Anda di halaman 1dari 8

182 |. Tri Suwarto, Tri Hartitia, Madya Sulisno ./ Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.

1 (2019) 182-189

ANALISIS KINERJA KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT AISYIYAH


KABUPATEN KUDUS DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD
Tri Suwartoa,*, Tri Hartitia, b, Madya Sulisno b
a
Prodi Magister Keperawatan Universitas Diponegoro
Gajah, Demak, Indonesia
b
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang, Indonesia

Abstrak
Era globalisasi di dunia usaha semakin berkembang pesat, salah satunya dengan banyak berdirinya
rumah sakit yang menawarkan berbagai macam fasilitas. pelayanan kesehatan yang bermutu dan strategis
dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Layanan keperawatan
yang berkulitas dan profesional adalah pelayanan keperawatan yang selalu berupaya memenuhi
kebutuhan pasien dan kemandirian pasien, sehingga pasien akan merasakan puas dengan pelayanan di
rumah sakit itu. Kinerja Keperawatan adalah aktivitas perawat dalam mengimplementasikan sebaik-
baiknya suatu wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan tugas pokok
profesi dan terwujudnya tujuan dan sasaran organisasi. Kinerja bisa dilihat dengan pendekatan Balance
Scorecard. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Populasi dalam penelitian ini ialah 8 orang dan
pengambilan data dengan wawancara mendalam. Hasil yang diperoleh bahwa kinerja berdasarkan
instrumen A B C masih kurang yaitu sebesar 65 %, dari segi keuangan kinerja keperawatan efektif
efisien, dari segi pelanggan berdasarkan IKM yang ada sudah baik dengan capaian 81%, berdasarkan
proses bisnis internal capaian tingkat pelayanan masih kurang dengan capaian 65 %, dan dari segi
pertumbuhan dan pembelajaran ditemukan masih kurang aktifnya perawat untuk meneliti

Kata Kunci: Kinerja Keperawatan, Balance Scorecard, Instrumen ABC, IKM


Abstract
Globalization era at world effort gets quick amends, one of it with many forming hospital which
offer various facility kind . quality and strategic health care in the effort hasten health degree step-up
Indonesian society. Service to care that berkulitas and professional is ministering to care that does ever
get effort meets the need patient and patient independence, so patient will feel to please by service at that
hospital. Performance to care nurse activity in mengimplementasikan all the best an authority, task, and
takes on answer him in order to task intent attainment subject profession and materialize it aim and
organization target. Performance can be seen by Balance Scorecard's approaching. This research
included kualitatif's research . Population in observational it it 8 person and downloadings with visceral
interview. That acquired result performance bases A's instrument b c still reducings which is as big as
65 %, of performance finance facet to efficient effective care, of customer facet bases IKM aught was
good with capaian 81%, base capaian's internal business process increases service still reducing with
capaian 65 %, and of growth and learning facet is found still its active reducing nurse to analyze.

Keywords: Performance to care, Balance Scorecard, ABC'S instrument, IKM

bentuk organisasi pengelola jasa pelayanan


PENDAHULUAN kesehatan individual secara menyeluruh. Di
Era globalisasi di dunia usaha semakin Rumah Sakit terdapat banyak aktivitas yang
berkembang pesat, salah satunya dengan diselenggarakan oleh berbagai jenis profesi,
banyak berdirinya rumah sakit yang baik profesi medis, maupun non medis.
menawarkan berbagai macam fasilitas., salah Untuk dapat menjalankan fungsinya,
satunya adalah fasilitas pelayanan kesehatan diperlukan suatu sistem mananajemen
yang bermutu dan strategis dalam upaya menyeluruh yang dimulai dari proses
mempercepat peningkatan derajat kesehatan perencanaan strategik (renstra), baik untuk
masyarakat Indonesia. Rumah Sakit adalah jangka pendek dan jangka panjang. Suatu
Tri Suwarto, Tri Hartitia, Madya Sulisno / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1 (2019) 182-189 | 183

renstra dapat disebut baik apabila masih kurang , dan adanya bor yang kurang
perencanaan tersebut dapat ditindak lanjuti dari 70 %. Tiap bulan ruangan merekap
secara praktis ke dalam program – program kinerja kinerja perawat dan pendukungnya,
operasional yang berorientasi kepada dan akhir tahun akan dilaporkan kinerja
economic – equity –quality. Artinya rumah tahunan. Rumah sakit yang ada di wilayah
sakit dikelola secara efektif dan efisien, kabupaten Kudus belum bisa diketahui
melayani segala lapisan masyarakat dan kinerjanya secara komprehensif. Rumah sakit
berkualitas. (1) (2)Salah satu profesi yang sebagai salah satu pemberi jasa pelayanan
mempunyai peran penting di rumah sakit kesehatan harus memberikan pertanggung
adalah perawat. (3) Penilaian kinerja atau hasil jawaban pada masyarakat ( custemer) dan
kinerja diartikan proses menyediakan stakeholder baik segi finansial dan non
informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan finansial. Dengan munculnya era informasi
tertentu telah tercapai, dan bagaimana sekarang dibutuhkan suatu pengukuran
perbedaan pencapaian dengan standar kinerja keperawatan yang dapat dilihat oleh
tertentu untuk mengetahui selisih antara masyarakat. Untuk mengukur kinerja perawat
keduanya, serta bagaimana manfaat yang di suatu rumah sakit bisa menggunakan
telah dikerjakan itu dibandingkan dengan pendekatan balance scorecard yang
harapan yang ingin di peroleh. Sistem yang komprehensif dan akurat. Adanya fenomena
efektif dalam penilaian kinerja mempunyai diatas menginspirasi peneliti mengambil
indikator kinerja berdasarkan penilaian judul analisis kinerja keperawatan RUMAH
yanng seksama dengan memperhatikan SAKIT AISYIYAH di Kabupaten Kudus
perspektif pelanggan sampai umpan balik dengan pendekatan balance scorecard.
pada bentuk perbaikannya. (4) Tenaga perawat
yang merupakan “The Caring LANDASAN TEORI
Profession”mempunyai kedudukan penting Kinerja Keperawatan
dalam menghasilkan kualiatas layanan Kinerja Keperawatan adalah aktivitas
kesehatan, karena pelayanan yang diberikan perawat dalam mengimplementasikan
berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial- sebaik- baiknya suatu wewenang, tugas,
spiritual dan berkesinambungan dalam 24 dan tanggung jawabnya dalam rangka
jam. (6) (7)Alat ukur untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan
kinerja perawat yang komprehensif bisa terwujudnya tujuan dan sasaran
menggunakan balance scorecard. organisasi. Penilaian Kinerja
Penggunaan balance scorecard lebih Keperawatan berdasarkan Instrumen
komprehensif dikarenakan menggunakan Evaluasi Penerapan Standar Asuhan
pengukuran dari segi finansial dan non Keperawatan di Rumah Sakit. Penilaian
finansial. Berdasarkan hasil wawancara instrumen dilakukan oleh tim Mutu
dengan komite keperawatan dan bagian Keperawatan. Instrumen A dilakukan
keuangan, didapatkan informasi bahwa dengan cara membandingkan
kinerja perawat rumah sakit kudus belum pendokumentasian yang ditemukan dalam
bisa melaporkan kinerja dengan Balance rekam medis pasien dengan
Scorecard secara utuh. Dari segi finansial pendokumentasian yang ditemukan
atau keuangan masih menggunakan sistem ditentukan dalam standar asuhan
tradisional, belum bisa menampilkan dan keperawatan. Instrumen B dilkukan
menghitung segi pelanggan, pembelajaran dengan cara memberikan angket ke pasien
dan pertumbuhan. Rumah Sakit Aisyiyah baik rwat inap atau rawat jalan untuk
sudah menerapkan balance scorecard, hanya memberikan penilaian terhadap asuhan
saja di bagian non keuangan banyak yang keperawatan yang telah diberikan,
belum sesuai. Ada beberapa permasalahan kriteriapasien rawat inap yang dievaluasi
yang muncul, diantaranya karyawan yang adalah sudah menjalani rawat inap 3 hari.
turn over dalam 1 tahun terakhir > 8 %, Instrumen C dilakukan dengan cara
sistem penggajian masih di bawah UMR, membandingkan hasil observasi yang
penghargaan untuk pendidikan lanjutan l ditemukan dengan standar asuhan
184 |. Tri Suwarto, Tri Hartitia, Madya Sulisno ./ Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1 (2019) 182-189
keperawatan, dan menggunakan SOP pegawai perusahaan untuk peduli,
ilmu keperawatan. memberikan perhatian pribadi kepada
pelanggan dan kenyamanan dalam
Balance Scorecard
melakukan hubungan komunikasi yang
Balanced Scorecard berasal dari dua kata
baik dan memahami kebutuhan
yaitu balanced (berimbang) dan scorecard
pelanggan
(kartu skor). Balanced (berimbang) berarti
Pada dasarnya perspektif bisnis internal
adanya keseimbangan antara performance
adalah membangun keunggulan organisasi
keuangan dan non-keuangan, performance
melalui perbaikan proses internal organisasi
jangka pendek dan performance jangka
yang berkelanjutan, dan perspektif ini harus
panjang, antara performance yang bersifat
mampu menjawab pertanyaan kita harus
internal dan performance yang bersifat
unggul dibidang apa, serta bagaimana kita
eksternal. Balanced Scorecard menunjukkan
membangun keunggulan. Beberapa aspek
adanya metode pengukuran kinerja yang
yang dapat memberikan gambaran kinerja
menggabungkan antara pengukuran
perspektif ini. Sarana dan prasarana, adalah
keuangan dan non keuangan. (21) (22)
variabel yang menggambar kondisi sarana
(S.Kaplan, 2010) (24) a. Balanced Scorecard
dan prasarana yang dimiliki dalam
memakai tolak ukur kinerja keuangan
mendukung kegiatan internal. Proses,
dengan menggunaka metode value fo money
maksudnya adalah untuk mengetahui tingkat
yang merupakan konsep pengelolaan
organisasi sektor yang mendasarkan pada kemampuan pegawai atas suatu rangkaian
pekerjaan yang dilakukan dalam
tiga elemen utama, yaitu: Ekonomi :
memberikan pelayanan publik. Kepuasan
perolehan input dengan kualitas dan
berkerja, adalah variabel yang
kuantitas tertentu pada harga yang terendah
menggambarkan tingkat kepuasan berkerja
yang mendekati harga pasar. Ekonomi
pegawai.
merupakan perbandingan input dengan
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
input value yang dinyatakan dalam satuan
difokuskan untuk menjawab pertanyaan
moneter. b. Untuk melihat tingkat kepuasan
bagaimana organisasi terus melakukan
pelanggan, Zeithaml dan Berry (1996) telah
perbaikan dan menambah nilai bagi
mengembangkan sebuah instrumen yang
pelanggan dan stakeholdersnya. Dengan
dinamakan Service Quality (servqual)yang
demikian organisasi sektor publik harus
terbukti mampu mengukur tingkat kepuasan
berinovasi, berkreasi dan belajar untuk
pelanggan atas pelayanan yang mereka
melakukan perbaikan secara terus menerus
terima kedalam 5 dimensi yaitu:
dan menciptakan pertumbuhan yang
1) Wujud fisik (tangibles), adalah berkelanjutan.
penampilan fisik seperti: tempat METODE PENELITIAN
pelayanan, sarana dan prasarana yang Penelitian ini termasuk penelitian
dapat dilihat langsung secara fisik oleh kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan
pelanggan. memperoleh gambaran seutuhnya
2) Keandalan (reliability), yaitu mengenai suatu hal menurut pandangan
kemampuan untuk memberikan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif
pelayanan yang dijanjikan dengan tepat berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat
waktu dan memuaskan. atau kepercayaan orang yang diteliti dan
3) Daya tanggap (responsiveness), kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka,
adalah kemampuan pegawai untuk bersifat fenomenologis, yaitu mencoba
membantu pelanggan dan memberikan menjelaskan atau mengungkap makna
pelayanan dengan tanggap. konsep atau fenomena pengalaman yang
4) Jaminan (assurance), adalah didasari oleh kesadaran yang terjadi pada
pengetahuan dan keramahan pegawai beberapa individu, situasi yang alami,
yang dapat menimbulkan kepercayaan sehingga tidak ada batasan dalam memaknai
diri pelanggan terhadap organisasi. atau memahami fenomena yang dikaji.
5) Empati (emphaty), adalah ketersediaan Populasi dalam penelitian ini ialah 8 orang
Tri Suwarto, Tri Hartitia, Madya Sulisno / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1 (2019) 182-189 | 185

Pengambilan sampel dalam penelitian berkelanjutan


ini menggunakan teknik purposive Perspektif Kemampuan
sampling atau sampel bertujuan dengan pertumbuhan dan organisasi untuk
kriteria pegawai tetap,bersedia untuk Pembelajaran melakukan perbaikan
diwawancarai dan punya jabatan sesuai dan menambah nilai
kriteria, dimana sampel yang diambil tidak bagi pelanggan dan
ditekankan pada jumlah melainkan pada stakeholder.
kualitas pemahamannya kepada masalah
yang akan diteliti. Peneliti tidak Instrumen atau alat yang digunakan dalam
menentukan sejumlah sampel, tetapi pengumpulan data penelitian ini adalah
peneliti menentukan jumlah informan pedoman / panduan wawancara mendalam
untuk diwawancarai guna memperoleh dan observasi data secara langsung terhadap
informasi tentang permasalahan yang dokumen yang disebutkan informan. Dalam
diteliti. Peneliti berusaha mendapatkan penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian
informasi sebanyak mungkin yang dapat maka, peneliti
diperoleh dari berbagai sumber. Dalam memilih observasi partisipan. Observasi
menentukan informan, peneliti partisipan yaitu suatu teknik
menggunakan teknik bola salju (snowball pengamatan dimana peneliti ikut ambil
sampling). bagian dalam kegiatan yang
Tempat yang dilakukan penelitian adalah dilakukan oleh objek yang diselidiki.
RS Aisyiyah Kudus. Penelitian ini di Observasi ini dilakukan dengan mengamati
laksanakan pada bulan November – dan mencatat langsung terhadap objek
Desember 2017. penelitian, yaitu dengan mengamati
Tabel 3. 1 kegiatan-kegiatan yang ada di rumah
Definisi Konsep sakit.Sehingga peneliti dapat menentukan
informan yang akan diteliti dan juga untuk
Variabel Defini konsep
mengetahui jabatan, tugas/kegiatan, alamat,
Kinerja Ukuran keberhasilan
nomor telepon dari calon informan
Keperawatan dalam mencapai
sehingga mudah untuk mendapatkan
tujuan pelayanan
informasi untuk kepentingan penelitian.
keperawatan
Dalam teknik pengumpulan menggunakan
berdasarkan standar
wawancara hampir sama dengan kuesioner.
profesi.
Wawancara itu sendiri dibagi menjadi 3
Perspektif Kemampuan
kelompok yaitu wawancara terstruktur,
Keuangan keuangan dalam
wawancara semi-terstruktur, dan wawancara
menyokong unit dan
mendalam (in-depth interview). Namun
organisasi supaya
disini peneliti memilih melakukan
tetap ada berdasarkan
wawancara mendalam, ini bertujuan untuk
pendapatan langsung
mengumpulkan informasi yang kompleks,
ataupun tak langsung
yang sebagian besar berisi pendapat,
Perspektif Kepuasan pelanggan
sikap, dan pengalaman pribadi. Yaitu
Pelanggan dalam memperoleh
Teknik pengumpulan data yang
pelayanan dengan
dilakukan dengan
melihat tolak ukur
mempelajari buku-buku referensi, laporan-
perkembangan
laporan, majalah-majalah,
organisasi tersebut
jurnal-jurnal dan media lainnya yang
Perspektif Proses Kemampuan
berkaitan dengan obyek
bisnis internal membangun
penelitian.
keunggulan organisasi
melalui perbaikan
proses internal
organisasi yang
186 |. Tri Suwarto, Tri Hartitia, Madya Sulisno ./ Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1 (2019) 182-189

HASIL DAN PEMBAHASAN


NO Karakteristik Utama Jumlah Pendukung Jumlah
Informan
1 Pendidikan S1 3 S1 1
S2 3 S2
S1 Ners S1 Ners 1
jumlah 6 2
2 Umur 47 tahun 7 bulan 1 34 tahun 6 bulan 1
42 tahun 41 tahun 1
46 tahun 8 bulan 2
44 tahun 6 bulan 2

1
jumlah 6 2
3 Jenis kelamin Laki –laki 1 Laki-laki 1
Perempuan 5 Perempuan 1
jumlah 6 2
4 Lama Kerja 17 tahun 3 bulan 2 19 tahun 1
15 tahun
12 tahun 1 bulan 2 12 tahun 1
2
jumlah 6 2
5 Perawat 3 2
Dokter 3 -
jumlah 6 2

Informan utama dalam penelitian ini Hasil yang diperoleh akan dilihat secara
berjumlah 6 orang, yaitu adanya direktur, langsung oleh atasan yang bertanggung
wakil direktur bidang pelayanan, wadir jawab, dalam hal ini adalah kepala ruang dan
bidang SDM, komite keperawatan, Ka. Unit komite keperawatan. Dari hasil yang
Rawat Jalan, diklat, manajer keuangan dan ditemukan masih dibawah standar, rata – rata
program. Informan pendukung 2 orang. 60 % yang di peroleh. Untuk mengukur
Waktu untuk wawancara fleksibel yang kinerja keperawtan menggunakan standar
diberikan informan. Informan perawat 5 depkes dengan instrumen A B C. Didalam
orang, dan non perawat 3 orang. Ditinjau dari instrumen A B C dilihat dari pemberian
segi umur terdapat 6 informan yang berumur asuhan keperawatan dengan mengkaji sampai
40 tahun keatas, dan informan pendukung membuat evaluasi tersebut. Untuk standar
berumur 34 tahun dan 41 tahun. Dari segi instrumen A B C 85 %. Dari hasil yeng
umur bisa dikataka sudah matang dalam hal diperoleh ada usaha untuk meningkatkan
pikir dalam menghadapi permasalahan pengelolaan askep. Dari hasil temuan
Berdasarkan tingkat pendidikan terdapat 5 dikatakan bahwa penilaian kinerja di rumah
orang berpendidikan S 1 dan 2 orang yang sakit dinilai dari DP 3 yang di berikan dan
berpendidikan S 2. Sedangkan untuk asuhan keperawatan yang baik. Kinerja
informan yang berjenis kelamin laki – laki 2 keperawatan di evaluasi secara langsung oleh
orang dan yang perempuan 6 orang. bidang keperawatan, dan dari hasil evaluasi
Berdasarkan lama bekerjanya ada yang sudah tersebut bisa dipakai sebagai acuan untuk
bekerja 12 tahun 2 orang, 15 tahun 2 orang seorang pimpinan untuk memberikan
dan 17 tahun 2 orang. Semakin matang umur motivasi pada perawat supaya lebih maju.
dan lamanya bekerja, harapannya akan Selama ini kinerja hanya sebatas syarat untuk
membentuk karakter individu tersebut dalam meningkatkan pangkat golongan. Imbalan
menghadapi segala hal dan pengalaman seorang perawat jika mampu mencapai
dalam memimpin organisasi lebih matang. kinerja yang baik sesuai standar profesi
Tri Suwarto, Tri Hartitia, Madya Sulisno / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1 (2019) 182-189 | 187

keperawatan bisa dengan di ikutkan Salah satunya dengan adanya peningkatan


penyegaran ilmu, bisa di promosikan kesopanan atau soft skill bagi perawat,
kedudukannya investasi dengan pengembangan gedung atau
Dalam organiasi yang profit oriented pengembangan pelayanan dan penurunan
maupun organisai sektor publiik komplain. Jika komplain tiap ruang sedikit
membutuhkan berbagai alat untuk senantiasa atau menrun bisa diasumsikan sudah sesuai
mengetahui sejauh mana pencapaian kinerja standar dalam memberikan pelayanan pasien.
yanag telah dilaksanakan oleh organisasi Sebagaimana yang di sampaiakan informan
tersebut. Kinerja sendiri digunakan evaluasi 1,2,3,6,7
pencapaian visi dan misi organisasi tersebut, Perpspektif pelanggan yang digunakan
dan kinerja sendiri merupakan proses Rumah Sakit Aisyiyah dengan standar dari
mencatat dan mengukur. Sedangkan untuk depkes yang terdiri dari BOR, LOS, BTO,
kinerja keperawatan bisa dilihat dari standar TOI, ALOS, NDR, GDR, Kunjungan
yang dipakai yaitu instrumen evaluasi poliklinik tiap hari. Pelayanan keperawatan
penerapan standar asuhan keperawatan disini harus diimbangi dengan kepuasan
depkes tahun 2005. Didalam instrumen pasien terhadap apa yang diterima. Dengan
tersebut terdapat instrumen A, instrumen B, peningkatan tingkat pelayanan
dan instrumen C dengan standar minimal memungkinkan peningkatan kepercayaan
85 %. pasien akan kinerja perawat. Rumah sakit
Dari informan didapatkan bahwa tiap bisa menampilkan tingkat pelayanan
ruang diwajibkan membuat rencana anggaran keperawatan rumah sakit dengan dashbord
yang isinya perncanaan selama 1 tahun sehingga akan muncul transparansi rumah
kedepan, yang isinya mengenai pendapatan sakit pada masyarakat selaku pengguna jasa.
tahun kemarin, peningkatan tahun yangakan Temuan yang ada di lapangan bahwa
dijalani, dan pendukung yang direncanakan bisnis internal dilihat dari dp 3 yang di
ruang tersebut. Dari Rencana Anggaran peruntukkan bagi karyawan dan komplain
Belanja (RAB) ruang akan di akumulasikan yang muncul di tiap hari. Hal tersebut sesuai
ke bagian keuangan sebelum di serahkan ke pernyataan informan 1, 5, 7. bisnis internal
BPH (Badan Pembina Harian). Direktur akan bisa dilihat dari respon perawat dalam
membuat penawaran mengenai kenaikan menemukan komplain dan penyelesaiannya.
anggaran dari tahun lalu, tujuan untu Dengan adanya komplain diharapkan akan
antisipasi peningkatan yang tidak diduga dan menemukan solusi yang bisa membantu
untuk investasi. Investasi bisa pengembangan memberikan tingkat kenyamanan pada pasien.
gedung, peningkatan gaji, atau dalam Seorang perawat profesional dengan adanya
membayar pasien yang tidak mampu komplain bisa digunakan sebagai bentuk
membayar karena tidak ikut dalam pihak penelitian untuk menemukan sesuatu yang
ketiga. Bentuk laporan keuangan yang berguna dalam mengatasi masalah pasien
digunakan Rumah Sakit Aisyiyah sekarang pembelajaran dan pertumbuhan dari
menggunakan analisa POBO supaya lebih komponen balance scorecard buat perawat,
terlihat pemasukan dan pengeluaran, dan setuju kalau penilaiannya bisa dilihat
sehingga akan kelihatan laba rugi rumah dari prestasi kerja serta dengan adanya
sakit. Seperti yang diutarakan informan 1 reward perawat maka perawat akan
sebagai berikut : termotivasi untuk lebih baik lagi dalam
“Pernah 2 tahun berjalan, tapi terus memberikan pelayanan pasien. Temuan yang
kembali ke awal lagi dengan laporan untung ada di rumah sakit bahwa perawat akan di
rugi POBO”(I 1) prioritaskan untuk menduduki jabatan
Bentuk keuangan yang sudah diketahui diatasnya jika penilaiannya baik dan bentuk
mulai anggaran masuk sampai laporan akhir promosi lainnya adalah di berikan ijin studi
tiap ruang akan kelihatan untung atau lanjut demi peningkatan SDM perawat.
ruginya. Ada beberapa cara untuk Bentuk pembelajaran dalam komponen
meningkatkan pendapatan keuangan dan cara balance scorecardyang masih sedikit
supaya bisa menambah bagian keuangan. dilakukan adalah minimnya bentuk penelitian.
188 |. Tri Suwarto, Tri Hartitia, Madya Sulisno ./ Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1 (2019) 182-189
Dengan adanya penelitian bisa membantu keperawatan berdasarkan instrumen
pembentukan inovasi dan ide dari perawat. A B C dari depkes..
Karena selama ini penelitian dianggap tidak 2. Kinerja Keperawatan berdasarkan
berguna bagi perawat dan terlalu menyita Perspektif keuangan di Rumah Sakit
waktu. pembelajaran dan pertumbuhan dari Aisyiyah menunjukkan peningkatan
komponen balance scorecard buat perawat, dengan berdasarkan perhitungan
dan setuju kalau penilaiannya bisa dilihat POBO.
dari prestasi kerja serta dengan adanya 3. Kinerja Keperawatan berdasarkan
reward perawat maka perawat akan perspektif pelanggan di Rumah
termotivasi untuk lebih baik lagi dalam Sakit Aisyiyah baru mencapai 60%
memberikan pelayanan pasien. Temuan yang dari Standar Pelayanan Minimal
ada di rumah sakit bahwa perawat akan di PMK Nomor 43 tahun 2016.
prioritaskan untuk menduduki jabatan 4. Kinerja Keperawatan berdasarkan
diatasnya jika penilaiannya baik dan bentuk Bisnis Internal sudah mencapai target
promosi lainnya adalah di berikan ijin studi berdaasarkan tingkat kepuasan
lanjut demi peningkatan SDM perawat. masyarakat khususnya kustemer
Bentuk pembelajaran dalam komponen Rumah Sakit.
balance scorecardyang masih sedikit
dilakukan adalah minimnya bentuk penelitian. Kinerja Keperawatan berdasarkan
Dengan adanya penelitian bisa membantu Pertumbuhan dan Pembelajaran masih
pembentukan inovasi dan ide dari perawat. kurang, salah satunya program studi lanjut
Karena selama ini penelitian dianggap tidak yang direncanakan komite keperawatan
berguna bagi perawat dan terlalu menyita belum terlaksana dan belum adanya
waktu. Pembelajaran yang sudah berjalan penelitian dari perawat
dirumah sakit dengan berdasar pada nilai DAFTAR PUSTAKA
kinerja perawat dan dilihat dari masa kerja.
Studi lanjut bisa dijadikan penghargaan bagi
perawat yang berprestasi supaya lebih kreatif nasution SK. Kinerja Rumah Sakit. Jurnal
dan bisa mengikuti perkembangan ilmu yang IKM. 2008 Desember.
ada sekarang. Penghargaan perawat tidak
harus berbentuk uang akan tetapi bentuk Patricia R D. Performance In Nursing. In
motivasi pada perawat untuk lebih baik lagi. Patrick A, editor. Review Human
1. Implikasi terhadap RSU Aisyiyah Factors and Ergonomics.; 2009. p. 1-40.
Hasil penelitian ini berimplikasi nursalam. Manajemen Keperawatan:
untuk lebih meningkatkan pelayanan di Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
RSU Aisyiyah Kudus, khususnya dalam Professional. 3rd ed. Surabaya; 2011.
peningkatan kinerja perawat yang
nantinya akan meningkatkan patient Trisnantoro L. Policy On Performance Based
safety. Dan harapannya untuk membuat Nursing. Manajemen Pelayanan
kebijakan baru dalam mengatasi Kesehatan. 2012 Maret; 15.
permasalahan dalam pelayanan pada
Nursalam. Manajemen Keperawatan:
pasien
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
2. Implikasi bagi Masyarakat
Profesional. 4th ed. Susila A, editor.
Hasil penelitian ini berimplikasi pada Jakarta: Salemba Medika; 2014.
masyarakat agar dapat dijadikan informasi
Kwang R. Evaluasi Kinerja Perawat RS M.H
permasalahan yang sering muncul supaya
Thamrin dengan pendekatan Balance
pasien tidak dirugikan dalam segala hal
Scorecard. Jurnal Manajemen Pelayanan
KESIMPULAN Kesehatan. 2011 Desember; 14.
1. Target penilaian Kinerja Keperawatan
JL W. How Much time do nurse have
di Rumah Sakit Aisyiyah baru
patients. Healty Nursing. 2012
mencapai 65 % dari standar kinerja
Tri Suwarto, Tri Hartitia, Madya Sulisno / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1 (2019) 182-189 | 189

November; 12. Jakarta: Elex Media; 2006.


Mangkunegara. Manajemen Sumber Daya Dally D. Balance Scorecard:Suatu
Manusia Perusahaan Bandung: PT, Pendekatan dalam Implementasi
Remaja Rosdakarya; 2012. Manajemen Berbasis Sekolah Bandung:
Rosda; 2010.
Wijaya..sarjanaku.com. [Online].; 2012
[cited 2016 November 16. Yuwono S. Petunjuk Praktis Penyusunan
Balance Scorecard menuju Organisasi
Handayani BD. PENGUKURAN KINERJA jakarta: PT.Gramedia; 2002.
ORGANISASI DENGAN
PENDEKATAN BALANCED Norton D. The Office Of Strategy
SCORECARD. Jurnal Dinamika Management The state of the Art.
Manajemen. 2011 Oktober; 2. Strategy Managemen. 2011 January -
February; 13.
Utama NA2. Analisis Pengukuran Kinerja
Rumah Sakit dengan balance scorecard. Norton DP. Balance Scorecard Report.
Jurnal Brawijaya. 2012. Platform for Strategy of Management.
2010 July - Agustus; 12.
Kaplan RSAdPN. Balanced Scorecard:
Menerapkan strategi menjadi aksi S.Kaplan R. Balance Scorecard report.
Jakarta: Erlangga; 2006. Leading Change the Execution System.
2010 Desember; 2010.
Mulyadi. 10. Mulyadi. 2005.
“AlterPemacuan Kinerja Personel Pertiwi U. Balance Scorecard dan
dengan Pengelolaan Kinerja Terpadu Manajemen Strategik. Manajemen dan
Berbasis Balanced Scorecard. Ekonomi kutansi. 2013.
dan Bisnis Indonesia. 2015 Maret; 20.
Rangkuti F. SWOT Balance Scorecard:
Mangkunegara AP. Performance. Farmasi Tehnik menyusun strategi korporat yang
dan kesehatan. 2009. efektif plus cara mengelola kinerja dan
resiko. 6th ed. Jakarta: PT Gramedia
Sedarmayanti. KInerja Rumah Sakit. Pustaka Utama; 2014.
Kedokteran dan kesehatan. 2011.
ealth Care. 2012. 1-176 p. Available from:
Effect of BSC on performance of firms in the https://www.scopus.com/inward/record.u
service sector. European Journal of ri?eid=2-s2.0-
business and management. 2013; 5. 84924499683&doi=10.1017%2FCBO97
MD F. ,:utilisation of an HR Balance 81139108904&partnerID=40&md5=550
Scorecard at mayo clinic. Bringing ea8bb8d1b6eb35f363d4808c73059
human resources to the table. 2013
March.
arifin J. Manajemen Rumah Sakit Modern
berbasis Komputer A.P H, editor.

Anda mungkin juga menyukai