Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KIMIA ANALITIK III

“Analisis Kandungan Logam Merkuri(Hg) di Perairan”

Oleh :

Nama : Moh. Fadlan Ibrahim


NIM : 442419042
Kelas : Kimia B
Prodi : S1-Kimia

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyanyang. Segala puji dan syukur
bagi Allah Swt yang dengan Ridho-Nya kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
lancar.Sholawat serta salam tetap kami haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad
SAW dan untuk para keluarga , sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia mendampingi
beliau. Terimakasih keluarga, bapak guru,dan teman-teman yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini yang dengan do’a dan bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
dan lancar.

Dalam makalah ini,kami membahas tentang “pembuatan dan manfaat beberapa unsure logam dan
senyawanya” yang kami buat berdasarkan referensi yang kami ambil dari berbagai
sumber,diantaranya buku dan internet. Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan dan
pengetahuan yang selama ini kita cari.Kami berharap bisa dimanfaatkan semaksimal dan sebaik
mungkin.

Gorontalo, 13 oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 3

BAB I ......................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN...................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 5

1.3 Tujuan.................................................................................................................................. 5

BAB II........................................................................................................................................ 6

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 6

2.1. Logam Merkuri .................................................................................................................. 6

2.2. Kadar Merkuri ................................................................................................................... 6

2.3. Kadar pH ............................................................................................................................ 7

2.4. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen/DO) ........................................................................ 8

BAB III ...................................................................................................................................... 9

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 9

3.1. Hasil Dan Pembahasan ...................................................................................................... 9

BAB IV .................................................................................................................................... 12

PENUTUP ............................................................................................................................... 12

4.1. KESIMPULAN ................................................................................................................. 12


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi
ini. Air adalah sumber daya alam yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia, baik untuk
keperluan industri, pertanian, perikanan maupun air minum. Hal ini sesuai dengan tujuan
deklarasi penyelamatan air, yaitu mencapai kelangsungan hidup yang seimbang di seluruh dunia
(Nasution,2012). Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum (Mulia,
2005). Sumber air minum dapat bersumber dari air tanah (sumur) dan air permukaan.

Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, maka terjadi peningkatan aktivitas
manusia yang dapat menyebabkan penurunan kualitas (mutu) air. Bila penurunan mutu air ini
tidak diminimalkan, maka akan terjadi pencemaran air. Peraturan pemerintah RI no. 82 tahun
2001 menyebutkan bahwa pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup,
zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan
manusia, sehingga kualitas air menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak
dapat berfungsi lagi.

Logam berat pada perairan merupakan ancaman bagi makhluk hidup baik itu biota yang
ada di dalam perairan tersebut, maupun pada tumbuh-tumbuhan dan manusia yang bergantung
pada sumber air tersebut. Sumber logam berat di perairan bersumber dari alam (debu vulkanik,
pengikisan bebatuan, dan lain-lain) dan aktivitas manusia (limbah domestic, limbah industry dan
lain-lain). Logam berat memiliki sifat akumulatif di lingkungan. Keberadaan logam berat Timbal
(Pb), Merkuri (Hg) dan Arsen (As) yang menumpuk pada air dan sedimen akan masuk ke dalam
kehidupan organisme di dalamnya, logam berat pada konsentrasi tertentu akan terakumulasi
kedalam air, biota, serta sedimen pada perairan tersebut, dan dapat menimbulkan efek toksik
terhadap organisme di dalamnya (Sembel, 2015).

Saat ini pencemaran air terutama di perairan terbuka (sungai) merupakan


permasalahan yang serius. Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) merupakan
kawasan berkembang (growth city) yang ditandai dengan berbagai permasalahan
yang kompleks. Kompleksitas permasalahan yang multidimensi tersebut dihadapi
oleh sektor pertambangannya. Hal ini ditandai dengan semakin maraknya aktivitas
Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kabupaten Kuansing. Sungai di
Kabupaten Kuansing terdiri dari dua sungai utama, yaitu Sungai Kuantan (DAS
Indragiri) dan Sungai Singingi (DAS Kampar). Sungai inilah yang dimanfaatkan
oleh masyarakat dalam kehidupan sehari - hari. Sungai ini berfungsi sebagai
sumber air minum, MCK, pertanian, industri, perhubungan, dan pariwisata yang
memberikan kostribusi besar bagi masyarakat (Tasriani dan Zulhadi, 2013).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana logam merkuri pada perairan muara sungai..?

2. Bagaimana kadar merkuri pada perairan muara sungai..?

3. Bagaimana kadar pH pada perairan muara sungai..?

4. Bagaimana Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen/DO) pada perairan muara sungai..?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui logam merkuri pada perairan muara sungai.

2. Untuk mengetahui kadar merkuri pada perairan muara sungai.

3. Untuk mengetahui kadar pH pada perairan muara sungai.

4. Untuk mengetahui Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen/DO) pada perairan muara sungai.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Logam Merkuri
Hasil pengukuran Hg di Muara Sungai Banyuasin menunjukkan konsentrasi bersifat
fluktuafif. Kandungan Hg didapatkan berkisar antara 0,001 – 0,032 mg/L dengan kosentrasi rata-
rata 0,05 mg/L. Pola distribusi Hg tinggi di bagian mulut muara yang berhadapan langsung
dengan laut, dan rendah pada bagian mulut sungai. Hasil yang diperoleh secara umum memiliki
pola yang sama dengan Barus, dimana kandungan Hg tinggi pada mulut muara yang berhadapan
dengan laut. Adanya kandungan Hg di Muara Sungai Banyuasin diduga disebabkan oleh
banyaknya aktfitas pertanian, perkebunan, pertambangan dan rumah tangga pada hulu Sungai
Lalan dan Sungai Banyuasin yang diduga memberikan buangan limbah Hg (Maddusa et al.,
2017).

Keberadaan Hg pada bagian muara yang berdekatan dengan laut diduga dipengaruhi oleh
kondisi fisika kimia perairan sendiri. Selain itu, sifat Hg yang pada umumnya berikatan dengan
mineral dan mudah berikatan dengan klorin, sulfur, oksigen dan karbon, mengakibatkan secara
alami logam Hg akan dijumpai di alam meski dalam jumlah yang kecil. Tingginya kosentrasi
logam berat dekat mulut muara diduga kuat juga disebabkan oleh sifat logam berat yang memiliki
tingkat kelarutan tinggi, susah didegradasi dan mudah terakumulasi di kolom perairan (Maddusa
et al., 2017).

2.2. Kadar Merkuri


Parameter pencemaran air yang sangat penting yang telah dianalisis pada penelitian ini
adalah kandungan logam beratnya karena diketahui bahwa logam berat mempunyai sifat toksik
dan berbahaya bagi kehidupan, hal ini sesuai dengan pendapat, yang menyatakan logam berat
menimbulkan efek kesehatan bagi manusia dan daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai
penghalang kerja enzim sehingga proses metabolisme terputus. Pada penelitian ini logam berat
yang dianalisis adalah kadar merkuri atau Hg dikarenakan beberapa hal diantaranya berdasarkan
sifat kimia dan fisik tingkatan tertinggi daya racun logam berat terhadap biota air secara berurutan
adalah Hg (merkuri), Kadmium (Cd), Seng (Zn), Timbal (Pb), dan Nikel (Ni). Merkuri merupakan
salah satu unsur yang paling beracun diantara logam berat yang ada dan apabila terpapar pada
konsentrasi yang tinggi akan mengakibatkan kerusakan otak permanen dan kerusakan ginjal.
Selain itu kadar merkuri perlu diuji karena diketahui bahwa operasional penambangan emas biasa
menggunakan raksa sebagai media pengikat emas dan membuang limbah yang masih
mengandung merkuri ke perairan (Yulis, 2018).

2.3. Kadar pH

Kisaran pH yang diperoleh pada penelitian adalah 6.2-8.1. Sebaran pH di perairan


menunjukkan bahwa semakin ke arah laut, nilai pH semakin meningkat. Pada umumnya pH air
laut adalah basa karena semakin jauh dari daratan, nilai salinitas akan mengalami peningkatan
yang diikuti dengan meningkatnya pH (Suteja et al., 2019).

pH terendah diperoleh di badan Sungai Lalan dan Sungai Banyuasin, sedangkan pH


tertinggi diperoleh di sisi timur muara (dekat dengan laut). Nilai terendah pH yang diperoleh di
lokasi yang sama. Namun demikian, pola sebaran pH sesuai dengan dimana pH tertinggi dan pH
terendah diperoleh pada daerah yang sama. Nilai pH di Muara Sungai Banyuasin ini masih
memenuhi KepMenLH no 51 Tahun 2004 tentang standar baku mutu air laut bagi biota laut yaitu
masih dalam rentang 7-8,5 (Suteja et al., 2019).

Perairan alami memiliki pH sekitar 7, kadar oksigen terlarut cukup, dan ion besi(II)
terlarut dioksidasi menjadi ion besi(III). Besi dalam perairan alami dapat berikatan dengan anion
klorida, bikarbonat, dan sulfat membentuk senyawa FeCl2, Fe(HCO3)2, dan FeSO4.
Pengendapan ion besi(III) pada air sumur dapat mengakibatkan warna kemerahan pada pipa air,
bak mandi, porselin, dan pakaian. Dalam senyawa, besi (III) memiliki ikatan yang lebih kuat
dibandingkan dengan besi(II) karena jejari ion besi(III) lebih kecil. Akibatnya, dalam air, besi
akan stabil dalam keadaan besi(III) yang berwarna merah kecoklatan. Di samping jari- jari ion,
koordinasi ion-ion logam pun harus diperhatikan karena menentukan migrasi ion dalam
lingkungan. Kelarutan besi meningkat dengan menurunnya pH. Air tanah biasanya memiliki
karbon dioksida dengan jumlah yang relatif banyak. Ini dicirikan dengan rendahnya pH dan
disertai dengan kadar oksigen terlarut yang rendah (Iyabu et al., n.d.).
2.4. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen/DO)

Perairan Muara Sungai Banyuasin memiliki DO antara 8.3-9.9 ppm dengan sebaran DO
yang makin meningkat ke arah muara. Pola peningkatan pada sebaran ini diduga karena proses
difusi oksigen dari udara ke perairan pada daerah mulut muara yang menuju laut semakin tinggi.
Daerah yang terbuka akan memudahkan difusi oksigen yang terjadi antara udara dan perairan.
Nilai DO yang didapatkan pada kajian ini lebih besar dibandingkan penelitian terdahulu di lokasi
yang sama, yaitu berkisar antara 4.3-7.8 ppm (Maddusa et al., 2017).

mengemukakan factor-faktor yang mempearuhi konsentrasi DO di perairan, yaitu


temperatur, kadar garam (salinitas), tekanan atmosfir, arus, kelimpahan fitoplankton, proses
turbulensi air oleh angin dan tingkat kejenuhan oksigen sekitarnya. Nilai DO yang diperoleh
saat penelitian masih sesuai dengan KepMenLH no 51 Tahun 2004 untuk biota laut yang
memeiliki nilai diatas 5 mg/L.Paragraf teks utama (Maddusa et al., 2017).
BAB III

PEMBAHASAN
3.1. Hasil Dan Pembahasan
Merkuri merupakan salah satu unsur yang paling beracun diantara logam berat yang ada dan
apabila terpapar pada konsentrasi yang tinggi akan mengakibatkan kerusakan otak permanen dan
kerusakan ginjal. Selain itu kadar merkuri perlu diuji karena diketahui bahwa operasional
penambangan emas biasa menggunakan raksa sebagai media pengikat emas dan membuang
limbah yang masih mengandung merkuri ke perairan. Kadar atau konsentrasi larutan sampel air
sumur dapat dicari setelah absorbansi larutan sampel diukur dan diintropolasi ke dalam kurva
kalibrasi sebagai persamaan garis lurus yang diperoleh. Jika nilai regresi mendekati 1, maka
absorbansi yang diperoleh adalah baik atau signifikan.

Parameter pencemaran air yang sangat penting yang telah dianalisis pada penelitian ini adalah
kandungan logam beratnya karena diketahui bahwa logam berat mempunyai sifat toksik dan
berbahaya bagi kehidupan, logam berat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia dan daya
racun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim sehingga proses metabolisme
terputus.

Perairan alami memiliki pH sekitar 7, kadar oksigen terlarut cukup, dan ion besi(II)
terlarutdioksidasi menjadi ion besi(III). Besi dalam perairan alami dapat berikatan dengan anion
klorida, bikarbonat, dan sulfat membentuk senyawa FeCl2, Fe(HCO3)2, dan FeSO4. Kelarutan
besi meningkat dengan menurunnya pH, ini dicirikan dengan rendahnya pH dan disertai dengan
kadar oksigen terlarut yang rendah.

daerah yang terbuka akan memudahkan difusi oksigen yang terjadi antara udara dan perairan,
Pola peningkatan pada sebaran ini diduga karena proses difusi oksigen dari udara ke perairan
pada daerah mulut muara yang menuju laut semakin tinggi.
Absorban Kadar
0,19 1,476448442

0,42 4,080966325

0,39 3,741246601

0,31 2,835327337

0,37 3,514766785

0,40 3,854486509

Berdasarkan data pada Tabel di atas, kandungan logam merkuri (Hg) pada keenam kadar
dari absorban perairan tersebut adalah pada absorban 0,19 kadarnya 1,476448442, 0,42 kadarnya
4,080966325, 0,39 kadarnya 3,741246601, 0,31 kadarnya 2,835327337, 0,37 kadarnya
3,514766785, dan pada kadar 0,40 kadarnya 3,854486509. Berdasarkan baku mutu PP No. 82
Tahun 2001 batas kadar merkuri adalah 1 ppb atau 0,001 ppm, sehingga kadar yang didapatkan
tersebut mencapai sudah jauh melebihi ambang batas baku mutu. Adanya merkuri di perairan
tersebut dapat bersumber dari pelepasan senyawa merkuri sebagai efek dari aktivitas bakteri yang
hidup pada perairan yang telah tercemar oleh logam merkuri, dimana proses ini berawal dari
perombakan logam merkuri yang mengendap pada dasar sedimen perairan yang telah tercemar
sebelumnya, selanjutnya ion-ion yang telah dirombak oleh aktivitas bakteri sangat mudah
menguap dan sangat beracun bagi biota di perairan.
0.45
0.4 y = 0.0883x + 0.0596
R² = 0.9972
0.35
0.3
0.25
Series1
0.2
Linear (Series1)
0.15
0.1
0.05
0
0 1 2 3 4 5

Data pengukuran serapan larutan standar merkuri (Hg) berbanding lurus dengan konsentrasi
larutan standar, dimana semakin tinggi konsentrasi, maka absorbaSnsinya juga semakin tinggi.
Persamaan garis regresi yang dihasilkan adalah y = 0,088x0,059 dan koefisien korelasi, r2=
0,997.koefisien tersebut mendekati satu yang menunjukkan bahwa absorbansi sudah baik atau
datanya sudah akurat.

Merkuri sangat beracun diantara logam berat yang ada dan apabila terpapar pada konsentrasi
yang tinggi akan mengakibatkan kerusakan otak permanen dan kerusakan ginjal. Merkuri juga
dapat merusak system pusat nerves, system endokrin, ginjal, dan organ bagian badan yang lain,
dan akan mempengaruhi mulut, gusi dan gigi. Uap merkuri di udara jika terhirup oleh manusia
dapat mengakibatkan kerusakan otak dan pada akhirnya menimbulkan kematian.

Merkuri serta campurannya adalah senyawa yang bisa meracuni janin dan bayi pada Wanita-
wanita yang telah mengkonsumsi merkuri di dalam kondisi hamil terkadang melahirkan anak-
anak dengan cacat kelahiran yang serius.
BAB IV

PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Logam merkuri atau Hg ("hydrargyrum") merupakan satu-satunya unsur logam yang
memiliki bentuk fase cair pada suhu kamar (25°C) dan sangat mudah menguap. Logam Hg selama
ini dikenal dengan logam yang sangat berbahaya, karena tingginya toksisitas yang ditimbulkan
bila masuk ke dalam tubuh organisme. secara umum kualitas perairan di Muara Sungai masih
memenuhi kriteria berdasarkan KepMenLH no 51 Tahun 2004 untuk baku mutu air laut bagi biota
laut. konsetrasi logam Hg di perairan Muara Sungai berkisar antara 0.001-0.032 ppm dengan pola
distribusi yang secara umum semakin meningkat kearah lautan.

Nilai Derajat Keasaman (pH) masih dalam ambang batas angka baku mutu yang
ditetapkan oleh PP No 82 Tahun 2001, dimana rata-rata pH di setiap lokasi penelitian diatas pH
6 . Sementara untuk kadar logam merkuri (Hg) sudah melampaui angka baku mutu yang
ditetapkan PP No. 82 Tahun 2001, dimana Hg pada lokasi penelitian mencapai 13 ppb sementara
batas baku mutu adalah 1 ppb.
DAFTAR PUSTAKA

Iyabu, H., Muhammad, A., La Kilo, J., & La Kilo, A. (n.d.). Besi dalam Air Sumur: Studi Kasus
di Kelurahan Dulalowo dan Heledulaa.

Maddusa, S. S., Paputungan, M. G., Syarifuddin, A. R., Maambuat, J., & Alla, G. (2017).
Kandungan logam berat timbal (Pb), merkuri (Hg), zink (Zn) dan arsen (As) pada ikan dan
air sungai Tondano, Sulawesi Utara. Al-Sihah : Public Health Science Journal, 9(2), 153–
159. journal.uin-alauddin.ac.id

Suteja, Y., Purwiyanto, A. I. S., & Agustriani, F. (2019). Merkuri (Hg) di Permukaan Perairan
Muara Sungai Banyuasin, Sumatera Selatan, Indonesia. J. of Mar. Aquat. Sci, 5, 177–184.

Yulis, P. A. R. (2018). Analisis kadar logam merkuri (Hg) dan (Ph) air Sungai Kuantan terdampak
penambangan emas tanpa izin (PETI). Orbital: Jurnal Pendidikan Kimia, 2(1), 28–36.

Anda mungkin juga menyukai