Disusun Oleh :
AHMAD MIFTAHUL ULUM
5210211086
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan
bentuk dan isi yang sangat sederhana, semoga makalah ini dapat dijadikan referensi,
pedoman atau panduan membaca dan menyelesaikan tugas mata kuliah Leadership dalam
menambah ilmu tentang kepribadian kepemimpinan.
Besar harapan kami makalah ini dapat membantu menambah ilmu dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk dan isi dari makalah ini agar
kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.
Kami akui makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang, untuk itu kami mengharapkan pembaca memberikan masukan yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB 1.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................2
BAB 2.........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Definisi Kepemimpinan....................................................................................................3
2.2 Kekuasaan dan Wewenang...............................................................................................4
2.3 Kriteria Seorang Pemimpin..............................................................................................5
BAB 3.........................................................................................................................................7
PENUTUP..................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8
iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana dinamika histori sejarah mengenai Museum Benteng Vredebrug
2. Apa pentingnya wawasan nusantara sebagai konsepsi dan pandangan kolektif
kebangsaan Indonesia dalam konteks pergaulan dunia
1.3 TUJUAN
1. Menambah wawasan mengenai sejarah benteng Vredebrug
2. Mempunyai pengetahuan lebih dalam mengenai kota Yogyakarta
3. Menambah pengetahuan mengenai sejarah ideologi bangsa yang perlu dilestarikan
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
Wawasan nusantara yang pada awalnya sebagai konsepsi kewilayahan berkembang
menjadi konsepsi kebangsaan. Artinya wawasan nusantara tidak hanya berpandangan
keutuhan wilayah, tetapi juga persatuan bangsa. Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa
yang heterogen. Heterogenitas bangsa ditandai dengan keragaman suku, agama, ras, dan
kebudayaan. Bangsa yang heterogen dan beragam ini juga harus mampu bersatu.
Pertambahan luas wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan memberikan potensi keunggulan
(positif) yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan. Namun demikian juga
mengundang potensi negatif yang bisa mengancam keutuhan bangsa dan wilayah. Wawasan
nusantara sebagai konsepsi kewilayahan selanjutnya dikembangkan sebagai konsepsi politik
kenegaraan sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungan tempat
tinggalnya sebagai satu kesatuan wilayah dan persatuan bangsa.
4
tersendiri yaitu untuk memudahkan Belanda dalam mengontrol segala perkembangan yang
terjadi di dalam kraton. Letak benteng yang hanya satu jarak tembak meriam dari kraton dan
lokasinya yang menghadap ke jalan utama menuju kraton menjadi indikasi bahwa fungsi
benteng dapat dimanfaatkan sebagai benteng strategi, intimidasi, penyerangan dan blokade.
Dengan kata lain bahwa berdirinya benteng tersebut dimaksudkan untuk berjaga-jaga apabila
sewaktu-waktu Sultan berbalik menyerang Belanda dan berubah memusuhi Belanda.
Pada masa pemerintahan Belanda benteng Vredeburg ditempati oleh 500 orang
prajurit, tenaga medis, dan juga para residen karena sering digunakan sebagai tempat
berlindung para residen yang bertugas di Yogyakarta. Sejalan dengan perkembangan politik
yang terjadi di Indonesia dari waktu ke waktu, maka terjadi pula perubahan atas status
kepemilikan dan fungsi bangunan Benteng Vredeburg. Secara kronologis perkembangan
status tanah dan bangunan benteng Vredeburg sejak awal dibangunnya (1760) sampai dengan
runtuhnya kekuasaan Hindia Belanda (1942).
Museum bersejarah ini memiliki berbagai kelebihan, pertama adalah lokasinya yang
strategis karena berdekatan dengan Malioboro yang selalu ramai dengan para wisatawan baik
lokal maupun asing. Kedua adalah sejarahnya yang merupakan peniggalan dari kolonial
Belanda di Yogyakarta dan hal ini adalah potensi dari museum benteng Vredeburg untuk
dikenal masyarakat internasional. Ketiga, museum ini walaupun merupakan salah satu
museum kolonial yang masih masih begitu terawat.
5
Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksi dan interelasi dengan lingkungan sekitar
(regional atau internasional). Salah satu pedoman bangsa Indonesia dalam wawasan nasional
yang berpijak pada wujud wilayah nusantara disebut Wawasan Nusantara.
Dinamika yang berkembang itu misalnya, jika pada masa lalu penguasaan wilayah
dilakukan dengan pendudukan militer maka sekarang ini lebih ditekankan pada upaya
perlindungan dan pelestarian alam di wilayah tersebut. Tantangan yang berubah, misalnya
adanya perubahan dari kejahatan konvensional menjadi kejahatan di dunia maya.
6
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Wawasan nusantara bermula dari wawasan kewilayahan dengan dicetuskannya
Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957. Inti dari deklarasi itu adalah segala perairan di
sekitar, di antara dan yang menghubungkan pulau-pulau yang termasuk Negara Indonesia
dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar daripada
wilayah daratan Negara Indonesia, Dengan demikian bagian dari perairan pedalaman atau
nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak milik Negara Indonesia. Museum Benteng
Vredeburg guna mewujudkan perannya di bidang pendidikan adalah dengan kegiatan
pengenalan museum melalui kegiatan Museum Masuk Sekolah baik dari pendidikan Sekolah
Dasar sampai Perguruan Tinggi. Pengembangan fungsi Museum Benteng Vredeburg sebagai
media pembelajaran. Kita dapat mengetahui koleksi museum untuk memahami nilai-nilai
luhur dan juga sejarah perjuangan bangsa Indonesia perlu dibangun dalam kesadaran masing-
masing akan pentingnya hal ini.
7
DAFTAR PUSTAKA
Kustyaningsih, A., Djono, D., & Yunianto, T. (2018). Museum Benteng Vredeburg Sebagai
Sumber Pembelajaran Sejarah. Jurnal Candi, 18(2), 58-68.