Anda di halaman 1dari 7

Tugas 3 Pengadaan Lahan

Pembangunan Jaringan Irigasi Pekalongan Panjang 15 Km Lebar 20 m

1. Jelaskan secara singkat bagamana cara atau kriteria menentukan letak atau lokasi

bidang tanah pada Pembangunan Untuk Kepentingan Umum !

• Keseusaian dengan RT RW dan rencana pembangunan nasional atau daerah;


Lokasi rencana pembangunan yang berdasarkan pada rencana tata ruang wilayah
nsional, provinsi, dan/atau kabupaten kota, dan prioritas pembangunan (RPJM,
rencana kerja kementerian PUPR, dan rencana strategis kementerian PUPR).
Kesesuaian lokasi rencana pembangunan dengan RT RW dan prioritas
pembangunan dapat diperoleh dari; Koordinasi dengan Pemerintah Daerah dan
instansi terkait lainnya; Untuk rencana pembangunan yg belum ditetapkan dalam
RTRW dan/atau prioritas pembangunan, maka Kementerian PUPR segera
berkoordinasi lebih lanjut dengan Pemerintah Daerah dan Instansi terkait lainnya
untuk menyelesaikan permasalahan tsb; dan Dokumen perencanaan pengadaan
tanah yang dilampiri dengan peraturan RTRW dan prioritas lokasi rencana
pembangunan yang telah ditetapkan lengkap dengan peta.

• Letak tanah;
Menggunkan wilayah administrasi negara pengadaan tanah berada (Provinsi,
Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Desa atau Kelurahan); dituangkan dalam peta
rencana lokasi pembangunan dengan menggunakan skala 1:50.000; dan peta
rencana lokasi merupakan peta rupa bumi yang memuat batas wilayah administrasi
dari provinsi, kabupaten/kota, dan desa/kelurahan.

2. Bagaimana cara menentukan luas bidang tanah yang akan digunakan pada

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum jika tanah yang diperlukan ternyata hanya

sebagaian saja !

• Luas tanah yang dibutuhkan;


Perkiraan luas tanah yang dibutuhkan dalam pengadaan tanah dalam satuan m2;
dan perkiraan luas tanah diuraikan berdasarkan perkiraan luas tanah yang
dibutuhkan per wilayah administrasi rencana pengadaan tanah berada, terdiri dari:
Desa/keluarahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota, dan Provinsi.

3. Jelaskan jenis-jenis status tanah pada proses pengadaan lahan atau pembebasan tanah

Untuk Kepentingan Umum !

• Gambar umum status tanah;


Menguraikan data awal mengenai penguasaan dan pemilikan atas tanah; data
pemilik yang berhak (bidang tanah, nama pemilik, status kepemilikan, peruntukan
tanah, dan objek pengadaan lahan lainnya); pengumpulan data dilaksanakan
melalui survei lapangan & wawancara langsung dgn masyarakat yang terindikasi
terkena pengadaan tanah; dan data pemilik yang berhak dituangkan dalam bentuk
tabel & peta data awal yg memuat informasi bidang tanah, nama pemilik & objek
pengadaan tanah lainnya.
4. Bagaimana tata cara malakukan verifikasi dan validasi data pemilik bidang tanah

yang akan digunakan pada Pembangunan Untuk Kepentingan Umum !

4. Mengumpulkan Data Pihak yang Berhak dan Objek Tanah


Satgas B melaksanakan pengumpulan data paling kurang mengenai:
a. Nama, pekerjaan, dan alamat Pihak yang Berhak;
b. Nomor Induk Kependudukan atau identitas diri lainnya Pihak yang Berhak;
c. Bukti penguasaan dan/atau kepemilikan tanah, bangunan, tanaman, dan/atau
benda yang berkaitan dengan tanah;
d. Letak tanah,luas tanah dan nomor identifikasi bidang;
e. Status tanah dan dokumennya;
f. Jenis penggunaan dan pemanfaatan tanah;
g. Penguasaan dan/atau kepemilikan tanah, bangunan, dan/atau benda lain yang
berkaitan dengan tanah;
h. Pembebanan hak atas tanah;
i. Ruang atas dan ruang bawah tanah.

5. Menyusun Daftar Nominatif Berdasarkan Peta Bidang Tanah


Dalam rangka menyusun daftar nominatif, dokumen yang diperlukan sebagai bukti
penguasaan dan/atau kepemilikan untuk tanah yang belum terdaftar, dalam rangka
inventarisasi dan identifikasi data Pihak yang Berhak dan Objek Pengadaan Tanah
didasarkan pada:
1. Penguasaan/bukti kepemilikan atas tanah;
2. Jika tidak terdapat dasar penguasaan dan/atau bukti kepemilikan dibuktikan dengan
surat pernyataan tertulis tentang penguasaan fisik bidang tanah dari yang
bersangkutan dan disaksikan paling sedikit 2 (dua) orang saksi dari lingkungan
setempat yang tidak mempunyai hubungan keluarga dengan yang bersangkutan
sampai derajat kedua, baik dalam kekerabatan vertikal maupun horizontal yang
menyatakan bahwa yang bersangkutan adalah benar sebagai pemilik atau menguasai
sebidang tanah;
3. Pengumpulan data lainnya, meliputi data bidang tanah:
o Sedang menjadi objek perkara di pengadilan;
o Masih dipersengketakan kepemilikannya;
o Diletakkan sita oleh pejabat yang berwenang;
o Menjadi jaminan di bank;
o Pihak yang Berhak tidak diketahui keberadaannya; dan
o Lain-lain yang dianggap perlu.
4. Hasil inventarisasi dan identifikasi Satgas B, dibuat dalam bentuk Daftar Nominatif.
paling kurang memuat:

o Identitas Pihak yang Berhak;


o Letak, luas, dan status/jenis hak;
o Luas dan jenis bangunan;
o Jenis penggunaan;
o Tanam tumbuh dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah; dan
o Pembebanan hak atas tanah atau fiducia.
Hasil inventarisasi dan identifikasi dibuat dalam Berita Acara sebagaimana format yang telah
ditetapkan.

5. Bagaimana cara menentukan perkiraan waktu untuk proses pengadaan lahan pada pada

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum !


• Perkiraan waktu pelaksanaan pengadaan tanah;
o Jangka waktu tahap persiapan: sejak pembuatan dokumen perencanaan
pengadaan tanah sampai penetapan dokumen perencanaan;
o Jangka waktu tahap perencanaan menguraikan jangka waktu
pelaksanaan: sejak diterimanya dokumen perencanaan pengadaan tanah
oleh gubernur sampai pengumuman penetapan lokasi.
o Jangka waktu tahap pelaksanaan menguraikan perkiraan jangka waktu
pelaksanaan kegiatan: sejak diterimanya permohonan pelaksanaan
pengadaan tanah oleh kepala kanwil bpn sampai penyerahan dokumen
pengadaan tanah ke kementerian PUPR.
o Jangka waktu tahap penyerahan hasil menguraikan perkiraan jangka
waktu pelaksanaan kegiatan: sejak pengajuan pensertipikatan oleh
kementerian PUPR sampai dikeluarkannya sertifikat.

C. Jangka Waktu Tahap Pelaksanaan Pengadaan Tanah


Jangka waktu tahapan pelaksanaan dengan output penyerahan fisik dan dokumen alas hak
atas tanah, apabila tidak ada keberatan dan gugatan dari Pihak yang Berhak adalah 158
hari
kerja setelah Pihak yang memerlukan tanah mengajukan dokumen permohonan
pelaksanaan
pengadaan tanah kepada Kepala kantor Wilayah BPN Provinsi c/q Kepala Kantor
Pertanahan
Kabupaten/Kota untuk satu lokasi wilayah kabupaten/kota. Apabila ada gugatan Pihak yang
Berhak yang diajukan ke pengadilan negeri dan kasasi ke Mahkamah Agung, jangka waktu
pelaksanaan pengadaan tanah paling lama adalah 246 hari kerja.
Jangka waktu lama persiapan tersebut adalah untuk pemberian Ganti Kerugian yang
diperhitungkan berupa uang tunai dengan jangka waktu paling lama 7 hari kerja. Apabila
Ganti
Kerugian berupa tanah pengganti jangka waktunya adalah 180 hari hari kerja, dan apabila
berupa rumah, jangka waktunya adalah 365 hari kerja. Jadi jangka waktu proses
pelaksanaan
pengadaan tanah oleh Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota, yang digugat ke pengadilan
dengan pemberian Ganti Kerugian berupa tanah adalah (246-7)+ 180 hari kerja = 419 hari
kerja. Sedangkan untuk Ganti Kerugian berupa rumah adalah (246-7)+ 365 hari kerja = 603
hari kerja.

Titik kritis yang perlu dicermati adalah dalam proses musyawarah untuk mendapatkan
kesepakatan mengenai penetapan Ganti Kerugian berdasarkan hasil penilaian harga tanah,
bangunan dan tanam tumbuhan oleh Penilai. Penetapan Ganti Kerugian tersebut adalah
berdasarkan penilaian bidang demi bidang objek pengadaan tanah. Oleh karena itu,
pelaksanaan musyawarah adalah bertahap sesuai dengan kemampuan tim
pelaksana,kesepakatan waktu dan tempat dengan Pihak yang Berhak.
Instansi yang memerlukan tanah mengajukan permohonan pengadaan tanah kepada
Kepala
Kantor Wilayah BPN provinsi c/q Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota lokasi tanah
yang diperlukan dalam kegiatan pembangunan infrastruktur jalan.

5. Jelaskan bentuk pemberian gati rugi tanah pada Pembangunan Untuk Kepentingan

Umum !

Tahapan penilaian ganti kerugian meliputi 2 aktivitas, yaitu sebagai berikut:


1. Menetapkan Penilaian Ganti Kerugian/Penilaian Publik
Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah (Berdasarkan Perpres No 99/2014 diadakan
oleh
Instansi yang memerlukan tanah) menetapkan Penilai sesuai dengan ketentuan
peraturan
perundang- undangan di bidang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pelaksanaan
pengadaan jasa Penilai dilakukan dengan seleksi sederhana atau seleksi umum
dengan
jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja dengan Metoda Paskakualifikasi.
Apabila pengadaan jasa Penilai gagal atau tidak dapat dilaksanakan dalam jangka
waktu 30
(tiga puluh) hari kerja, Instansi yang memerlukan tanah menunjuk Penilai Publik yang
merupakan penilai pemerintah yang sudah ditetapkan/memperoleh izin dari Menteri
Keuangan untuk memberikan jasa penilaian.
Penunjukan Penilai Publik dilakukan oleh Instansi yang membawahi penilai
pemerintah
setelah berkoordinasi dengan Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah.Apabila telah
diperoleh
Penilai, Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah menyerahkan hasil inventarisasi dan
identifikasi/hasil verifikasi ulang kepada Penilai dengan menggunakan Berita Acara,
2. Melaksanakan Penilaian Ganti Kerugian
Dalam melakukan tugasnya, Penilai atau Penilai Publik meminta: Peta bidang tanah; Daftar
nominatif; dan Data yang diperlukan.
Sebagai bahan penilaian dari Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah. Atas permintaan
dimaksud, Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah menyerahkan data yang diminta.Selanjutnya
berdasarkan peta bidang tanah, daftar nominatif dan data yang diperlukan untuk bahan
penilaian, Penilai bertugas melakukan penilaian besarnya ganti kerugian bidang per bidang
tanah yang meliputi:
• Tanah;
• Ruang atas tanah dan bawah tanah;
• Bangunan;
• Tanaman;
• Benda yang berkaitan dengan tanah; dan/atau
• Kerugian lain yang dapat dinilai.Besarnya nilai Ganti Kerugian berdasarkan hasil
penilaian oleh Penilai disampaikan kepada Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah untuk
bahan musyawarah penetapan Ganti Kerugian yang dilakukan selambat-lambatnya
30 (tiga puluh) hari kerja,dengan menggunakan Berita Acara Penyerahan Hasil
Penilaian Pengadaan Tanah,
Musyawarah Besaran dan Bentuk Ganti Kerugian
1. Mengundang Pihak yang Berhak dan Instansi Perlu Tanah
Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah menyampaikan undangan kepada Pihak yang Berhak
dan Instansi yang perlu tanah untuk pelaksanaan musyawarah besaran dan bentuk Ganti
Kerugian. Surat undangan disampaikan 5 (lima) hari sebelum pelaksanaan musyawarah.
Ketua Pelaksana juga mengundang Camat dan Kepala Desa/Lurah untuk menyaksikan
pelaksanaan musyawarah. Apabila ada yang tidak dapat hadir, Pihak yang Berhak dapat
memberi kuasa kepada orang lain dengan bentuk Surat
2. Melaksanakan Musyawarah Ganti Kerugian
Musyawarah untuk penetapan Ganti Kerugian dilakukan secara langsung untuk menetapkan
bentuk Ganti Kerugian berdasarkan hasil penilaian Ganti Kerugian. Bentuk Ganti Kerugian,
dapat berupa:
• Tanah;
• Tanah pengganti;
• Pemukiman kembali;
• Kepemilikan saham; atau
• Bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah pihak.
3. Proses Kesepakatan Besaran dan Bentuk Ganti Kerugian
a. Musyawarah dipimpin oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah atau pejabat yang
ditunjuk dilakukan secara langsung untuk menetapkan bentuk Ganti Kerugian
berdasarkan hasil penilaian Ganti Kerugian.
b. Pelaksanaan musyawarah dapat dibagi dalam beberapa kelompok dengan
mempertimbangkan jumlah Pihak yang Berhak, waktu dan tempat pelaksanaan
musyawarah penetapan Ganti Kerugian. Jika belum tercapai kesepakatan,
musyawarah dapat dilaksanakan lebih dari 1 (satu) kali.
c. Jika Pihak yang Berhak berhalangan hadir dalam musyawarah dapat memberikan
kuasa kepada:
• Seorang dalam hubungan darah ke atas, ke bawah atau ke samping sampai
derajat kedua atau suami/istri bagi Pihak yang Berhak berstatus perorangan;
• Seorang yang ditunjuk sesuai dengan ketentuan anggaran dasar bagi Pihak
yang Berhak berstatus badan hukum; atau
• Pihak yang Berhak lainnya.
d. Pihak yang Berhak hanya dapat memberikan kuasa kepada 1 (satu) orang penerima
kuasa atas 1 (satu) atau beberapa bidang tanah yang terletak pada 1 (satu) lokasi
pengadaan tanah.
e. Dalam pelaksanaan musyawarah dibuat Berita Acara kesepakatan yang memuat:
• Pihak yang Berhak yang hadir atau kuasanya, yang setuju beserta bentuk ganti
kerugian yang disepakati;
• Pihak yang Berhak yang hadir atau kuasanya, yang tidaksetuju; dan
• Pihak yang Berhak yang tidak hadir dan tidak memberikan kuasa.
Berita Acara ditandatangani Pelaksana Pengadaan Tanah dan Pihak yang Berhak yang
hadir
atau kuasanya. Terhadap Ganti kerugian berupa tanah atau permukiman kembali, dalam
Berita Acara dicantumkan rencana lokasinya.
Sesuai Pasal 71 Perpres 71 Tahun 2012, Pihak yang berhak dapat memberikan kuasa
kepada:
a. Seorang dalam hubungan darah keatas, kebawah,kesamping sampai derajat kedua
atau suami/isteri untuk berstatus perorangan;
b. Seorang yang ditunjuk sesuai dengan anggaran dasar bagi pihak yang berhak
berstatus badan hukum;
c. Pihak yang berhak lainnya.
Hasil kesepakatan dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan Kuasa.
Daftar besaran dan bentuk Ganti Kerugian divalidasi oleh Ketua Pelaksana Pengadaan
Tanah
dan selanjutnya disampaikan kepada Instansi yang memerlukan tanah untuk disiapkan
pelaksanaan pemberian Ganti Kerugian kepada Pihak yang Berhak.
Pemberian Ganti Kerugian
Jika Pihak yang Berhak sepakat Ganti Kerugian dan menyetujui besaran dan bentuk Ganti
Kerugian, maka Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah dapat melakukan proses Pelepasan
Hak
sekaligus dengan pemberian Ganti Kerugian.
Apabila Pihak yang Berhak mengajukan gugatan di Pengadilan Negeri dan Kasasi ke
Mahkamah Agung, selama proses di lembaga peradilan tersebut, dana Ganti Kerugian
dititipkan oleh Instansi yang memerlukan tanah di pengadilan negeri setempat dan dibuat
Berita Acara Penitipan Ganti Kerugian.
Setelah ada putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap maka Ketua Pelaksana
Pengadaan Tanah dapat melanjutkan proses pelepasan hak sekaligus dengan pengambilan
dana pemberian Ganti Kerugian yang dititipkan di pengadilan negeri. Untuk pengambilan
Ganti Kerugian terhadap Obyek Pengadaan Tanah yang menjadi jaminan di Bank, ganti
kerugian dapat di ambil di pengadilan negeri setelah adanya surat pengantar dari Ketua
Pelaksana Pengadaan setelah Pihak yang berhak menyerahkan bukti - bukti kepemilikan
tanah, menandatangani surat-surat pernyataan yang diperlukan dan menandatangani surat
Pelepasan hak/Berita Acara Pelepasan Hak.
7. Pada Tahap Pengadaan Lahan Gubernur/Bupati/Walikota membentuk Tim Persiapan dan

Tim Kajian. Jelaskan tugas dari Tim Persiapan Pengadaan Tanah dan Tim Kajian pada

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum !

Tugas Tim Persiapan meliputi:


1. Melaksanakan pemberitahuan rencana pembangunan.
2. Melakukan pendataan awal lokasi rencana pembangunan.
3. Melaksanakan Konsultasi Publik rencana pembangunan.
4. Menyiapkanpenetapanlokasipembangunan.
5. Mengumumkan penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum.
6. Melaksanakan tugas lain yang terkait persiapan Pengadaan Tanah bagi
pembangunan untuk kepentingan umum yang ditugaskan Gubernur.

Tim Kajian menginventaris masalah yang menjadi alasan keberatan, yang mencakup:
(1) klasifikasi jenis dan alas an keberatan (2) klasifikasi pihak yang keberatan dan (3)
klasifikasi usulan pihak yang keberatan.

8. Siapa saja yang menjadi Anggota Tim Persiapan Pengadaan Tanah pada Pembangunan

Untuk Kepentingan Umum !

Tim Persiapan Pengadaan Tanah, beranggotakan:


a. Bupati/Walikota;
b. SKPD Provinsi terkait;
c. Instansi yang memerlukan tanah; dan
d. Instansi terkait lainnya.

9. Siapa saja yang menjadi Anggota Tim Kajian Pengadaan Tanah pada Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum !

Tim Kajian dibentuk oleh Gubernur jika ada keberatan terhadap hasil Konsultasi Publik
mengenai rencana pengadaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum di
lokasi tertentuSusunan Tim Kajian adalah sebagai berikut:
a. Sekretaris Daerah Provinsi atau pejabat yang ditunjuk sebagai ketua merangkap
anggota;
b. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional sebagai sekretaris
merangkap anggota;
c. Instansi yang menangani urusan di bidang perencanaan pembangunan daerah
sebagai anggota.
d. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai
anggota;
e. Bupati/wali kota atau pejabat yang ditunjuk sebagai anggota; dan
f. Akademisi sebagai anggota.
10. Proses penentuan besarnya ganti rugi tanah dilakukan oleh Tim Apraisal. Jelaskan

bagaimana cara menentukan harga ganti rugi tanah pada Pembangunan Untuk Kepentingan

Umum !

• Perkiraan nilai tanah.


Menguraikan perkiraan nilai ganti kerugian obyek pengadaan meliputi tanah, ruang
atas tanah dan bawah tanah, bangunan, tanaman, benda yang berkaitan dengan
tanah, dan/atau kerugian lain yang dapat dinilai; dihitung berdasarkan standar
penilaian nilai ganti kerugian pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan
umum (SPI 306) atau standar penilaian tanah lainnya; dan penilaian
dapat melibatkan penilai publik, instansi terkait, atau lembaga lainnya yang
berkompeten dalam penilaian tanah.

Anda mungkin juga menyukai