Anda di halaman 1dari 6

TEKNOLOGI NIRKABEL GENERASI KE LIMA ( 5G )

PADA REVOLUSI INDUSTRI 4.0


oleh:
Moch Arief Firizqi; Qatrunnada Fitriani; Wempi Wahyu Pratama; Gelar Aditya Madya
arieffirizqi02@gmail.com; qatrunnadafitriani95@gmail.com; pratamawempi11@gmail.com;
gelaraditya10@gmail.com

ABSTRAK
Kajian ini dilatarbelakangi oleh Indonesia saat ini tengah memasuki era teknologi 4G dimana
secara global teknologi ini telah dikomersilkan sejak tahun 2009. Melihat pengalaman
implementasi teknologi seluler dari 1G sampai 4G di Indonesia yang selalu terlambat. Tujuan dari
kajian ini adalah diharapkan dapat menjadi awal persiapan Indonesia dalam menghadapi teknologi
5G dengan mengidentifikasi teknologi seluler saat ini. Metode penulisan yang digunakan dalam
artikel ini adalah studi pustaka. Berdasarkan hasil pembahasan, ditemukan bahwa teknologi 4G
dapat dirubah menjadi 5G setelah melakukan beberapa proses.
Kata kunci : Kajian awal, 5G, Indonesia

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat dari masa kemasa.
Seperti yang telah dunia ketahui wireless merupakan salah satu dari kemajuan teknologi dalam
bidang persinyalan dan komunikasi di dunia ini. Pada dekade terakhir kita telah menyaksikan
sebuah revolusi bagaimana cara manusia berkomunikasi, membagikan ide dan hidup melalui
jaringan komunikasi nirkabel. Hal ini diperkuat oleh pergeseran teknologi dari jaringan seluler
generasi ketiga ( 3G ) ke generasi keempat ( 4G ) yang sangat mulus tanpa adanya masalah yang
signifikan. Dan saat ini sudah diluncurkan dibeberapa negara di dunia jaringan seluler generasi ke
lima ( 5G ) .
Tujuan utama teknologi 5G adalah untuk memenuhi layanan komunikasi bergerak serta
memberikan dukungan teknologi pada sektor ekonomi dan industri 4.0 . Teknologi 5G akan
menciptakan kondisi konektivitas nirkabel berubah dari sesuatu hal yang memberikan nilai tambah
menjadi sesuatu yang harus ada pada sektor industri
Berdasarkan uraian tersebut, maka teknologi nirkabel generasi ke lima pada revolusi industri
4.0 penting dikaji karena perkembangan industri 4.0 menjadi target dari perkembangan suatu
negara sehingga penulis perlu mengkaji teknologi nirkabel generasi ke lima terhadap revolusi
industri 4.0 .
1.2 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam artikel ini difokuskan pada teknologi nirkabel generasi ke lima karena
teknologi nirkabel generasi ke lima sesuatu yang harus ada pada sektor industri 4.0 saat ini.
1.3 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, masalah yang akan dikaji adalah bagaimanakah teknologi
nirkabel generasi ke lima ( 5G ) pada revolusi industri 4.0 ?
1.4 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai adalah untuk menjelaskan teknologi nirkabel generasi ke lima
pada revolusi industri 4.0
1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam artikel ini adalah studi pustaka. Metode studi
pustaka merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi mempelajari buku-buku,
literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang berhubungan dengan masalah yang
akan dipecahkan (Nazir, 2013, h.93.). Pustaka utama yang digunakan berjudul Kajian Awal 5G
di Indonesia ditulis oleh Awangga Febian Surya Admaja . Pustaka pendukung yang dijadikan
acuan adalah tulisan tentang Teknologi Nirkebel Generasi 5G yang secara umum membahas
tentang perkembangan 5G dan visi teknologi 5G tersebut . Selain itu, literatur pendukung yang
lain adalah tulisan Revolusi Industri tentang peluang, tantangan, dan faktor pendukung revolusi
industri.
2. KAJIAN PUSTAKA
Di kajian pustaka ini akan menjelaskan mengenai perkembangan Teknologi Nirkabel Generasi
ke lima (5G) dan Revolusi Industri 4.0
2.1 Perkembangan 5G di Dunia
Di beberapa negara maju sudah ada yang menerapkan 5G dengan dibentuknya working
project diantaranya 5GNOW dan METIS yaitu gabungan dari berbagai vendor di bidang
telekomunikasi. Pemanfaatan sistem nirkabel pada teknologi 5G diantaranya yaitu pada IOT atau
Internet Of Thing dan M2M atau Machine to Machine. Pada Nokia, 2016 menyatakan bahwa big
data yang menyebabkan suatu tantangan pada teknologi 5G dengan IOT atau M2M yang
dihasilkannya suatu data yang cukup besar pada suatu jaringan pengaksesan radio dalam
menjalankan atau mengakses big data dengan energy kuat pada suatu cloud computing atau
komputasi awan yaitu diantaranya SDN atau Software Defined Networking dan NFV atau
Network Function Virtualization

Menurut Vigilante (2018) dan Dahmal (2016) teknologi 5G akan melampaui teknologi
sebelumnya sehingga melahirkan sebuah istilah yang dinamakan networked society, yaitu sebuah
koneksivitas yang dapat menjangkau semua hal disekitar kita.

Selain itu menurut Marsch (2018) menjelaskan bahwa untuk mendukung berbagai jenis
penggunaan dan aplikasi, maka diperlukan beberapa perubahan pada jaringan konvensional yang
telah ada dengan memecah elemen jaringan atau network function (NF) menjadi modul dasar yaitu
control plane (CP) dan user plane (UP) sehingga memungkinkan terbentuknya logical architectures
melalui interkoneksi dari CP dan UP

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi 5G akan melampaui teknologi
sebelumnya dengan didukung berbagai jenis penggunaan dan aplikasi

2.2 Perkembangan 5G di Indonesia


Teknologi 5G merupakan teknologi terbaru nirkabel seluler, dimana teknologi ini
merupakan generasi ke-5nya. Perkembangan teknologi seluler di Indonesia saat ini telah
memasuki era 4G dimana jaringan pita lebar 4G LTE “tahap pertama” di Indonesia telah
diterapkan di pita frekuensi 900 MHz di akhir tahun 2014 dan akan dilanjutkan pada “tahap kedua”
pada pita frekuensi 1800 MHz di kuartal pertama tahun 2015

Menurut Osseiran (2016) bahwa data dan informasi adalah hal yang penting untuk
pengembangan berbagai sektor industri.

Selaian itu menurut Ericsson (2018) Dengan kapasitas bandwidth yang lebih besar, data rate
lebih tinggi dan tingkat delay yang kecil teknologi ini dapat memberikan peluang dan keuntungan
kepada operator dengan menciptakan model bisnis baru

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa data dan informasi adalah hal yang
penting dalam menciptakan model bisnis baru di berbagai sektor industri
2.3 Revolusi Industri 4.0
Revolusi Industri 4.0 adalah industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan
teknologi cyber. Ini merupakan tren otomatisasi dan pertukaran data dalam teknologi manufaktur.
Termasuk sistem cyber-fisik, Internet of Things (IoT), Komputasi awan dan komputasi kognitif.

Menurut konselir Jerman, Angela Merkel (2014) berpendapat bahwa Industri 4.0 merupakan
transformasi komprenhensip dari kesuluruh aspek produksi di industri melalui penggabungan
teknologi digital dan internet dengan industry konvensional.

Selain itu menurut Herman dkk (2015) mengatakan bahwa Revolusi Industri 4.0 adalah
sebuah era industri digital dimana seluruh bagian yang ada di dalamnya saling berkolaborasi dan
berkomunikasi secara real time dimana saja kapan saja dengan pemanfaatan IT, berupa internet
dan CPS, IoT dan IoS guna menghasilkan inovasi baru atau optimasi lainnya yang lebih efektif
dan efisien.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Revolusi Industri 4.0 adalah industri yang
menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber melalui penggabungan teknologi
digital dan internet secara real time dimana saja kapan saja sehingga lebih efektif dan efisien

3. ANALISIS
Melihat pengalaman implementasi teknologi seluler dari 1G sampai dengan 4G di Indonesia
yang selalu terlambat, maka kajian ini diharapkan dapat menjadi awal persiapan Indonesia dalam
menghadapi teknologi 5G. Teknologi 5G adalah penggunaan bandwidth yang tinggi pada telepon
seluler dimana hal ini merupakan teknologi yang dominan dimasa mendatang. Kajian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data. Meskipun teknologi
telekomunikasi berkembang dengan sangat pesat, masih terdapat tantangan terhadap peningkatan
permintaan kecepatan akses data berikut dengan kehandalan dari layanan dimana teknologi 4G
pun tidak dapat memenuhi dan hal ini yang memacu adanya penelitian terhadap teknologi terkini
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Perkembangan telekomunkasi pada awalnya hanya
dilakukan dengan media seperti burung merpati, symbol-simbol, telegram, bunyi dan isyarat.
Namun, seiring perkembangan teknologi komunikasi, media-media tersebut berubah menjadi
sebuah kesatuan yang biasa kita sebut dengan internet. Internet dapat kita akses lebih cepat seiring
perkembangan teknologi, kini teknologi sudah mencapai pada jaringan 5G atau jaringan seluler
kelima. Teknologi 5G merupakan jaringan internet seluler generasi kelima yang menawarkan
kemudahan dan kecepatan dalam pengunggahan maupun pengunduhan data, jangkauan
konektivitas internet yang lebih luas, dan kestabilan koneksi. Dengan pengelolaan spektrum radio
yang lebih baik memungkinkan lebih banyak perangkat yang dapat mengakses internet dalam
waktu yang bersamaan dengan menawarkan banyak keuntungan, teknologi 5G diharapkan dapat
mengurangi gangguan maupun penundaan yang sering terjadi pada game seluler dan video call,
kemudahan berkomunikasi secara wireless, maupun harapan seperti halnya kendaraan self-driving
yang mampu membaca peta dan data lalu lintas.

Saat ini Indonesia baru saja memasuki tahap teknologi 5G, oleh karena itu kajian ini
diselenggarakan untuk membantu menggambarkan kondisi Indonesia saat ini dan diharapkan
dapat memberikan masukan dalam menentukan langkah dan roadmap 5G Indonesia ke depan.
Kajian awal ini dilakukan untuk melihat "Bagaimana kondisi Indonesia dalam perkembangan
teknologi 5G". Berbeda dengan teknologi seluler sebelumnya, tujuan utama teknologi 5G adalah
untuk memenuhi layanan komunikasi bergerak serta memberikan dukungan teknologi pada sektor
ekonomi dan industri. Teknologi 5G akan menciptakan sebuah kondisi dimana konektivitas
nirkabel berubah dari sesuatu hal yang memberikan nilai tambah menjadi sesuatu yang harus ada
pada sektor industri.

METIS merupakan proyek andalan dari Uni Eropa terkait dengan teknologi 5G dengan
tujuan utama menentukan pondasi dari sistem 5G. Proyek METIS secara keseluruhan melakukan
pendekatan terhadap teknologi 5G dengan cara mengikuti perkembangan dari teknologi eksisting
yang dirangkum dengan konsep radio telekomunikasi terbaru yang sesuai dengan tantangan atas
segala kebutuhan mengenai akses telekomunikasi yang tidak dapat terpenuhi. Ada 5 skenario
dalam memenuhi tantangan teknologi 5G yang digambarkan oleh METIS: "Amazingly fast",
"Great service in a crowd", "Best experience follows you", "Super real-time and reliable
connections", dan "Ubiquitous things communicating". Untuk memenuhi target setiap skenario,
masih diperlukan penelitian lebih lanjut terhadap komponen teknologi yang mendukung 5G
seperti, link-level components, multinode/multi-antenna, multi-RAT dan multi-layer network, dan
spectrum handling.

Ada beberapa teknologi yang diperkirakan akan menjadi landasan dalam teknologi 5G,
dimana teknologi tersebut harus memenuhi kebutuhan data rates yang tinggi, latensi yang semakin
kecil sehingga memberi kesan "koneksi instan" kepada end user, serta permasalahan yang di
generasi sebelumnya bukan merupakan masalah besar. Setiap pemenuhan kebutuhan tersebut
terkait dengan teknologi lain yang mendukung bagaimana pemenuhan data rates yang tinggi dapat
dimungkinkan dengan cara: densification dan offloading, peningkatan bandwidth, dan
peningkatan efisiensi sprektrum.

4. PENUTUP
Pemakaian 4G sudah sangat umum di kalangan masyarakat Indonesia.
4.1 Simpulan
Berdasarkan atas analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Indonesia saat
ini baru menapaki teknologi 4G dan akan kesempatan pembelajaran penerapan teknologi ini
menjadi 5G.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan bagi penulis berikutnya saran yang dapat diberikan bagi penulis
berikutnya, penulis dapat memaparkan bahwa 4G bisa diproses menjadi 5G dengan harus melewati
beberapa metode.
DAFTAR PUSTAKA
Marco Vigilante et al. (2018). 5G and E-Band Commu nication Circuit s in Deep-Scale d
CMOS: Springer International Publishing AG.
Patrick Marsch et al. (2018). 5G System Design: Wiley.
Osseiran, A., Boccardi, F., Braun, V., Kusume, K., Marsch, P., Maternia, M., … Fallgren, M.
(2014). Scenarios for 5G mobile and wireless communications: the vision of the METIS
project. IEEE Communications Magazine, 52(5), 26–35.
Ericsson. (2018). 5G deployment considerations.
Merkel, A. (2014). Speech by Federal Chancellor Angela Merkel to the OECD Conference.
Hermann, M., Pentek, T., & Otto, B. (2016). Design principles for industrie 4.0 scenarios.
System Sciences (HICSS), 49th Hawaii International Conference, pp. 3928-3937.

Anda mungkin juga menyukai