0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan2 halaman
Berkemih adalah proses filtrasi darah di ginjal untuk membentuk urine yang kemudian disimpan di kandung kemih sebelum dikeluarkan. Urine terbentuk melalui proses filtrasi di glomerulus, reabsorpsi di tubulus ginjal, dan pengumpulan di tubulus pengumpul. Refleks berkemih terjadi ketika tekanan urine meningkat di kandung kemih, memicu kontraksi otot detrusor dan relaksasi spingter untuk mengeluarkan urine.
Berkemih adalah proses filtrasi darah di ginjal untuk membentuk urine yang kemudian disimpan di kandung kemih sebelum dikeluarkan. Urine terbentuk melalui proses filtrasi di glomerulus, reabsorpsi di tubulus ginjal, dan pengumpulan di tubulus pengumpul. Refleks berkemih terjadi ketika tekanan urine meningkat di kandung kemih, memicu kontraksi otot detrusor dan relaksasi spingter untuk mengeluarkan urine.
Berkemih adalah proses filtrasi darah di ginjal untuk membentuk urine yang kemudian disimpan di kandung kemih sebelum dikeluarkan. Urine terbentuk melalui proses filtrasi di glomerulus, reabsorpsi di tubulus ginjal, dan pengumpulan di tubulus pengumpul. Refleks berkemih terjadi ketika tekanan urine meningkat di kandung kemih, memicu kontraksi otot detrusor dan relaksasi spingter untuk mengeluarkan urine.
Berkemih adalah pengeluaran cairan sebagai hasil filtrasi dari plasma darah di glomerulus. Dari 180 liter darah yang masuk ke ginjal untuk difiltrasi, hanya 1-2 liter saja yang dapat berupa urine, sebagian besar hasil filtrasi akan diserap kembali di tubulus ginjal untuk dimanfaatkan oleh tubuh. Kandung kemih yang normal, yaitu : a. Mengosongkan kandung kemih saat bangun di pagi hari. b. Mengosongkan kandung kemih sekitar 4-6 kali selama sehari. c. Mengosongkan kandung kemih sebelum tidur di malam hari Tahap – tahap pembentukan urine : a. Proses filtrasi Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginjal. b. Proses reabsorpsi Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis. c. Augmentasi(Pengumpulan) Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya. Urine diproduksi oleh ginjal sekitar 1 ml/menit, tetapi dapat bervariasi antara 0,5-2 ml/menit. Aliran urine masuk ke kandung kemih dikontrol oleh gelombang peristaltik yang terjadi setiap 10-150 detik. Aktivitas saraf parasimpatis meningkatkan frekuensi peristaltik dan stimulasi simpatis menurunkan frekuensi. Banyaknya aliran urine pada uretra dipengaruhi oleh adanya refleks uretrorenal. Refleks ini diaktifkan oleh adanya obstruksi karena konstriksi ureter dan juga konstriksi arterior aferen yang berakibat pada penurunan produksi urine. Kandung kemih dipersarafi oleh saraf dari pelvis, baik sensorik maupun motorik. Pengaktifan saraf parasimpatis menyebabkan kontraksi dari otot detrusor. Normalnya, spingter interna pada leher kandung kemih berkontraksi dan akan relaksasi ketika otot kandung kemih berkontraksi. Sedangkan spingter eksterna dikontrol berdasarkan kesadaran (volunter) dan dipersarafi oleh nervus pudendal yang merupakan serat saraf somatik. Refleks berkemih dimulai ketika terjadi pengisian kandung kemih. Jika ada 30-50 ml urine, maka terjadi peningkatan tekanan pada dinding kandung kemih. Makin banyak urine yang terkumpul, makin besar pula tekanannya. Peningkatan tekanan akan menimbulkan refleks peregangan oleh reseptor regang sensorik sakralis melalui nervus pelvikus dan kemudian secara refleks kembali lagi ke kandung kemih untuk menstimulasi otot detrusor untuk berkontraksi. Siklus ini terus berulang sampai kandung kemih mencapai kontraksi yang kuat, kemudian refleks akan melemah dan menghilang sehingga refleks berkemih berhenti. Hal ini menyebabkan kandung kemih berelaksasi. Sementara itu jika terjadi kontraksi yang kuat, maka akan menstimulasi nervus pudendal ke spingter eksternus untuk menghambatnya. Jika penghambatan sinyal kontriktor volunteer ke spingter eksterna di otak kuat, maka terjadilah proses berkemih. Tidak semua urine dapat dikeluarkandalam berkemih. Masih dapat tersisa urine residu sekitar 10 ml.