Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fildzah Aulia Ahmad

Kelas : 6 A2 Matematika
NIM : 1884202080

1. Small Bussines : Thrifting Pakaian

Thrift secara bahasa diambil dari kata thrive yang berarti berkembang atau maju. Thrifty
dapat diartikan cara menggunakan uang dan barang lainnya secara baik dan efesien. Jadi,
thrifting merupakan kegiatan membeli barang bekas. Kegiatan thrifting ternyata bukan
merupakan tren yang baru terjadi setahun atau dua tahun saja loh, Balamuda. Istilah thrifting
telah ada sejak tahun 1760 atau sejak revolusi industri. Pada saat itu, diperkenalkanlah mass-
production of clothing yang dapat merubah cara pandang masyarakat tentang dunia fashion.
Masyarakat membeli pakaian dengan harga yang sangat murah, sehingga terbentuklah pemikiran
bahwa pakaian merupakan barang sekali pakai (disposable). Hal tersebut membuat masyarakat
semakin konsumtif yang menyebabkan pakaian bekas yang menumpuk. Hingga akhirnya,
pakaian bekas yang menumpuk sering digunakan kembali oleh para imigran. Cepatnya
pergantian mode busana membuat Thrifting Pakaian digemari khususnya pada kalangan
mahasiswa atau kaum muda. Selain harganya yang murah, Thrfting pakaian juga menawarkan
model pakaian yang limited edition. Untuk Baju Thrifting sendiri banyak tersedia di Pasar senen,
Jakarta. Kita bisa memilih sendiri model baju yang kita inginkan.
Sasaran Pasar : Semua kalangan, Anaka muda, Mahasiswa
Sistem Pembayaran : Secara tunai (COD), Transfer, Dana
Promosi : Melalui media social (instagram, status whatsapp)
Metode Kesuksesan : Fokus dalam berbisnis, meluangkan waktu, mencari baju yang menarik
untuk dipasarkan, mempromosikan lebih sering.
2. - Dari sekian banyaknya model bisnis Internet marketing, yang paling populer adalah affiliate
marketing.Pada prinsip kerja affiliate ini adalah penjualan berbasis komisi, contoh sederhananya
adalah ketika Anda berhasil menjual produk atau barang atau jasa, maka otomatis Anda
mendapatkan uang atau komisi dari penjualan produk tersebut. Affiliate marketing adalah sistem
bisnis dengan membayar jasa seseorang ketika orang tersebut berhasil menjual produk atau jasa
seorang merchant atau perusahaan yang mempunyai produk atau jasa dengan pemasaran secara
online melalui Internet dan membutuhkan orang lain untuk menjual produk/jasanya.Posisi Anda
di sini adalah sebagai orang yang tidak memiliki produk maupun jasa untuk dijual, maka Anda
dapat membantu seorang merchant tersebut dalam memasarkan produk/jasanya, dan tentunya
kita akan mendapat komisi atas penjualan yang kita lakukan.
- Cara Kerja Affiliate Marketing
Jika Anda ingin menjalankan affiliate marketing secara maksimal, maka Anda harus
mendaftarkan diri ke suatu perusahaan web afiliasi dan Anda akan mendapat sebuah link Afiliasi.
Kemudian Anda mempromosikan link tersebut di website atau blog, social media atau forum-
forum online, dan siapapun yang melakukan klik melalui link Anda lalu melakukan pembelian,
maka Anda mendapatkan komisi. Untuk komisi atau bayaran yang diberikan besarnya bervariasi,
tergantung dari produk/barang/jasa yang dijual.

Affiliate marketing ini adalah model bisnis yang bisa mendatangkan penghasilan pasif, dan
relatif mudah bagi pemula walaupun tidak memiliki website sendiri.
-Adapun kelebihan dari affiliate marketing adalah:

- Modal kecil, bahkan tidak membutuhkan modal sama sekali.


- Sangat mudah untuk dimulai.
- Industri dengan keuntungan yang sangat besar.
- Fleksibel.
- Kesempatan untuk mendapatkan penghasilan yang besar.
- Kerja dari mana saja.
- Banyak produk yang bisa Anda tawarkan.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan dari afilliate marketing adalah:
- Penghasilan berasal dari komisi sehingga pemasukan tidak tetap.
- Butuh kesabaran dan kerja keras agar sukses.
- Harus bersaing dengan affiliate marketer lain.
- Tidak mudah memilih produk yang sesuai.
- -Perbedaan Affiliate & Reseller

3. - Hal yang harus diperhatikan dalam memfoto produk


Alat potret yang bagus
Background yang sesuai
Penggunaan property yang tepat
Perhatikan pencahayaan saat memfoto
Ambil foto dari berbagai sudut
- Hal yang harus diperhatikan dalam membuat copy writing
Menulis dengan spesifik
Menawarkan keuntungan yang unik pada konsumen
Memberikan bukti kuat bahwa produk yang dipasarkan adalah produk yang
terbaik
Mampu menggiring konsumen untuk menekan tombol call to action
Contoh foto Produk memanfaatkan benda sekitar dirumah :

4.
- Gen Z merupakan generasi yang sadar akan pentingnya kemampuan bekerja secara tim, namun
mereka adalah generasi yang sangat menyadari pentingnya privasi atau kelonggaran ruang &
waktu saat sedang bekerja, dan ketika mereka berkarya dalam suatu organisasi. Independensi
mereka adalah yang paling tinggi di antara generasi-generasi sebelumnya. Bagi generasi
sebelumnya, karakteristik umum ini sering disalahpahami sebagai “anti-sosial”
-Gen Z memiliki karakter entrepreneurship yang kuat, dan ini diperkuat dengan karakter dasar
Gen Z yang Digital Native. Bagi mereka, menjadi Founder atau CEO sebuah perusahaan yang
mereka dirikan sendiri bersama kawan-kawannya, tidak dipandang sebagai hal yang terlalu rumit
dibandingkan dengan cara berpikir generasi sebelumnya yang lebih kalkulatif. Bagi generasi
sebelumnya, karakteristik umum ini sering disalahpahami sebagai “tidak loyal”, “tidak fokus”,
atau “gegabah”.
-Gen Z berkecenderungan untuk lebih mengutamakan Employee Experience dibandingkan
stabilitas status kekaryawanan. Dengan kata lain, Gen Z cenderung lebih peduli dengan
kenyamanan kerja dibandingkan status kekaryawanan PKWT (Karyawan Kontrak) atau PKWTT
(Karyawan Tetap). Bagi generasi sebelumnya, karakteristik umum ini sering disalahpahami
sebagai “buta hukum” atau “tidak peduli UU Ketenagakerjaan”
-Definisi karir bagi Gen Z sudah banyak berubah dan berbeda jauh dengan definisi karir bagi
generasi-generasi sebelumnya. Bagi Gen Z, mereka tidak masalah dengan masa kerja yang
cenderung singkat di suatu perusahaan. Ketika mereka tidak menemukan Employee Experience
yang mereka harapkan, mereka tidak segan untuk segera mengundurkan diri sesegera mungkin.
Bagi generasi sebelumnya, karakteristik umum ini sering disalahpahami sebagai “kutu loncat”.
- Gen Z lahir, menjalani studi, lulus, dan memasuki dunia kerja; dalam kondisi dunia yang sudah
terbiasa dengan fenomena Online Meeting, Remote Work, Freelance Work, By-Project Work,
dan Work-Life Enjoyment. Gen Z sudah tidak lagi mempermasalahkan Work-Life Balance
(seperti Boomers dan Gen X) atau Work-Life Integration (seperti Millennials), melainkan sudah
di tahap Work-Life Enjoyment. Bagi generasi sebelumnya, karakteristik umum ini sering
disalahpahami sebagai “generasi lembek & pemilih”.

Anda mungkin juga menyukai