Penelitian Bab 3 Dwiky Azril (Revisi 1.)
Penelitian Bab 3 Dwiky Azril (Revisi 1.)
METODE PENELITIAN
34
35
Digunakan untuk
Semua jenis uji
1. menimbang material
yang dilakukan
dan benda uji
Digunakan sebagai
Semua jenis uji
3. wadah untuk
yang dilakukan
menampung material
Analisa
Digunakan untuk
5. saringan
menganalisis agregat
agregat
Digunakan untuk
menggetarkan Analisa
6. material yang ada saringan
didalam susunan set agregat
ayakan
Gambar 3.6 Alat Penggetar
Digunakan untuk
mengukur jumlah Berat jenis dan
7. debit air yang penyerapan
diperlukan dalam agregat kasar
suatu uji
Gambar 3.7 Gelas Ukur
Bobot isi
Digunakan untuk
gembur dan
9. menampung agregat
bobot isi padat
yang akan diuji
agregat
Bobot isi
Digunakan untuk
10. agregat dan mix
menumbuk agregat
design
Konsistensi dan
Digunakan untuk
11. waktu ikat
menumbuk agregat
semen
Konsistensi dan
Digunakan untuk
13. waktu ikat
meratakan semen
semen
Digunakan untuk
menekan benda uji
Uji kuat tekan
14. sampai mendapatkan
beton
hasil kekuatan
maksimum
Gambar 3.14 Mesin Uji Kuat
Tekan
Digunakan untuk
Analisa
15. membersihkan
Saringan
saringan
Digunakan untuk
mengangkut alat,
16. material yang panas Semua jenis uji
dan untuk
membersihkan
Digunakan untuk
17. Uji slump beton
cetakan slump beton
Digunakan untuk
Pencetakan
18. mencetak benda uji
benda uji
beton
Digunakan untuk
19. Uji Slump
mengukur
Digunakan untuk
memukul cetakan
Pencetakan
20. tanpa merusak
benda uji
komponen yang
dipukul
Gambar 3.20 Palu Karet
Digunakan untuk
pengaduk, Pencetakan
21.
mengambil campuran benda uji
beton
Digunakan untuk
Pencetakan
23 membersihkan
benda uji
cetakan silinder
Digunakan untuk
Pencetakan
24. meletakkan/merataka
benda uji
n benda uji
Digunakan untuk
Pencetakan
25. mengencangkan baut
benda uji
pada cetakan kubus
3.3.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan beton sebagai :
1. Semen Portland tipe I merk Batu Raja
2. Agregat halus
3. Agregat kasar
4. Air
5. Super Plasticizer
Sebelum membeli bahan-bahan tersebut, diperkirakan terlebih dahulu berapa
jumlah yang dibutuhkan. Semen dibeli pada waktu mendekati hari pengecoran,
karena penyimpanan semen yang terlalu lama akan mengurangi mutu,
penyimpanan yang kurang tepat akan mengakibatkan semen mengeras dan terjadi
penggumpalan. Untuk pasir harus diperhitungkan yang terbuang setelah
pengayakan. Sebaliknya jumlah pasir dan split dilebihkan agar pemeriksaan
agregat tidak terulang lagi, karena mengingat karakteristik agregat tidak akan
sama untuk setiap membeli.
semakin besar butir agregatnya. Umumnya agregat halus mempunyai MHB 1,50 –
3,8.
Analisa saringan agregat adalah penentuan presentase berat butiran agregat
yang lolos dari set agregat kemudian angka presentase digambarkan pada grafik
pembagian butir, dimana acuan normative yang digunakan untuk penelitian
analisa saringan ini adalah SNI-03-1968-1990.
a. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan untuk uji analisa saringan agregat halus
sebagai berikut:
1) Cawan
2) Timbangan
3) Density Spoon
4) Ayakan (4,75 mm, 2,36 mm, 1,18 mm, 0,60mm, 0,30 mm, 0,15 mm, pan)
5) Kuas
6) Mesin penggetar ayakan
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan untuk melakukan uji ini, yaitu :
Pasir sebanyak 1000 gram.
c. Prosedur pelaksanaan
1) Ambil agregat halus sebanyak 1000 gram.
2) Siapkan saringan dengan ukuran 4,75 mm, 2,36 mm, 1,18 mm, 0,60 mm,
0,30 mm, 0,15 mm, pan. Lalu timbang berat saringan kosong satu per satu.
3) Urutkan saringan mulai dari ukuran yang terbesar ke ukuran yang terkecil.
4) Masukkan agregat halus yang telah ditimbang sebelumnya kedalam
saringan yang telah tersusun, lalu tutup bagian atas saringan dengan
penutup.
5) Letakkan saringan ke mesin penggetar, lalu atur selama 15 menit.
6) Kemudian keluarkan saringan dan pisahkan satu persatu, lalu timbang
beratnya.
47
c. Prosedur pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan melakukan uji analisa saringan agregat kasar
sebagai berikut:
1) Ambil agregat kasar dan letakkan diatas cawan dan ditimbang sebesar
1000 gram diluar dari berat cawan.
2) Siapkan saringan denganukuran 38 mm, 19 mm, 12,5 mm, 9,5 mm, 4,8
mm, 2,36 mm, 1,18 mm, 0,60 mm, 0,30 mm, 0,15 mm, dan pan. Lalu
timbang berat saringan kosong satu persatu.
3) Urutkan saringan mulai dari ukuran yang terbesar ke ukuran yang terkecil.
4) Masukkan agregat kasar yang telah ditimbang sebelumnya kedalam
saringan yang telah tersusun, lalu tutup bagian atas saringan dengan
penutup.
5) Letakkan saringan ke mesin penggetar, lalu atur selama 15 menit.
6) Kemudian keluarkan saringan dan pisahkan satu per satu, lalu timbang
beratnya.
Setelah didapatkan berat agregat kasar yang tertahan, menghitung presentase
berat benda yang tertahan diatas masing-masing ayakan terhadap berat total.
Catatan:
1) jika keadaan agregat kering, maka agregat perlu ditambah air.
2) Jika keadaan agregat basah, maka agregat perlu ditambah agregat kering
atau dikeringkan diudara.
perlu diperhitungkan dalam pengadukan beton bila tidak maka FAS akan selalu
berubah-ubah.
a. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan untuk melakukan uji berat jenis dan
penyerapan agregat sebagai berikut:
1) Cawan
2) Timbangan
3) Density Spoon
4) Piknometer
5) Oven
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan untuk uji ini sebagai batu pecah ukuran ½
sebanyak 500 gram.
c. Prosedur pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan melakukan uji berat jenis dan penyerapan agregat
sebagai berikut:
1) Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang
melekat pada permukaan agregat.
2) Keringkan benda uji pada oven suhu (110 5 ) C sampai berat tetap.
3) Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 4 jam.
4) Keluarkan agregat dari air, kemudian lap dengan kain penyerap
permukaannya kering.
5) Timbang berat agregat dalam keadaan jenuh air.
6) Masukkan agregat kedalam bejana gelas (piknometer) dan tambahkan air
hingga mencapai 1000 ml, kemudian timbang beratnya.
7) Keluarkan agregat, kemudian timbang berat piknometer.
volume alat, sedangkan berat jenis adalah perbandingan antara berat benda
dengan volume mutlak benda itu sendiri. Perbedaan berat jenis dan berat isi
adalah dari volumenya.
Uji berat isi pada agregat digunakan untuk mengonversikan satuan berat ke
satuan volume agar mempermudah dalam perhitungan jumlah agregat yang
digunakan dalam pekerjaan konstruksi. Pada saat menimbang agregat dilapangan,
biasanya tidak menggunakan wadah penakar sehingga satuan volume dalam
benda (agregat) berada dalam keadaan gembur, sehingga diperlukan adanya factor
konversi (factor pengisi).
Berat isi pada agregat sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti berat
jenis, gradasi agregat, bentuk agregat dan diameter maksimum agregat.
a. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan untuk melakukan uji bobot isi agregat
sebagai berikut:
1) Cawan
2) Timbangan
3) Density Spoon
4) Silinder
5) Jangka sorong
6) Mistar siku
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan untuk melakukan uji ini sebagai berikut:
1) Batu pecah ukuran ½
2) Pasir
c. Prosedur pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan yang dilakukan pada uji bobot isi agregat
adalah sebagai berikut:
1) Timbang silinder.
2) Ukur diameter dan tinggi bejana silinder.
3) Hitung volume silinder.
53
c. Prosedur pelaksanaan
1) Timbang dan catatlah berat cawan (W1)
2) Masukan benda uji ke dalam cawan kemudian timbang dan catat beratnya
(W2)
3) Hitung berat benda uji (W3 = W2 - W1)
4) Keringkan benda uji ke dalam oven dengan suhu (110 ± 5)°C sampai
beratnya tetap
5) Setelah kering timbang dan catat berat benda uji beserta cawan (W4)
6) Hitunglah berat benda uji kering (W5 = W4 - W1)
c. Prosedur pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan yang dilakukan pada uji bobot isi agregat
adalah sebagai berikut:
1) Timbang berat cawan ( W1 )
2) Benda uji dimasukkan ke dalam cawan dan ditimbang beratnya
Mulailah mengelola data yang di dapat hingga mendapatkan hasil kadar
lumpur pada masing-masing agregat.
c. Prosedur pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksaan yang dilakukan pada uji berat jenis semen adalah
sebagai berikut:
1) Isi botol Le Chateller dengan kerosin/minyak tanah sampai skala antara 0
dan 1.
2) Masukkan botol kedalam bak air dengan suhu yang ditetapkan pada botol
untuk menyamankan suhu cairan dalam botol dengan suhu yang
ditetapkan pada botol.
3) Setelah suhu cairan dalam botol sama dengan suhu yang ditetapkan pada
botol, mambaca skala pada botol (IV).
4) Masukkan semen sebanyak 64 gram, sedikit demi sedikit kedalam botol,
hindarkan penempelan semen pada dinding dalam botol diatas cairan.
5) Setelah semua benda uji dimasukkan, putar botol dalam posisi miring
secara perlahan-lahan sampai gelembung udara tidak muncul kembali pada
permukaan cairan.
6) Ulangi pekerjaan tersebut setelah cairan dalam botol sama dengan suhu
yang telah ditetapkan pada botol, baca skala pada botol (V2).
a. Peralatan
Adapun peralatan yang digunkan untuk melakukan uji konsistensi semen
adalah sebagai berikut:
1) Cawan
2) Timbangan
3) Density spoon
4) Spatula
5) Alat vicat
6) Mesin pengaduk
7) Cincin konik dan Pelat kaca
8) Piknometer
9) Stopwatch
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan untuk melakukan uji konsistensi semen
adalah sebagai berikut:
1) Semen sebanyak 300 gram
2) Air ±25% dari berat semen
c. Prosedur pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksaan yang dilakukan pada uji konsistensi semen
adalah sebagai berikut:
1) Masukkan air suling keadalam trombol mesen mesin pengaduk ±25% dari
berat semen
2) Masukkan semen sebanyak 300 gram kedalam trombol
3) Diamkan selama 30 detik
4) Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140±5) rpm selama 30 detik
5) Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik. Sementara itu bersihkan pasta
yang menempel pada dinding trombol.
6) Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (285±5) rpm selama 1 menit
7) Bentuk pasta semen seperti bola dengan tangan, kemudian lemparkan 6
kali dari tangan satu ke tangan yang lain dengan jarak kira-kira 15 cm.
58
8) Pegang bola pasta dengan satu tangan lainnya melalui lubang cincin konik,
hingga cincin konik penuh dengan pasta.
9) Kelebihan pasta pada lubang konik, ratakan dengan spatula yang
digerakkan dengan posisi miring pada permukaan cincin, hingga
permukaan pasta rata benar dengan tinggi konik.
10) Letakkan cincin konik dibawah jarum besar vicat dan sentuhan jarum
dengan bagian tengah permukaan.
11) Jatuhkan jarum dan catat penurunan yang berlangsung selama 30 detik.
3.5.11 Air
Air yang di gunakan harus memenuhi ketentuan yang berlaku. Sertifiksasi air
untuk produksi beton ini merupakan adopsi identik dari ASTM C 1602-06, IDT,
Standard specification for mixing water used in the production of hydraulic
cement concrete yang digunakan sebagai acuan dalam rangka pembuatan beton di
pabrik beton siap pakai dilapangan, sehingga dalam pelaksanaannya dapat
mencapai kualitas yang tepat.
a. Proses pelaksanaan:
1) Ambil benda uji dari tempat perendaman (curing), kemudian dilap
permukaan benda uji beton tersebut dan ditimbang masing-masing benda
uji.
2) Letakkan benda uji pada mesin penekan beton secara sentris.
3) Jalankan mesin penekan dengan menambahkan beban yang konstan
berkisar antara 2 sampai 4 kg/cm² per detik.
Lakukan penekanan benda uji sampai beban maksimal yang ditandai dengan
turunnya jarum penunjuk (berwarna hitam)dan catat beban maksimum yang
terjadi selama uji kuat tekan benda uji.