cukup kuat),memiliki dua pasang sayap, sepasang sayap
belakangnya tersembunyi di bawah sayap depan keti ka serangga
sedang beristirahat sayap depan, yang disebut tegmina , panjang
dan sempit, dan memiliki tekstur kasar. sayap belakang
bermembran dan terlipat seperti kipas.mempunyai pronotum besar
seperti perisai yang memanjang ke belakang untuk menutupi
setidaknya sebagian bes ar thorax.mempunyai dua pasang antena
panjang dan tipis.metamorfosis hemimetabola (telur — nimfa —
dewasa).
Oxya spp. dikenal dengan sebutan belalang padi atau dalam bahasa
inggris disebut rice grasshopper. Dalam bahasa Indonesia serangga
ini disebut dengan belalang berantena pendek. Serangga ini
tergolong dalam Ordo Orthoptera, Famili Aricididae, Subfamili
Oxynae. Di Indonesia dilaporkan ada dua spesies yang menyerang
tanaman padi yaitu O. chinensis dan O. velox. Kedua spesies ini
sering dijumpai secara bersamaan dan sulit untuk dibedakan.
Serangga hama ini mempunyai ciri -ciri bagian bawah tubuh
berwarna hijau kekuningan dan tibia belakang berwarna biru
keabuan Oxya spp. merusak tanaman padi dengan menghabiskan
sebagian besar tepi daun (Sianipa r et al., 2015).

taksonomi (meliputi klasifikasi, tata nama dan identifikasi)


golongan/ kerajaan binatang (animal kingdom) memerlukan
beberapa skema yang menyusunnya atau mengklasifikasikannya ke
dalam kelompok (group) berdasarkan ciri -ciri struktural yang secara
umum sama. Taksonomi berasal dan kata Yunani, terdiri atas kata
taxis = arrangement = penyusunan dan nomos = law = hukum.
Pengertian taksonomi adalah penyusunan yang teratur dan
bernorma mengenai organisme -organisme ke dalam kelompok -
kelompok yang tepat dengan menggunakan nama -nama yang sesuai
dan benar (Lilies, 1991). Secara umum taksonomi adalah cabang
dari Biologi, yang berkaitan dengan klasifikasi, pemberian nama
dan identifikasi (individu) organisme, khususnya serangga

Entomologi merupakan cabang ilmu biologi yang fokus mempelajari


serangga. Entomologi berasal dari kata entomon yang berarti
serangga dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Tujuan utama
mempelajari serangga adalah untuk mengetahui hubungan yang
terjalin antara ser angga dan manusia. Hal ini tak dapat dipungkiri
karena kehidupan sehari – hari manusia tak lepas dari hubungan
dengan serangga. Dewasa ini serangga telah banyak dikaitkan
dengan berbagai aspek kehidupan, misalnya kedokteran/kesehatan,
kehutanan, perkotaan, pertanian, forensik, dan lainnya. Entomologi
dibagi menjadi dua yakni entomologi dasar dan entomologi
terapan. Entomologi dasar merupakan cabang dari entomologi yang
lebih memfokuskan pada kajian serangga secara umum. Beberapa
bidang yang dicakup entomolo gi dasar yakni, morfologi serangga,
fisiologi dan anatomi serangga, perilaku serangga, patologi
serangga, ekologi serangga dan taksonomi serangga. Sedangkan
entomoligi terapan lebih memfokuskan kepada peranan serangga
dalam aspek kehidupan terkait, misalny a entomologi kedokteran
mengkaji tentang peran serangga dalam dunia kesehatan,
entomologi pertanian mengkaji tentang peran serangga dalam
dunia pertanian, dan lainnya.
Pertanian dan serangga seakan menjadi masalah klasik yang tidak
akan ada habisnya, bahka n hingga saat ini masih terus
diperdebatkan. Dalam dunia pertanian, serangga dapat menjadi
lawan dan kawan petani. Dalam satu sisi, serangga menjadi hama
perusak tanaman budidaya yang dapat menyebabkan kerugian
hingga gagal panen. Namun di sisi lain serang ga dapat membantu
kelancaran kegiatan pertanian seperti kupu – kupu (Appias
libythea) sebagai pollinator, belalang sembah (ordo Mantodea)
sebagai musuh alami bagi hama – hama tanaman. Beberapa
serangga seperi lebah madu ( Apis spp) dan ulat sutera (Bombyx
mori) dapat menjadi lahan usaha yang potensial. Oleh karena
perannya yang sangat krusial, maka seharusnya pengetahuan
tentang serangga kepada petani lebih diperhatikan.
BAB 4

KESIMPULAN

A Kesimpulan

• Pada praktikum ini mahasisiwa dapat menggunakan kunci


determinasi
• Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan mengklasifikasikan
hewan tersebut

4.2 Saran

• Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk


pengembangan ilmu yang berkaitan dengan kegiatan praktikum di
kampus dalam proses pembelajaran biologi di kampus khususnya
pada umumnya dalam bidang kajian ilmu pendidikan
• Diperlukan pemahaman lebih lanjut mengenai pelaksanaan
praktikum biologi dari berbagai parameter, seperti waktu
pelaksanaan praktikum, keadaan laboratorium dan sarana
prasarana laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umm.ac.id/25073/2/jiptummpp-gdl-indairdjan-37717-2-
babi.pdf

https://kab.faperta.ugm.ac.id/2015/04/30/pentingnya-entomologi-bagi-petani/

http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/80798/Suci%20Mag
hfiratul%20-%20101510501049_.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Borror, D.J. dan D.M. DeLong, 1970. An Introduction to The Study of Insect. Third
Edition. New York : Holt, Rinehart and Winston.

Anda mungkin juga menyukai