Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS ARTIKEL BIDANG EVALUASI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

MODEL DAN EVALUASI PEMBELAJARAN SAINS

Dosen Pengampu : Dr. Risnita, M.Pd

Disusun Oleh :

Oktaria Dwi Putri P2A521009


Puspa Cantika Riana P2A521011
Nurfaizah P2A521015
Darul Hikmah P2A521017
Arinda Jayanti Putri P2A521018
Ahmad Maghfur P2A521023

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA


PASCASARJANA
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KRITIK/ANALISIS ARTIKEL BIDANG EVALUASI

A. IDENTITAS JURNAL

JUDUL JURNAL :
PENINGKATAN HASIL EVALUASI PEMBELAJARAN DARING SAAT
PANDEMI COVID-19 BERDASARKAN MEDIA POWERPOINT
INTERAKTIF

Volume :5
Nomor :2
Halaman : 171-181 Do
Tahun Penerbit : Desember 2020
Nama Penulis : Prayitno, M. Fariz Fadillah Mardianto

B. ISI JURNAL

Masalah Penelitian : Evaluasi pembelajaran daring kelas VIII C pada


pembelajaran matematika menggunakan media
PowerPoint Interaktif

Lokasi Penelitian : SMPN 1 Mojo, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa


Timur
Metode Penelitian : Metode penelitian kualitatif

Teori yang dipakai : Media pembelajaran dan Evaluasi pembelajaran

Hasil Penelitian : Powerpoint interaktif secara signifikan. Media


powerpoint interaktif dapat diterapkan pada
pembelajaran Matematika, khususnya di kelas
observasi, yaitu kelas VIII-C SMPN 1 Mojo tahun
pelajaran 2020/2021.

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

PENDAHULUAN :

Latar belakang masalah pada jurnal evaluasi ini mengenai kompetensi dasar
atau capaian pembelajaran pada proses belajar mengajar (PBM) berjalan dengan
efektif diperlukan tidak terlihat, sehingga media pembelajaran berupa PowerPoint
yang menjadi judul jurnal belum terlihat factor yang mempengaruhi sehingga
informasi masih umum. Hal ini bisa terlihat pada paragraph “ Di situasi saat ini
kewajiban guru harus tetap terlaksana, dimana guru memastikan siswa bisa
mendapatkan informasi akademik atau materi pelajaran yang sesuai dengan
kompetensi dasar atau capaian pembelajaran.
Guru dituntut melakukan inovasi dalam PBM diantaranya dengan
memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran (Kurniawan, 2019). Semenjak
pembelajaran diberlakukan di luar sekolah, sebagian guru melakukan pembelajaran
lewat media online seperti WhatsApp group, google meeting, google classroom,
Zoom, Skype, Cisco Webex. Umumnya dalam media sosial tersebut guru
menampilkan dan membagikan bahan pembelajaran sebagai media tambahan
berbentuk file presentasi powerpoint.”
Latar belakang pendukung penelitian pada jurnal ini menggunakan metode
wawancara, informasi mengenai media interaktif PowerPoint yang digunakan tahun
ajaran 2019/2020 tidak diperlihatkan factor penyebab motivasi belajar peserta didik
menurun sehingga berpengaruh pada hasil belajar matematika pada SMPN 1 mojo
kelas VIII C. Hal ini terlihat pada paragraph “ Dengan menggunakan metode
wawancara dengan fasilitas chatting, 73% dari siswa kelas VIII-C tahun ajaran
2019/2020 mengeluhkan tidak adanya media interaktif dan sumber daya manusia.
Penunjang seperti Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) sehingga siswa menjadi
terbatas dalam mendapatkan tambahan belajar yang dapat mengakomodasi
komunikasi dua arah dengan siswa. Motivasi siswa mengikuti LBB adalah
mendapatkan bantuan belajar matematika, khususnya ketika mendapatkan penugasan
dari guru, dan menjelang evaluasi yang diberkan oleh guru. “

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada hasil dan pembahasan ada tiga siklus yang digunakan pada penelitian ini.
Siklus I terdapat tiga kali pertemuan. Siklus dua dilaksanakan dua kali pertemuan dan
pada siklus tiga di lakasanakan dalam tiga kali pertemuan. Pada siklus I, penjelasan
mengenai presentasi materi yang digunakan dalam aplikasi google classroom tidak
terlihat. Karena berdasarkan konteks jurnal ini media PowerPoint yang interaktif,
tetapi proses berlangsungnya kegiatan inti pada siklus I belum dijelaskan bagaimana
model pembelajaran dan metode yang digunakan untuk mendukung penggunaan
media tersebut. Hasil refleksi pengamatan pada siklus 1 terlihat bahawa evaluasi
pembelajaran tidak rinci, karena bagian yang dijabarkan pada jurnal ini belum bisa
menampilkan kenapa hasil evaluasi belajar pada pembelajaran daring ini 34,79%
peserta didik belum tuntas. Hal ini bisa dilihat pada paragraph “ Pada siklus I terdapat
tiga kali pertemuan, mempelajari materi barisan bilangan, tiap pertemuan
membutuhkan waktu 2 x 40 menit. Prosedur pembagian waktunya, 10 menit motivasi
awal dari guru dan presensi di google classroom, 60 menit presentasi materi dan 10
menit berikutnya refleksi materi yang telah diberikan oleh guru bersama siswa.
Hasil pengamatan pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut, yaitu a) guru
telah memberi motivasi pada siswa sebelum memulai pembelajaran, guru melakukan
presensi siswa dan mengakhiri dengan membuat rangkuman, b) di setiap kegiatan,
guru telah berusaha melakukan pendampingan terhadap siswa dengan memastikan
semua siswa mengikuti pembelajaran daring, c) dari hasil evaluasi belajar sebanyak
25 orang atau 65,21% siswa tuntas belajar, sedangkan 8 orang atau 34,79% siswa
belum tuntas belajar.“
Berdasarkanhasil refleksi siklus 1,dilakukan rencana tindakan siklus II. Pada
siklus II ini materi dan proses kegiatan pembelajaran sudah terlihat sehingga hasil
refleksi pada siklus II ini menggambarkan keadaan pada saat PBM daring
berlangsung.
“Dari refleksi tindakan siklus I disusun rencana tindakan siklus II sebagai
berikut, yaitu sebagai berikut: 1) memberikan motivasi kepada siswa agar berani
bertanya dalam PBM daring, 2) memberikan peringatan kepada siswa yang tidak aktif
mengikuti PBM daring, 3) guru harus lebih memfokuskan perhatian kepada siswa
yang belum tuntas. Pada siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan, konsep yang
dibahas adalah barisan bilangan aritmetika dan barisan geometri dengan rincian waktu
2 x 40 menit. Pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran secara umum sama dengan
siklus I, kecuali fokus perhatian guru pada siswa yang belum tuntas. Hasil
pengamatan tindakan pada siklus II sebagai berikut, yaitu a) siswa cukup aktif
mengikuti daring dan bertanya hal ini ditunjukkan dengan rata-rata skor aktivitas
8,53, b) setiap siswa mampu menyelesaikan tugasnya, c) dari hasil tes evaluasi belajar
78,26% siswa sudah tuntas belajar, sedangkan 21,74% yang belum tuntas belajar.
Refleksi tindakan yang diberikan adalah a) siswa aktif mengikuti pembelajaran daring,
b) siswa aktif dalam tanya jawab, c) siswa menyelesaikan tugas sesuai batas waktu, d)
pelaksanaan penerapan pembelajaran dengan media powerpoint mulai terlaksana lebih
baik. Indikator yang sesuai salah satunya siswa sudah dapat memahami dan
mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru dan menarik simpulan. “
Refleksi tindakan pada siklus II sudah terlihat point yang didapatkan pada
permasalahan proses PBM. Kemudian dilanjutkan siklus III pada hasilnya ada 5 point
yang didapat pada saat merefleksi siklus ini, untuk evaluasi dan hasil belajar peserta
didik berpengaruh signifikan dengan memanfaatkan media PowerPoint interaktif.
Meskipun demikian, aktivitas belajar peserta didik, proses pelaksanaan PMB belum
ada tertulis, sehingga fokusnya masih tetap pada PowerPoint interaktif.
“Berdasarkan refleksi tindakan pada siklus II, kemudian disusun rencana
tindakan pada siklus III sebagai berikut: 1) guru memberikan perhatian khusus untuk
siswa yang belum tuntas, 2) guru menyarankan siswa sistematis dalam bekerja, dan 3)
siswa diminta mempelajari materi pelajaran sehari sebelumnya. Hasil pengamatan di
siklus III adalah sebagai berikut, yaitu a) guru melaksanakan proses pembelajaran
daring dengan media powerpoint interaktif dengan baik, b) kerja siswa berjalan baik,
c) siswa aktif mengajukan pertanyaan, d) aktivitas belajar yang menjadi fokus
penelitian berjalan dengan baik dan aktif, e) perkembangan evaluasi pembelajaran,
dari hasil tes hasil belajar terdapat 90,9% (30 orang) yang telah tuntas belajar,
sedangkan 9,1% (3 orang) belum tuntas belajar. Powerpoint interaktif secara
signifikan. Media powerpoint interaktif dapat diterapkan pada pembelajaran
Matematika, khususnya di kelas observasi, yaitu kelas VIII-C SMPN 1 Mojo tahun
pelajaran 2020/2021.”
PENUTUP : KESIMPULAN
Kesimpulan pada jurnal ini “media PowerPoint interaktif, di masa pandemi COVID-19 ini
pembelajaran daring yang inovatif dan interaktif diperlukan khususnya untuk mata pelajaran
matematika. Penelitian ini mengusulkan pembelajaran menggunakan media powerpoint
interaktif dan aktivitas siswa khususnya di kelas VIII-C SMPN 1 Mojo tahun pelajaran
2020/2021”.
Jurnal ini berfokus pada media PowerPoint Interaktif, tetapi hasil kesimpulan
menyebutkan inovatif dan interaktif, hasil pada kesimpulan tidak menggambarkan proses
kegiatan PBM sebagaimana mestinya harus ada model dan metode yang digunakan pada
penelitian ini sehingga hasil yang ditampilkan pada Siklus I,II dan III ada factor yang
mempengaruhi. Pada kesimpulan menyinggung aktivitas peserta didik, sebagaimana mestinya
aktivitas belajar itu banyak factor penyebab yang bisa terjadi saat proses PBM. Melalui
aplikasi yang digunakan pada jurnal ini untuk membantu PBM daring belum diperlihatkan
bagaimana bisa menilai aktivitas peserta didik tersebut. Peningkatan yang terjadi pada tahun
ajaran 2019/2020 ke 2020/2021 data yang disajikan masih kurang, sehingga kesimpulan yang
ada pada jurnal ini belum sejalan dengan isi pembahasan mengenai evaluasi pembelajaran
dengan media PowerPoint interaktif.
KRITIK/ANALISIS ARTIKEL BIDANG EVALUASI

A. IDENTITAS JURNAL

JUDUL JURNAL :
Belajar Saat Covid-19: Pelaksanaan Asesmen Alternatif Dalam Pembelajaran Jarak
Jauh Pada Masa Pandemi Di Indonesia
Volume :9
Nomor :1
Halaman : 15-25
Tahun Penerbit : 2021
Nama Penulis : Wulida Wahidatul Masruria

B. ISI JURNAL

Masalah Penelitian : Penilaian Berbasis Daring, Penilaian Diri,


Pembelajaran Jarak Jauh

Lokasi Penelitian : Wilayah Indonesia


Model Penelitian : Model Penelitian Keperpustakaan (Library Research).

Teori yang dipakai : Teori Dasar Asessmen, Model Asesmen Alternatif

Hasil Penelitian : Alternatif asesmen yang dapat dilakukan pada proses


pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19
diantaranya: penilaian berbasis daring, dan penilaian
diri sendiri atau self-assessment.
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

PENDAHULUAN
Sejak penyebaran COVID-19 di Indonesia pada 11 maret 2020. Model pembelajaran
di Indonesia bagi seluruh jenjang baik SD, SMP, SMA dan Pendidikan tinggi mengalami
adaptasi. Dengan adanya teknologi, tentu hal ini sangatlah memudahkan para pendidik
untuk melakukan asesmen dan evaluasi jarak jauh. Adanya alternative asesmen dan
evaluasi untuk membentuk ruang belajar yang efektif pada pembelajaran jarak jauh.
Proses pembelajaran jarak jauh tidak hanya membutuhkan model pembelajaran
karena evaluasi pembelajaran dapat terjadi dari seluruh rangkaian proses media, metode,
penilaian dalam kegiatan belajar mengajar saling mempengaruhi. Evaluasi jarak jauh
tetap bisa terlaksana dan dipantau oleh guru, peserta didik dibimbing dalam memberi
pemahaman mengenai pembelajaran saat ini di masa COVID-19. Factor yang
mempengaruhi evaluasi pembelajaran berdampak pada peserta didik, hal ini karena
peserta didik harus menjadi pengawasan dari guru untuk tetap melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai peserta didik untuk belajar. Kondisi pembelajaran jauh juga
menjadikan guru sebagai tenaga pendidikan merubah pola untuk mendapatkan hasil
evaluasi pembelajaran yang sebagaimana mestinya harus tetap berlangsung. Pola interaksi
antara guru dan peserta didik juga berubah, hal ini dapat berpengaruh juga untuk hasil
evaluasi karena pada pembelajaran jarak jauh peserta didik berkomunikasi melalui social
media. Kondisi darurat tentu tidak sempurna evaluasi pembelajaran tatap muka. Semua
prinsip penialaian tidak semuanya dapat dilakukan, pembelajaran jarak jauh suasana
belajar bagi kita semua baik guru, peserta didik dan orang tua. Guru wajib paham karakter
peserta didik, karena pola pembelajaran jarak jauh harus disesuaikan dengan situasi dan
kondisi peserta didik sehingga melatuh guru melakukan pembelajaran dengan
menggunakan IT, dan memperhatikan bahwa ada peserta didik yang tidak bisa terus
menerus belajar online.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Asesmen alternatif diartikan sebagai pemanfaatan pendekatan non-tradisional untuk


mengakses kinerja atau hasil belajar peserta didik. Studi ini menunjukkan bahwa ada dua
alternatif penilaian yang digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. yaitu penilaian
berbasis daring dan penilaian diri sendiri. Tidak ada penjelasan yang jelas mengenai
penilaian berbasis daring secara komplek. Sedangkan ada banyak sekali penilaian
alternative yang bisa digunakan yang bertjuan menumbuhkan keterampilan berpikir
kritis dan kreatifitas siswa. Sedangkan pada Sedangkan kelemahan dari penilaian
diri (self assessment) adalah : 1) Cenderung subjektif. 2) Data mungkin ada yang
pengisiannya tidak jujur. 3) Dapat terjadi kemungkinan peserta didik menilai dengan
skor tinggi. 4) Membutuhkan persiapan dan alat ukur yang cermat.
Terdapat beberapa masalah atau kendala yang dihadapi peserta didik pada
pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini, seperti biaya, motivasi belajar, layanan, umpan
balik, kurangnya pengalaman serta kebiasaan Pembelajaran jarak jauh dinilai tidak lebih
baik dari pembelajaran yang dilakukan secara langsung atau tatap muka Kurangnya
interaksi yang efektif, minimnya pengorganisasian merupakan salah satu yang menjadi
kendala pembelajaran jarak jauh, pembelajaran jarak jauh yang efektif tentu harus
didukung dengan konten yang diberikan, fasilitas koneksi internet serta perhatian dan
ketersediaan yang cukup besar (Buselic, 2012).
Oleh karenanya penggunaan media pembelajaran dalam penerapannya mempengaruhi
pembelajaran dan pemikiran yang sedang terjadi (King et al., 2001)

Keberhasilan pembelajaran jarak jauh juga harus memperhatikan implementasi dari


model-model evaluasi. Penggunaan media pembelajaran yang tidak interaktif, tidak
menari akan membuat peserta didik sulit meningkatkan motivasi belajarnya, maka media
pembelajaran yang interaktif serta menarik untuk menghasilkan prestasi peserta didik
yang baik (Handhika, 2012). Yang menjadi perhatian khusus dalam pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh, seperti pada daerah terpencil atau daerah yang tidak mendapat
koneksi internet dan terbatasnya kepemilikan teknologi pasti menjadi kendala besar
karena pendidik serta sekolah tidak memiliki fasilitasserta sarana yang mempuni untuk
proses pembelajaran jarak jauh (Basilaia & Kvavadze, 2020). Maka dari itu penetuan
media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pembelajaran.

PENUTUP
KESIMPULAN :

Proses belajar mengajar jarak jauh menuntut adanya penggunaan teknologi termasuk
pelaksanaan asesmen oleh pendidik. Untuk itu, sebagai pendidik dapat menggunakan model
alternatif asesmen yang dapat mendukung proses belajar siswa agar lebih efektif (Ahmad, 2020).
Pemanfaatan teknologi dalam proses penilaian atau asesmen dapat menciptakan efisiensi dan
efektifitas (Sari et al., 2020). Suatu penyelenggaraan pendidikan dapat dikatakan sukses apabila
penilaian atau asesmen menunjukkan efektifitasnya. Terdapat beberapa alternatif asesmen yang
dapat dilakukan pada proses pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19 diantaranya:
penilaian berbasis daring, dan penilaian diri sendiri atau self-assessment.
Proses pembelajaran jarak jauh dengan pelaksanaan assessment membantu evaluasi
pembelajaran dimasa pandemic seperti saat ini. Karena evaluasi perlu dilakukan sebagai refleksi
dalam pembelajaran baik di masa normal maupun kondisi pembelajaran jarak jauh. Kondisi
lingkungan sekitar mempengaruhi hasil evaluasi pembelajaran. Kemampuan tenaga pendidik
untuk menggunakan metode pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menyenangkan peserta
didik dalam pembelajaran jarak jauh.

Anda mungkin juga menyukai