PENDAHULUAN
Di Indonesia sedang marak tren Thrifting yang sedang banyak digandrungi oleh masyarakat
Indonesia khususnya anak – anak muda. Thrifting merupakan kegiatan yang mengacu pada
tindakan berbelanja di toko barang bekas, terutama pakaian. Bagi sebagian orang Thrifting
adalah hal yang aneh, namun untuk para pecintanya kegiatan ini adalah hal yang sangat
digemari. Budaya ini adalah salah satu harapan untuk lapisan masyarakat yang ingin mengikuti
tren lingkungannya namun dengan kekuatan finansial yang terbatas. Para penggila mode
busana yang kerap kali menjadi inspirasi berbusana banyak orang memandang bahwa
berbusana modis tidak hanya berasal dari barang-barang mewah dan kekinian. Namun,
barang-barang tersebut juga bisa mereka dapatkan ketika Thrifting. Tidak hanya tampilan
keren hasil padu padan dari si pemakai, namun juga barang-barang hasil Thrifting tersebut
kerap terlihat menarik dan unik.
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era milenial ini, referensi cara berpakaian sangatlah bermacam-macam, mulai dari vintage sporty look hingga memang mengincar vintage
look-nya saja. Pada era milenial ini alasan beberapa orang melakukan Thrifting ini bukan dari latar belakang finansial, melainkan di Indonesia
memang sulit untuk mencari barang-barang yang diinginkan. Sehingga thrift shopping menjadi salah satu alternatif. Maraknya tren Thrifting
membuat peluang bisnis bagi sejumlah orang untuk menjual produk – produk thrift. Beberapa orang berjualan di kios, pinggir jalan, bahkan
merambah ke toko daring atau online shop. Perkembangan bisnis thrift shop yang sangat pesat, menimbulkan persaingan pasar yang cukup
ketat. Setiap harinya muncul pelaku bisnis yang mengenalkan produk dengan kreatifitas dan inovasi baru sehingga persaingan pasar pun tidak
bisa dihindari jika para pelaku usaha tidak berusaha menjadi kreatif, pasti akan tersaingi oleh para pelaku usaha yang lain. Di era saat ini, sebuah
kreatifitas sangat diperlukan untuk memasarkan sebuah produk. Sebuah usaha sangat membutuhkan perencanaan komunikasi pemasaran yang
tepat agar produknya bisa diterima dan diminati oleh masyarakat. Berdasarkan pemahaman mengenai Ilmu Komunikasi dikenal istilah komunikasi
pemasaran. Komunikasi sendiri merupakan suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar
terjadi saling memengaruhi di antara keduanya2, sedangkan pemasaran yaitu sistem keseluruhan dari beberapa kegiatan usaha yang mempunyai
tujuan untuk menentukan harga, merencanakan, mendistribusikan barang atau jasa, dan mempromosikan barang atau jasa yang bisa
memuaskan kebutuhan konsumen ataupun calon konsumen. Komunikasi pemasaran didefinisikan sebagai proses penyebaran informasi tentang
bisnis yang dilakukan oleh pelaku usaha dan apa yang hendak ditawarkan pada sasaran pasar (Sulaksana, 2003:23).
BAB I
PENDAHULUAN
Lanks2nd merupakan thrift shop yang menjual barang bekas mulai dari sepatu, jaket, baju,
celana, dan topi. Barang yang di jual di Lanks2nd merupakan barang bekas yang memiliki
kualitas original akan tetapi masih layak pakai. Lanks2nd menjual produk thrift dengan cara
offline dan dengan cara online. Lank2nd atau dapat di baca Lank Second merupakan thrift
shop yang menjual barang – barang bekas dengan produk original ternama, Lank2nd
didirikan pertama kali di Kota Bogor oleh pendirinya Aziz Syafarullah pada tahun 2014.
Awalnya hanya mencoba menjual barang – barang bekas yang dianggap masih memiliki
nilai. Beliau mampu melihat peluang bahwa barang bekas memiliki peluang untuk di jual
dan masih memiliki nilai. Pada awalnya Lank2nd menjual produknya dipelataran rumah dan
ternyata banyak yang menyambut positif, selain itu perkembangan teknologi yang
berkembang begitu pesat menjadi sebuah keuntungan bagi usaha Lank2nd, dimana untuk
memperluas pasarnya Aziz Syafarullah selaku Owner memanfaatkan peluang ini untuk
melakukan penjualan tidak hanya secara offline akan tetapi dengan cara online. Lagi – lagi
respon di dunia maya memiliki hasil yang positif serta sampai saat ini penjualan melalui
media daring terus mengalami peningkatan.
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Kotler & Keller (2009:172), komunikasi pemasaran adalah sarana dimana
perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan meningkatkan konsumen secara
langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual. Selain itu komunikasi
pemasaran dapat mengembangkan kesadaran konsumen terhadap produk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan. Sehingga konsumen bisa mengenal produk atau jasa yang ditawarkan
dengan begitu membuat konsumen menjadi tertarik dan melakukan transaksi pembelian.
Selain Komunikasi pemasaran, brand equity termasuk dalam komponen komunikasi
pemasaran. Menurut Kotler dan Keller (2009: 258), ekuitas merek adalah nilai tambah yang
diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek dapat tercermin dalam cara konsumen
berpikir, merasa, dan bertindak dalam hubungannya dengan merek, dan juga harga, pangsa
pasar, dan profitabilitas yang diberikan merek bagi perusahaan.
BAB I
PENDAHULUAN
Komunikasi pemasaran yang baik dapat digunakan sebagai alat untuk menguatkan ekuitas merek yang telah
dimiliki oleh produk Promina. Hal inilah yang sedang dibangun oleh produsen Promina agar brand equity produk
bisa memenangkan pasar. Membangun citra merek dengan komunikasi pemasaran diharapkan dapat
meningkatkan minat konsumen terhadap produk Promina. Kuatnya citra merek suatu produk akan
meningkatkan kepercayaan masyarakat atas merek tersebut yang pada akhirnya membawa konsumen ke
tahapan selanjutnya yaitu tahap pembelian produk. Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:485), suatu keputusan
merupakan pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak
melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Keputusan konsumen untuk melakukan pembelian
produk pada akhirnya akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, karena setiap produk yang berhasil
dijual akan memberikan tambahan laba. Keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen dipengaruhi oleh
berbagai faktor diantaranya adalah komunikasi pemasaran, ekuitas merek produk dan kepercayaan masyarakat
akan merek tersebut.
Penelitian ini dilakukan karena terdapat indikasi penurunan keputusan pembelian konsumen terhadap
pembelian produl fashion di Lanks2nd. Indikasi penurunan keputusan pembelian produk fashion tersebut Ketika
melonjak kasus covid19. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan agar bagaimana meningkatkan keputusan
pembelian konsumen terhadap produk fashion melalui aspek komunikasi pemasaran, ekuitas merek dan
kepercayaan terhadap merek.
RUMUSAN
MASALAH
Dari latar belakang diatas muncul rumusan masalah yang akan diambil yaitu :
1. Apakah komunikasi pemasaran memiliki pengaruh terhadap kepercayaan merek?
2. Apakah ekuitas merek memiliki pengaruh terhadap kepercayaan merek?
3. Apakah komunikasi pemasaran memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian?
4. Apakah ekuitas merek memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian?
5. Apakah kepercayaan merek memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian?
TUJUAN
PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah pada penelitian ini, peneliti memiliki tujuan sebagai
berikut :
1. Mengetahui pengaruh komunikasi pemasaran Lanks2nd dalam mempertahankan
bisnis thrift shop ?
2. Mengetahui ekuitas merek terhadap kepercayaan merek?
3. Mengetahui pengaruh komunikasi pemasaran terhadap keputusan pembelian?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Keputusan Pembelian
Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:485), suatu keputusan merupakan pemilihan suatu tindakan
dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus
memiliki pilihan alternatif. Ada tiga tipe pengambilan keputusan konsumen: (1) Pemecahan masalah yang
diperluas (extensive problem solving), (2) Pemecahan masalah tertabatas (limited problem solving), (3)
Pemecahan masalah rutin (routinized response behavior)
Menurut Simamora (2008:13) hubungan perusahaan dengan pelanggannya adalah soal pengambilan
keputusan pelanggan. Oleh karena itu, agar proses mempertahankan pelanggan berhasil, perusahaan
perlu mengetahui proses pengambilan keputusan pelanggan. Proses pengambilan keputusan terdiri dari
tahap-tahap pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan perilaku
pembelian. Model ini menekankan bahwa proses pembelian bermula sejak pembelian belum dilakukan
dan berakibat jauh setelah pembelian. Setiap konsumen pasti melalui kelima tahap ini setiap kali
membuat keputusan pembelian, yaitu : (a) Pengenalan masalah, (b) Pencarian informasi, (c) Evaluasi
alternative, (d) Tahap pembelian, dan (e) Perilaku sesudah pembelian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.2 Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah salah satu dari empat elemen utama bauran pemasaran perusahaan.
Pemasar harus tahu bagaimana menggunakan iklan, promosi penjualan, publisitas dan penjualan personal
untuk mengkomunikasikan suatu produk beserta nilainya kepada konsumen yang dituju/target (Suyanto,
2007: 141).
Bauran pemasaran ialah sarana pemasaran taktis meliputi produk, harga, tempat dan promosi yang
dibaurkan untuk mendapat respons yang diinginkan dari pasar sasaran. Produk dikomunikasikan dengan
pasar melalui harga, kemasan dan merek. Untuk mengkomunikasikan ketiga unsure yang terlekat pada
produk tersebut diperlukan strategi yang tepat agar dapat diterima oleh pasar (Mahfoedz, 2010:61).
Bauran komunikasi pemasaran dapat dijabarkan menjadi bberapa unsure yang terkait erat dengan upaya
menciptakan ekuitasmerek (brand equity). Komunikasi pemasaran yang baik dalam pelaksanaannya akan
berdampak pada persepsi positif (kepercayaan) terhadap merek yang disampaikan, begitu juga sebaliknya
kepercayaan merek akan memperlancar komunikasi pemasaran terintegrasi (Hermawan,2012:54).
Bauran komunikasi pemasaran menurut Kotler dan Keller, (2009:512), sebagai berikut: (1) Advertising , (2)
Sales, (3) Public relations and publicity, (4) Direct marketing, (5) Interactive marketing, (6) Word of mouth
marketing, (7) Personal selling.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
KAJIAN PUSTAKA
Berdasarkan uraian dalam kajian pustaka, maka dapat digambarkan ke dalam kerangka
pemikiran sebagai berikut:
HIPOTESIS
Berdasarkan model kerangka pemikiran teoritis, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H0: Pengaruh Komunikasi Pemasaran, Kepercayaan Merek dan Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembeli
X1: “Komunikasi pemasaran tidak berpengaruh positif terhadap kepercayaan merek”
X2: “Ekuitas merek tidak berpengaruh positif terhadap kepercayaan merek”
X3: “Komunikasi pemasaran tidak berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian”
X4: “Ekuitas merek tidak berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian”
X5: “Kepercayaan merek tidak berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.”
Ha: Pengaruh Komunikasi Pemasaran, Kepercayaan Merek dan Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembeli
X1: “Komunikasi pemasaran berpengaruh positif terhadap kepercayaan merek”
X2: “Ekuitas merek berpengaruh positif terhadap kepercayaan merek”
X3: “Komunikasi pemasaran berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian”
X4: “Ekuitas merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian”
X5: “Kepercayaan merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.”
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.
kuantitatif yaitu riset yang hasil analisisnya disajikan dalam bentuk angka- angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam
bentuk urain ( Hasan, 2004 : 30 )
Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori atau hipotesis yang
berkaitan dengan fenomena. Pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan
yang fundamental antar pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Ukuran sampel untuk survey olah statistik dihitung dengan menggunakan rumusan untuk menentukan seberapa besar ukuran sampel
yang diperlukan dari suatu populasi untuk mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang dapat diterima
Metode kuantitatif lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenolena sosial. Untuk dapat melakukan
pengukuran setiap fenomena dijabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variabel dan indikator. Setiap variabel yang ditentukan
diukur dengan memberikan symbol-simbol angka yang berbeda-beda sesui dengan kategori informasi yang berkaitan denagan variabel
tersebut. Dengan menggunakan symbol-syimbol angka tersebut, teknik penghitungan secara kuantitatif dapat dilakukan sehingga dapat
menghasilkan sutau kesimpulan. Data kuantitatif yaitu data dalam bentuk jumlah atau angka dituangkan untuk menerangkan suatu
kejelasan dari angka-angka atau memperbandingkan dari beberapa gambaran sehingga memperoleh gambaran baru, kemudian
dijelaskan kembali dalam kalimat atau urain.
Metode penelitian kuantitatif ukuran ilmiah adalah sesuatu yang tampak. Apa saja yang tidak empiric tidak bisa dikatagorikan sebagai
ilmiah. Padahal dalam kehidupan ini ada realiatas yang tampa penelitian. Kuantitatatif dimaksudkan untuk menjelaskan atau
memperoleh penjelasan mengenai fenomena atau gejala yang diteliti secara umum atau yang lazim disebut dengan generalisasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
DIMANA :
N = SAMPEL
N = JUMLAH POPULASI
E = PERKIRAAN TINGKAT KESALAHAN
N = 598/(1+598(0,1)²)
N = 85,67
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Cara memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik- teknik sebagai berikut :
1. Dokumentasi
Dokumentasi adalah barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan
sebagainya. (Arikunto, 2006 : 151 dan 158 ). Teknik ini di gunakan untuk memperoleh data dari pihak
lanks2nd.
2. Kuesioner
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya, dapat diberikan secara langsung atau melalui pos atau internet.
Dalam melakukan Teknik pengumpulan data ini penulis memilki syarat untuk mengisi kuesioner yaitu
pelanggan lanks2nd itu sendiri. Berikut adalah kuesioner untuk penelitian Pengaruh Komunikasi
Pemasaran, Kepercayaan Merek dan Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembeli (Studi Kasus Produk
Fashion di Lanks2nd).
Perkenalkan saya Lutfan Alfisyah Iskandar, mahasiswa Universitas Pakuan Bogor Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (Ilmu Komunikasi, Jurusan
Manajemen Komunikasi Angkatan 2019). Saya Sedang melakukan Penelitian Ilmiah (PI) yang berjudul " Komunikasi Pemasaran Lanks2nd Dalam
Mempertahankan Bisnis Trift Shop Di Tengah Pandemic Covid19" maka saya mohon kesediaian dari saudara/i untuk data mengisi kuesioner penelitian ini.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat dan oleh karena itu dimohon kesediaan untuk mengisi atau menjawab kuesioner ini
dengan dengan sejujur-jujurnya dan sebenar-benarnya. Jawaban yang anda berikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian ilmiah. Atas kerjasama yang baik dan kesungguhan saudara/i dalam mengisi kuesioner, saya ucapkan terimakasih.
Nama :
Email :
Jenis kelamin : Perempuan/Laki-Laki
Usia : <20
20-24
25-30
>30
Pekerjaan : Mahasiswa/Pelajar
Pengusaha/Wirausaha
Jawaban : Ya/Tidak
1. Apakah anda mengetahui Thrift Shop Lanks2nd?
2.Apakah selama covid19 anda belanja trifting, terutama di Lanks2nd?
3.Apakah anda cenderung tertarik belanja trifting melalui iklan?
4.Apakah anda cenderung berbelanja apabila ada tawaran khusus?
5.Apakah anda cenderung tertarik berbelanja produk fashion dengan merk terkenal?
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Pembahasan
4.1.1. Pembahasan Hipotesis 1
Pengaruh Komunikasi Pemasaran terhadap Kepercayaan Merek
Komunikasi pemasaran terpadu yang merupakan perpaduan enam bentuk komunnikasi
pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009) yang meliputi advertising, communications,
sales promotion, public relations and publicity, direct marketing dan interactive marketing
dapat berperan penting untuk meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mencapai
pelanggan yang tepat dengan informasi yang tepat dalam waktu dan tempat yang tepat
dengan menggunakan pilihan – pilihan komunikasi pemasaran. Semakin kuat komunikasi
pemasaran yang dibangun perusahaan, akan semakin tumbuh kepercayaan konsumen
terhadap merek.
BAB IV
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
4.1.3. Pembahasan Hipotesis 3
Pengaruh Komunikasi Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian
Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan komuniaksi dari pemasaran dapat meningkatkan
keputusan pembelian dari konsumen.Perasaan yang ditimbulkan oleh strategi komunikasi
pemasaran yang baik dapat menciptakan atau mempengaruhi sesorang untuk melakukan
pembelian ulang suatu produk.
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
5.1 Simpulan Hipotesis
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan yang telah dilakukan pada penelitian ini, dari kelima hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini. Kesimpulan dari lima hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi pemasaran memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepercayaan merek. Aktivitas
komunikasi pemasaran pada produk yang dipasarkan semakin baik maka akan menciptakan atau menumbuhkan