Anda di halaman 1dari 10

1

PENGARUH BRAND AWARENESS DAN DIGITAL MARKETING

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK AEROSTREET DI

KOTA JOGJA

Dosen Pengampu: Drs. Sujoko., M.Si., Ak

Disusun oleh:
1. Bayu Ravelino_5210211009
2. Yuli Nurohman_5210211111
3. Dyon Tanamal_5210211108
Metodelogi Penelitian B

Program Studi Manajemen Program Sarjana


Fakultas Bisnis & Humaniora
Universitas Teknologi Yogyakarta
2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia fashion sangat diminati pada era modern sekarang. Pada sekarang ini
seseorang akan melakukan pembelian busana yang menurut mereka secara
keseluruhan cukup nyaman untuk dikenakan, dan secara konsisten mengejar
arah tren fashion yang paling baru. Fashion telah mengambil peran penting
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kota Jogja. Mulai dari kemeja, celana,
rok, hoodie, tas, sepatu, sweater, hijab, kaca mata, hingga aksesoris pun tak
luput dari perhatian. Berbagai jenis merek bermunculan di Indonesia. Harga
dan kualitas yang ditawarkan bermacam-macam. Mulai yang murah dengan
kualitas rendah, yang sedang dengan kualitas serupa, sampai yang mahal
dengan kualitas tinggi dan bagus. Salah satunya yaitu brand Aerostreet.
Aerostreet merupakan salah satu nama brand sepatu lokal mengedepankan
produk yang nyaman dipakai, harga yang terjangkau, desain dan motif yang
bervariatif, serta pilihan warna yang banyak menjadikan Aerostreet banyak
diminati oleh pembeli.
Belakangan ini, setiap perusahaan yang menjalankan bisnis perlu menyadari
meningkatnya kesadaran konsumenn dari pelanggan untuk membeli dari merek
yang mereka percayai. Brand Awareness berperan penting dalam sebuah
pemasaran untuk memperkenalkan suatu merk atau produk dengan tujuan agar
dikenal oleh khalayak sehingga memudahkan konsumen dalam mengenal lalu
membelinya.
Menurut (Febriani & Dewi, 2018) “Brand Awareness merupakan sebuah
bentuk kesadaran terhadap suatu brand yang terkait dengan kekuatan brand
dalam ingatan masyarakat, tergambarkan dibenak masyarakat, mampu
membuat masyarakat mengidentifikasi berbagai elemen brand (seperti nama
brand, logo, simbol, karakter, kemasan dan slogan) dalam berbagai situasi”.
Kapasitas pembeli yang akan datang untuk melihat dan mencoba serta
mengingat merek yang memiliki tempat dengan kelas barang tertentu dikenal
sebagai kesadaran merek (Rangkuti, 2009). Selama proses pengambilan

1
2

keputusan, konsumen memilih produk dan merek yang mereka kenal atau
ingat. Dengan kata lain, orang lebih cenderung memilih merek yang langsung
muncul di benak mereka.
Aerostreet harus mampu secara efektif dan efisien memberdayakan sumber
dayanya sendiri agar memiliki keunggulan kompetitif. Bauran pemasaran yang
mencakup pemasaran digital merupakan salah satu strategi tersebut.
Diantisipasi bahwa strategi bisnis akan berpengaruh pada keuntungan, baik
finansial maupun non finansial, kemampuan perusahaan untuk bertahan,
berproduksi, serta pencapaian goals jangka panjang perusahaan (Dewi, 2017).
Digital Marketing merupakan penerapan teknologi digital yang membentuk
online channel ke pasar (website, e-mail, data base, digital TV dan melalui
berbagai inovasi terbaru lainnya termasuk didalamnya blog, feed, podcast, dan
jejaring sosial) yang memberikan kontribusi terhadap kegiatan pemasaran
(Chaffey & Smith, 2017).
Implementasi strategy marketing melalui Digital Marketing menggunakan
pemanfaatan media elektronik untuk mempromosikan produk atau layanan
kepada konsumen dengan tujuan menarik pelanggan.
Keputusan Pembelian menurut (Kotler & Keller, 2016), selama tahap
pemilihan, pelanggan mengembangkan preferensi untuk berbagai merek dan
mungkin juga berniat untuk membeli merek yang disukai. Keputusan untuk
membeli suatu produk merupakan topik yang sangat menarik dalam dunia
bisnis karena persaingan yang semakin ketat. Keputusan pelanggan untuk
membeli merupakan penentu apakah upaya pemasaran menghasilkan hasil
yang positif atau tidak. Aerostreet perlu memikirkan bagaimana caranya
supaya pembeli berkeinginan membeli produk sepatu yang ditawarkannya.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
Brand Awareness dan Digital Marketing terhadap Keputusan Pembelian
produk Aerostreest di Kota Jogja.
3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan latar belakang diatas, maka hasil rumusan
masalahnya yaitu sebagai berikut:
1. Apakah Brand Awareness berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian produk Aerostreest di Kota Jogja?
2. Apakah Digital Marketing berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian produk Aerostreest di Kota Jogja?
3. Apakah Brand Awareness dan Digital Marketing secara bersama-sama
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk Aerostreest di
Kota Jogja?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui Brand Awareness berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian produk Aerostreest di Kota Jogja.
2. Untuk mengetahui Digital Marketing berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian produk Aerostreest di Kota Jogja.
3. Untuk mengetahui Brand Awareness dan Digital Marketing secara bersama-
sama berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk Aerostreest
di Kota Jogja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Brand Awareness
Brand awareness (kesadaran merek) merupakan kemampuan individu
mengenali dan mengingat merek dari suatu kategori produk tertentu, dan
merupakan dimensi utama dalam ekuitas merek (Keller dalam Juliana dan
Sabrina O. Sihombing, 2019: 22).
Menurut Durianto (dalam Sukotjo, 2016: 4), daya ingat konsumen mengenai
merek dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi ada empat, yaitu:
1. Puncak Pikiran (Top of Mind) Top of mind adalah merek yang pertama
kali diingat oleh responden atau pertama kali disebut ketika responden
ditanya tentang suatu produk tertentu.
2. Pengingatan Kembali Merek (Brand Recall) Brand recall adalah
mengingat kembali merek yang dicerminkan dengan merek lain yang
diingat oleh responden setelah responden menyebutkan merek yang
pertama.
3. Pengenalan Merek (Brand Recognition) Brand recognition adalah
pengenalan merek yaitu tingkat kesadaran responden terhadap suatu
merek diukur dengan diberikan bantuan seperti ciri-ciri suatu produk.
4. Tidak Menyadari Merek (Unaware of Brand) Unaware of brand
merupakan tingkat yang paling rendah dari piramida kesadaran merek
dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.
Setiap kegiatan pemasaran selalu berupaya untuk memperoleh tingkat
kesadaran merek yang lebih tinggi sebagai top of mind. Jika suatu merek tidak
berada dalam benak konsumen, merek tersebut tidak dipertimbangkan di benak
konsumen. Biasanya merek-merek yang disimpan dalam ingatan konsumen
adalah merek yang disukai atau dibenci (Durianto dalam Sari dkk, 2017: 205).
Menurut Keller (dalam Winadi, 2017: 3), ada empat indikator yang dapat
digunakan untuk mengetahui seberapa jauh konsumen aware terhadap sebuah
merek yaitu:

4
5

1. Recall, yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya


merek apa saja yang merek ingat. Nama merek yang sederhana, mudah
diucapkan, dan memiliki arti yang jelas membuat suatu merek mudah
muncul dalam ingatan konsumen.
2. Recognition, yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek
tersebut termasuk ke dalam kategori tertentu.
3. Purchase, yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek
ke dalam alternatif pilihan ketika akan membeli produk/layanan.
4. Consumption, yaitu seberapa jauh konsumen konsumen dapat mengenali
suatu merek ketika sedang menggunakan merek pesaing.
B. Digital Marketing
Menurut Chaffey dan Chadwick (2016:11) “Digital marketing is the
application of the internet and related digital technologies in conjunction with
traditional communications to to achieves marketing objectives.”. Artinya
Digital Marketing merupakan aplikasi dari internet dan berhubungan dengan
teknologi digital dimana didalamnya berhubungan dengan komunikasi
tradisional untuk mencapai tujuan pemasaran. Hal tersebut dapat dicapai untuk
meningkatkan pengetahuan tentang konsumen seperti profil, perilaku, nilai,
dan tingkat loyalitas, kemudian menyatukan komunikasi yang ditargetkan dan
pelayanan online sesuai kebutuhan masing-masing individu.
Menurut Chaffey dan Chadwick (2016:11), Dedi Purwana (2017:2) Jadi
pada dasarnya digital marketing merupakan kegiatan pemasaran yang
menggunaan media digital dengan menggunakan internet yang memanfaatkan
media berupa web, social media, e-mail, database, mobile/wireless dan digital
tv guna meningkatkan target konsumen dan untuk mengetahaui profil, perilaku,
nilai produk, serta loyalitas para pelanggan atau target konsumen untuk
mencapai tujuan pemasaran.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa digital marketing
merupakan pemasaran atas produk maupun jasa menggunakan internet dengan
6

memanfaatkan web, social media, e-mail, database, mobile/wireless dan digital


tv guna meningkatkan pemasaran serta target konsumen.
C. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan tindakan dari konsumen untuk
mengambil keputusan membeli atau tidak terhadap suatu produk, apalagi
pembelian daring (online), maka konsumen biasanya akan selalu
mempertimbangkan dari kepercayaan. Menurut Mulyadi et al. (2018)
seseorang berbelanja online, hal yang utama menjadi sebuah pertimbangan
pembeli, apabila mereka percaya kepada website yang menyediakan online
shop website tersebut.
Keputusan pembelian online (Online Purchase) merupakan suatu proses
penyeleksian dengan kombinasi pengetahuan dan mengevaluasi prilaku
alternatif dan memilih salah satu yang berhubungan dengan karakter personal,
service, website quality, sikap saat pembelian, maksud atau tujuan membeli
online dan pengambilan keputusan, (Permatasari, 2015).
Menurut Kotler dan Amstrong (2008) keputusan pembelian adalah sebuah
proses pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri dari pengenalan masalah,
mencari informasi, beberapa penilaian alternatif, membuat keputusan membeli
dan perilaku setelah membeli yang dilalui konsumen (Dwi Wahyuni, 2018).
Proses pengambilan keputusan merupakan suatu pendekatan penyelesaian
masalah dimana proses tersebut terdiri dari lima tahap yaitu : menganalisa
kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian dan seleksi alternatif
pemakaian, keputusan pemakaian dan perilaku sesudah pemakaian (Novenda,
dkk, 2013).
Keputusan pembelian bahwa konsumen yang akan melakukan pemilihan
harus bisa menentukan pilihannya dengan berbagai alternatif yang telah
disediakan. Apabila pilihan alternatif belum tersedia maka harus dilakukan
tanpa adanya pilihan tersebut tidak dapat dikatakan membuat keputusan
(Rafidah, 2017).
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian
kuantitatif, yaitu penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel
atau lebih. Hubungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hubungan kausal.
Hubungan kasual adalah hubungan yang bersifat sebab akibat, yang terdiri dari
variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (variabel yang
dipengaruhi) menurut (Sugiyono, 2013: 59). Menurut (Sinambela & Sinambela,
2022) penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menggunakan angka-angka
dalam memproses data untuk menghasilkan informasi yang terstruktur.
Karakteristik penelitian kuantitatif bertujuan untuk mendapatkan data yang
menggambarkan karakteristik objek, peristiwa, atau situasi (Sekaran & Bougie,
2016). Populasi pada penelitian ini adalah Masyarakat Kota Jogja yang pernah
membeli produk Aeorstreet. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan non probability sampling. Teknik pengumpulan data
dilakukan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden secara
online pada media sosial berupa link google form. Dalam penelitian ini
menggunakan software SPSS 22. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji instrumen menggunakan uji validitas dan uji reliablitas, dan
untuk uji hipotesis menggunakan uji regresi linier berganda, uji koefisien
determinasi (R Square), uji parsial (uji t), dan uji simultan (uji F).
A. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian literatur yang telah dikemukakan, maka kerangka
konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Brand Awareness
(X1) H1

Keputusan
Pembelian (Y)
H2

Digital Marketing
(X2)

H3

7
8

B. Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi kasik berguna untuk mengetahui ada tidaknya normalitas
residual, multikolonieritas dan heteroskedastisitas pada model regresi. Uji
normalitas residual menggunakan scatterplot, uji muktikolenieritas dengan
menggunakan matrik korelasi antara variabel-variabel bebas dan uji
heteroskadasitas dengan menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel
dengan residualnya.
C. Hipotesis Penelitian
H1 : Brand Awareness berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian.
H2 : Digital Marketing berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian.
H3 : Brand Awareness dan Digital Marketing secara bersama-sama
berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian.
D. Uji Parsial
Uji T atau Uji Parsial merupakan alat uji untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial,
dalam arti besarnya pengaruh yang dihitung adalah pengaruh dari masing
masing variabel independen terhadap variabel dependen Uji stimultan
menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan secara
bersama sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
E. Uji Simultan
Uji F / uji stimultan menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan secara bersama sama mempunyai pengaruh terhadap variabel
dependen.
F. Uji Determinasi (R2)
Uji R2 berusaha untuk memastikan apakah ada hubungan yang signifikan
(kuat atau lemah) antara variabel independen dan dependen. Tujuan dari uji ini
adalah untuk mengetahui baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi
atau apakah angka tersebut dapat mengukur seberapa dekat garis regresi yang
9

terestimasi dengan data sesungguhnya. Persamaan regresi akan disebut baik


jika R2 nya merupakan nilai antara nol dan satu (Ghozali, 2018).

Anda mungkin juga menyukai