Anda di halaman 1dari 14

Terbit Online pada laman webjurnal:https://jurnal.stairahmaniyah.ac.id/index.

php/alulum

Vol. 1 No. 1 (2021) ISSN Media Elektronik: xxxx-xxxx

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN


ISLAM
Oleh : I.M. Fatimah Zahro, S.Pd.I., M.Pd.I

Abstrak: Dalam pelaksanaan pendidikan, khususnya pendidikan Islam di mana objeknya


adalah pribadi anak yang sedang berkembang, maka adanya hubugan timbal balik
antara penanggung jawab pendidikan yaitu pemerintah (sekolah), keluarga dan
masyarakat pada umumnya mutlak diperlukan. Dengan kata lain, suatu kerja sama
antara penanggung jawab pendidikan tersebut perlu diintensifkan, adanya keharusan
hubungan antara sekolah dengan orang tua murid (masyarakat) tersebut, karena Sekolah
adalah bagian yang integral dari masyarakat, ia bukan merupakan lemabaga yang
terpisah dari masyarakat, Sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani
anggota-anggota masyarakat dalam bidang pendidikan, Kemajuan sekolah dan
kemajuan masyarakat saling berkorelasi, keduanya saling membutuhkan serta
Masyarakat adalah pemilik sekolah, sekolah ada karena masyarakat memerlukannya.
Jika dilihat dari sisi maknanya, hubungan masyarakat dengan sekolah merupakan
komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka
mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama
serta pemenuhan kepentingan bersama. Partisipasi masyarakat luas terhadap sekolah
adalah meletakkan orang-orang yang tepat pada posisi ketua komite sekolah dan kepala
sekolah. Dua posisi ini memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya membangun
dan mengelola lembaga pendidikan menjadi sekolah yang unggul dan kompetitif.

Diterima Redaksi: 21-06-2021 Selesai Revisi: 23-06-2021 Diterbitkan Online: 27-06-2021

Kata kunci : Partisipasi masyarakat,pengembangan, pendidikan Islam


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan dan
Pendidikan merupakan salah tuntutan masyarakat.
satu aspek yang sangat penting untuk Sedangkan pendidikan Islam
membentuk generasi muda yang siap adalah suatu sistem pendidikan yang
mengganti tongkat estafet generasi memungkinkan seseorang dapat
tua dalam rangka meraih masa depan mengarahkan kehidupannya sesuai
yang cerah. Selain itu pendidikan dengan cita-cita Islam, sehingga
berperan mensosialisasikan dengan mudah ia dapat membentuk
kemampuan baru kepada mereka hidupnya sesuai dengan ajaran Islam.
agar mampu mengantisipasi tuntutan Menurut Athiyah Al-Abrasyi:
masyarakat yang dinamis. Pendidikan Islam adalah
Dalam masyarakat yang menanamkan akhlak yang
dinamis pendidikan memegang mulia, meresapkan Fadlillah
peranannya yang sangat menentukan di dalam jiwa para siswa,
eksistensi dan perkembangan membiasakan mereka
masyarakat. Oleh karena itu, Islam berpegang pada moral yang
sebagai agama Rahmatan Lil ‘Alamin tinggi dan menghindari hal-
merupakan konsekuensi logis bagi hal yang tercela, berfikir
ummatnya untuk menyiapkan secara rohaniyah dan
generasi penerus yang berkualitas, Insaniyah (Perikemanusiaan)
baik moral maupun intelektual serta serta menggunakan waktu
keterampilannya dan bertanggung buat belajar ilmu duniawi dan
jawab. ilmu-ilmu keagamaan.2
Sementara pandangan klasik
tentang pendidikan pada umumnya Dari pernyataan di atas dapat
dikatakan sebagai pranata yang dapat memberikan gambaran bahwa
menjalankan tiga fungsi sekaligus, pendidikan Islam mebentuk
yaitu: keseimbangan antara ilmu
1. Menyiapkan generasi muda untuk pengetahuan dan nilai-nilai agama
memegang peranan tertentu sebagai dasar. Disamping itu,
dalam masyarakat di masa berangkat dari kenyataan yang ada
mendatang. bahwa berdirinya suatu lembaga
2. Mentransfer pengetahuan sesuai pendidikan tidak lepas dari konteks
dengan peranan yang diharapkan sosial dan kultural masyarakat
3. Mentransfer nilai-nilai dalam setempat maka pendidikan
rangka memelihara keutuhan dan mempunyai otoritas untuk
kesatuan masyarakat sebagai menentukan lembaganya sesuai
prasyarat kelangsungan hidup dengan keinginan masyarakat.
masyarakat dan peradaban.1 Sebagai perwujudan dari
Antara butir kedua dan ketiga usaha masyarakat untuk memenuhi
gambaran di atas memberikan kebutuhan pendidikan formal, maka
pengertian bahwa1pendidikan bukan tentu keberadaan pendidikan tersebut
hanya mentransfer pengetahuan di bawah tanggung jawab
belaka, tetapi juga sekaligus sebagai masyarakat. Karena urusan
transfer pengetahuan dan budaya. pendidikan adalah urusan bersama,

1
A. Syafi’i Ma’arif dkk, 2
Athiyah Al-Abrasy, Dasar-Dasar
Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta; Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan
Tiara Wacana, 1991), hal. 27 Bintang, 1987), hal. 12
bukan eksklusif menjadi urusan praktikan, perlengkapan
pemimpin dan pakar-pakar keterampilan, dan lain-lain.
pendidikan saja. Oleh karena itu
kebijakan pendidikan baru bisa Rumusan Masalah
berjalan lancar atau mantap hanya Dari latar belakang diatas, maka
berkat dukungan masyarakat, yaitu penulis dapat memberikan rumusan
berupa partisipasi aktif segenap masalah-masalah yang akan dibahas
warga masyarakat.3 dalam tulisan ini. Antara lain:
Diakui atau tidak, lembaga 1. Apa saja Pengertian
pendidikan tidak bisa lepas dari Partisipasi Masyarakat
peran serta masyarakat dalam 2. Apa saja Bentuk-Bentuk
mencapai tujuan dan Partisipasi Masyarakat
peningkatannya. Dengan demikian 3. Apa saja Alasan-Alasan
partisipasi dan peran serta Perlunya Partisipasi Masyarakat
masyarakat adalah menggerakkan 4. Apa saja Partisipasi
pembangunan di bidang pendidikan Masyarakat Dalam Pendidikan
dan sekaligus mewujudkan lembaga di Sekolah
pendidikan sebagai wadah yang 5. Apa saja Upaya-Upaya
potensial sehingga bisa sejalan Meningkatkan Partisipasi
dengan tuntutan perkembangan ilmu Masyarakat Dalam
pengetahuan, tuntutan masyarakat Kebijaksanaan Pendidikan.
dan pemerintah. Deskripsi Teoritis
Masyarakat sebagai A. Pengertian Partisipasi
pelaksana atau subyek kehidupan Masyarakat
tentunya masyarakat mempunyai Di dalam Kamus Besar Bahasa
pengaruh yang sangat besar terhadap Indonesia pengertian partisipasi
pengembangan pendidikan, di mana adalah: hal turut serta (pengikut-
antara masyarakat dan lembaga sertaan dalam suatu kegiatan) baik
pendidikan merupakan dua unsur langsung maupun tidak langsung”.4
yang tak dapat dipisahkan, karena Adapun masyarakat menurut
masyarakat berfungsi sebagai Raib Linton ialah: “Masyarakat
pelaksana sekaligus sebagai sumber adalah setiap kelompok manusia
dan pemakai hasil pendidikan, begitu yang telah cukup lama hidup dan
juga sebaliknya lembaga pendidikan bekerja sama, sehingga mereka itu
sebagai wadah atau sarana yang dapat mengorganisasikan dirinya dan
dapat menghasilkan lulusan berpikir mengenai dirinya sebagai
berkualitas di mana keberadaannya kesatuan sosial yang mempunyai
tidak lepas dari pelaksanaannya yaitu batas-batas tertentu”.5
masyarakat. Dari pengertian di atas maka
Adapun salah satu bentuk dapat dinyatakan bahwa pengertian
partisipasi masyarakat dalam partisipasi masyarakat ialah
pengembangan pendidikan Islam keikutsertaan atau keterlibatan
ialah membantu menyiapkan fasilitas masyarakat terhadap suatu kegiatan
yang bersifat fisik seperti tempat dan atau organisasi sosial untuk
perlengkapan belajar di kelas, alat-
alat pengajaran, buku-buku
4
pelajaran, dan perlengkapan berbagai Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997),
3
Kartini Kartono, Tujuan hal. 732
5
Pendidikan Harus Singkron Dengan Tujuan Abu Ahmadi, Pengantar
Manusia, (Bandung: Mandar Maju, 1991), Sosiologi, (Semarang: CV. Ramadhani,
hal. 11 1975), hal.35
mewujudkan keinginan dan Dasar yuridis formal adalah
kepentingan bersama, yaitu segala paraturan dan perundang-
keikutsertaan masyarakat dalam undangan yang berlaku di Indonesia
pelaksanaan dan pengembangan yang dapat dijadikan pedoman baik
pendidikan. secara langsung maupun tidak
a. Dasar-Dasar Partisipasi langsung. Menurut Undang-Undang
Masyarakat Sistem Pendidikan Nasional
1) Dasar Agama (UUSPN) pasal 54 ayat 1 dan 2 yang
Pada hakikatnya manusia berbunyi:
sebagai makhluk sosial, tidak lepas 1) Peran serta masyarakat
dari dirinya sendiri sebagai makhluq dalam pendidikan meliputi
individu, manusia tidak bisa hidup peran serta perseorangan,
seorang diri tanpa bantuan orang lain kelompok, keluarga, organisasi
seperti keluarga, masyarakat maupun profesi, pengusaha dan
negara. Untuk itu diperlukan aturan organisasi kemasyarakatan
hidup bermasyarakat. Dalam hal ini dalam menyelenggarakan dan
Al-Qur’an telah memberikan mengendalikan mutu
tuntunan agar manusia saling pelayanan pendidikan.
membantu dalam segala aspek 2) Masyarakat dapat berperan
kehidupannya. Sebagaimana firman serta sebagai sumber,
Allah SWT., dalam surat Al- Maidah pelaksana dan pengguna hasil
ayat 02 yang artinya : pendidikan.7
Artinya: “Dan saling tolong
menolonglah kamu dalam Dengan demikian, jelaslah
(mengerjakan) kebajikan dan taqwa bahwa partisipasi masyarakat
dan janganlah tolong menolong terhadap pelaksanaan dan
kamu dalam berbuat dosa dan pengembangan pendidikan
pelanggaran”. (QS. Al-Maidah : (pendidikan Islam) mempunyai dasar
02).6 yang kuat, baik dari segi agama
maupun dari segi hukum dasar
Dari ayat di atas jelaslah bahwa hukum negara.
kita ummat Islam telah diperintahkan b. Tujuan Partisipasi
untuk saling tolong menolong di Masyarakat
antara sesamanya dalam hal kebaikan Tujuan partisipasi masyarakat
termasuk di dalamnya ikut serta yang dimaksud adalah sesuatu yang
membangun dan memajukan menjadi maksud dari keikutsertaan
pendidikan Islam. Karena maju masyarakat dalam pelaksanaan
mundurnya pendidikan Islam pendidikan Islam sehingga out-
tergantung pada ummat Islam itu putnya sesuai dengan keinginan
sendiri, bagaimana mereka masyarakat (sebagaimana yang telah
mengembangkan dan memajukan diharapkan) bersama. Hal ini, sejalan
pendidikan Islam, sehingga dengan pernyataan Kartini Kartono
pendidikan Islam itu mengalami yang menyatakan sebagai berikut:
kemajuan ke arah masa depan yang Urusan pendidikan adalah urusan
cemerlang sesuai dengan cita-cita kita bersama yaitu: urusan seluruh
agama Islam. bangsa Indonesia, jelas bukan
2) Dasar Yuridis Formal eksklusif menjadi urusan pemimpin
dan pakar-pakar pendidikan saja.

6
Mujamma’ al-Malik, Al-Qur’an 7
Undang-Undang No. 02 Tentang
dan Terjemahnya, (Saudi Arabia: tp, Sistem Pendidikan Tahun 2003 pasal 54
1420H), hal. 157 ayat 1 dan 2
Oleh karena itu kebijakan pendidikan buku pelajaran, dan
ditingkat nasional baru bisa berjalan perlengkapan berbagai
lancar atau mantap hanya berkat praktikan, perlengkapan
dukungan rakyat banyak yaitu berupa keterampilan, dan lain-lain.
partisipasi aktif segenap warga b. Fasilitas yang bersifat non
masyarakat.8 fisik seperti waktu,
kesempatan biaya dan
Dari pernyataan di atas dapat berbagai aturan serta
dipahami bahwa lembaga pendidikan kebijaksanaan pimpinan
khususnya lembaga pendidikan Islam sekolah.9
tidak lepas dari keikutsertaan Dari uraian di atas bentuk-bentuk
masyarakat dalam mencapai tujuan partisipasi masyarakat dapat
dan peningkatannya. Di samping itu diklasifikasikan menjadi tiga
juga turut serta masyarakat untuk kelompok/bentuk, yaitu:
menegakkan pembangunan dibidang a. Partisipasi masyarakat dalam
pendidikan dalam rangka memenuhi pembinaan sarana dan prasarana
kebutuhan bersama akan pendidikan pendidikan.
sekaligus mewujudkan lembaga Yang dimaksud dengan
pendidikan yang potensial sejalan pembinaan di sini adalah pengadaan,
dengan perkembangan ilmu perbaikan dan pemeliharaan segala
pengetahuan serta tuntutan sesuatu yang ikut menunjang
masyarakat dan pemerintah. berhasilnya suatu pendidikan, seperti
B. Bentuk-Bentuk Partisipasi gedung sekolah, buku, alat peraga,
Masyarakat alat keterampilan dan sebagainya.
Masyarakat sebagai Selanjutnya dalam membina sarana
pelaksana atau subyek kehidupan dan prasarana pendidikan, sebagai
tentunya masyarakat mempunyai lembaga pendidikan formal yang
pengaruh yang sangat besar terhadap berstatus swasta, keberadaannya di
pengembangan pendidikan, di mana bawah tanggung jawab masyarakat
antara masyarakat dan lembaga yang merupakan sumber utama bagi
pendidikan merupakan dua unsur perkembangannya. Khususnya
yang tak dapat dipisahkan, karena adalah orang tua murid lewat Badan
masyarakat berfungsi sebagai Pembinaan dan Penyelenggara
pelaksana sekaligus sebagai sumber Pendidikan (BP3) dan melalui badan
dan pemakai hasil pendidikan, begitu penyantun.
juga sebaliknya lembaga pendidikan Badan Pembantu Penyelenggaraan
sebagai wadah atau sarana yang Pendidikan (BP3) sebagai badan
dapat menghasilkan lulusan yang membantu pelaksanaan
berkualitas di mana keberadaannya pendidikan di sekolah, angota-
tidak lepas dari pelaksanaannya yaitu anggotanya diambil dari para orang
masyarakat. tua siswa yang aktif/bersedia duduk
bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam badan itu. Tugas BP3 ini yaitu
secara umum dapat berbentuk: membantu sekolah agar proses
a. Fasilitas yang bersifat fisik belajar para siswa menjadi lebih
seperti tempat dan lancar, terutama yang berkaitan dan
perlengkapan belajar di kelas,
alat-alat pengajaran, buku-

8 9
Kartini Kartono, Tujuan Departemen Agama RI,
Pendidikan Harus Singkron dengan Tujuan Metodologi Pengajaran Agama Islam,
Manusia, (Bandung: Mandar Maju, 1991), (Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan
hal. 11 Tinggi Agama, IAIN, 1982), hal. 113-114
yang dapat dikaitkan dengan kontak/kerja sama dengan
masyarakat.10 masyarakat, melainkan bersama para
Sedangkan dewan penyantun adalah dewan penyantun menangani
suatu badan yang anggota- pendidikan secara keseluruhan.
anggotanya terdiri dari beberapa Hanya bedanya kalau para dewan
tokoh masyarakat yang menaruh penyantun lebih banyak begerak
minat terhadap pendidikan. Dalam dalam penyelenggaraan pendidikan
batas-batas tertentu, dapat sehari-hari, maka yayasan lebih
mencampuri urusan pendidikan, banyak menangani kebijakan dan
sehingga ia memiliki data/informasi strategi pendidikan.12
yang jelas. Atas dasar informasi Hal ini mudah dipahami
inilah dewan penyantun ini mampu karena sesungguhnya yayasan itu
berkomunikasi dengan para pengurus ialah pendiri dan penanggung jawab
lembaga pendidikan, dalam usaha utama lembaga pendidikan. Karena
memecahkan problem-problem mengemban misi seperti itulah maka
pendidikan yang dihadapi.11 yayasan berusaha agar lembaga
Dengan demikian tugas pendidikan itu tetap hidup dan
utama dewan penyantun adalah semakin maju. Untuk itu, salah satu
menjadi penghubung antara lembaga usaha yayasan ialah mengadakan
pendidikan dengan masyarakat. kerja sama dengan masyarakat untuk
Masalah-masalah pendidikan yang mendapatkan fasilitas-fasilitas
berkaitan atau yang dapat dikaitkan pendukung pendidikan, terutama
dengan masyarakat dibahas bersama dana, agar lembaga yang dibina tetap
antara para pengelola pendidikan. tegak berdiri dan semakin maju.
Kemudian ditangani oleh dewan Jadi, dengan adanya dana
penyantun untuk direalisasikan pada yang lebih atau minimal cukup untuk
anggota masyarakat. Isi masalah itu pembayaran pendidikan, maka
bermacam-macam sesuai dengan pengembangan pendidikan Islam
jenis-jenis partisipasi yang akan dengan mudah untuk
diharapkan dari masyarakat. dilaksanakan. Tetapi bila dana
b. Partisipasi masyarakat dalam kurang bahkan sangat tidak
penyediaan dana/biaya pendidikan mencukupi untuk pembiayaan
Masalah yang paling utama pendidikan maka pengembangan
yang harus diperhatikan dalam suatu pendidikan akan terhambat. Untuk
pendidikan adalah masalah itu jalan untuk mengatasi agar tidak
dana/biaya. Karena dana/biaya kekurangan dana harus diupayakan
merupakan salah satu faktor yang sangat efisien dan efektif mungkin
dapat menunjang untuk tercapainya dalam pengelolaannya.
suatu tujuan pendidikan khususnya c. Partisipasi masyarakat dalam
bagi lembaga pendidikan Islam yang Meningkatkan kualitas mutu
berstatus swasta, karena beban dan pendidikan
tanggung jawab sepenuhnya berada Sekolah atau lembaga
dipihak penyelenggara (yayasan) dan pendidikan akan dapat dkatakan
masyarakat. berhasil dan baik dalam pelaksanaan
Yayasan pendidikan tidak pendidikan, apabila telah
mengkhususkan diri membantu para menghasilkan lulusan yang
dewan penyantun dalam mengadakan berkualitas sesuai dengan harapan
dan tuntutan masyarakat maupun
10
Made Pidarta, Manajemen pemerintah. Untuk memenuhi
Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Bina
Aksara, 1988), hal. 201
11 12
Ibid., hal. 200 Ibid. hal. 201
tuntutan dari masyarakat maka pemerintahan di buat dari, oleh dan
pendidikan harus dapat untuk rakyat. Kebijaksanaan-
mempergunakan sumber-sumber kebijaksanaan negaranya, termasuk
pengetahuan yang ada di masyarakat, kebijaksanaan pendidikannya,
karena dalam masyarakat banyak sebagai bagian dari perangkat untuk
sumber pengetahuan yang mungkin menjalankan pemerintahan di negara
guru sendiri belum mengetahuinya. tersebut, juga berasal dari, oleh dan
Selain itu memang pada untuk rakyat. Karena itu partisipasi
kenyataannya menunjukkan bahwa masyarakat dalam kebijaksanaan
masyarakat membutuhkan orang- pendidikan merupakan suatu
orang yang terdidik dan lembaga keniscayaan.14
pendidikan membutuhkan Selain alasan demokrasi,
masyarakat. kebijaksanaan pendidikan tersebut
Bukti nyata yang sudah secara konkrit dimaksudkan untuk
dilakukan yang dapat meningkatkan memecahkan masalah-masalah yang
citra masyarakat terhadap lembaga dihadapi oleh rakyat di bidang
pendidikan ialah kemampuan para pendidikan. Rakyat lebih banyak
siswa menjawab pertanyaan dalam tahu mengenai masalah mereka
acara cerdas-cermat, piagam-piagam sendiri, dan bahkan juga banyak
yang diserahkan kepada beberapa mengetahui bagaimana cara
siswa sebagai bukti kemampuan memecahkannya. Maka, keterlibatan
mereka dalam bidang-bidang dan partisipasi masyarakat dalam
tertentu, dan berbagai penemuan pelaksanaan kebijaksanaan tersebut,
baru oleh para siswa/mahasiswa justru memperkokoh pelaksanaan
dalam bidang-bidang tertentu. Yang kebijaksanaan yang dilakukan oleh
paling menarik bagi masyarakat pelaksana formal.
adalah bila lembaga pendidikan itu Pembangunan yang dilakukan
sanggup mencetak lulusan yang siap oleh negara termasuk salah satu
pakai. Artinya bila lulusan itu baik wujud dari implementasi
maka sebagai tenaga menengah kebijaksanaan yang diformulasikan.
maupun sebagai tenaga ahli tidak Pembangunan tersebut, tidak hanya
membutuhkan latihan lagi sebelum masalah fisik dan mental, melainkan
bekerja, melainkan secara langsung juga sekaligus pembangunan
dapat melaksanakan pekerjaan dalam partisipasi masyarakat. Partisipasi
bidangnya secara relatif baik. masyarakat, dengan demikian
Keadaan seperti ini tidak hanya termasuk bagian atau objek dari
disambut dengan gembira oleh pembangunan itu sendiri. Masyarakat
konsumen pemakai tenaga kerja, juga dipandang sebagai modal dasar
tetapi juga oleh para orang tua pembangunan, jika digalakkan akan
lulusan itu sendiri, sebab mereka besar sumbangannya terhadap
pada umumnya mendambakan pembangunan yang digalakkan.
puteranya cepat bekerja. Untuk Keterlibatan mereka dalam
mewujudkan lulusan seperti ini melaksanakan kebijaksanaan-
memang merupakan tantangan berat kebijaksanaan adalah manifestasi
bagi para pengelola pendidikan.13 dari pemanfaatan dan
C. Alasan-Alasan Perlunya pendayagunaan modal dasar
Partisipasi Masyarakat pembangunan.15
Di negara yang menjunjung
tinggi demokrasi, diyakini bahwa 14
Ali Imron, Kebijaksanaan
Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1996), hal. 79
13 15
Ibid, hal. 197-198 Ibid, hal. 80
Dari penjelasan di atas dapat pribadi dan proses belajar
diambil suatu pengertian bahwa puteranya di rumah dan bila
keikutsertaan masyarakat dalam perlu memberi
pelaksanaan kebijaksanaan laporan/berkonsultasi ke
pendidikan, tidak sekedar dipandang lembaga pendidikan.
sebagai loyalitas rakyat atas b) Menyediakan fasilitas
pemerintahnya, melainkan bahwa belajar di rumah dan
kebijaksanaan tersebut hendaknya membimbing puteranya agar
dianggap oleh masyarakat sebagai giat belajar.
miliknya. Dengan adanya perasaan c) Menyediakan perlengkapan
memiliki terhadap kebijaksanaan- belajar yang dibutuhkan
kebijaksanaan masyarakat akan untuk belajar di lembaga
semakin banyak dalam pelaksanaan pendidikan.
kebijaksanaan pendidikan. d) Berusaha melunasi SPP dan
D. Partisipasi Masyarakat dana bantuan pendidikan
Dalam Pendidikan di Sekolah lainnya.
Masyarakat memandang e) Memberikan umpan balik
sekolah (lembaga pendidikan) kepada lembaga pendidikan
sebagai cara yang meyakinkan dalam tentang pendidikan,
membina perkembangan para siswa, terutama yang menyangkut
karena itu masyarakat berpartisipasi keadaan putera-puteranya.
dan setia kepadanya. Namun hal ini f) Bersedia datang ke lembaga
tidak otomatis terjadi terutama di pendidikan bila diundang.
negara-negara berkembang termasuk g) Ikut berdiskusi memecahkan
di Indonesia. Hal ini disebabkan masalah-masalah
karena banyak warga masyarakat pendidikan seperti;
yang belum paham akan makna keuangan, sarana, kegiatan
lembaga pendidikan, lebih-lebih bila dan sebagainya.
kondisi sosial ekonomi mereka h) Membantu fasilitas-fasilitas
rendah, mereka hampir belajar yang dibutuhkan
menghiraukan akan lembaga lembaga dalam memajukan
pendidikan. Pusat perhatian mereka proses belajar mengajar.
adalah pada kebutuhan dasar i) Meminjami perlengkapan
kehidupan sehari-hari.16 pertukangan, kesenian, dan
Untuk mengikutsertakan masyarakat sebagainya yang dibutuhkan
ini dalam pembangunan pendidikan oleh lembaga.
di sekolah, sudah sepatutnya para j) Bersedia menjadi tenaga
pengelola pendidikan melalui tokoh- pelatih dan nara sumber bila
tokoh masyarakat aktif menggugah ditunjuk
perhatian mereka. Para pengurus k) Menerima para
dapat mengudang para tokoh ini siswa/mahasiswa dengan
untuk membahas bentuk-bentuk senang hati bila mereka
kerja sama dalam meningkatkan belajr di masyarakat.
pendidikan khususnya pendidikan l) Mengajukan usul-usul untuk
Islam. perbaikan pendidikan.
Beberapa contoh partisipasi m) Ikut mengontrol jalannya
masyarakat dalam pendidikan ialah: pendidikan.
a) Mengawasi perkembangan n) Bagi tokoh-tokoh
masyarakat bersedia
16
Made Diparta, Manajemen menjadi partner pengelola
Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Bina pendidikan dalam
Aksara, 1988), hal. 196-197.
mempertahankan dan partisipasi masyarakat, terutama
memajukan lembaga dan dalam hal pelaksanaannya, inilah
lain-lain.17 perlunya upaya untuk meningkatkan
Jadi, walaupun garis-garis partisipasi masyarakat.
besar aktivitas pendidikan beserta Adapun beberapa upaya yang
metode kerjanya sudah diberikan dapat dilakukan adalah sebagai
oleh pemerintah pusat, bukan berarti berikut:
tidak ada yang perlu dipikirkan oleh a. Melakukan persuasi
para pengurus yayasan beserta tokoh- kepada masyarakat, bahwa
tokoh masyarakat dalam dengan keikutsertaan
mengembangkan pendidikan. Aspek- masyarakat dalam
aspek kedaerahan, yaitu pemenuhan kebijaksanaan yang
aspirasi daerah, penyesuaian dengan dilaksanakan, justru akan
kondisi daerah adalah medan utama menguntungkan
yang digarap oleh pemikiran dan masyarakat sendiri.
pelaksanaan bersama antara lembaga b. Menghimbau masyarakat
pendidikan dengan masyarakat. untuk turut berpartisipasi
Sementara itu realisasi aktivitas yang melalui serangkaian
ditentukan oleh pemerintah pusat pun kegiatan.
tidak bisa lepas dari partisipasi c. Menggunakan tokoh-tokoh
masyarakat bila menginginkan hasil masyarakat yang
yang lebih sempurna. mempunyai khalayak
E. Upaya-Upaya banyak untuk ikut serta
Meningkatkan Partisipasi dalam kebijaksanaan agar
Masyarakat Dalam Kebijaksanaan masyarakat kebanyakan
Pendidikan yang menjadi pengikutnya
Setiap kebijaksanaan yang juga sekaligus ikut serta
digulirkan oleh pembuat dan dalam kebijaksanaan yang
palaksana kebijaksanaan, umumnya diimplimentasikan.
mendapat respons dari masyarakat. d. Mengaitkan keikutsertaan
Meskipun mungkin suatu masyarakat dalam
kebijaksanaan tidak didukung implimentasi
sepenuhnya oleh masyarakat, tetapi kebijaksanaan dengan
haruslah disadari bahwa sebagian kepentingan mereka,
masyarakat yang lainnya pasti ada masyarakat memang perlu
yang mendukung, pasti ada di antara diyakinkan, bahwa ada
lapisan masyarakat yang mau banyak kepentingan
berpartisipasi dalam bentuk apapun mereka yang terlayani
partisipasinya. Meskipun mungkin dengan baik, jika mereka
pembuat dan pelaksana berpartisipasi dalam
kebijaksanaan tersebut tidak kebijaksanaan.
mengupayakan sama sekali e. Menyadarkan masyarakat
partisipasi masyarakat.18 untuk ikut berpartisipasi
Sungguh pun demikian, pembuat dan terhadap kebijaksanaan
pelakasana kebijaksanaan haruslah yang telah ditetapkan
senantiasa berusaha agar secara sah, dan
kebijaksanaan yang digulirkan kebijaksanaan yang sah
melibatkan sebanyak mungkin tersebut adalah salah satu
dari wujud pelaksanaan
17
Ibid, hal., 199-120
18
Ali Imron, Kebijaksanaan
Pendidikan di Indonesia, hal.81-82.
dan perwujudan aspirasi Dari pengertian di atas dapat
masyarakat.19 disimpulkan bahwa “Pendidikan
Pengembangan Pendidikan Islam Islam” ialah bimbingan yang
J.B.A.F. Maijor Polak dan Van dilakukan oleh seorang dewasa
Hoeve memberi gambaran bahwa kepada anak didik dalam masa
yang dimaksud pengembangan pertumbuhan agar ia memiliki
adalah “bukan suatu proses, kepribadian muslim.
melainkan suatu usaha atau lebih Jadi, yang dimaksud dengan
tepat suatu policy (kebijaksanaan)”.20 pengembangan pendidikan Islam
Dari gambaran di atas yang dalam hal ini pengembangan dalam
dimaksud dengan pengembangan meningkatkan kualitas dan kuantitas
dalam hal ini adalah suatu langkah pendidikan Islam
usaha, cara yang tepat untuk Partisipasi Masyarakat Terhadap
memajukan lembaga pendidikan Pengembangan Pendidikan Islam
Islam yang telah ada menuju kearah Suatu prinsip dari
yang lebih maju atau lebih baik dan perkembangan hidup manusia adalah
sempurna. terwujudnya hubungan timbal balik
Adapun pengertian pendidikan Islam, antara satu potensi dengan potensi
telah dikemukakan oleh pakar-pakar yang lainnya. Dengan adanya
pendidikan yaitu: hubungan timbal balik, maka akan
a. Menurut Ahmad D. Marimba mudah untuk mencapai segala cita-
yang dikutip oleh Hj. Nur Uhbiyati cita yang diharapkan.
dalam bukunya Ilmu Pendidikan Dalam pelaksanaan
Islam menyatakan bahwa: pendidikan, khususnya pendidikan
Pendidikan Islam adalah bimbingan Islam di mana objeknya adalah
jasmani, rohani berdasarkan hukum- pribadi anak yang sedang
hukum agama Islam menuju kepada berkembang, maka adanya hubugan
terbentuknya kepribadian utama timbal balik antara penanggung
menurut ukuran-ukuran Islam.21 jawab pendidikan yaitu pemerintah
b. Menurut Musthafa Al- (sekolah), keluarga dan masyarakat
Ghulyani yang dikutip oleh Hj. Nur pada umumnya mutlak diperlukan.
Ubhbiyati menyatakan bahwa: Dengan kata lain, suatu kerja sama
Pendidikan Islam ialah menanamkan antara penanggung jawab pendidikan
akhlaq yang mulia dalam jiwa anak tersebut perlu diintensifkan, adanya
dalam masa pertumbuhannya dan keharusan hubungan antara sekolah
menyiraminya dengan air petunjuk dengan orang tua murid (masyarakat)
dan nasihat, sehingga akhlaq itu tersebut, karena :
menjadi salah satu kemampuan 1. Sekolah adalah bagian yang
(meresap dalam) jiwanya kemudian integral dari masyarakat, ia
buahnya berwujud keutamaan, bukan merupakan lemabaga yang
kebaikan dan cinta bekerja untuk terpisah dari masyarakat.
kemanfaatan tanah air.22 2. Hak hidup dan kelangsungan
hidup sekolah bergantung pada
masyarakat.
19
Ibid, hal. 82-83 3. Sekolah adalah lembaga sosial
20
J.B.A.F. Maijor Polak dan Van yang berfungsi untuk melayani
Hoeve, Sosiologi Suatu Pengantar anggota-anggota masyarakat
Ringkasan, (Jakarta: Ikhtiyar Baru, 1985),
dalam bidang pendidikan.
hal., 197.
21
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan 4. Kemajuan sekolah dan kemajuan
Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), hal. masyarakat saling berkorelasi,
09 keduanya saling membutuhkan.
22
Ibid., hal. 10
5. Masyarakat adalah pemilik bertolakbelakang dari kelompok
sekolah, sekolah ada karena primordial, maka para anggota akan
masyarakat memerlukannya. merasakan adanya hal-hal baru jika
Bentuk aktualisasi dan mereka bersedia membandingkannya
pernyataan pnyadaran diri dengan situasi lama. Ini akan
masyarakat secara kolektif dapat menimbulkan keasyikan dan
berupa partisipasinya dalam proses motivasi sendiri. Melalui kelompok,
pengambilan keputusan yang para anggota akan menyusun
berhubungan dengan kebutuhan program, bekerja secara sistematis
dirinya dan kelompoknya dalam serta bisa merasakan adanya
komunitas yang melingkupinya. perkemabangan dan kemajuan
Cara-cara kolektif berpartisipasi sebagai hasil kegiatan mereka.
dalam bermasyarakat bisa Pada dasarnya, partisipasi
teraktualisasikan dalam bentuk masyarakat telah terjadi di sekolah
musyawarah dan juga terbentuknya dalam praktik penyelenggaraan
institusi lokal oleh masyarakat itu musyawarah maupun pembentukan
sendiri. institusi lokal. 2 jenis kebijakan
Musyawarah adalah sebuah pemerintah tentang MBS disekolah-
pendekatan kultural khas Indonesia sekolah tingkat dasar dan menengah
yang dapat dimasukkan dalam proses serta Majelis Wali Amanah di
ekplorasi kebutuhan dan identifikasi perguruan tinggi BHMN adalah
masalah. Musyawarah juga contoh dari bentuk perwujudan
merupakan bentuk sarana untuk mekanisme dan struktur
meningkatkan rasa partisipasi dan kelembagaan untuk menyalurkan
rasa memiliki atas keputusan dan partisipasi masyarakat dalam
rencana pembangunan. Musyawarah pengembangan pendidikan.
dapat merupakan cara analisis Cara untuk penyaluran partisipasi
kebutuhan dan tidak sekedar dapat diciptakan dengan berbagai
keinginan yang bersifat superfisial variasi cara sesuai dengan kondisi
demi pemenuhan kebutuhan sesaat. masing-masing wilayah atau tempat
Oleh karena itu pemilihan orang- komunitas masyarakat dan lembaga
orang yang mewakili sebagai peserta pendidikan itu berada. Kondisi ini
musyawarah untuk suatu keperluan menuntut kesiapan para pemegang
seperti merumuskan kebutuhan kebijakan dan manajer pendidikan
masyarakat haruslah benar-benar untuk mendistribusi peran dan
yang mampu menyalurkan aspirasi kekuasaannya agar bisa menampung
masyarakat yang diwakilinya. sumbangan partisipasi masyarakat.
Langkah lain dalam proses Sebaliknya dari pihak masyarakat
partisipasi masyarakat itu adalah juga harus belajar untuk kemudian
pembentukan kelompok. Melalui bisa memiliki kemauan dan
kelompok akan dibina solidaritas kemampuan berpartisipasi dalam
kerjasama, musyawarah, rasa aman pengembangan pendidikan.
dan percaya kepada diri sendiri { Sebagai contoh adalah
Karsidi : 2001 }. Salah satu cara tanggungjawab dunia usaha/ industri.
yang efektif untuk membentuk Mereka tidak bisa tinggal diam
kelompok adalah melalui pendekatan menunggu dari suatu lembaga
kepentingan yang sama secara pendidikan/ sekolah sampai dapat
primordial. Dalam kelompok meluluskan alumninya, lalu
primordial itu, para anggota menggunakannya jika menghasilkan
kelompok akan memperoleh output yang baik dan mengkritiknya
referensi yang sama, Dengan jika terdapat output yang tidak baik.
Partisipasi dunia usaha/ industri SDM. SDM kita ibaratkan sebagai
terhadap lembaga pendidikan harus kelompok masyarakat, yang mana
ikut bertanggungjawab untuk bisa membawa pengaruh pendidikan
menghasilkan output yang baik yang ada dalam sebuah Negara.
sesuai dengan rumusan harapan Lebih dari itu, pemerintah perlu
bersama. Demukian juga kelompok menyusun mekanisme sehingga
masyarakat lain, termasuk orangtua orang tua dan kelompok-kelompok
siswa. Dengan cara demikian, maka masyarakat dapat berpartisipasi
mutu pendidikan dalam suatu secara optimal dalam pengembangan
lembaga pendidikan menjadi pendidikan di Indonesia. Adapun
tanggungjawab bersama antara tujuan hubungan sekolah dan
lembaga pendidikan dan komponen- masyarakat ialah:
komponen lainnya dimasyarakat. a. Ditinjau dari kepentingan
Bagaimana dengan sekolah, pengembangan
tanggungjawab Negara terhadap penyelenggaraan
pengembangan pendidikan ? Uraian hubungan sekolah dan
diatas bukan bermaksud untuk masyarakat bertujuan
mengurangi tanggungjawab untuk:
pemerintah sebagai penyelenggara a) Memelihara
Negara dalam bidang pendidikan. kelangsungan hidup
Sebagaimana diamanatkan oleh UU sekolah
Sisdiknas 2003 bahwa pemerintah b) Meningkatkan mutu
dan pemerintah daerah juga berhak pendidikan di sekolah
mengarahkan, membimbing, yang bersangkutan.
membantu dan mengawasi c) Memperlancar proses
penyelenggaraan pendidikan serta belajar mengajar.
berkewajiban memberikan layanan d) Memperoleh dukungan
dan kemudahan penyelenggaraan dan bantuan dari
pendidikan yang bermutu bagi setiap masyarakat yang
warga Negara tanpa diskriminasi. diperlukan dalam
Pemerintah dan pemerinmtahan pengembangan dan
daerah juga wajib menjamin pelaksanaan program
tersedianya dana guna sekolah.
terselenggaranya pendidikan bagi b. Sedangkan jika ditinjau
setaip warga Negara dari usia 7-15 dari kebutuhan
tahun. Lebih dari itu, sebenarnya masyarakat itu sendiri,
peluang bagi orang tua / warga dan tujuan hubungannya
kelompok masyarakat masih dengan sekolah adalah
sangatlah luas. untuk:
Untuk itu , maka dalam a) Memajukan dan
kondisi kualitas layanan dan output meningkatkan
pendidikan sedang banyak kesejahteraan
dipertanyakan mutu dan masyarakat, terutama
relevansinya, maka pemerintah dalam bidang mental
seharusnya memberikan peluang spiritual.
yang luas bagi partisipasi b) Memperoleh bantuan
masyarakat. Sebagaimana yang sekolah dalam
dikemukakan oleh Suryadi memecahkan berbagai
Prawirosentono { 2002 : 12 } bahwa masalah yang
ada 6 hal yang bisa mempengaruhi dihadapi oleh
produk dan salah satunya adalah masyarakat.
c) Menjamin relevansi dan wibawa
program sekolah dengan cara
dengan kebutuhan mengadakan
masyarakat. tata tertib,
d) Memperoleh kembali pengawasan
anggota-anggota kedisiplinan,
masyarakat yang pemberian
makin meningkat hukuman dan
kemampuannya. sebagainya.
c. Perbaikan Alat Pendidikan Simpulan
Alat pendidikan Dalam pelaksanaan pendidikan,
sangat menunjang khususnya pendidikan Islam di mana
terhadap objeknya adalah pribadi anak yang
terselenggaranya proses sedang berkembang, maka adanya
pendidikan, baik yang hubugan timbal balik antara
berupa materi maupun penanggung jawab pendidikan yaitu
yang non materi. pemerintah (sekolah), keluarga dan
Pengadaan alat masyarakat pada umumnya mutlak
pendidikan non material diperlukan. Dengan kata lain, suatu
maupun material dapat kerja sama antara penanggung jawab
dilakukan: pendidikan tersebut perlu
1) Memperbaiki diintensifkan, adanya keharusan
fasilitas yang hubungan antara sekolah dengan
sudah ada orang tua murid (masyarakat)
sehingga dapat tersebut, karena :
dipergunakan 1. Sekolah adalah bagian yang
dengan baik. integral dari masyarakat, ia
2) Membangun bukan merupakan lemabaga
serta memperluas yang terpisah dari masyarakat.
fasilitas pendidikan. 2. Hak hidup dan kelangsungan
3) Melengkapi hidup sekolah bergantung pada
alat-alat masyarakat.
pelajaran 3. Sekolah adalah lembaga sosial
seperti; buku- yang berfungsi untuk melayani
buku anggota-anggota masyarakat
perpustakaan dalam bidang pendidikan.
dan 4. Kemajuan sekolah dan kemajuan
sebagainya. masyarakat saling berkorelasi,
4) Menciptakan keduanya saling membutuhkan.
suasana belajar 5. Masyarakat adalah pemilik
yang sekolah, sekolah ada karena
menyenangkan masyarakat memerlukannya.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1975. Pengantar Sosiologi, (Semarang: CV. Ramadhani)

Al-Abrasyi, M. Athiyah. 1987. Dasar-Dasar Pendidikan Islam, (Jakarta:


Bulan Bintang)

al-Malik, Mujamma’. 1420H. Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Saudi Arabia:


tp)

Departemen Agama RI. 1982. Metodologi Pengajaran Agama Islam,


(Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama, IAIN)

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. Kamus Besar Bahasa


Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka)

Diparta, Made. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: Bina


Aksara)

Imron, Ali. 1996. Kebijaksanaan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta: Bumi


Aksara)

Kartono, Kartini. 1991. Tujuan Pendidikan Harus Singkron Dengan


Tujuan Manusia, (Bandung: Mandar Maju)

Ma’arif A. Syafi’i. dkk, 1991. Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta;


Tiara Wacana)

Muhaimin dan Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung:


Trigenda Karya)

Polak, J.B.A.F. Maijor dan Hoeve, Van. 1985. Sosiologi Suatu Pengantar
Ringkasan, (Jakarta: Ikhtiyar Baru)

Purwanto, M. Ngalim MP. 1993. Administrasi dan Supervisi Pendidikan,


(Bandung: Remaja Rosda Karya)

Uhbiyati, Nur. 1998. Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia)

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. 2003 (Bandung: Citra


Umbara)

Anda mungkin juga menyukai