1, (2013) 1-9 1
Abstrak— Perkembangan bisnis ritel di Indonesia yang namun ada beberapa pesaing yang juga menjual produk
semakin berkembang pesat membuat persaingan semakin sejenis, yaitu Quickly, Cha Time, Tea Presso, dan lain
meningkat. Sebagai salah satu bentuk usaha ritel, Calais harus sebagainya yang memaksa Calais untuk bersaing. Karena
memiliki keunggulan bersaing agar dapat tetap bertahan atau merupakan usaha ritel yang cukup baru, agar tidak kalah
bahkan memenangkan persaingan dalam bisnis ritel. Salah satu
bersaing, tentu saja Calais harus menetapkan sebuah strategi
cara untuk menciptakan keunggulan bersaing adalah dengan
menerapkan strategi bauran pemasaran eceran (retail mix) yang yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
tepat sehingga dapat memuaskan pelanggan. Salah satu strategi yang digunakan oleh Calais untuk
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari memuaskan pelanggannya adalah dengan menetapkan strategi
Retail Mix (customer service, store design & display, retail mix yang terdiri dari customer service, store design &
communication mix, location, merchandise assortment, dan display, communication mix, location, merchandise
pricing) terhadap Kepuasan Pelanggan di Calais Grand City assortment, dan pricing. Apabila variabel-variabel ini
Surabaya serta mengetahui faktor mana yang berpengaruh memiliki kinerja sesuai dengan harapan konsumen, maka
dominan terhadap Kepuasan Pelanggan di perusahaan tersebut. pelanggan akan merasa puas.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner
Pelaksanaan retail mix yang tepat akan dapat memuaskan
kepada 110 responden konsumen dari Calais Grand City
Surabaya. Alat analisa yang digunakan untuk mengukur pelanggan. Kepuasan konsumen akan terjadi ketika nilai dan
pengaruh Retail Mix terhadap Kepuasan Pelanggan adalah customer service yang disediakan dalam pengalaman retailing
analisa regresi linear berganda. sesuai atau melebihi harapan konsumen. (Berman dan Evans
Hasil dari penelitian ini menunjukkan keenam variabel retail 2010, p.38). Menurut Levy dan Weitz (2009, p.21), retail mix
mix secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap adalah alat yang digunakan untuk mengimplementasikan,
kepuasan pelanggan di Calais Grand City Surabaya. Sedangkan menangani perkembangan strategi ritel yang dapat digunakan
faktor yang berpengaruh dominan terhadap kepuasan pelanggan untuk memuaskan kebutuhan dari target market lebih baik
di café ini adalah pricing atau harga produk. dari pada kompetitor. Strategi-strategi retail mix yang telah
dilakukan oleh Calais bertujuan untuk membuat konsumen
Kata Kunci— Bauran komunikasi, bauran pemasaran eceran,
desain dan display toko, harga, kepuasan pelanggan, layanan merasa puas sehingga konsumen akhirnya senang dan mau
pelanggan, lokasi, merchandise assortment. membeli minuman di Calais daripada membeli di tempat
pesaingnya.
I. PENDAHULUAN Peneliti mengangkat tema “analisa pengaruh retail mix
(customer service, store design & display, communication
NDONESIA berada di urutan keempat untuk negara dengan mix, location, merchandise assortment, dan pricing) terhadap
I populasi terbesar di dunia, setelah Cina, India, dan Amerika
Serikat. Jumlah penduduk yang sangat besar inilah yang
kepuasan pelanggan di Calais Grand City Surabaya” karena
peneliti ingin mengetahui apakah pelanggan di café Calais
menjadi daya tarik bagi para pengusaha untuk membuka bisnis tersebut sudah merasa puas dengan strategi retail mix yang
ritel, sehingga bisnis ritel pun menjadi berkembang cukup dijalankan di dalam café yang masih tergolong baru tersebut.
pesat di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Selain itu, berdasarkan temuan lapangan yang didapat, peneliti
Indonesia yang paling pokok, maka usaha service retail yang juga ingin melihat apakah pelanggan sudah merasa puas
paling diminati di Indonesia saat ini adalah usaha yang dengan lokasi Calais yang tergolong kurang strategis dan
bergerak di bidang makanan atau minuman (food and apakah pelanggan sudah merasa puas dengan ketersediaan
beverages). Café merupakan salah satu tempat makan yang produk (product availability) yang cukup sering kosong di
cukup digemari oleh kaum urban saat ini. Calais Grand City Surabaya.
Perkembangan café yang semakin meningkat inilah yang Peneliti juga tertarik untuk melakukan penelitian lebih
menimbulkan munculnya inovasi- inovasi, terutama terhadap lanjut tentang strategi manakah yang berpengaruh dan strategi
produk teh. Calais, sebagai salah satu café yang membuka mana yang kurang berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan
gerainya di Grand City Mall Surabaya pada bulan April 2012 dari Calais. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui strategi
lalu, juga ikut menawarkan inovasi terhadap produk teh, kopi manakah yang berpengaruh paling dominan terhadap
dan susu. kepuasan pelanggan sehingga akhirnya dapat membantu
Dalam bidang usaha tersebut, ternyata Calais tidak sendiri,
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-9 2
gambaran seperti lukisan atau foto. pribadi dan tidak berbayar seperti komunikasi public
Feature Areas, yaitu area di dalam toko yang dirancang (publicity) yang tidak dipungut pembayaran apabila masuk
untuk mendapatkan perhatian pelanggan. dalam acara wisata kuliner Surabaya.
b. Space management, yaitu pengelolaan peletakan barang di d. Unpaid personal communication, yaitu komunikasi pribadi
dalam toko. tidak berbayar antara sesama orang mengenai suatu toko
c. Visual merchandising, yaitu presentasi dari sebuah toko dan tertentu melalui word of mouth.
barang dagangan dengan cara-cara yang akan menarik
4. Location
pelanggan potensial.
Dalam mengevaluasi dan memilih tempat secara spesifik,
d. Atmospheric, mengacu pada desain suasana yang dapat
retailer perlu menyadari tiga faktor penting yang dapat
merangsang persepsi pelanggan dan respon emosional
mempengaruhi konsumen untuk datang, yaitu: karaterisitk dari
sehingga pada akhirnya mempengaruhi perilaku pembelian
tempat lokasi (Retail Site Location), karateristik lokasi
mereka sehingga dapat menciptakan mood atau perasaan
perdagangan dari sudut toko, dan estimasi penjualan yang bisa
yang dapat merepresentasikan image toko, yaitu melalui
didapatkan dari lokasi toko.
lighting (pencahayaan), color (pemilihan warna), music
a. Site charateristic
(pemilihan lagu), scent (penggunaan wewangian).
Karateristik yang ada akan memberikan pengaruh terhadap
3. Communication mix penjualan toko, hal hal yang dipertimbangkan adalah:
Menurut Levy & Weitz (2009, p.447) metode dalam Traffic flow yang melalui toko, yaitu jumlah kendaraan
mengkomunikasikan informasi kepada konsumen terdiri dari dan pejalan kaki yang melalui lokasi, dan juga arus lalu
beberapa metode, yaitu: lintas di lokasi toko. Sebab saat lalu lintas benar-benar
a. Paid impersonal communication, yaitu komunikasi berbayar padat, maka banyak pelanggan yang akan lebih menyukai
yang tidak pribadi seperti: untuk berhenti dan berbelanja di toko.
Advertising Accesibility, yaitu kemudahan untuk mengakses toko
Suatu bentuk komunikasi yang dibayar oleh pelanggan yang juga sama pentingnya dengan traffic.
menggunakan media impersonal, misalnya surat kabar, b. Location charateristics
radio, TV, direct mail, dan internet. Lahan parkir
Sales promotion Jumlah, kualitas, keamanan, dan jarak dari lahan parkir
Penawaran yang memiliki nilai tambah dan insentif untuk yang tersedia.
pelanggan yang datang mengunjungi toko atau membeli Visibility
barang dagangan dalam periode waktu tertentu. Kemudahan toko dilihat oleh orang-orang yang berada di
Store atmosphere jalan.
Kombinasi karateristik fisik toko, baik desain Adjacent retailer
arsitekturnya, layout, display barang, warna, temperatur, Toko lain yang berdekatan (baik pesaing maupun bukan),
pencahayaan, suara, dan lain-lain akan secara bersamaan yang memungkinkan untuk menimbulkan suatu traffic
membangun image di benak pelanggan. yang baik.
Web site c. Restriction & cost
Media yang dapat diakses dengan menggunakan internet Biaya yang terkait dengan keberadaan lokasi toko, seperti
yang digunakan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, biaya sewa.
biasanya digunakan oleh retailer untuk turut membantu d. Location within a shopping center (lokasi di dalam pusat
dalam membangun brand image. Biasanya berisi lokasi perbelanjaan)
toko, jadwal event yang akan dilaksanakan, produk dan Lokasi di dalam sebuah pusat perbelanjaan dapat
jasa yang tersedia dan dijual. mempengaruhi penjualan dan biaya sewa, lokasi yang baik
Community building tentunya memiliki harga sewa yang lebih mahal.
Membangun sebuah komunitas, kegiatan ini menawarkan
5. Merchandise assortments
kesempatan kepada pelanggan yang mempunyai
Menurut Levy & Weitz (2009, p.37) “Assortment is the
ketertarikan untuk mempelajari tentang suatu produk dan number of different items in a merchandise category.” Yang
service yang mendukung hobby mereka.
berarti assortment adalah jumlah item yang berbeda dalam
b. Paid personal communication, yaitu komunikasi berbayar
kategori barang dagangan. Mereka mengatakan bahwa
yang pribadi seperti:
assortment plan mencerminkan:
Personal selling, adalah komunikasi di mana para sales a. Variety or breadth
membantu memenuhi kebutuhan pelanggan melalui Adalah jumlah dari kategori barang dagangan yang berbeda
komunikasi langsung (tatap muka). yang ditawarkan.
E-mail, adalah komunikasi pribadi melalui internet dalam b. Assortment or depth
bentuk seperti surat. Adalah jumlah dari SKU / items yang berbeda di dalam
Direct mail, adalah komunikasi dengan menggunakan suatu kategori barang dagangan.
brosur, katalog, dan lain-lain. Selain itu, dalam merchandise assortment, product
M-commerce, adalah komunikasi melalui internet dengan availability (ketersediaan produk) juga perlu diperhatikan.
menggunakan mobile commerce. Menurut Levy & Weitz (2009, p.352), ketersediaan produk
c. Unpaid impersonal communication, yaitu komunikasi tidak didefinisikan sebagai persentase dari permintaan SKU tertentu
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-9 4
yang dirasa memuaskan sehingga tidak ada konsumen yang pesaing. Adapun nilai persepsi adalah kemampuan perusahaan
kehabisan barang yang hendak dibelinya. dalam melayani konsumen dalam upaya memuaskan
konsumen.
6. Retail pricing
Menurut Levy & Weitz (2009, p.414) retail pricing adalah KERANGKA KONSEPTUAL
value yang dirasakan oleh konsumen dan rasio yang diterima
oleh pelanggan. Ada 4 faktor yang mempengaruhi retailer Customer service
dalam pembentukan harga, yaitu:
a. Customer price sensitivity and cost, saat harga suatu produk
naik maka penjualan dari suatu produk akan berkurang Store design &
display
karena hanya sedikit pelanggan yang merasa bahwa produk
yang ditawarkan adalah produk yang memiliki nilai tambah
yang baik. Sensitivitas harga konsumen akan menentukan Communication mix
berapa banyak unit yang akan terjual pada tingkat harga
yang berbeda. Kepuasan pelanggan
b. Cost of the merchandise and services, yaitu biaya dari Location
merchandise dan service.
c. Competition, yaitu kompetisi dengan pesaing dengan
mempertimbangkan bahwa harga yang dipatok oleh Merchandise
kompetitor juga menjadi patokan harga yang akan diberikan assortments
pada suatu produk. Harga yang diberikan bisa di atas atau di
bawah harga kompetitor.
Pricing
d. Peraturan hukum yang membatasi penetapan harga, retailer
perlu mematuhi peraturan legal (hukum) dan isu-isu etis
dalam menetapkan harga. Gambar 2. Kerangka Konseptual
Menurut Grewal & Levy (2010, p.401) ada beberapa
implikasi strategi harga, yaitu: HIPOTESIS
a. Profit oriented Hipotesis 1: Variabel retail mix (X) (customer service,
Orientasi terhadap keuntungan, dengan kebijakan store design & display, communication mix,
perusahaan untuk mendapatkan paling sedikit 18% profit location, merchandise assortment, dan
margin untuk mencapai tujuan tertentu. pricing) mempunyai pengaruh terhadap
b. Sales oriented kepuasan pelanggan (Y)
Menentukan harga yang sangat rendah untuk menghasilkan Hipotesis 2: Ada variabel di dalam retail mix (X) yang
penjualan baru dan mengambil penjualan dari pesaing, berpengaruh paling dominan terhadap
walaupun profit yang didapatkan sangat kecil. kepuasan pelanggan (Y)
c. Competitor oriented
Menentukan harga yang sangat rendah untuk menjatuhkan III. METODOLOGI PENELITIAN
para pesaingnya.
d. Customer oriented JENIS PENELITIAN
Memiliki target segmen konsumen yang sangat menyukai Desain riset yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
produk dengan nilai manfaat yang tinggi, dan menentukan kausal (sebab akibat) dan menggunakan wawancara langsung
harga yang relatif tinggi (premium pricing). dengan alat bantu kuesioner kepada responden untuk
KEPUASAN PELANGGAN memperoleh data yang dibutuhkan dengan tujuan untuk
Menurut Kotler dan Keller (2009, p.164), “Satisfaction menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan
reflects a person’s judgements of a product’s perceived variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi
performance (or outcome) in relationship to expectation” variabel lainnya” (Umar, 2002, p.105). Hubungan sebab akibat
yang berarti kepuasan merupakan perasaan senang atau dari penelitian ini adalah mengungkapkan pengaruh retail mix
kecewa yang dihasilkan dari perbandingan performance yang terdiri dari customer service, store design & display,
produk terhadap ekspektasi mereka. Jika performance gagal communication mix, location, merchandise assortment, dan
memenuhi ekspektasi, maka pelanggan menjadi tidak puas. pricing terhadap kepuasan pelanggan di Calais Grand City
Jika performance sesuai dengan ekspektasi, maka pelanggan Surabaya.
menjadi puas. Jika performance melebihi ekspektasi, maka Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pelanggan merasa sangat puas. pendekatan kuantitatif, dimana pendekatan ini menekankan
Soelasih (2004) dalam Tony Wijaya (2005) mengemukakan pada keluasan informasi, (bukan kedalaman) sehingga metode
tentang harapan dan persepsi sebagai berikut: ini cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel
1. Nilai harapan = nilai persepsi maka konsumen puas yang terbatas, sehingga data atau hasil riset dianggap
2. Nilai harapan < nilai persepsi maka konsumen sangat puas merupakan representasi dari seluruh populasi.” (Sugiyono,
3. Nilai harapan > nilai persepsi maka konsumen tidak puas 2005, p.7).
Nilai harapan dibentuk melalui pengalaman masa lalu,
komentar atau saran dari konsumen dan informasi dari
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-9 5
3.) Menghitung nilai statistik (Fhitung) dapat dicari dengan IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN
menggunakan rumus:
⁄
Penilaian 110 responden terhadap retail mix yang
(2) diterapkan di Calais Grand City Surabaya.
⁄
Dimana: SSreg = sum square regression DESKRIPSI JAWABAN RESPONDEN
SSres = sum square residual Customer Service
df = degrees of freedom
4.) Kriteria perhitungan Tabel 1. Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Customer
H0 ditolak dan Ha diterima apabila Fhitung > Ftabel Service
H0 diterima dan Ha ditolak apabila Fhitung < Ftabel Indikator Mean Kategori
Kebersihan di dalam café 3.94 Puas
PENGUJIAN PARSIAL (UJI T) Kesesuaian antara produk yang dipesan
3.81 Puas
Uji t merupakan metode pengujian dalam statistik yang dengan yang didapat
digunakan untuk menguji besarnya pengaruh semua variabel Tanggapan karyawan terhadap complaint
3.71 Puas
pelanggan
bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Kegunaan dari
Kemampuan karyawan menyampaikan
Uji t ini adalah untuk menguji apakah variabel customer 3.82 Puas
informasi
service (X1), store design & display (X2), communication mix Keramahan karyawan saat melayani
(X3), location (X4), merchandise assortment (X5), dan pricing 3.94 Puas
pelanggan
(X6) secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan Total 3.84 Puas
(Y) di Calais Grand City.
Langkah-langkah melakukan Uji t adalah sebagai berikut: Secara keseluruhan diketahui bahwa rata-rata jawaban
1.) Merumuskan hipotesa statistik responden terhadap variabel Customer Service adalah sebesar
H0: bi = 0, berarti variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh 3.84, yang berarti unsur pelayanan dari Calais Grand City
signifikan terhadap variabel terikat (Y). Surabaya sudah memuaskan bagi pelanggan.
Ha: bi ≠ 0, berarti variabel bebas (Xi) berpengaruh Store design and display
signifikan terhadap variabel terikat (Y).
2.) Menentukan nilai kritis (ttabel) Tabel 2. Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Store
Dipilih level of significant (α/2) = 5%/2 (0,025) design and display
Derajat bebas pembagi (df) = n – k – 1 Indikator Mean Kategori
3.) Menghitung nilai statistik t (thitung) dapat dicari dengan Sangat
Desain interior di dalam café 4.22
puas
menggunakan rumus:
Sangat
Kemenarikan papan nama Calais (signage) 4.24
(3) puas
Pemilihan gambar yang digunakan sebagai
Dimana: bi = koefisien regresi 4.18 Puas
hiasan dinding cafe
SE(bi) = standard error koefisien regresi Pencahayaan di dalam café 3.85 Puas
4.) Kriteria perhitungan Musik yang dipasang di dalam café 3.92 Puas
H0 ditolak dan Ha diterima apabila thitung > ttabel Total 4.08 Puas
H0 diterima dan Ha ditolak apabila thitung < ttabel
Secara keseluruhan diketahui bahwa rata-rata jawaban
ANALISA KOEFISIEN DETERMINASI R2 responden terhadap variabel Store Design and Display adalah
sebesar 4.08, yang berarti secara umum penataan layout dan
Koefisien determinasi berganda adalah teknik analisis yang
design di Calais Grand City Surabaya sudah dirasakan
digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas
memuaskan bagi pelanggan.
terhadap variabel terikat. Menurut Malhotra (2004, p.515),
rumus koefisien determinasi berganda adalah sebagai berikut: Communication Mix
(4) Tabel 3. Deskripsi Jawaban Responden Mengenai
Communication Mix
Keterangan :
R2= koefisien determinasi berganda Indikator Mean Kategori
SSReg = Regression sum of squares Promosi stamp 3.82 Puas
SSy = Total sum of squares Event yang diadakan oleh Calais 3.66 Puas
Nilai R2 bervariasi dari 0 sampai 1, yang artinya jika R 2 = 1 Kemenarikan Facebook Calais 3.65 Puas
maka variabel bebas memberikan pengaruh terhadap variabel Kemenarikan Twitter Calais 3.69 Puas
terikat, namun jika R2 = 0 maka variabel bebas tidak Ketersediaan topi, kumis, dan pita untuk
4.13 Puas
memberikan pengaruh terhadap variabel terikat. Semakin R2 berfoto
semakin tinggi atau mendekati 1, maka model yang digunakan Total 3.79 Puas
semakin baik. Secara keseluruhan diketahui bahwa rata-rata jawaban
responden terhadap variabel Communication Mix adalah
sebesar 3.79, yang berarti rata-rata pelanggan beranggapan
bahwa aspek promosi yang dilakukan sudah memuaskan.
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-9 7
Display (X2), Communication Mix (X3), Location (X4), Dari hasil ini Hipotesis 2 penelitian dapat diterima.
Merchandise Assortment (X5) dan Pricing (X6) secara
bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap V. KESIMPULAN DAN SARAN
variabel terikat yaitu Kepuasan Pelanggan (Y), sehingga
KESIMPULAN
Hipotesis 1 penelitian dapat diterima.
1. Variabel customer service, store design & display,
UJI HIPOTESIS PENGARUH PARSIAL (UJI T)
communication mix, location, merchandise assortment, dan
Tabel 10. Hasil Uji t pricing secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan
Variabel Penelitian t hitung Sig. terhadap Kepuasan Pelanggan Calais Grand City Surabaya.
Customer Service (X1) 2.432 0.017 Berdasarkan hasil ini, hipotesis pertama penelitian ini dapat
Store Design and Display (X2) 2.531 0.013 diterima dan terbukti kebenarannya.
Communication Mix (X3) 3.052 0.003 2. Variabel pricing merupakan variabel yang berpengaruh
Location (X4) 2.200 0.030 paling dominan terhadap Kepuasan Pelanggan. Berdasarkan
Merchandise Assortment (X5) 2.323 0.022
hasil ini, hipotesis kedua penelitian ini dapat diterima dan
Pricing (X6) 3.585 0.001
terbukti kebenarannya.
Berdasarkan Tabel 10, variabel bebas Customer Service 3. Terdapat faktor lain sebesar 29.4% yang mempengaruhi
(X1), Store Design and Display (X2), Communication Mix Kepuasan Pelanggan Calais Grand City Surabaya selain
(X3), Location (X4), Merchandise Assortment (X5), dan Retail mix (customer service, store design & display,
Pricing (X6) masing-masing menghasilkan nilai t hitung yang communication mix, location, merchandise assortment, dan
lebih besar dari t tabel 1.98326 (df=103, α/2=0.025. Selain itu, pricing) yang mempengaruhi Kepuasan pelanggan Calais
nilai signifikansi uji t juga lebih kecil dari 0.05 (α=5%). Dari Grand City Surabaya sebesar 70.6%. Menurut penulis,
sini, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial masing- faktor lain yang mempengaruhi Kepuasan Pelanggan di
masing variabel tersebut yaitu Customer Service (X1), Store Calais Grand City Surabaya adalah experiental marketing,
Design and Display (X2), Communication Mix (X3), Location dimana Calais berusaha untuk menarik perhatian pelanggan
(X4), Merchandise Assortment (X5), dan Pricing (X6) dengan menggunakan pendekatan yang tidak hanya menjual
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kepuasan produk saja, melainkan mempunyai suatu diferensiasi
Pelanggan. Hal ini berarti apabila performa Customer Service dengan tambahan-tambahan berupa experience
(X1), Store Design and Display (X2), Communication Mix (pengalaman) di dalamnya agar Calais memiliki competitive
(X3), Location (X4), Merchandise Assortment (X5), dan advantage (keunggulan bersaing) dibanding pesaingnya
Pricing (X6) semakin baik, maka akan meningkatkan sehingga dapat menanamkan suatu pengalaman unik yang
Kepuasan Pelanggan di Calais Grand City Surabaya secara tidak terlupakan di dalam benak pelanggan, yang dapat
nyata. menambah value dari Calais itu sendiri. Dengan
tertanamnya pengalaman yang unik tersebut di dalam benak
NILAI BETA DAN KOEFISIEN DETERMINASI PARSIAL (R
pelanggan, maka pelanggan akan merasa puas.
SQUARE PARTIAL)
4. Berdasarkan penelitian, karakteristik dari konsumen Calais
Tabel 11. Nilai Beta dan Koefisien Determinasi Parsial (R Grand City Surabaya didominasi oleh perempuan (74.5%)
square partial) dengan usia antara 20 hingga 24 tahun (52.7%) yang masih
R R2 berstatus pelajar (83.6%).
Variabel Penelitian Beta
Partial Partial 5. Berdasarkan analisa mean (rata-rata) terhadap jawaban
Customer Service (X1) 0.173 0.233 0.054 responden dapat diketahui bahwa pelanggan sudah merasa
Store Design and Display (X2) 0.175 0.242 0.059 puas dengan customer service, store design & display,
Communication Mix (X3) 0.239 0.288 0.083 communication mix, location, merchandise assortment, dan
Location (X4) 0.149 0.212 0.045 pricing di Calais Grand City Surabaya.
Merchandise Assortment (X5) 0.165 0.223 0.050
Pricing (X6) 0.241 0.333 0.111 SARAN
Dilihat dari nilai Beta, variabel bebas (X) yang berpengaruh 1. Customer Service
dominan terhadap variabel terikat (Y) adalah variabel Pricing Sesegera mungkin karyawan membersihkan dan
(X6) karena variabel tersebut memiliki nilai Beta terbesar merapikan meja pelanggan setelah pelanggan
yaitu 0.241, sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor harga meninggalkannya agar lebih menjaga kebersihan
makanan dan minuman di cafe Calais di Grand City Surabaya Lebih ramah dalam melayani pelanggan dengan memberi
adalah faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap sapaan
kepuasan pelanggan. Dari hasil ini Hipotesis 2 penelitian dapat Melatih karyawan untuk menyediakan minuman dengan
diterima. lebih cepat tanpa mengurangi kualitas produk
Selain nilai Beta, untuk mengetahui variabel bebas yang 2. Store Design & Display
paling berpengaruh terhadap variabel terikat adalah dengan Desain interior di dalam didesain mengikuti tema-tema
menggunakan nilai koefisien determinasi parsial (R2 Parsial). yang berjalan saat ini
Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui bahwa variabel Pricing Jumlah meja dan tempat duduk ditambah
(X6) adalah variabel dengan nilai R2 parsial terbesar yaitu Musik tidak dipasang terlalu keras
0.111, sehingga dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh 3. Communication Mix
variabel Pricing terhadap Kepuasan Pelanggan adalah 11.1%.
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-9 9
DAFTAR PUSTAKA
[1] Berman, Barry & Evans, Joel R. (2010). Retail Management: A
Strategic Approach (11th Ed.). New Jersey: Prentice Hall.
[2] Levy, Michael & Weitz, Barton A. (2009). Retailing Management (7th
Ed.). New York: McGraw-Hill Irwin.
[3] Dunne, Patrick M., Lusch, Robert F., & Griffith David A. (2002).
Retailing (4th Ed.). Delhi: South Western, A Division of Thomson
Learning.
[4] Grewal, Dhruv & Levy, Michael. (2010). Marketing (2nd ed.). New
York: McGraw Hill.
[5] Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. (2009). Marketing Management
(13th Ed.). New Jersey: Prentice Hall, Inc.
[6] Wijaya, Tony. (2005). Pengaruh Service Quality Perception dan
Satisfaction Terhadap Purchase Intention : Modus Vol. 17 (1). 2005
[7] Umar, H. (2002). Riset pemasaran dan prilaku konsumen. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
[8] Sugiyono. (2005). Memahami penelitian kualitatif. Bandung : Alfabeta.
[9] Simamora, B. (2004). Riset pemasaran: Falsafah, teori, dan aplikasi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
[10] Malhotra, N. (2004). Marketing research. Upper Saddle River: Pearson
Prentice Hall. Intl.
[11] Green, S.B. (1991). How Many Subjects Does It Take To Do a
Regression Analysis? Multivariate Behavioral Research, 26, 499-510.