1 (2019) 182-189
Abstrak
Era globalisasi di dunia usaha semakin berkembang pesat, salah satunya dengan banyak berdirinya
rumah sakit yang menawarkan berbagai macam fasilitas. pelayanan kesehatan yang bermutu dan strategis
dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Layanan keperawatan
yang berkulitas dan profesional adalah pelayanan keperawatan yang selalu berupaya memenuhi
kebutuhan pasien dan kemandirian pasien, sehingga pasien akan merasakan puas dengan pelayanan di
rumah sakit itu. Kinerja Keperawatan adalah aktivitas perawat dalam mengimplementasikan sebaik-
baiknya suatu wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya dalam rangka pencapaian tujuan tugas pokok
profesi dan terwujudnya tujuan dan sasaran organisasi. Kinerja bisa dilihat dengan pendekatan Balance
Scorecard. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Populasi dalam penelitian ini ialah 8 orang dan
pengambilan data dengan wawancara mendalam. Hasil yang diperoleh bahwa kinerja berdasarkan
instrumen A B C masih kurang yaitu sebesar 65 %, dari segi keuangan kinerja keperawatan efektif
efisien, dari segi pelanggan berdasarkan IKM yang ada sudah baik dengan capaian 81%, berdasarkan
proses bisnis internal capaian tingkat pelayanan masih kurang dengan capaian 65 %, dan dari segi
pertumbuhan dan pembelajaran ditemukan masih kurang aktifnya perawat untuk meneliti
renstra dapat disebut baik apabila masih kurang , dan adanya bor yang kurang
perencanaan tersebut dapat ditindak lanjuti dari 70 %. Tiap bulan ruangan merekap
secara praktis ke dalam program – program kinerja kinerja perawat dan pendukungnya,
operasional yang berorientasi kepada dan akhir tahun akan dilaporkan kinerja
economic – equity –quality. Artinya rumah tahunan. Rumah sakit yang ada di wilayah
sakit dikelola secara efektif dan efisien, kabupaten Kudus belum bisa diketahui
melayani segala lapisan masyarakat dan kinerjanya secara komprehensif. Rumah sakit
berkualitas. (1) (2)Salah satu profesi yang sebagai salah satu pemberi jasa pelayanan
mempunyai peran penting di rumah sakit kesehatan harus memberikan pertanggung
adalah perawat. (3) Penilaian kinerja atau hasil jawaban pada masyarakat ( custemer) dan
kinerja diartikan proses menyediakan stakeholder baik segi finansial dan non
informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan finansial. Dengan munculnya era informasi
tertentu telah tercapai, dan bagaimana sekarang dibutuhkan suatu pengukuran
perbedaan pencapaian dengan standar kinerja keperawatan yang dapat dilihat oleh
tertentu untuk mengetahui selisih antara masyarakat. Untuk mengukur kinerja perawat
keduanya, serta bagaimana manfaat yang di suatu rumah sakit bisa menggunakan
telah dikerjakan itu dibandingkan dengan pendekatan balance scorecard yang
harapan yang ingin di peroleh. Sistem yang komprehensif dan akurat. Adanya fenomena
efektif dalam penilaian kinerja mempunyai diatas menginspirasi peneliti mengambil
indikator kinerja berdasarkan penilaian judul analisis kinerja keperawatan RUMAH
yanng seksama dengan memperhatikan SAKIT AISYIYAH di Kabupaten Kudus
perspektif pelanggan sampai umpan balik dengan pendekatan balance scorecard.
pada bentuk perbaikannya. (4) Tenaga perawat
yang merupakan “The Caring LANDASAN TEORI
Profession”mempunyai kedudukan penting Kinerja Keperawatan
dalam menghasilkan kualiatas layanan Kinerja Keperawatan adalah aktivitas
kesehatan, karena pelayanan yang diberikan perawat dalam mengimplementasikan
berdasarkan pendekatan bio-psiko-sosial- sebaik- baiknya suatu wewenang, tugas,
spiritual dan berkesinambungan dalam 24 dan tanggung jawabnya dalam rangka
jam. (6) (7)Alat ukur untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan
kinerja perawat yang komprehensif bisa terwujudnya tujuan dan sasaran
menggunakan balance scorecard. organisasi. Penilaian Kinerja
Penggunaan balance scorecard lebih Keperawatan berdasarkan Instrumen
komprehensif dikarenakan menggunakan Evaluasi Penerapan Standar Asuhan
pengukuran dari segi finansial dan non Keperawatan di Rumah Sakit. Penilaian
finansial. Berdasarkan hasil wawancara instrumen dilakukan oleh tim Mutu
dengan komite keperawatan dan bagian Keperawatan. Instrumen A dilakukan
keuangan, didapatkan informasi bahwa dengan cara membandingkan
kinerja perawat rumah sakit kudus belum pendokumentasian yang ditemukan dalam
bisa melaporkan kinerja dengan Balance rekam medis pasien dengan
Scorecard secara utuh. Dari segi finansial pendokumentasian yang ditemukan
atau keuangan masih menggunakan sistem ditentukan dalam standar asuhan
tradisional, belum bisa menampilkan dan keperawatan. Instrumen B dilkukan
menghitung segi pelanggan, pembelajaran dengan cara memberikan angket ke pasien
dan pertumbuhan. Rumah Sakit Aisyiyah baik rwat inap atau rawat jalan untuk
sudah menerapkan balance scorecard, hanya memberikan penilaian terhadap asuhan
saja di bagian non keuangan banyak yang keperawatan yang telah diberikan,
belum sesuai. Ada beberapa permasalahan kriteriapasien rawat inap yang dievaluasi
yang muncul, diantaranya karyawan yang adalah sudah menjalani rawat inap 3 hari.
turn over dalam 1 tahun terakhir > 8 %, Instrumen C dilakukan dengan cara
sistem penggajian masih di bawah UMR, membandingkan hasil observasi yang
penghargaan untuk pendidikan lanjutan l ditemukan dengan standar asuhan
184 |. Tri Suwarto, Tri Hartitia, Madya Sulisno ./ Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1 (2019) 182-189
keperawatan, dan menggunakan SOP pegawai perusahaan untuk peduli,
ilmu keperawatan. memberikan perhatian pribadi kepada
pelanggan dan kenyamanan dalam
Balance Scorecard
melakukan hubungan komunikasi yang
Balanced Scorecard berasal dari dua kata
baik dan memahami kebutuhan
yaitu balanced (berimbang) dan scorecard
pelanggan
(kartu skor). Balanced (berimbang) berarti
Pada dasarnya perspektif bisnis internal
adanya keseimbangan antara performance
adalah membangun keunggulan organisasi
keuangan dan non-keuangan, performance
melalui perbaikan proses internal organisasi
jangka pendek dan performance jangka
yang berkelanjutan, dan perspektif ini harus
panjang, antara performance yang bersifat
mampu menjawab pertanyaan kita harus
internal dan performance yang bersifat
unggul dibidang apa, serta bagaimana kita
eksternal. Balanced Scorecard menunjukkan
membangun keunggulan. Beberapa aspek
adanya metode pengukuran kinerja yang
yang dapat memberikan gambaran kinerja
menggabungkan antara pengukuran
perspektif ini. Sarana dan prasarana, adalah
keuangan dan non keuangan. (21) (22)
variabel yang menggambar kondisi sarana
(S.Kaplan, 2010) (24) a. Balanced Scorecard
dan prasarana yang dimiliki dalam
memakai tolak ukur kinerja keuangan
mendukung kegiatan internal. Proses,
dengan menggunaka metode value fo money
maksudnya adalah untuk mengetahui tingkat
yang merupakan konsep pengelolaan
organisasi sektor yang mendasarkan pada kemampuan pegawai atas suatu rangkaian
pekerjaan yang dilakukan dalam
tiga elemen utama, yaitu: Ekonomi :
memberikan pelayanan publik. Kepuasan
perolehan input dengan kualitas dan
berkerja, adalah variabel yang
kuantitas tertentu pada harga yang terendah
menggambarkan tingkat kepuasan berkerja
yang mendekati harga pasar. Ekonomi
pegawai.
merupakan perbandingan input dengan
perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
input value yang dinyatakan dalam satuan
difokuskan untuk menjawab pertanyaan
moneter. b. Untuk melihat tingkat kepuasan
bagaimana organisasi terus melakukan
pelanggan, Zeithaml dan Berry (1996) telah
perbaikan dan menambah nilai bagi
mengembangkan sebuah instrumen yang
pelanggan dan stakeholdersnya. Dengan
dinamakan Service Quality (servqual)yang
demikian organisasi sektor publik harus
terbukti mampu mengukur tingkat kepuasan
berinovasi, berkreasi dan belajar untuk
pelanggan atas pelayanan yang mereka
melakukan perbaikan secara terus menerus
terima kedalam 5 dimensi yaitu:
dan menciptakan pertumbuhan yang
1) Wujud fisik (tangibles), adalah berkelanjutan.
penampilan fisik seperti: tempat METODE PENELITIAN
pelayanan, sarana dan prasarana yang Penelitian ini termasuk penelitian
dapat dilihat langsung secara fisik oleh kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan
pelanggan. memperoleh gambaran seutuhnya
2) Keandalan (reliability), yaitu mengenai suatu hal menurut pandangan
kemampuan untuk memberikan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif
pelayanan yang dijanjikan dengan tepat berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat
waktu dan memuaskan. atau kepercayaan orang yang diteliti dan
3) Daya tanggap (responsiveness), kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka,
adalah kemampuan pegawai untuk bersifat fenomenologis, yaitu mencoba
membantu pelanggan dan memberikan menjelaskan atau mengungkap makna
pelayanan dengan tanggap. konsep atau fenomena pengalaman yang
4) Jaminan (assurance), adalah didasari oleh kesadaran yang terjadi pada
pengetahuan dan keramahan pegawai beberapa individu, situasi yang alami,
yang dapat menimbulkan kepercayaan sehingga tidak ada batasan dalam memaknai
diri pelanggan terhadap organisasi. atau memahami fenomena yang dikaji.
5) Empati (emphaty), adalah ketersediaan Populasi dalam penelitian ini ialah 8 orang
Tri Suwarto, Tri Hartitia, Madya Sulisno / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1 (2019) 182-189 | 185
1
jumlah 6 2
3 Jenis kelamin Laki –laki 1 Laki-laki 1
Perempuan 5 Perempuan 1
jumlah 6 2
4 Lama Kerja 17 tahun 3 bulan 2 19 tahun 1
15 tahun
12 tahun 1 bulan 2 12 tahun 1
2
jumlah 6 2
5 Perawat 3 2
Dokter 3 -
jumlah 6 2
Informan utama dalam penelitian ini Hasil yang diperoleh akan dilihat secara
berjumlah 6 orang, yaitu adanya direktur, langsung oleh atasan yang bertanggung
wakil direktur bidang pelayanan, wadir jawab, dalam hal ini adalah kepala ruang dan
bidang SDM, komite keperawatan, Ka. Unit komite keperawatan. Dari hasil yang
Rawat Jalan, diklat, manajer keuangan dan ditemukan masih dibawah standar, rata – rata
program. Informan pendukung 2 orang. 60 % yang di peroleh. Untuk mengukur
Waktu untuk wawancara fleksibel yang kinerja keperawtan menggunakan standar
diberikan informan. Informan perawat 5 depkes dengan instrumen A B C. Didalam
orang, dan non perawat 3 orang. Ditinjau dari instrumen A B C dilihat dari pemberian
segi umur terdapat 6 informan yang berumur asuhan keperawatan dengan mengkaji sampai
40 tahun keatas, dan informan pendukung membuat evaluasi tersebut. Untuk standar
berumur 34 tahun dan 41 tahun. Dari segi instrumen A B C 85 %. Dari hasil yeng
umur bisa dikataka sudah matang dalam hal diperoleh ada usaha untuk meningkatkan
pikir dalam menghadapi permasalahan pengelolaan askep. Dari hasil temuan
Berdasarkan tingkat pendidikan terdapat 5 dikatakan bahwa penilaian kinerja di rumah
orang berpendidikan S 1 dan 2 orang yang sakit dinilai dari DP 3 yang di berikan dan
berpendidikan S 2. Sedangkan untuk asuhan keperawatan yang baik. Kinerja
informan yang berjenis kelamin laki – laki 2 keperawatan di evaluasi secara langsung oleh
orang dan yang perempuan 6 orang. bidang keperawatan, dan dari hasil evaluasi
Berdasarkan lama bekerjanya ada yang sudah tersebut bisa dipakai sebagai acuan untuk
bekerja 12 tahun 2 orang, 15 tahun 2 orang seorang pimpinan untuk memberikan
dan 17 tahun 2 orang. Semakin matang umur motivasi pada perawat supaya lebih maju.
dan lamanya bekerja, harapannya akan Selama ini kinerja hanya sebatas syarat untuk
membentuk karakter individu tersebut dalam meningkatkan pangkat golongan. Imbalan
menghadapi segala hal dan pengalaman seorang perawat jika mampu mencapai
dalam memimpin organisasi lebih matang. kinerja yang baik sesuai standar profesi
Tri Suwarto, Tri Hartitia, Madya Sulisno / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1 (2019) 182-189 | 187