TINJAUAN TEORI
1. Difusi
3. Filtrasi
4. Transpor Aktif
10 400-500 125-150
6 950-1100 130-135
9 1100-1250 125-145
2 1350-1500 115-125
4 1600-1800 100-110
6 1800-2000 90-100
10 2000-2500 70-85
14 2200-2700 50-60
18/> 2200-2700 40-50
b. Oksidasi Sel
Oksidasi sel merupakan sumber pemasukan airan, walaupun
jumlahnya kurang bermakna. Cairan ini merupakan sisa hasil
metabolism di dalam sel, di samping CO2 dan energy yang
jumlahnya diperkirakan 10 ml dari setiap 100 kalori zat makanan
yang dibakar. Jadi pada orang dewasa sekitar 250 ml saja.
a. Urine
Jumlah urine yang dibentuk ginjal tergantung dari jumlah cairan
tubuh, tahap perkembangan, dan berat badan seseorang. Dalam
keadaan cairan tubuh yang normal ginjal orang dewasa akan
menghasilkan urine sekitar 1-2 ml/ kgBB/jam atau sekitar 1500 ml
dalam 24 jam. Pada bayi jumlah urine yang dihasilkan ginjal lebih
banyak karena sampai dengan usia 2 tahun kemampuan ginjal untuk
mengonsentrasikan urine masih terbatas dan jumlah urine yang
dihasilkan menjadi sekitar 3-4 ml/kgBB.
b. Insensible water loss (IWL)
Kehilangan cairan melalui paru-paru tergantung dari kecepatan
respirasi, makin cepat pernafasan seseorang makin banyak uap air
yang dikeluarkan. Penguapan melalui kulit tergantung dari luas
permukaan tubuh, suhu tubuh, dan kelembapan lingkungan
(humidity). Diperkirakan kehilangan cairan melalui mekanisme ini
sekitar 10-15 ml/kgBB. Pada bayi permukaan tubuhnya relative lebih
luas dari orang dewasa, begitu pula dengan frekuensi pernafasannya
lebih cepat sehingga penguapannya lebih banyak dari orang dewasa.
Dengan demikian diperkirakan IWL pada bayi lebih banyak yaitu
sekitar 30 ml/kgBB.
c. Feses
Diperkirakan selama proses pencernaan makanan dalam 24 jam,
disekresikan cairan dari saluran cerna sekitar 7000 ml, ditambah
dengan makanan dan minuman sekitar 2000 ml. Selanjutnya di
jejenum, ilium, dan colon, cairan ini diresorpsi kembali sekitar 8800
ml, dan sisanya sekitar 200 ml di buang dalam feses. Oleh karena itu
sat terjadi gangguan absorpsi dan menyebabkan diare, akan
menimbulkan kehilangan cairan.
d. Keringat
Produksi keringat oleh kelenjar keringat merupakan salah satu
mekanisme pengeluaran cairan tubuh. Jumlah cairan yang
dikeluarkan melalui keringat dipengaruhi oleh suhu tubuh, aktivitas
fisik, dan kondisi atmosfir. Pada suhu lingkungan sekitar 20 derajat
celcius akan dikeluarkan keringat sekitar 100 ml.
2.3.3 Hormon
Hormon utama yang memengaruhi keseimbangan cairan dan
elektrolit adalah ADH dan aldosteron. ADH menurunkan produksi urine
dengan cara meningkatkan reabsorbsi air oleh tubulus ginjal dan air akan
dikembalikan ke dalam volume darah sirkulasi. Aldosteron mengatur
keseimbangan natrium dan kalium, menyebabkan tubulus ginjal
mengekskresi kalium dan mengabsorbsi natrium, akibatnya air akan
direabsorbsi dan dikembalikan ke volume darah. Glukokortikotiroid
mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit.
1. Kation
Kation utama yaitu natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca2+), dan
masgnesium (Mg2+), terdapat di dalam cairan ekstrasel dan intrasel. Kerja ion ini
memengaruhi transmisi neurokimia dan neuromuskular, yang memengaruhi
fungsi otot, irama dan kontraktilitas jantung, perasaan dan perilaku,fungsi saluran
pencernaan, dan proses lain.
2. Anion
Anion utama adalah klorida yang dapat ditemukan di dalam cairan
ekstrasel dan intrasel. Bikarbonat adalah bufer dasar kimia yang utama di
dalam tubuh, ditemukan dalam cairan ekstrasel dan intrasel. Fosfat merupakan
anion bufer dalam cairan intrasel dan ekstrasel. Konsentrasi fosfat diatur oleh
ginjal, hormonparatiroid dan vitamin D teraktivasi.
b. Hipovolemik (Dehidrasi)
Merupakan suatu kondisi defisit air dalam tubuh akibat masukan yang
kurang atau keluaran yang berlebihan. Kondisi dehidrasi bisa terdiri dari 3
bentuk, yaitu: isotonic (bila air hilang bersama garam, contoh: GE akut,
overdosis diuretik), hipotonik (Secara garis besar terjadi kehilangan
natrium yang lebih banyak dibandingkan air yang hilang. Karena kadar
natrium serum rendah, air di kompartemen intravascular berpindah ke
ekstravaskular, sehingga menyebabkan penurunan volume intravaskular),
hipertonik (Secara garis besar terjadi kehilangan air yang lebih banyak
dibandingkan natrium yang hilang. Karena kadar natrium tinggi, air di
kompartemen ekstravaskular berpindah ke kompartemen intravaskular,
sehingga penurunan volume intravaskular minimal).
Tabel 2.
Derajat Dehidrasi
b. Hipernatremia
Jika kadar natrium > 150 mg/L maka akan timbul gejala berupa perubahan
mental, letargi, kejang, koma, lemah. Hipernatremi dapat disebabkan oleh
kehilangan cairan (yang disebabkan oleh diare, muntah, diuresis, diabetes
insipidus, keringat berlebihan), asupan air kurang, asupan natrium berlebihan.
Terapi keadaan ini adalah penggantian cairan dengan 5% dekstrose dalam air.
c. Hipokalemia
Nilai normal Kalium plasma adalah 3,5-4,5 mEq/L. Disebut hipokalemia
apabila kadar kalium <3,5mEq/L. Dapat terjadi akibat dari redistribusi akut
kalium dari cairan ekstraselular ke intraselular atau dari pengurangan kronis
kadar total kalium tubuh. Tanda dan gejala hipokalemia dapat berupa perasaan
lemah, otot-otot lemas,gangguan irama jantung. Terapi hipokalemia dapat
berupa koreksi secara oral dengan memberikan masukan makanan yang kaya
dengan kalium, seperti buah-buahan, ikan, sayur-sayuran, dan kaldu.
Sedangkan terapi untuk gawat darurat dapat di koreksi secara parenteral tetes
kontinyu, tidak boleh memberikan preparat K langsung intravenous karena
bisa mengakibatkan henti jantung. Preparat yang diberikan bisa dalam bentuk
K-Bikarbonat atau Kcl. Selama pemberian, kadar K plasma harus dipantau
setiap jam. Rumus yang digunakan untuk koreksi: Defisit K = K (normal) – K
(hasil pemeriksaan) x 0,4 x BB
d. Hiperkalemia
Hiperkalemia adalah jika kadar kalium > 5 mEq/L. Hiperkalemia sering
terjadi karena insufisiensi renal atau obat yang membatasi ekskresi kalium
(NSAIDs, ACE-inhibitor, siklosporin, diuretik). Tanda dan gejalanya terutama
melibatkan susunan saraf pusat (parestesia, kelemahan otot) dan sistem
kardiovaskular (disritmik, perubahan EKG).
Evaporasi
1) Observasi :
2) Terapeutik :
3) Edukasi
4) Kolaborasi
1) Observasi:
3) Edukasi:
4) Kolaborasi: