Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Keperawatan Keluarga

Model Konseptual Keperawatan Keluarga

Disusun oleh :

Kelompok 3

Abdullah Awaludin Adiguna Gatot

Ageng Rezky Ridhowati Prischa Ambar Seno Padang

Aprillia Delta Dinanda Moch. Alvin Irsyad

Dyah Ayu Puspa Ningrum Noor Hidayah

Fitri Handayani Suprianto

Dosen Pembimbing :

Ns. Lukman Nulhakim, S.Kep., M.kep

Kementerian Kesehatan RI Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan


Kalimantan Timur

Program Studi D-III Keperawatan Samarinda

Samarinda, Kalimantan Timur

Tahun 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Model
Konseptual Keperawatan Keluarga
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
bapak Ns. Lukman Nulhakim, S.Kep., M.Kep  pada mata kuliah Keperawatan
Keluarga. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Konsep Keperawatan keluaraga bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Ns. Lukman Nulhakim, S.Kep.,
M.kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Keluaraga yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 1 Oktober 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
...............................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 2
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 3

2.1 Gambaran Model Konseptual.......................................................................... 3

2.2 Model-Model Konseptual Keperawatan Keluarga ......................................... 4

A. Model Konseptual Keperawatan Keluarga Menurut Imogine King.......... 4

B. Model Konseptual Keperawatan Keluarga Menurut Calista Roy............. 5

C. Model Konseptual Keperawatan Keluarga Menurut Orem....................... 8

D. Model Konseptual Keperawatan Keluarga Menurut Betty Newman........ 10

E. Model Konseptual Keperawatan Keluarga Menurut Friedman................. 12

BAB III PENUTUP............................................................................................. 18

3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 18

3.2 Saran................................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 19

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Model keperawatan adalah jenis model konseptual yang menerapkan
kerangka kerja konseptual terhadap pemahaman keperawatan dan bimbingan
praktik keperawatan. Model konseptual keperawatan menguraikan situasi
yang terjadi dalam suatu lingkungan atau stresor yang mengakibatkan
seseorang individu berupa menciptakan perubahan yang adaptif dengan
menggunakan sumber-sumber yang tersedia. Model konseptual keperawatan
mencerminkan upaya menolong orang tersebut mempertahankan
keseimbangan melalui pengembangan mekanisme koping yang positif untuk
mengatasi stressor ini.
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area
fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia
sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang
bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi juga perupakan sumber
pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga dimana konsep
ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika
seseorang meninggal. Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen
penting dalam perannya sebagai faktor penentu pulihnya atau meningkatnya
keseimbangan kehidupan seseorang (klien)
Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai
mahluk biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan
kelompok lain termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus
penekanan pada skema konseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu
sama lain, seperti penenkanan pada sistem adaptif manusia, subsistem perilaku
atau aspek komplementer. Di dunia keperawatan banyak fenomena dan
masalah yang terjadi yang sulit untuk dijelaskan dan diselesaikan. Namun,
keperawatan memiliki teori-teori keperawatan yang bisa digunakan untuk

1
menjelaskannya dan member solusi yang tepat untuk menyelesaikannya. Para
ahli teori keperawatan mengemukakan berbagai solusi yang bisa diterapkan di
berbagai lingkup keperawatan. Teori-teori tersebut terus dikembangkan
sehingga akan lebih meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan keperawatan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian Model konseptual Keperawatan Keluarga?


2. Apa Sajakah Model Konseptual Keperawatan Keluarga?

1.3 Tujuan

1. Memahami pengertian model konseptual keperawatan keluarga


2. Memahami model-model konseptual keperawatan keluarga

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Model Konseptual

Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan


disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan,
menjelaskan,memperkirakan, dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan
keperawatan yang dilakukan. Model merupakan sebuah gambaran deskriptif dari
sebuah praktek yang bermutu yang mewakili sesuatu yang nyata.Sedangkan
model keperawatan adalah aplikasi dari struktur itu sendiri yang memungkinkan
seorang perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja.
Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi
dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang
terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan. Model
konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan
kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual
tersusun atas ide-ide (konsep-konsep) abstrak dan umum, dan proposisi yang
menspesifikasi hubungan antara keduanya. Model konseptual sangat penting
sebagai landasan perkembangan disiplin keperawatan.
Hampir semua model keperawatan yang diaplikasikan dalam praktik
keperawatan professional menggambarkan empat jenis konsep yang sama, yaitu :
1. Orang yang menerima asuhan keperawatan

2. Lingkungan (masyarakat)

3. Kesehatan (sehat/sakit, kesehatan dan penyakit)

4. Keperawatan dan peran perawat (tujuan/sasaran, peran dan fungsi)

Model keperawatan dikembangkan berdasarkan pada asumsi, nilai dan


kepercayaan para ahli teori tentang manusia, kesehatan, lingkungan dan
keperawatan. Tujuan utama dari model keperawatan adalah memandu praktek

3
keperawatan berdasarkan teori dan mengarahkan penyusunan teori. Tujuan
lainnya adalah memeberikan persepktif unik untuk memandang situasi klien,
memberikan pedoman untuk mengorganikasikan pemikiran dan pengamatan,
memfokuskan, menginterpretasikan data dan mengkomunikasikan temuan pada
orang lain, memandu fokus praktek keperawatan dalam setiap komponen proses
keperawatan, menghubungkan praktek, teori, penelitian dan pendidikan
keperawatan. Semua model keperawatan mengandung beberapa aspek dari ketiga
pendekatan, namun demikian, masing-masing model cendrung menekankan satu
katagori diatas katagori lainnya ( Paula J.C dan Janet W.K 2009 ).
2.2 Model-model Konseptual Keperawatan Keluarga
A. Model Konseptual Keperawatn Keluarga Menurut Imogine King
Menjelaskan Teori Pencapaian Tujuan Imogine King
King mengembangkan model konseptual keperawatan di
pertengahan tahun 60-an dengan gagasan yang mengatakan bahwa
manusia adalah system terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan .
Fokus sentral kerangka kerja King adalah manusia karena manusia bersifat
dinamis yang memiliki persepsi terhadap objek, orang dan kejadian-
kejadian yang mempengaruhi manusia dalam berperilaku, interaksi social
dan kesehatan. Kerangka kerja konseptual King mencakup 3 sistem
interaksi dengan masing-masing system memiliki keunikan dalam konsep
dan karakteristik kelompok.
Sistem ini terdiri dari system personal, interpersonal dan social.
Asumsi yang mendasar pada keperawatan adalah proses melibatkan caring
untuk manusia dengan kesehatan merupakan tujuan utama.
1. Sistem personal menurut King adalah merujuk pada individu. Konsep-
konsep dalam system personal ini mendasari pemahaman hubungan
manusia yang meliputi persepsi , diri sendiri, gambaran diri,
pertumbuhan dan perkembangan, waktu, dan tempat. King memandang
persepsi sebagai variabel yang paling penting karena persepsi
mempengaruhi perilaku. King menyimpulkan hubungan antara konsep
dengan pernyataan dengan mengatakan bahwa persepsi diri individu,

4
gambaran diri, waktu dan ruang mempengaruhi cara seseorang tersebut
berespon terhadap orang lain, objek dan kejadian-kejadian yang ada
dalam kehidupannya. Karena individu tumbuh dan berkembang melalui
rentang kehidupan, mengalami perubahan dalam struktur dan fungsi
tubuh sehingga mempengaruhi persepsi manusia terhadap dirinya.
2. Sistem interpersonal menurut King meliputi interaksi individu dengan
satu orang lainnya. Interaksi dua individu disebut dengan Dyads, tiga
individu disebut dengan Triads, dan empat atau lebih individu disebut
dengan kelompok kecil atau besar. Konsep system interpersonal
mencakup interaksi, transaksi, komunikasi, peran dan stress. Interaksi
dan transaksi yang terjadi antara perawat dan klien atau dyads,
merupakan salah satu contoh system interpersonal. Komunikasi antara
perawat dan kien dapat diklasifikasikan sebagai verbal atau non verbal.
3. Sistem social adalah sekelompok orang-orang dalam suatu komunitas
atau masyarakat yang berbagi mengenai tujuan, interes, dan nilai.
Sistem social memberikan kerangka kerja bagi interaksi dan hubungan
social, dan membangun aturan-aturan mengenai perilaku dan tindakan.
Konsep-konsep tersebut diidentifikasi oleh King sebagai
Dari system konseptualnya yang mencakup tiga system, King menyeleksi
10 dari 15 konsep yaitu persepsi, komunikasi, interaksi, transaksi, diri
sendiri, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan privasi. Kemudian King
menyeleksi konsep tersebut menjadi empat konsep yaitu : persepsi,
komunikasi, interaksi dan transaksi , dan dimanfaatkannya dalam proses
transaksinya. Proses transaksi dapat digunakan oleh perawat untuk
melakukan pengkajian, membuat perencanaan, implementasi dan evaluasi
asuhan keperawatan. Variabel kritis pada proses ini adalah menetapkan
tujuan yang saling menguntungkan.
Konsep – konsep utama dalam teori pencapaian tujuan adalah :
1. Interaksi, didefinisikan sebagai proses persepsi dan komunikasi antara
orang dan lingkungan dan antara orang dengan orang, direpresentasikan
oleh perilaku verbal dan nonverbal yang diarahkan untuk mencapai

5
tujuan. Setiap individu dalam interaksi (perawat-klien) membawa
pengetahuan yang berbeda, kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan,
pengalaman dahulu dan persepsi-persepsi yang mempengaruhi interaksi.
2. Persepsi, didefinisikan sebagai representasi setiap orang tentang realitas.
Menurut King, konsep ini termasuk impor dan transpormasi energi,
proses, tingkatan dan ekspor informasi. Persepsi-persepsi berhubungan
dengan pengalaman masa lalu, konsep-konsep sendiri, grup sosio
ekonomi, keturunan dan latar belakang pendidikan. Komunikasi,
didefinisikan sebagai proses pemberian informasi dari satu orang ke
orang berikutnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
3. Komunikasi merupakan komponen informasi dari interaksi. Perubahan
tanda-tanda nonverbal dan symbol-simbol antara perawat dan klien, atau
klien dengan lingkungan, merupakan komunikasi.
4. Transaksi, kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu
persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.
B. Model Konseptual Calista Roy
Model adaptasi keperawatan menurut calista roy ada 4
1. Manusia
Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif.
Sebagai sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistic
sebagai satu kesatuan yang mempunyai input, control, output, dan
proses umpan balik. System Adaptasi Memiliki Empa Metode
Adaptasi
a) Fungsi fisiologis, komponen sitem adaptasi inidiantaranya
akosigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas danistirahat, integritas
kulit, indera, cairan dan elektrolit, fungsi neurologis dan fungsi
endokrin.
b) Konsep diri bagaimana seseorang mengenal pola-pola interaksi
social dalam berhubungan denganorang lain.

6
c) Fungsi peran proses penyesuaian yang berhubungandengan
bagaimana peran seseorang dalammengenal pola-pola interaksi
social dalamberhubungan dengan orang lain.
d) Interdependent kemampuan seseorang mengenalpola-pola tentang
kasih saying, cinta yang dilakukanmelalui hubungan interpersonal
pada tingkat individu maupun kelompok
2. Lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai dunia di dalam dan di luar manusia.
Lingkungan merupakan masukan (input) bagi manusia sebagai sistem
yang adaptif sama halnya lingkungan sebagai stimulusi eksternal dan
internal. Lebih lanjut stimulusi itu dikoelompokkan menjadi tiga jenis
stimulusi yaitu : Stimulasi fokal, stimulasi konstektual, stimulasi
residual. Lingkungan didefinisikan sebagai segala kondisi, keadaan
disekitar dan mempengaruhi keadaan, perkembangan dan perilaku
manusia sebagai individu atau kelompok.
3. Kesehatan
Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia
secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Dalam model
keperawatan konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi.
4. Keperawatan
Keperawatan menurut Roy keperawatan di definisikan sebagai disiplin
ilmu dan praktek. Keperawatan sebagai disiplin ilmu mengobservasi,
mengklasifikasikan, dan menghubungkan proses yang berpengaruh
terhadap kesehatan. Keperawatan menggunakan pendekatan
pengetahuan untuk menyediakan pelayanan bagi orang-orang.
Keperawatan meningkatkan adaptasi individu untuk meningkatkan
kesehatan, jadi model adaptasi keperawatan menggambarkan lebih
khusus perkembangan ilmu keperawatan dan praktek keperawatan.
Dalam model tersebut keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan
aktifitas perawat. Tujuan keperawatan adalah mempertinggi interaksi
manusia dengan lingkungannya, peningkatan adaptasi dilakukan

7
melalui empat cara yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran
dan interdependensi.
Proses keperawatan menurut teori Calista Roy
1. PengkajianTahap I:Pengkajian perilaku
2. Pengkajian Tahap II:Pengkajian faktor-faktor yang berpengaruh
3. Diagnosa
4. Tujuan
5. Intervensi
6. Evaluasi
C. Model Konseptual Orem
Fokus utama dari model konseptual ini adalah kemampuan
seseorang untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga tercapai
kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraanya. Teori
ini memberikan landasan bagi perawat pentingnya memandirikan klien
sesuai tingkat ketergantungannya bukan menempatkan klien dalam posisi
dependen. Orem menyatakan bahwa self care itu bukan proses intuisi
tetapi merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari.
Pada tahun 1971 Orem mengembangkan konsep keperawatan “self care”
yang dipublikasikan Nursing: Concepts of Practice. Terdapat tiga bentuk
teori kemandirian yang disampaikan Orem dalam capable of self care
(mampu merawat diri sendiri) yakni:
a. Teori Self Care
Teori ini mengungkapkan hubungan antara tindakan untuk merawat
diri dengan perkembangan fungsi individu.  Self care adalah
performance atau praktek kegiatan individu untuk berinisiatif dan
membentuk perilaku mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan
dan kesejahteraan. Bila self care dibentuk dengan efektif maka hal
tersebut akan membantu membentuk integritas struktur dan fungsi
manusia dan erat kaitannya dengan perkembangan.
b. Self care agency adalah kemampuan individu atau kekuatan untuk
melakukan self care. Kemampuan untuk melakukan self care

8
dipengaruhi oleh faktor kondisi seperti usia, jenis kelamin, status
perkembangan, status kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem
perawatan kesehatan, keluarga, pola kehidupan, serta ketersediaan
sumber.
c. Teori Self Care Deficit
Teori ini mengungkapkan tentang ketidakmampuan klien dalam hal ini
lansia dalam merawat diri. Dalam teori ini keperawatan diberikan jika
seorang dewasa (pada kasus ketergantungan) tidak mampu atau
terbatas dalam melakukan self care secara efektif. Asuhan keperawatan
diberikan jika kemampuan merawat berkurang atau tidak dapat
terpenuhi atau adanya ketergantungan.
d. Teori Nursing System
Nursing system dibuat oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self
care. Jika ada self care deficit, self care agency, dan self therapeutic
maka keperawatan akan diberikan. Orem mengidentifikasi tiga
klasifikasi dari nursing system yaitu:
1. Wholly Compensatory system: Situasi dimana individu tidak dapat
melakukan tindakan self care.
2. Partly compensatory nursing system: Perawat dan klien memiliki
peran yang sama dalam melakukan tindakan self care.
3. Supportive educative system: Pada sistem ini orang dapat
membentuk atau dapat belajar membentuk internal atau eksternal
self care tetapi tidak dapat melakukannya tanpa bantuan.

Tujuan Keperawatan Keluarga Menurut Orem’s


Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam
praktek keperawatan keluarga adalah :
a) Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri
secara terapeutik;
b) Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri;

9
c) Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya
yang mengalami gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem's
yang diterapkan pada praktek keperawtan keluaga/komunitas adalah
sebagai berikut:
1. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga;
2. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya;
3. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga
mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi;
4. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang
dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara
benar.
D. Model Konseptual Betty Newman
Model sistem Newman memberikan warisan baru tentang cara
pandang terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia
secara keseluruhan) meliputi aspek fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spritual yang berhubungan dengan adanya respon-
respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun
eksternal. Tujuan dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem
secara optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi
dan sebagai sistem terbuka maka klien akan selalu berupaya untuk
memperoleh meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan diantara
bebagai faktor, baik didalam maupun diluar sistem yang berupaya untuk
mengushakannya. Newman menyebutkan gangguan-gangguan tersebut
sebagai stressor yang memiki dampak negatif atau positif. Reaksi terhadap
stressor bisa potensial atau aktual melalui respon dan gejala yang dapat di
identifikasi (Tomey and Alligod, 2006)
Adapun faktor manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan
merupakan bagian yang melekat pada model ini yang saling berhubungan
dan mendukung ke arah stabilitas sistem.
1. Manusia menurut Neuman

10
Neuman memandang manusia atau klien secara keseluruhan (holistic)
yang terdiri dari faktor fisiologis, psikologis, sosial budaya, faktor
perkembangan, dan faktor spiritual. Klien juga dipandang mengalami
kondisi yang bervariasi,sesuai stress yang dialami. Ketika stressor
terjadi individu banyak membutuhkan informasi atau bantuan untuk
mengatasi stressor. Pemberian motivasi merupakan rencana tindakan
perawat untuk membantu perkembangan klien.
2. Lingkungan menurut Neuman
Menurut Neuman lingkungan adalah seluruh faktor-faktor internal dan
eksternal yang berada di sekitar klien . Neuman mengatakan baik
lingkungan internal maupun ekternal pada manusia memiliki hubungan
yang harmonis dan keduanya mempunyai keseimbangan yang
bervariasi, dimana keseimbangan atau keharmonisan antara lingkungan
internal dan eksternal tersebut dipertahankan. Pengaruh lingkungan
terhadap klien atau sebaliknya bisa berdampak positif atau negative.
3. Sehat menurut Neuman
Definisi sehat digambarkan dengan model komponen.Sehat adalah
kondisi dimana bagian dan sub bagian keseluruhan manusia yang
selalu harmoni.Kesehatan manusia dalam status baik atau sakit, selalu
berubah dalam lima variable : fisiologi, psikologi, sosiobudaya,
spiritual dan perkembangan. Sehat relative dan dinamik dengan
stabilitas yang bervariasi.
4. Keperawatan menurut Neuman
Neuman menyatakan bahwa keperawatan memperhatikan manusia
secara utuh dan keperawatan adalah sebuah profesi yang unik yang
mempertahankan semua variabel yang mempengaruhi respon klien
terhadap stressor. Melalui penggunaan model keperawatan dapat
membantu individu, keluarga dan kelompok untuk mencapai dan
mempertahankan level maksimum dari total wellness. Keunikan
keperawatan adalah berhubungan dengan integrasi dari semua variabel
yang mana mendapat perhatian dari keperawatan . Neuman (1981)

11
menyatakan bahwa dia memandang model sebagai sesuatu yang
berguna untuk semua profesi kesehatan dimana mereka dan
keperawatan mungkin berbagi bahasa umum dari suatu pengertian.
Neuman juga percaya bahwa keperawatan dengan perspektif yang luas
dapat dan seharusnya mengkoordinasi pelayanan kesehatan untuk
pasien supaya fragmentasi pelayanan dapat dicegah.
Pendekatan Proses Keperawatan
Neuman memandang perawat sebagai profesi yang unik yang
berhubungan dengan semua variabel yang mempengaruhi sistem respon
terhadap stresor. Yang menjadi pusat keperawatan adalah individu atau
klien secara total dengan tujuan utama yaitu stabilitas klien. Pandangan ini
direfleksikan dengan membuat proses keperawatan menjadi sitematik.
Prinsip-prinsip yangmendasarinya yaitu :
1. Assesment yang baik yang memerlukan pengetahuan tentang semua
faktor yang mempengaruhi tanggapan klien.
2. Arti stresor yang diakui oleh klien dan pengasuh
3. Faktor yang dirasakan pengasuh dan mempengaruhi perkiraan
(assesment) situasi pasien
E. Model Konseptual Friedman
Model pengkajian keluarga Friedman merupakan integrasi dari
teori sistem, teori perkembangan keluarga, dan teori struktural fungsional
sebagai teoriteori utama yang merupakan dasar dari model dan alat
pengkajian keluarga. Teoriteori lain yang ikut berperan ke dalam dimensi
struktural dan fungsional adalah teori komunikasi, peran dan stress
keluarga. Proses keperawatan keluarga akan berbeda tergantung pada siapa
yang menjadi fokus perawatan. Perbedaan tersebut tergantung pada
perawat dalam mengkonseptualisasi keluarga dalam praktiknya. Perawat
yang memandang keluarga sebagai latar belakang atau konteks individual
pasien, kemudian individu anggota keluarga menjadi fokus dan proses
keperawatan adalah berorientasi pada individu sebagai cara yang
tradisional. Perawat keluarga dalam praktiknya harus menstimulasi

12
individu dan keluarga dan sistem keluarga. Hal ini berarti perawat dalam
menerapkan asuhan keperawatan keluarga harus menerapkan dua jalan,
yaitu perawatan pada individu dan keluarga serta keluarga sebagai
sistemnya sehingga dalam melakukan pengkajian, merumuskan diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan akan
lebih komplek dan mendalam.
Model Struktural Fungsional Friedman (1992) digunakan sebagai
panduan dalam proses keperawatan keluarga. Model ini dipilih karena
model ini memfasilitasi analisis interaksi di antara anggota keluarga dan
interaksi keluarga dengan komunitas, seperti sistem perawatan dan
pendidikan. Fungsi keluarga menurut Friedman adalah hasil dari struktur
keluarga tersebut yang memenuhi kebutuhan anggota keluarga. Lima
fungsi keluarga yaitu
1. fungsi afektif
2. fungsi sosialisasi dan posisi sosial
3. reproduksi
4. fungsi ekonomi
5. fungsi perawatan kesehatan (Christensen, 2009: 471).

Friedman (2004) dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga


menerapkan langkah-langkah terkait dengan lima langkah dalam proses
keperawatan keluarga. Asuhan keperawatan keluarga dimulai dengan
pengkajian.

Model Pengkajian Keluarga menurut Friedman terdiri dari enam


kategori,yaitu
1. mengidentifikasi data,
2. tahap dan riwayat perkembangan,
3. data lingkungan,
4. struktur keluarga,

13
5. fungsi keluarga, dan
6. koping keluarga (Muhlisin, 2007).

Berikut adalah uraian dari pengkajian keluarga model Friedman, yaitu:

1. Identifikasi Data Keluarga


Informasi identifikasi tentang anggota keluarga sangat
diperlukan untuk mengetahui hubungan masing-masing anggota
keluarga dan sebagai upaya untuk lebih mengenal masing-masing
anggota keluarga. Data yang diperlukan meliputi:
a. nama keluarga
b. alamat dan nomor telepon
c. komposisi keluarga

Komposisi keluarga menyatakan anggota keluarga yang


diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Friedman dalam
bukunya mengatakan bahwa komposisi tidak hanya terdiri dari
penghuni rumah, tetapi juaga keluarga besar lainnya atau keluarga
fiktif yang menjadi bagian dari keluarga tersebut tetapi tidak tinggal
dalam rumah tangga yang sama. Pada komposisi keluarga, pencatatan
dimulai dari anggota keluarga yang sudah dewasa kemudian diikuti
anak sesuai dengan urutan usia dari yang tertua, bila terdapat orang
lain yang menjadi bagian dari keluarga tersebut dimasukan dalam
bagian akhir dari komposisi keluarga.

2. Genogram juga dapat menentukan tipe dari keluarga,Strategi lain


untuk mengetahui keluarga adalah genogram keluarga atau pohon
keluarga. Genogram merupakan sebuah diagram yang menggambarkan
konstelasi keluarga atau pohon keluarga dan merupakan pengkajian
informatif untuk mengetahui keluarga dan riwayat serta sumber-
sumber keluarga. Diagram ini menggambarkan hubungan vertikal
(lintas generasi) dan horizontal (dalam generasi yang sama) dan dapat
membantu kita berfikir secara sistematis tentang suatu peristiwa dalam

14
keluarga dilihat dari hubungan keluarga dengan pola penyakit,
sehingga dapat menciptakan hipotesis tentatif tentang apa yang sedang
terjadi dalam keluarga.
3. Latar Belakang Budaya Keluarga Latar belakang kultur keluarga
merupakan hal yang penting untuk memahami perilaku sistem nilai
dan fungsi keluarga, karena budaya mempengaruhi dan membatasi
tindakan-tindakan individual maupun keluarga.Pengkajian terhadap
kultur/kebudayaan keluarga, meliputi:
a. identitas suku bangsa
b. jaringan sosial keluarga (kelompok etnis yang sama)
c. tempat tinggal keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang
secara etnis bersifat homogen)
d. kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi dan
pendidikan
e. bahasa yang digunakan sehari-hari
f. kebiasaan diet dan berpakaian
g. dekorasi rumah tangga (tanda-tanda pengaruh budaya)
h. porsi komunitas yang lazim bagi keluarga-kompleks teritorial
keluarga (apakah porsi tersebut semata-mata ada dalam komunitas
etnis)
i. penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi
(bagaimana keluarga terlibat dalam praktik pelayanan kesehatan
tradisional atau memiliki kepercayaan tradisional yang
berhubungan dengan kesehatan)
j. negara asal dan berapa lama keluarga tinggal di suatu wilayah.
4. Identifikasi Religius Pengkajian meliputi perbedaan keyakinan dalam
keluarga, seberapa aktif keluarga dalam melakukan ibadah keagamaan,
kepercayaan dan nilai-nilai agama yang menjadi fokus dalam
kehidupan keluarga
5. Status Kelas Sosial (berdasarkan Pekerjaan, Pendidikan dan
Pendapatan) Kelas sosial keluarga merupakan pembentuk utama dari

15
gaya hidup keluarga. Hal-hal yang perlu dikaji dalam status sosial
ekonomi dan mobilitas keluarga adalah: a. Status Kelas Sosial Status
kelas sosial keluarga ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan
keluarga dan sumber pendapatan keluarga, pekerjaan dan pendidikan
keluarga. b. Status Ekonomi Status ekonomi ditentukan oleh jumlah
penghasilan yang diperoleh keluarga. Perlu juga diketahui siapa yang
menjadi pencari nafkah dalam keluarga, dana tambahan ataupun
bantuan yang diterima oleh keluarga. c. Mobilitas Kelas Sosial
Menggambarkan perubahan yang terjadi sehingga mengakibatkan
terjadinya perubahan kelas sosial, serta bagaimana keluarga
menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut.
6. Aktifitas Rekreasi Keluarga Kegiatan-kegiatan rekreasi keluarga yang
dilakukan pada waktu luang.Menggali perasaan anggota keluarga
tentang aktifitas rekreasi pada waktu luang. Bentuk rekreasi tidak
harus mengunjungi tempat wisata, tetapi bagaimana keluarga
memanfaatkan waktu luang untuk melakukan kegiatan bersama
(nonton TV, mendengarkan radio, berkebun bersama keluarga,
bersepeda bersama keluarga, dll).
7. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga Yang perlu dikaji pada
tahap perkembangan adalah: a. tahap perkembangan keluarga saat ini.
b. tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Riwayat dan
tahap perkembangan keluarga menjelaskan tentang tahap
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
8. Riwayat Keluarga Inti Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini,
yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
(imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan serta
riwayat perkembangan dan kejadian kejadian atau pengalaman penting
yang berhubungan dengan kesehatan (perceraian, kematian,
kehilangan).

16
9. Riwayat Keluarga Sebelumnya Menjelaskan mengenai riwayat asal
kedua orang tua (riwayat kesehatan, seperti apa keluarga asalnya,
hubungan masa silam dengan kedua orang tua).
10. Lingkungan Keluarga Meliputi seluruh alam kehidupan keluarga mulai
dari pertimbangan bidang-bidang yang paling kecil seperti aspek
dalam rumah sampai komunitas yang lebih luas dimana keluarga
tersebut berada. Pengkajian lingkungan, meliputi: a. Karakteristik
rumah, meliputi tipe tempat tinggal (rumah sendiri, apartemen, sewa
kamar) dan gambaran kondisi rumah (baik interior maupun eksterior
rumah). Interior rumah meliputi: jumlah ruangan, tipe
kamar/pemanfaatan ruangan (ruang tamu, kamar tidur, ruang
keluarga), jumlah jendela, keadaan ventilasi dan penerangan (sinar
matahari), macam perabot rumah tangga dan penataannya, jenis lantai,
kontruksi bangunan, keamanan lingkungan rumah, kebersihan dan
sanitasi rumah, jenis septic tank, jarak sumber air minum dengan septic
tank, sumber air minum yang digunakan, keadaan dapur (kebersihan,
sanitasi, keamanan). Perlu dikaji pula perasaan subyektif keluarga
terhadap rumah, identifikasi territorial keluarga, pengaturan privasi
dan kepuasan keluarga terhadap pengaturan rumah.

BAB III

17
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan model-model konsep dalam keperawatan, perawat harus
mengembangkan interaksi antara perawat dan klien untuk membantu
individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan
sehingga dapat membantu memenuhi tekanan atau memenuhi kebutuhan yang
dihasilkan dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu yang bertujuan
untuk melakukan konservasi kegiatan yang ditunjukan untuk menggunkan
sumber daya yang dimiliki klien secara optimal.

3.2 Saran
Diharapakan kita sebagai seorang perawat mampu menerapakan model
konsep keperawatan dan kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan
penderitaan pasien yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita merawat
orang yang kita sayangi. Agar pasien merasa nyaman pada saat sakit.

DAFTAR PUSTAKA

18
Irdawati, A. M. (2020, September 9). Mengenal Konsep Teori Self Care Dari
Orem. Diambil kembali dari https://gustinerz.com/mengenal-konsep-teori-
self-care-dari-orem/

rivan, v. (2009, agustus). model konseptual calista roy. Diambil kembali dari
http://www.muw.edu/nursing/tupelo/NU433KING’S.htm

Sriwulan, A. (2017, Desember). Model konseptual Imogene M.King. Diambil


kembali dari http://www.nursingtheory.net/models_generalsystems.html

19

Anda mungkin juga menyukai