2, (2013) 1-10 1
Abstrak— Pergeseran pola berbelanja masyarakat yang suka berbelanja, kepastian harga, pelayanan yang memuaskan,
berbelanja di gerai ritel modern menyebabkan pesatnya tersedianya kelengkapan produk yang berkualitas, lokasi yang
pertumbuhan dan persaingan bisnis ritel. Sebagai salah satu strategis serta promosi yang menarik minat beli. Hal tersebut
usaha ritel modern, Circle K harus memiliki keunggulan inilah yang kemudian menyebabkan industri ritel modern
bersaing agar dapat bertahan. Strategi bauran pemasaran eceran berkembang sangat cepat.
(retail mix) sangat penting bagi toko ritel modern karena dapat
Di Indonesia, saat ini pertumbuhan usaha ritel atau eceran
menciptakan keunggulan bersaing dan perbedaan karakteristik
antara toko ritel yang satu dengan lainnya sehingga konsumen sangat pesat. Seiring dengan pesatnya perkembangan usaha
akhirnya memutuskan membeli di toko. ritel ini, maka persaingan di bidang pemasaran ritel atau
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh eceran pun semakin meningkat. Dalam periode enam tahun
dari Retail Mix (customer service, store design & display, terakhir, dari tahun 2007–2012, jumlah gerai ritel modern di
communication mix, location, merchandise assortment, dan Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata 17,57% per
pricing) terhadap keputusan pembelian Mahasiswa UK Petra di tahun. Pada tahun 2007, jumlah usaha ritel di Indonesia masih
Circle K Siwalankerto Surabaya serta mengetahui faktor mana sebanyak 10.365 gerai, kemudian pada tahun 2011 mencapai
yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian di 18.152 gerai tersebar di hampir seluruh kota di
toko ritel tersebut. Penelitian ini dilaksanakan dengan
menyebarkan kuesioner kepada 110 responden konsumen yaitu
Indonesia. Pertumbuhan jumlah gerai tersebut tentu saja
mahasiswa UK Petra yang pernah berbelanja atau mengunjungi diikuti dengan pertumbuhan penjualan. Menurut Asosiasi
Circle K Siwalankerto Surabaya. Alat analisa yang digunakan Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo), pertumbuhan bisnis
untuk mengukur pengaruh Retail Mix terhadap Keputusan ritel di Indonesia antara 10%–15% per tahun. Penjualan ritel
Pembelian adalah analisa regresi linear berganda. pada tahun 2006 masih sebesar Rp49 triliun, dan melesat
Hasil dari penelitian ini menunjukkan keenam variabel hingga mencapai Rp120 triliun pada tahun 2011. Sedangkan
retail mix secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan pada tahun 2012, pertumbuhan ritel diperkirakan masih sama,
terhadap keputusan pembelian Mahasiswa UK Petra di Circle K yaitu 10%–15%, atau mencapai Rp138 triliun (Marketing,
Siwalankerto Surabaya. Sedangkan faktor yang berpengaruh 2013).
dominan terhadap keputusan pembelian di Circle K
Masyarakat sekarang gemar sekali untuk berbelanja di
Siwalankerto adalah customer service.
convenience store terdekat daripada harus berbelanja di pasar
ataupun toko kelontong. Peluang tersebut kemudian banyak
Kata Kunci— Bauran pemasaran eceran, layanan pelanggan, dilihat oleh para pengusaha convenience store. Para pengusaha
desain dan display toko, bauran komunikasi, lokasi, merchandise mulai banyak membuka gerai-gerai nya di kota Surabaya guna
assortment, harga, keputusan pembelian. memenuhi kebutuhan masyarakat Surabaya yang kian
meningkat.
I. PENDAHULUAN Convenience store sendiri adalah toko yang menjual
Perkembangan teknologi modern memberikan dampak kebutuhan sehari-hari seperti makanan, minuman,
kehidupan yang menjadi semakin lebih praktis, cepat, dan perlengkapan mandi serta obat-obatan. Tujuan dari
ekonomis. Seiring dengan perkembangan teknologi tersebut, convenience store ini sendiri adalah untuk memenuhi
keberadaan bisnis ritel modern menjadi semakin penting kebutuhan pelanggan secara praktis dan cepat serta nyaman.
karena adanya pergeseran pola belanja masyarakat yang lebih Covenience store juga sering terlihat berdiri di lahan yang
suka berbelanja di pasar ritel modern seperti minimarket, sama dengan pom bensin.
supermarket atau hipermarket. Masyarakat menjadi lebih Circle K adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
gemar untuk berbelanja di pasar ritel modern dimana industri ritel food dan non-food dengan konsep Convenience
masyarakat bisa mendapatkan kepraktisan dan kecepatan Store. Circle K dikenal sebagai convenience store yang
dalam berbelanja. menawarkan produk-produk yang berkualitas dan pelayanan
Pergeseran pola belanja tersebut disebabkan karena yang cepat dan ramah. Berawal pada tahun 1951 dimana Fred
konsumen saat ini semakin menginginkan kenyamanan dalam
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 1, No. 2, (2013) 1-10 2
mix terdiri dari location, merchandise assortments, pricing, nyaman dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan
customer service, store design and display, dan pelanggan produk apa yang perlu dimiliki baik untuk
communication mix. keperluan pribadi maupun untuk keperluan rumah tangga.
Adapun strategi retail didalamnya menurut Levy & Weitz
1. Customer service
(2009, p.512-531), meliputi:
Menurut Ma’ruf (2006, p.217) retail service bertujuan
a. Store design
memfasilitasi para pembeli saat berbelanja di gerai. Hal – hal
yang dapat memfasilitasi para pembeli terdiri atas customer Layout, yaitu penataan toko yang menarik akan
service, personal selling, layanan transaksi berupa cara memberikan kenyamanan bagi konsumen.
pembayaran yang mudah, layanan keuangan berupa penjualan Signage and Graphics, yaitu papan penanda dan
dengan kredit dan fasilitas – fasilitas seperti contoh toilet, gambaran seperti lukisan atau foto.
tempat mengganti pakaian bayi, food court, telepon umum dan Feature Areas, yaitu area di dalam toko yang dirancang
sarana parkir. Customer service menjadi salah satu dari unsur untuk mendapatkan perhatian pelanggan.
– unsur bauran pemasaran ritel dan customer service amat b. Space management, yaitu pengelolaan peletakan barang di
terkait dengan citra gerai dan perusahaan ritel. dalam toko.
Menurut Levy & Weitz (2009, p.544-545), terdapat 5 c. Visual merchandising, yaitu presentasi dari sebuah toko dan
persepsi digunakan konsumen untuk mengevaluasi customer barang dagangan dengan cara-cara yang akan menarik
service, yaitu dengan menggunakan service quality, pelanggan potensial.
diantaranya: d. Atmospheric, mengacu pada desain suasana yang dapat
a. Tangible (berwujud) merangsang persepsi pelanggan dan respon emosional
Merupakan tampilan fisik dari fasilitas, peralatan, sehingga pada akhirnya mempengaruhi perilaku pembelian
personil, dan bahan komunikasi. mereka sehingga dapat menciptakan mood atau perasaan
b. Empathy (empati) yang dapat merepresentasikan image toko, yaitu melalui
Mengacu pada kepedulian dan perhatian yang diberikan lighting (pencahayaan), color (pemilihan warna), music
kepada pelanggan, seperti pelayanan pribadi, menerima (pemilihan lagu), scent (penggunaan wewangian).
catatan dan e-mail, atau pengenalan dengan nama. 3. Communication mix
c. Reliability (kehandalan) Menurut Ma’ruf (2006, p.183) communication mix
Merupakan kemampuan untuk melakukan pelayanan merupakan kombinasi dari beberapa unsur promosi, yang
secara terpercaya dan akurat, yaitu melakukan pelayanan lazimnya adalah iklan, sales promotion, personal selling,
seperti yang telah dijanjikan dan sesuai dengan waktu publisitas, dan atmosfer dalam gerai.
pengiriman yang ditentukan. Menurut Levy & Weitz (2009, p.447) metode dalam
d. Responsiveness (daya tanggap) mengkomunikasikan informasi kepada konsumen terdiri dari
Merupakan kemauan untuk membantu pelanggan dan beberapa metode, yaitu:
memberikan pelayanan yang cepat, seperti menelepon a. Paid impersonal communication, yaitu komunikasi berbayar
kembali dan mengirim e-mail segera. yang tidak pribadi seperti:
e. Assurance (kepastian) Advertising
Merupakan pengetahuan dan kesopanan dari karyawan Suatu bentuk komunikasi yang dibayar oleh pelanggan
dan kemampuan untuk menyampaikan kepercayaan dan menggunakan media impersonal, misalnya surat kabar,
keyakinan, seperti mempunyai tenaga penjual yang radio, TV, direct mail, dan internet.
terlatih. Sales promotion
Pelanggan mendasari evaluasi layanan toko pada Penawaran yang memiliki nilai tambah dan insentif untuk
persepsinya. Meskipun persepsi dipengaruhi layanan yang pelanggan yang datang mengunjungi toko atau membeli
disediakan, layanan yang sebenarnya tidak tampak seringkali barang dagangan dalam periode waktu tertentu.
sulit untuk dievaluasi secara akurat. Store atmosphere
2. Store design & display Kombinasi karateristik fisik toko, baik desain
arsitekturnya, layout, display barang, warna, temperatur,
Levy & Weitz (2009, p.508) mengatakan “The primary pencahayaan, suara, dan lain-lain akan secara bersamaan
objective of a store design is to implement the retailer’s membangun image di benak pelanggan.
strategy. The design must be consistent with and reinforce the
Web site
retailer’s strategy by meeting the needs of the target market
Media yang dapat diakses dengan menggunakan internet
and building a sustainable competitive advantage.‖ Yang
yang digunakan untuk berkomunikasi dengan pelanggan,
berarti tujuan utama dari desain toko adalah untuk
biasanya digunakan oleh retailer untuk turut membantu
menerapkan strategi pengecer. Desain harus konsisten dan
dalam membangun brand image. Biasanya berisi lokasi
dapat memperkuat strategi retail dengan memenuhi kebutuhan
toko, jadwal event yang akan dilaksanakan, produk dan
dari target pasar serta membangun keunggulan kompetitif
jasa yang tersedia dan dijual.
yang berkelanjutan.
Community building
Kemudian menurut Ma’ruf (2006, p.201) suasana atau
Membangun sebuah komunitas, kegiatan ini menawarkan
atmosfer dalam gerai merupakan salah satu dari berbagai
kesempatan kepada pelanggan yang mempunyai
unsur dalam retail marketing mix. Suasana dalam gerai
ketertarikan untuk mempelajari tentang suatu produk dan
berperan penting memikat pembeli, membuat pelanggan
service yang mendukung hobby mereka.
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 1, No. 2, (2013) 1-10 4
b. Paid personal communication, yaitu komunikasi berbayar mempengaruhi penjualan dan biaya sewa, lokasi yang baik
yang pribadi seperti: tentunya memiliki harga sewa yang lebih mahal.
Personal selling, adalah komunikasi di mana para sales
5. Merchandise assortments
membantu memenuhi kebutuhan pelanggan melalui
Menurut Ma’ruf (2006, p.135) merchandising adalah
komunikasi langsung (tatap muka).
kegiatan pengadaan barang – barang yang sesuai dengan
E-mail, adalah komunikasi pribadi melalui internet dalam bisnis yang dijalani toko (produk berbasis makanan, pakaian,
bentuk seperti surat. barang kebutuhan rumah, produk umum dan lainnya) untuk
Direct mail, adalah komunikasi dengan menggunakan disediakan dalam toko pada jumlah, waktu, dan harga yang
brosur, katalog, dan lain-lain. sesuai untuk mencapai sasaran toko atau perusahaan ritel.
M-commerce, adalah komunikasi melalui internet dengan Menurut Levy & Weitz (2009, p.37) ―Assortment is the
menggunakan mobile commerce. number of different items in a merchandise category.‖ Yang
c. Unpaid impersonal communication, yaitu komunikasi tidak berarti assortment adalah jumlah item yang berbeda dalam
pribadi dan tidak berbayar seperti komunikasi public kategori barang dagangan. Mereka mengatakan bahwa
(publicity) yang tidak dipungut pembayaran apabila masuk assortment plan mencerminkan:
dalam acara wisata kuliner Surabaya. a. Variety or breadth
d. Unpaid personal communication, yaitu komunikasi pribadi Adalah jumlah dari kategori barang dagangan yang berbeda
tidak berbayar antara sesama orang mengenai suatu toko yang ditawarkan.
tertentu melalui word of mouth. b. Assortment or depth
4. Location Adalah jumlah dari SKU / items yang berbeda di dalam
Ma’ruf (2006, p.115) menyatakan bahwa lokasi adalah suatu kategori barang dagangan.
faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel. Pada 6. Retail pricing
lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses Penetapan harga adalah yang paling krusial dan sulit
dibandingkan gerai lainnya yang berlokasi kurang strategis, diantara unsur – unsur lain dalam bauran pemasaran ritel.
meskipun keduanya menjual produk yang sama, oleh Harga adalah satu – satunya unsur dalam berbagai unsur
pramuniaga yang sama banyak dan terampil, dan sama – sama bauran pemasaran ritel yang akan mendatangkan laba bagi
punya setting / ambience yang bagus. peritel. Sedangkan unsur – unsur lain dalam bauran pemasaran
Dalam mengevaluasi dan memilih tempat secara spesifik, menghabiskan biaya.
retailer perlu menyadari tiga faktor penting yang dapat Menurut Levy (2009) Ada 4 faktor yang mempengaruhi
mempengaruhi konsumen untuk datang, yaitu: karaterisitk dari retailer dalam pembentukan harga, yaitu (p.414):
tempat lokasi (Retail Site Location), karateristik lokasi a. Customer price sensitivity and cost, saat harga suatu produk
perdagangan dari sudut toko, dan estimasi penjualan yang bisa naik maka penjualan dari suatu produk akan berkurang
didapatkan dari lokasi toko. karena hanya sedikit pelanggan yang merasa bahwa produk
a. Site charateristic yang ditawarkan adalah produk yang memiliki nilai tambah
Karateristik yang ada akan memberikan pengaruh terhadap yang baik. Sensitivitas harga konsumen akan menentukan
penjualan toko, hal hal yang dipertimbangkan adalah: berapa banyak unit yang akan terjual pada tingkat harga
Traffic flow yang melalui toko, yaitu jumlah kendaraan yang berbeda.
dan pejalan kaki yang melalui lokasi, dan juga arus lalu b. Cost of the merchandise and services, yaitu biaya dari
lintas di lokasi toko. Sebab saat lalu lintas benar-benar merchandise dan service.
padat, maka banyak pelanggan yang akan lebih menyukai c. Competition, yaitu kompetisi dengan pesaing dengan
untuk berhenti dan berbelanja di toko. mempertimbangkan bahwa harga yang dipatok oleh
Accesibility, yaitu kemudahan untuk mengakses toko kompetitor juga menjadi patokan harga yang akan diberikan
yang juga sama pentingnya dengan traffic. pada suatu produk. Harga yang diberikan bisa di atas atau di
b. Location charateristics bawah harga kompetitor.
Lahan parkir d. Peraturan hukum yang membatasi penetapan harga, retailer
Jumlah, kualitas, keamanan, dan jarak dari lahan parkir perlu mematuhi peraturan legal (hukum) dan isu-isu etis
yang tersedia. dalam menetapkan harga.
Visibility
KEPUTUSAN PEMBELIAN
Kemudahan toko dilihat oleh orang-orang yang berada di
Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk
jalan.
(2004, p.547) adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif
Adjacent retailer
pilihan keputusan pembelian. Artinya bahwa seseorang dapat
Toko lain yang berdekatan (baik pesaing maupun bukan),
membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif
yang memungkinkan untuk menimbulkan suatu traffic
pilihan. Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada
yang baik.
bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu
c. Restriction & cost
dilakukan. Bentuk proses pengambilan keputusan tersebut
Biaya yang terkait dengan keberadaan lokasi toko, seperti
dapat digolongkan sebagai berikut:
biaya sewa.
1. Fully Planned Purchase, dimana baik produk dan merek
d. Location within a shopping center (lokasi di dalam pusat
sudah dipilih sebelumnya. Biasanya terjadi ketika ada
perbelanjaan)
keterlibatan dengan produk tinggi (barang otomotif), namun
Lokasi di dalam sebuah pusat perbelanjaan dapat
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 1, No. 2, (2013) 1-10 5
bisa juga terjadi dengan keterlibatan pembelian yang rendah 5. Post Purchase
(barang kebutuhan rumah tangga). Perilaku pasca pembelian merupakan evaluasi atas
2. Partially Planned Purchase, dimana konsumen pembelian yang telah dilakukan oleh konsumen. Apabila
bermaksud untuk membeli produk yang sudah ada tetapi produk yang telah dibeli oleh konsumen dapat
pemilihan merek ditunda sampai saat pembelajaran. memberikan manfaat sesuai apa yang diharapkan oleh
Keputusan akhir dapat dipengaruhi oleh diskon harga atau konsumen, maka konsumen akan puas. Begitu juga
display produk. sebaliknya. Konsumen yang puas terhadap produk yang
3. Unplanned Purchase, dimana produk ataupun merek telah dibelinya akan menimbulkan kemungkinan
dipilih pada saat berada di tempat pembelian. Konsumen terjadinya pengulangan pembelian di toko yang sama dan
sering memanfaatkan katalog dan produk pajangan sebagai akan menimbulkan loyalitas pelanggan.
pengganti daftar belanja. Dengan kata lain, sebuah pajangan
KERANGKA KONSEPTUAL
dapat mengingatkan seseorang akan kebutuhan dan memicu
pembelian
PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN
Proses keputusan pembelian merupakan suatu perilaku
konsumen untuk menentukan suatu proses pengembangan
keputusan dalam membeli suatu produk. Langkah – langkah
yang terdapat proses keputusan pembelian konsumen adalah
seperti yang terdapat pada gambar berikut.
HIPOTESIS
1. Need Recognition
Pengenalan kebutuhan merupakan langkah awal dimana Hipotesis 1 : Customer service mempunyai pengaruh
konsumen akan merencanakan membeli suatu produk terhadap keputusan pembelian
untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan ini terbentuk Hipotesis 2 : Store design & display mempunyai
melalui stimulus yang dapat berasal dari internal pengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen maupun eksternal atau lingkungan yang Hipotesis 3 : Communication mix mempunyai pengaruh
mendorong konsumen untuk segera memenuhi terhadap keputusan pembelian
kebutuhan pada saat itu. Hipotesis 4 : Location mempunyai pengaruh terhadap
Tipe – tipe kebutuhan (needs) menurut Levy & Weitz keputusan pembelian
(2009, p.99): Hipotesis 5 : Merchandise assortment mempunyai
a. Utilitarian needs pengaruh terhadap keputusan pembelian
Kebutuhan fungsional berkaitan secara langsung kepada Hipotesis 6 : Pricing mempunyai pengaruh terhadap
fungsi atau manfaat produk tersebut. Contoh: orang yang keputusan pembelian
sakit harus mengkonsumsi obat untuk sembuh. Hipotesis 7 : Retail mix (customer service, store design &
b. Hedonic needs display, communication mix, location,
Kebutuhan psikologis berkaitan dengan kepuasan atau merchandise assortment, dan pricing) secara
kebanggaan seseorang yang didapat melalui pembelian simultan berpengaruh terhadap keputusan
produk tertentu. pembelian
2. Information Search Hipotesis 8 : Ada variabel di dalam retail mix yang
Setelah konsumen mengenali apa yang mereja butuhkan berpengaruh paling dominan terhadap
dan apa yang harus dibeli, maka konsumen akan keputusan pembelian
melakukan pencarian informasi tentang produk yang
akan dibeli tersebut. Sumber informasi dapat dibagi III. METODOLOGI PENELITIAN
menjadi dua jenis yaitu internal sources dan external
sources. JENIS PENELITIAN
3. Alternative evaluation Desain riset yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Konsumen akhirnya melakukan alternatif evaluasi atas kausal (sebab akibat) dan menggunakan wawancara langsung
segala informasi yang telah didapatkan untuk dapat dengan alat bantu kuesioner kepada responden untuk
melakukan pembelian yang sesuai dengan manfaat yang memperoleh data yang dibutuhkan. ―Penelitian kausal adalah
diharapkan konsumen. penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan-
4. Purchase hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
Pembelian produk yang dilakukan oleh konsumen untuk bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya‖
memenuhi kebutuhannya. (Umar, 2002, p.105). Jadi penelitian kausal digunakan karena
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 1, No. 2, (2013) 1-10 6
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara 3. Communication mix (X3)
satu variabel dengan variabel lainnya. Hubungan sebab akibat a. Katalog promosi
dari penelitian ini adalah mengungkapkan pengaruh retail mix b. Program bundling bagi produk – produk tertentu
yang terdiri dari customer service, store design & display, c. Warna gerai Circle K yang mencolok
communication mix, location, merchandise assortment, dan 4. Location (X4)
pricing terhadap keputusan pembelian mahasiswa UK Petra di a. Lokasi Circle K Siwalankerto yang strategis
Circle K Siwalankerto Surabaya. b. Lokasi Circle K Siwalankerto yang mudah dijangkau
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah c. Lokasi Circle K Siwalankerto yang mudah terlihat
pendekatan kuantitatif, dimana pendekatan ini menekankan d. Lahan parkir yang tersedia memadai
pada keluasan informasi, (bukan kedalaman) sehingga metode 5. Merchandise assortments (X5)
ini cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel a. Keragaman jenis produk yang ditawarkan
yang terbatas, sehingga data atau hasil riset dianggap b. Keragaman merek produk yang ditawarkan
merupakan representasi dari seluruh populasi‖ (Sugiyono, c. Ketersediaan produk (produk jarang kosong)
2005, p.7). 6. Pricing (X6)
a. Harga yang terjangkau
POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK PENGAMBILAN b. Harga sesuai dengan kualitas produk
SAMPEL c. Harga dapat bersaing dengan kompetitor
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UK Variabel dependen (terikat)
Petra Surabaya yang pernah melakukan pembelian di Circle K 7. Keputusan Pembelian (Y)
Siwalankerto Surabaya. Sedangkan sampel dalam penelitian a. Pelanggan membeli suatu produk di Circle K karena
ini adalah mahasiswa UK Petra yang pernah melakukan sudah direncanakan
pembelian di Circle K Siwalankerto Surabaya dalam 3 bulan b. Pelanggan membeli suatu merek produk karena
terakhir. melihat display produk di Circle K
Menurut Green (1991), untuk mengetahui jumlah sampel c. Pelanggan memutuskan membeli suatu produk
untuk penelitian regresi, dapat menggunakan rumus 50+8n, di ataupun merek pada saat berada di tempat pembelian
mana n adalah jumlah variabel yang digunakan di dalam (Circle K)
penelitian. Sehingga jumlah sampel pada penelitian ini adalah
METODE ANALISA DATA
50+8(7) = 106, dibulatkan menjadi 110 responden.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam ANALISA REGRESI LINEAR BERGANDA
penelitian ini adalah non probability sampling, dimana semua Menurut Malhotra (2004, p.502), analisa regresi adalah
populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk menjadi prosedur statistik untuk menganalisa hubungan antara variabel
responden dan pengambilan sampel didasarkan pada dependen dan variabel independen. Jika terdapat dua atau
pertimbangan peneliti (Simamora, 2004, p.197). Metode lebih variabel bebas maka menggunakan analisa regresi linear
pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive berganda. Dengan demikian dapat diketahui seberapa besar
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat.
karena pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010, p.122). Menurut Malhotra (2004, p.512) rumus yang dapat
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL digunakan sebagai perhitungan analisa regresi linear berganda
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dapat adalah sebagai berikut:
diklasifikasikan menjadi variabel independen (variabel bebas) Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 (1)
dan variabel dependen (variabel terikat).
Keterangan:
Variabel independen (bebas) Y = keputusan pembelian (dependen)
1. Customer service (X1) a = konstanta
a. Kebersihan di dalam toko X1 = cutomer service (independen)
b. Karyawan yang ramah saat melayani pelanggan X2 = store design & display (independen)
c. Kesesuaian antara harga yang tertera dan harga yang X3 = communication mix (independen)
harus dibayar di kasir X4 = location (independen)
d. Kemudahan pembayaran (cash, kartu kredit/debit) X5 = merchandise assortment (independen)
e. Jam buka toko selama 24 jam X6 = pricing (independen)
b1 = koefisien regresi X1
f. Karyawan mampu menangani keluhan dari pelanggan b2 = koefisien regresi X2
g. Karyawan mampu menyampaikan informasi dengan b3 = koefisien regresi X3
jelas b4 = koefisien regresi X4
2. Store design and display (X2) b5 = koefisien regresi X5
a. Kondisi toko yang terawat b6 = koefisien regresi X6
b. Papan nama Circle K yang terlihat jelas
PENGUJIAN SIMULTAN (UJI F)
c. Tersedianya meja dan kursi di depan toko
d. Penempatan barang yang rapi sehingga mudah dicari Uji F merupakan metode pengujian dalam statistik yang
e. Pencahayaan di dalam toko digunakan untuk menguji besarnya pengaruh semua variabel
JURNAL MANAJEMEN PEMASARAN PETRA Vol. 1, No. 2, (2013) 1-10 7
7. Retail mix (customer service, store design & display, Menjual produk dengan harga yang sesuai
communication mix, location, merchandise assortment, dengan kualitasnya
dan pricing) secara simultan berpengaruh signifikan Memberikan harga promo pada produk –
terhadap Keputusan Pembelian Mahasiswa UK Petra di produk tertentu
Circle K Siwalankerto Surabaya. Berdasarkan hasil ini,
hipotesis ketujuh penelitian ini dapat diterima dan terbukti DAFTAR PUSTAKA
kebenarannya.
[1] Berman, Barry & Evans, Joel R. (2010). Retail Management: A
8. Variabel customer service merupakan variabel yang Strategic Approach (11th Ed.). New Jersey: Prentice Hall.
memiliki pengaruh paling dominan terhadap Keputusan [2] Green, S.B. (1991). How Many Subjects Does It Take To Do a
Pembelian Mahasiswa UK Petra di Circle K Regression Analysis? Multivariate Behavioral Research, 26, 499-510.
Siwalankerto. Berdasarkan hasil ini, hipotesis kedelapan [3] Kotler, Philip & Keller, Kevin Lane. (2009). Marketing Management
(13th Ed.). New Jersey: Prentice Hall, Inc.
penelitian ini dapat diterima dan terbukti kebenarannya. [4] Levy, Michael & Weitz, Barton A. (2009). Retailing Management (7th
9. Terdapat faktor lain sebesar 29% yang mempengaruhi Ed.). New York: McGraw-Hill Irwin.
Keputusan Pembelian Mahasiswa UK Petra di Circle K [5] Malhotra, N. (2004). Riset penelitian: Pendekatan terapan. (Ed.4).
Siwalankerto selain Retail mix (customer service, store Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
[6] Ma’ruf, Hendri. (2006). Pemasaran Ritel. Jakarta: PT. Gramedia
design & display, communication mix, location, Pustaka Utama.
merchandise assortment, dan pricing) yang [7] Marketing. (2013, January 03). Brand Switching Analysis dalam Industri
mempengaruhi Keputusan Pembelian Mahasiswa UK Ritel Modern. Retrieved March 10, 2013, from
http://www.marketing.co.id/
Petra di Circle K Siwalankerto Surabaya sebesar 71%.
[8] Schiffman, I.G., & Leslie L.K., 2004. Consumer Behaviour (8th Ed).
Menurut peneliti, faktor lain yang mempengaruhi Prentice Hall, New Jersey.
Keputusan Pembelian Mahasiswa UK Petra di Circle K [9] Simamora, B. (2004). Riset pemasaran: Falsafah, teori, dan aplikasi.
Siwalankerto Surabaya adalah dimana Circle K berusaha Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
memberikan sebuah pengalaman ―self service‖ bagi para [10] Sugiyono. (2005). Memahami penelitian kualitatif. Bandung : Alfabeta.
[11] Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
pelanggannya. Para pelanggan dapat membeli salah satu [12] Umar, H. (2002). Riset pemasaran dan prilaku konsumen. Jakarta :
produk Circle K yaitu ―Froster‖ dengan mengambil Gramedia Pustaka Utama.
produk tersebut secara langsung dari mesin yang
disediakan, selain itu para pelanggan juga dapat membuat
kopi atau popmie yang dibeli di Circle K secara langsung
di toko. Circle K menyediakan air panas sehingga para
pelanggan dapat secara langsung membuat dan menikmati
makanan dan minuman cepat saji yang baru dibelinya
tersebut, sehingga Circle K dapat memiliki keunggulan
tersendiri di benak para konsumen yang kemudian dapat
menambah value dari Circle K.
10. Berdasarkan analisa mean (rata-rata) terhadap jawaban
responden dapat diketahui bahwa pelanggan sudah merasa
bahwa customer service, store design & display,
communication mix, location, merchandise assortment,
dan pricing memiliki pengaruh bagi keputusan pembelian
di Circle K Siwalankerto Surabaya.
SARAN
1. Customer Service
Menjaga kebersihan di toko dengan lebih baik
Pelayanan lebih ditingkatkan dan lebih ramah
2. Store Design & Display
Penempatan barang rapi sehingga mudah dicari
Pencahayaan yang baik di dalam toko
3. Communication Mix
Membagikan katalog promosi kepada
pengunjung
Menginfokan promosi yang sedang berlangsung
dengan jelas dan lebih menarik
4. Location
Menghiasi tampilan toko sehingga Circle K lebih
mudah terlihat
5. Merchandise Assortment
Ketersediaan produk
6. Pricing