Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEBIDANAN GAWAT DARURAT MATERNAL PADA NY.

S
UMUR 29 TAHUN G2P10001 UK. 37-38 MINGGU INPARTU KALA 1
FASE LATEN JANIN TUNGGAL, HIDUP, INTRAUTERINE
DENGAN PRE EKLAMSIA BERAT DIRUANG BERSALIN
RS NAHDLATUL ULAMA,KABUPATEN JOMBANG

Oleh:
MARETA ROSATAMA
NIM. 181303016

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


STIKES PEMKAB JOMBANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN GAWAT DARURAT MATERNAL PADA NY. S UMUR
29 TAHUN G2P10001 UK. 37-38 MINGGU INPARTU KALA 1 FASE LATEN
JANIN TUNGGAL,HIDUP, INTRAUTERINE DENGAN PRE EKLAMSIA BERAT
DI RUANG BERSALIN RS NAHDLATUL ULAMA,KABUPATEN JOMBANG
OLEH MAHASISWA ATAS NAMA MARETA ROSATAMA DENGAN NIM 181303016
TELAH DISAHKAN PADA
Hari :
Tanggal :
Tempat :

Mahasiswa,

MARETA ROSATAMA
NIM.181303016

Mengetahui,
Pembimbing Pendidikan Pembimbing Klinik

MUDHAWAROH, SST,M.Kes FARIDA RINAWATI, A.Md.Keb

Kepala Ruangan

FARIDA RINAWATI, A.Md.Keb


KATA PENGANTAR

Segala kekuatan hanya dimiliki Allah. Dengan segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan karunia-Nya dan rahmat-Nya, dan dengan segala ijin-Nya. Penulis telah
menyelesaikan asuhan kebidanan keluarga dengan judul “Asuhan Kebidanan Gawat Darurat
Maternal Pada Ny. S Umur 29 Tahun G2P10001 UK. 37-38 minggu Inpartu Kala 1 Fase
Laten Janin Tunggal,Hidup, Intrauterine dengan Pre Eklamsia Berat di Ruang Bersalin RS
Nahdlatul Ulama,Kabupaten Jombang” tanpa halangan apapun. Dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr.dr. Bambang Dwi Hayunanto,Sp.KK selaku Direktur RSNU Jombang

2. Ririn Probowati S.Kp M.Kes selaku Ketua STIKES Pemkab Jombang

3. Erika Agung M,SST.,M.Kes selaku Kepala Program Studi D3 Kebidanan Stikes

Pemkab Jombang

4. Farida Rinawati,A.Md.Keb selaku pembimbing lahan

5. Mudhawaroh,SST.M.Kes selaku Pembimbing Akademik Program Studi D3

Kebidanan Stikes Pemkab Jombang

Penulis menyadari asuhan kebidanan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun guna
perbaikan pada masa yang akan datang. Semoga penyusunan asuhan kebidanan ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada khususnya.

Jombang, 15 Juni 2021

Penulis,
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan dan persalinan yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah, proteinuria dan oedema, yang kadang-kadang disertai dengan
komplikasi koma. Gejala dari preeklampsia seperti hipertensi, oedema dan proteinuria
sering tidak diperhatikan, sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat dapat timbul
menjadi preeklampsi berat, bahkan eklampsia (Prawihardjo S, 2014).
Secara teoritik urutan gejala yang timbul pada preeklampsia ialah oedema, hipertensi,
dan terakhir proteinuria merupakan gejala yang paling penting. Namun penderita sering
kali tidak merasakan perubahan ini. Bila penderita sudah mengeluh adanya gangguan
penglihatan, atau nyeri epigastrum, maka penyakit ini sudah cukup lanjut (Sarwono,
2014).
Gejala preeklampsia dapat dicegah dan dideteksi secara dini. Pemeriksaan antenatal
yang teratur dan secara rutin mencari tanda-tanda preeklampsia, sangat penting dalam
usaha pencegahan preeklampsia berat dan eklampsia. Ibu hamil yang mengalami
preeklampsia berat perlu ditangani dengan segera. Penanganan ini dilakukan untuk
menurunkan angka kematian ibu dan anak (Prawihardjo S, 2014).
Status gizi merupakan salah satu status kesehatan yang mempengaruhi kejadian
preeklampsia selain riwayat penyakit-penyakit yang terkait (preeklampsia, hipertensi, dan
diabetes melitus). Ibu hamil yang mengalami obesitas beresiko lebih besar mengalami
preeklampsia. Kegemukan menyebabkan kolesterol tinggi dalam darah juga
menyebabkan kerja jantung lebih berat. Semakin gemuk seseorang maka semakin banyak
pula jumlah darah yang terdapat di dalam tubuh yang berarti makin berat pula fungsi
pemompaan jantung sehingga dapat menyebabkan terjadinya preeklampsia. Selain itu
faktor kecemasan juga menjadi pemicu terjadinya preeklampsia dimana kecemasan dapat
mengakibatkan gangguan seperti meningkatnya tekanan darah dan denyut jantung (Dyah,
2016).
Dampak preeklampsia pada ibu hamil yaitu terjadi kerusakan organ-organ tubuh
seperti, sistem saraf pusat, perdarahan intrakranial, gagal jantung, gagal ginjal, gangguan
fungsi hati dan edema paru, sedangkan pada janin ialah intrauterine fetal growth
restriction, solusio plasenta, prematur, sindroma distress, kematian janin, perdarahan
intraventikular, kematian janin, dan kematian maternal (Sarwono, 2014).
Di Indonesia AKI tergolong masih tinggi dan merupakan masalah besar bagi
pembangunan kesehatan Indonesia. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) AKI tahun 2017 meningkat yaitu sebesar 350/100.000 kelahiran hidup dari
288/100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab kematian ibu di Indonesia adalah
perdarahan, 39%, preeklampsia/eklampsia 24%, infeksi 7%, partus lama 5%, abortus 5%
dan lainnya 33% (SDKI, 2017). Sedangkan di Negara maju, angka kejadian preeklampsia
berkisar antara 6% - 7% (Kemenkes, 2017).
Pada umunya kehamilan akan berlangsung normal dan sering kali kehamilan berubah
menjadi kehamilan patologi. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan
merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap
kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil. Deteksi dini didapatkan dari pemeriksaan
tekanan darah secara rutin pada saat pemeriksaan kehamilan (antenatal care). Karena itu
pemeriksaan kehamilan rutin mutlak dilakukan agar preeklampsia dapat dideteksi lebih
awal (Sarwono, 2014). Dari data-data yang ada diatas kejadian preeklampsia pada ibu
hamil kadang meningkat dan kadang menurun namun dari angka kejadian tersebut dapat
menjadi acuan bagi kita sebagai petugas tenaga kesehatan khsusunya seorang bidan yang
harus mampu mengurangi sepenuhnya angka kejadian preeklampsia.
Berdasarkan uraian data diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat kasus
brokiolitis. Sehingga penulis menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan
dengan judul “Asuhan Kebidanan Gawat Darurat Maternal Pada Ny. S Umur 29 Tahun
G2P10001 UK. 37-38 minggu Inpartu Kala 1 Fase Laten Janin Tunggal,Hidup,
Intrauterine dengan Pre Eklamsia Berat di Ruang Bersalin RS Nahdlatul
Ulama,Kabupaten Jombang”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
“Bagaimana penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Gawat Darurat Maternal Pada Ny. S
Umur 29 Tahun G2P10001 UK. 37-38 minggu Inpartu Kala 1 Fase Laten Janin
Tunggal,Hidup, Intrauterine dengan Pre Eklamsia Berat di Ruang Bersalin RS Nahdlatul
Ulama,Kabupaten Jombang”.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Dilaksanakannya Asuhan Kebidanan Gawat Darurat Maternal Pada Ny. S Umur
29 Tahun G2P10001 UK. 37-38 minggu Inpartu Kala 1 Fase Laten Janin Tunggal,
Hidup, Intrauterine dengan Pre Eklamsia Berat di Ruang Bersalin RS Nahdlatul
Ulama,Kabupaten Jombang dengan menggunakan proses asuhan kebidanan sesuai
dengan wewenang bidan.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Melakukan pengkajian pada pada Ny. S Umur 29 Tahun G2P10001 UK. 37-38
minggu Inpartu Kala 1 Fase Laten Janin Tunggal, Hidup, Intrauterine dengan Pre
Eklamsia Berat di Ruang Bersalin RS Nahdlatul Ulama,Kabupaten Jombang
2. Melakukan interpretasi data dengan merumuskan diagnosa kebidanan, masalah,
dan kebutuhan pada Ny. S Umur 29 Tahun G2P10001 UK. 37-38 minggu Inpartu
Kala 1 Fase Laten Janin Tunggal, Hidup, Intrauterine dengan Pre Eklamsia Berat
di Ruang Bersalin RS Nahdlatul Ulama,Kabupaten Jombang
3. Merumuskan diagnosa potensial pada Ny. S Umur 29 Tahun G2P10001 UK. 37-38
minggu Inpartu Kala 1 Fase Laten Janin Tunggal, Hidup, Intrauterine dengan Pre
Eklamsia Berat di Ruang Bersalin RS Nahdlatul Ulama,Kabupaten Jombang
4. Melakukan tindakan segera pada Ny. S Umur 29 Tahun G2P10001 UK. 37-38
minggu Inpartu Kala 1 Fase Laten Janin Tunggal, Hidup, Intrauterine dengan Pre
Eklamsia Berat di Ruang Bersalin RS Nahdlatul Ulama,Kabupaten Jombang
5. Merencanakan asuhan yang menyeluruh pada Ny. S Umur 29 Tahun G2P10001
UK. 37-38 minggu Inpartu Kala 1 Fase Laten Janin Tunggal, Hidup, Intrauterine
dengan Pre Eklamsia Berat di Ruang Bersalin RS Nahdlatul Ulama,Kabupaten
Jombang
6. Melaksanakan perencanaan secara efisien dan aman pada Ny. S Umur 29 Tahun
G2P10001 UK. 37-38 minggu Inpartu Kala 1 Fase Laten Janin Tunggal, Hidup,
Intrauterine dengan Pre Eklamsia Berat di Ruang Bersalin RS Nahdlatul
Ulama,Kabupaten Jombang
7. Melakukan evaluasi pada penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. S Umur 29
Tahun G2P10001 UK. 37-38 minggu Inpartu Kala 1 Fase Laten Janin Tunggal,
Hidup, Intrauterine dengan Pre Eklamsia Berat di Ruang Bersalin RS Nahdlatul
Ulama,Kabupaten Jombang.

Anda mungkin juga menyukai