Anda di halaman 1dari 22

10 Pahlawan Nasional Indonesia

1. Pahlawan Nasional: Ahmad Yani

Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani lahir di Purworejo, Jawa Tengah, 19 Juni 1922 dan
meninggal di Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965 pada umur 43 tahun. Ia adalah
komandan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, dan dibunuh oleh anggota Gerakan
30 September saat mencoba untuk menculik dia dari rumahnya.

Setelah Kemerdekaan Yani bergabung dengan tentara republik yang masih muda dan
berjuang melawan Belanda. Selama bulan-bulan pertama setelah Deklarasi Kemerdekaan,
Yani membentuk batalion dengan dirinya sebagai Komandan dan memimpin kepada
kemenangan melawan Inggris di Magelang.

Yani kemudian berhasil mempertahankan Magelang melawan Belanda ketika ia mencoba


untuk mengambil alih kota, mendapat julukan ‘Juru selamat Magelang’. Sorot lain yang
menonjol karier Yani selama periode ini adalah serangkaian serangan gerilya yang
diluncurkan pada awal 1949 untuk mengalihkan perhatian Belanda sementara Letnan Kolonel
Soeharto dipersiapkan untuk Serangan Umum 1 Maret yang diarahkan pada Yogyakarta.
2. Pahlawan Nasional: Agus Salim

Haji Agus Salim, lahir dengan nama Masyhudul Haq, lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatra
Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober 1884 dan meninggal di Jakarta, Indonesia, 4 November
1954 pada umur 70 tahun. Ia adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia. Haji Agus
Salim ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 27 Desember
1961 melalui Keppres nomor 657 tahun 1961.

Pada tahun 1915, Salim bergabung dengan Sarekat Islam (SI), dan menjadi pemimpin kedua
di SI setelah H.O.S. Tjokroaminoto. Peran Agus Salim pada masa perjuangan kemerdekaan
RI antara lain:

1. Anggota Volksraad (1921-1924)


2. Anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945
3. Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet III 1947
4. Pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama
Mesir pada tahun 1947
5. Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin 1947
6. Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta 1948-1949

Di antara tahun 1946-1950 ia laksana bintang cemerlang dalam pergolakan politik Indonesia,
sehingga kerap kali digelari “Orang Tua Besar” (The Grand Old Man). Ia pun pernah
menjabat Menteri Luar Negeri RI pada kabinet Presidentil dan pada tahun 1950 sampai akhir
hayatnya dipercaya sebagai Penasehat Menteri Luar Negeri.
3. Pahlawan Nasional: Diponegoro

Bendara Pangeran Harya Dipanegara (lebih dikenal dengan nama Diponegoro, lahir di
Ngayogyakarta Hadiningrat, 11 November 1785 dan meninggal di Makassar, Hindia
Belanda, 8 Januari 1855 pada umur 69 tahun) adalah salah seorang pahlawan nasional
Republik Indonesia. Pangeran Diponegoro terkenal karena memimpin Perang
Diponegoro/Perang Jawa (1825-1830) melawan pemerintah Hindia Belanda. Perang tersebut
tercatat sebagai perang dengan korban paling besar dalam sejarah Indonesia.
4. Pahlawan Nasional: Fatmawati

Fatmawati yang bernama asli Fatimah lahir di Bengkulu, 5 Februari 1923 dan meninggal di
Kuala Lumpur, Malaysia, 14 Mei 1980 pada umur 57 tahun. Ia adalah istri dari Presiden
Indonesia pertama Soekarno. Ia menjadi Ibu Negara Indonesia pertama dari tahun 1945
hingga tahun 1967 dan merupakan istri ke-3 dari Presiden Pertama Indonesia, Soekarno. Ia
juga dikenal akan jasanya dalam menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang turut
dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 17
Agustus 1945.
5. Pahlawan Nasional: Tuanku Imam Bonjol

Tuanku Imam Bonjol lahir di Bonjol, Pasaman, Sumatra Barat, Indonesia, 1772 dan wafat
dalam pengasingan dan dimakamkan di Lotta, Pineleng, Minahasa, 6 November 1864 adalah
salah seorang ulama, pemimpin dan pejuang yang berperang melawan Belanda dalam
peperangan yang dikenal dengan nama Perang Padri pada tahun 1803-1838. Tuanku Imam
Bonjol diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden RI Nomor
087/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November 1973.

Nama asli dari Tuanku Imam Bonjol adalah Muhammad Shahab, yang lahir di Bonjol pada 1
Januari 1772. Dia merupakan putra dari pasangan Bayanuddin Shahab (ayah) dan Hamatun
(ibu). Ayahnya, Khatib Bayanuddin Shahab, merupakan seorang alim ulama yang berasal
dari Sungai Rimbang, Suliki, Lima Puluh Kota. Sebagai ulama dan pemimpin masyarakat
setempat, Muhammad Shahab memperoleh beberapa gelar, yaitu Peto Syarif, Malin Basa,
dan Tuanku Imam. Tuanku nan Renceh dari Kamang, Agam sebagai salah seorang pemimpin
dari Harimau nan Salapan adalah yang menunjuknya sebagai Imam (pemimpin) bagi kaum
Padri di Bonjol. Ia akhirnya lebih dikenal dengan sebutan Tuanku Imam Bonjol.
6. Pahlawan Nasional: Ki Hajar Dewantara

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi Ki Hadjar
Dewantara atau Ki Hajar Dewantara, lahir di Pakualaman, 2 Mei 1889 dan meninggal di
Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun, selanjutnya disingkat sebagai ‘Soewardi’
atau ‘KHD’. Ia adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan
pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah
pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan
bagi para pribumi untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun
orang-orang Belanda.
7. Pahlawan Nasional: Malahayati

Keumalahayati, adalah salah seorang perempuan pejuang yang berasal dari Kesultanan Aceh.
Ayahnya bernama Laksamana Mahmud Syah. Kakeknya dari garis ayahnya adalah
Laksamana Muhammad Said Syah, putra dari Sultan Salahuddin Syah yang memerintah
sekitar tahun 1530–1539 M. Adapun Sultan Salahuddin Syah adalah putra dari Sultan
Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513–1530 M), yang merupakan pendiri Kerajaan Aceh
Darussalam.

Pada tahun 1585–1604, dia memegang jabatan Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima
Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat
Syah IV.

Malahayati memimpin 2.000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah
syahid) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda tanggal 11 September
1599 sekaligus membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempuran satu lawan satu di
geladak kapal. Dia mendapat gelar Laksamana untuk keberaniannya ini, sehingga ia
kemudian lebih dikenal dengan nama Laksamana Malahayati. Saat meninggal dunia, jasad
Malahayati dikebumikan di bukit Krueng Raya, Lamreh, Aceh Besar.
8. Pahlawan Nasional: I Gusti Ngurah Rai

Brigadir Jenderal TNI (Anumerta) I Gusti Ngurah Rai (lahir di Desa Carangsari, Petang,
Kabupaten Badung, Bali, Hindia Belanda, 30 Januari 1917 dan meninggal di Marga,
Tabanan, Bali, Indonesia, 20 November 1946 pada umur 29 tahun) adalah seorang pahlawan
Indonesia dari Kabupaten Badung, Bali.

Ngurah Rai memiliki pasukan yang bernama pasukan ‘Ciung Wanara’ yang melakukan
pertempuran terakhir yang dikenal dengan nama Puputan Margarana. (Puputan, dalam bahasa
bali, berarti ‘habis-habisan’, sedangkan Margarana berarti ‘Pertempuran di Marga’, Marga
adalah sebuah desa ibu kota kecamatan di pelosok Kabupaten Tabanan, Bali) Di tempat
puputan tersebut lalu didirikan Taman Pujaan Bangsa Margarana.
9. Pahlawan Nasional: Oto Iskandar di Nata

Raden Otto Iskandardinata lahir di Bandung, Jawa Barat, 31 Maret 1897 dan meninggal di
Mauk, Tangerang, Banten, 20 Desember 1945 pada umur 48 tahun. Ia adalah salah satu
Pahlawan Nasional Indonesia. Ia mendapat nama julukan si Jalak Harupat.

Dalam kegiatan pergerakannya pada masa sebelum kemerdekaan, Otto pernah menjabat
sebagai Wakil Ketua Budi Utomo cabang Bandung pada periode 1921-1924, serta sebagai
Wakil Ketua Budi Utomo cabang Pekalongan tahun 1924. Ketika itu, ia menjadi anggota
Gemeenteraad (‘Dewan Kota’) Pekalongan mewakili Budi Utomo.

Oto juga aktif pada organisasi budaya Sunda bernama Paguyuban Pasundan. Ia menjadi
Sekretaris Pengurus Besar tahun 1928, dan menjadi ketuanya pada periode 1929-1942.
Organisasi tersebut bergerak dalam bidang pendidikan, sosial-budaya, politik, ekonomi,
kepemudaan, dan pemberdayaan perempuan.
10. Pahlawan Nasional: Pierre Tendean

Kapten Czi. (Anumerta) Pierre Andries Tendean lahir 21 Februari 1939 dan meninggal 1
Oktober 1965 pada umur 26 tahun. Ia adalah seorang perwira militer Indonesia yang menjadi
salah satu korban peristiwa Gerakan 30 September pada tahun 1965. Mengawali karier
militer dengan menjadi intelijen dan kemudian ditunjuk sebagai Ajudan Jenderal Besar TNI
Abdul Haris Nasution menggantikan Kapten Kav Adolf Gustaf Manullang ajudan Pak Nas,
yang gugur dalam misi perdamaian di Kongo Afrika tahun 1963.
TUGAS IPS
Pahlawan Nasional Indonesia

Nama : Syarah Hisana


Kelas : 5 D
Drs. H. Mohammad Hatta

 Nama Saat Lahir : Muhammad Athar


 Tempat Lahir : Kota Bukittinggi, Sumatera Barat
 Tanggal Lahir : 12 Agustus 1902
 Wafat : 14 Maret 1980 ( umur 77 ) di Jakarta
 Agama : Islam

Bung Hatta merupakan nama yang populer untuk dirinya. Beliau adalah Wakil Presiden
Indonesia pertama. Selain itu beliau merupakan negarawan, pejuang dan ekonom.Bung Hatta
pun merupakan seseorang yang memiliki peranan penting dalam kemerdekan Indonesia dari
penjajah Belanda saat itu. Dan juga sebagai proklamator pada tanggal 17 Agustus
1945.Selama hidupnya ia pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet RIS,
Hatta I dan Hatta II. Setelah itu ia memilih untuk mundur sebagai Wakil Presiden Indonesia
pada tahun 1956. Alasannya karena berselisih pendapat dengan Presiden Soekarno.

Bung Hatta pun terkenal dengan sebutan Bapak Koperasi Indonesia.Sebagai penghormatan
atas jasa-jasanya terhadap Bangsa Indonesia. Nama beliau dicantumkan sebagai nama bandar
udara internasional yang terletak di Tangerang Banten yaitu Bandar Udara Soekarno
Hatta.Selain itu nama beliau juga dijadikan nama jalan di kawasan perumahan Zuiderpolder,
Harlem yang terletak di Negara Belanda.Sekitar tahun 1980, beliau wafat dan dimakamkan di
Tanah Kusir, Jakarta. Semenjak itu Bung Hatta ditetapkan sebagai pahlawan Nasional
Indonesia pada tanggal 23 Oktober 1986 yang tercantum pada Keppres Nomor 081/TK/1986.
Dr. Ir. H. Soekarno

 Nama Kelahiran : Kusno Sosrodiharjo


 Tanggal Lahir : 6 Juni 1901
 Tempat Lahir : Surabaya, Jawa Timur
 Wafat : 21 Juni 1970 ( umur 69 ) di Jakarta
 Agama : Islam

Bung Karno merupakan Presiden Indonesia Pertama yang menjabat pada periode 1945
sampai 1966. Dan beliau itu memegang peranan penting dalam kemerdakaan Bangsa
Indonesia. Beliau juga merupakan Proklamator Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945.Bung Karno adalah orang yang pertama sebagai pencetus konsep Pancasila
yang sekarang menjadi dasar negara Indonesia. Dan beliau pun yang menamainya dengan
nama Pancasila. Beliau wafat dan dimakamkan di Jakarta pada tanggal 21 Juni 1970.
Ki Hadjar Dewantara

 Nama Kelahiran : Ki Hadjar Dewantara


 Tanggal Lahir : 2 Mei 1889
 Tempat Lahir : Pakualaman, Yogyakarta
 Wafat : 26 April 1959 ( umur 69 tahun ) di Yogyakarta
 Agama : Islam

Beliau merupakan pelopor pendidikan, politisi dan aktivis pergerakan kemerdekaan


Indonesia. Ki Hadjar Dewantara juga merupakan pendiri suatu lembaga pendidikan yang
memberikan kesempatan untuk para pribumi jelata dalam menuntut ilmu seperti halnya
priyayi ataupun orang-orang Belanda lainnya.Hari Pendidikan Nasional ditetapkan sesuai
dengan tanggal kelahiran beliau untuk menghormati jasa-jasanya. Salah satu semboyan Ki
Hadjar Dewantara pun dijadikan slogan untuk Kementrian Pendidikan Nasional Indonesia.
Dewi Sartika

 Nama Kelahiran : Raden Dewi Sartika


 Tanggal Lahir : 4 Desemeber 1884
 Tempat Lahir : Cicalengka, Bandung, Jawa Barat
 Wafat : 11 Septembet 1947 ( umur 62 ) di Tasikmalaya, Jawa Barat

Ketika anak-anak beliau selalu memainkan peran sebagai seorang guru dengan teman-
temannya setelah sekolah. Sepeninggalan ayahnya yang sudah meninggal. Beliau tinggal
bersama pamannya. Saat itu beliau mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan budaya
sunda. Sekitar tahun 1899, Dewi Sartika pindah ke kota Bandung. Dan pada tanggal 16
Januari 1904, beliau mendirikan sekolah yang diberi nama Sekolah Isteri di darah Pendopo
Kabupaten Bandung. Setelah itu sekolah yang didirikannya itu berkembang menjadi 9
sekolah yang tersebar di seluruh Jawa Barat. Dan kemudian semakin berkembang menjadi
satu sekolah di setiap kota maupun kabupaten pada tahun 1920. Kemudian pada bulan
September 1929 berubah nama menjadi Sekolah Raden Dewi.
Thomas Matulessy Pattimura

 Nama Populer : Pattimura


 Tanggal Kelahiran : 08 Juni 1783
 Tempat Kelahiran : Saparua, Maluku
 Wafat : 16 Desember 1817 di Ambon, Maluku

Kapitan Pattimura merupakan pahlawan nasional yang berasal dari Maluku. Beliau pernah
menjadi sersan Militer Inggris. Dan beliau pun pernah melakukan perlawanan terhadap VOC
Belanda.Tahun 1816, Inggris memberikan kekuasaan terhadap Belanda. Setelah itu pihak
Belanda melakukan kebijakan pajak atas tanah atau landrente, pemindahakan penduduk,
pelayaran Hongi atau Hongi Tochten dan poltik monopoli.

Tahun 1817, rakyat maluku mengangkat senjata untuk bangkit melawan Belanda yang
dipimpin langsung oleh Kapitan Pattimura. Maka pada saat itu terjadilah peperangan dengan
penjajah Belanda.Sebagai panglima, Kapitan Pattimura mengatur strategi perang bersama
pembantunya. Dan juga berhasil mempersatukan Raja-raja Patihserta menggalang bantuan
dari Kerajaan Jawa, Sulawesi, Bali, Tidore dan Ternate. Pertempuran itu pun berhasil
menghancurkan pasukan penjajah Belanda.

Pangeran Diponegoro
 Nama Asli : B.R.M Antawirya
 Tanggal Lahir : 11 November 1785
 Tempat Lahir : Ngayogyakarta Hadiningrat
 Wafat : 8 Januari 1855 ( umur 69 tahun ) di Makassar, Sulawesi Selatan

Perang Diponegoro itu berawal dari pihak Belanda yang mematok tanah milik Diponegoro
yang terletak di desa Tegalrejo. Ketika itu Pangeran Diponegoro sudah merasa muak atas
kelakuan belanda yang tidak menghargai adat istiadat dan juga mengeksploitasi rakyat
dengan beban pajak.Akhirnya Pangeran Diponegoro menentukan sikap untuk menentang
Belanda secara terbuka.

Dan banyak dukungan yang dari rakyat terhadap beliau. Perang yang dibawanya ketika itu
adalah perang sabil, perlawanan menghadapi kaum kafir.Selama perang sabil Belanda
mengalami kerugian yang sangat besar. Berbagai cara Belanda upayakan untuk menangkap
menangkap Pangeran Diponegoro. Bahkan sampai melakukan sayembara untuk mendapatkan
Pangeran Diponegoro.

Tuanku Imam Bonjol


 Nama Asli : Muhammad Shahab
 Tahun Lahir : 1772, Bonjol, Pasaman, Sumatera Barat
 Wafat : 6 November 1864 di Minahasa
 Agama : Islam

Tuanku Imam Bonjol terkenal dalam perang Padri ketika melawan penjajah Belanda. Perang
Padri merupakan salah satu perang terlama karena berlangsung dari tahun 1803 sampai 1838.
Perang tersebut melibatkan sesama orang Batak atau Mandailing dan orang Minang.Perang
ini penyebabnya yaitu kaum Padri yang didominasi kaum ulama ingin menerapkan syariat
islam.

Namun kaum yang memegang adat istiadat masih berpegang teguh dengan pendiriannya.
Sehingga terjadinya perpecahan antar saudara.Kaum adat yang sudah terdesak meminta
bantuan Belanda. Ikut campurnya Belanda dalam perang saudara ini membuat situasi
semakin kacau. Walaupun Belanda ikut campur dalam perang Padri, tetapi pihak Belanda
cukup kesulitan melawan Kaum Padri yang dipimpin Tuanku Imam Bonjol.

Dan pada akhirnya Kaum Adat dan Kaum Padri bersatu melawan Belanda. Karena campur
tangannya Belanda dalam perang ini malah menambah kesengsaran masyarakat
Minangkabau.Belanda yang tidak menyerah dalam perang ini melakukan pengepungan dan
penyerangan ke Benteng Kaum Padri. Penyerangan dan pengepungan itu dilakukan selama 6
bulan.Akhirnya pada tanggal 16 Agustus 1837, Benteng Kaum Padri dapat ditembus setelah
sekian lamanya. Tuan Imam Bonjol yang ditangkap oleh Belanda dan kemudian diasingkan
ke Cianjur. Selanjutnya dibawa ke Ambon, dipindahkan kembali di Lotak, Minahasa, dekat
Manado.

Cut Nyak Dhien


 Nama Asli : Cut Nyak Dhien
 Tahun Lahir : 1848
 Tempat Lahir : Lampadang, Aceh
 Wafat : 6 November 1908 di Sumedang, Jawa Barat
 Agama : Islam

Cut Nyak Dhien merupakan seorang pahlawan wanita yang berasa dari Aceh yang melawan
penjajah Belanda ketika masa Perang Aceh. Pada saati itu suaminya Ibrahim Lamnga
meninggal di medang perang sekitar tanggal 29 Juni 1878. Sehingga Cut Nyak Dhien
bersumpah untuk menghancurkan Belanda.Teukur Umar yang merupakah salah satu tokoh
dari Aceh yang melawan Belanda itu melamar Cut Nyak Dhien. Awalnya Cut Nyak Dhien
menolak, akan tetapi Teuku Umar tidak melarang ia untuk pergi perang. Sehingga
lamarannya diterima oleh Cut Nyak Dhien.Setelah pernikahannya dan dikarunai anak yang
diberi nama Cut Gambang.

Mereka bertempur bersama melawan penjajah Belanda. Tetapi, Teuku Umar gugur di medan
perang saat menyerang Meulaboh pada tanggal 11 Februari 1899.Sehingga Cut Nyak Dhien
harus berjuang sendirian di pedalaman Meulaboh dengan pasukan yang terbilang cukup kecil.
Saat itu ia sudah tua dan mempunyai berbagai penyakit seperti rabun dan encok.Salah satu
dari pasukannya melaporkan keberadaannya karena merasa iba dengan keadaannya. Dan
akhirnya ia ditangkap dan dirawat sampai membaik. Karena ia masih berkomunikasi dengan
par pejuang Aceh. Berakibat diasingkannya beliau ke Sumedang.

Pangeran Antasari
 Nama Asli : Gusti Inu Kartapati
 Tahun Lahir : 1797
 Tempat Lahir : Kesultanan Banjar
 Wafat : 11 Oktober 1862 di Bayan Begok ( Umur 53 tahun )

Pangeran Antasari merupakan seorang Sultan Banjar. Beliau dinobatkan sebagai pemimpin
tertinggi di Kesultanan Banjar. Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin adalah gelar
yang diberikan kepada Pangeran Antasari.Pangeran Antasari terkenal dalam Perang Banjar.
Perang ini terjadi saat Pangeran Antasari bersama 300 prajuritnya menyerang tambang batu
bara yang dimiliki oleh Belanda di daerah Pengaron pada tanggal 25 April 1859.Kemudian
peperangan demi peperangan dipimpin oleh Pangeran Antasari di seluruh Wilayah Kerajaan
Banjar.

Pasukan Belanda yang dibantu Batavia dan persenjataan Modern berhasil mendesak pasukan
Pangeran Antasari.Pangeran Antasari pun memindahkan benteng pertahanannya. Banyak cara
yang dilakukan oleh pihak Belanda untuk merayu Pangeran Antasari agar menyerah. Namun
Pangeran Antasari masih tetap kepada pendiriannya.Menjelang wafatnya, beliau terkena
penyakit cacar dan paru-paru akibat peperangan di bawah kaki Bukit Bagantung. Akhirnya
perjuangannya diteruskan oleh anaknya yaitu Muhammad Seman.

Teuku Umar
 Nama Asli : Teuku Umar
 Tahun Lahir : 1854
 Tempat Lahir : Meulaboh, Aceh
 Wafat : 1899 ( sekitar umur 44-45 tahun ) di Meulaboh, Kesultanan Aceh
 Agama : Islam

Dalam perjuangannya Teuku Umar berpura-pura berkerjasama dengan Belanda. Strategi ini
beliau lakukan untuk bisa mendapatkan senjata dari pihak Belanda. Tahun 1883 Belanda
melakukan perdamaian dengan pasukan Teuku Umar.Lain halnya dengan Belanda yang
bermaksud mengangkat Teuku Umar masuk dinas militer untuk merebut hari rakyat Aceh.
Agar meyakinkan Belanda, Teuku Umar melakukan penyerangan terhadap pos-pos
pertahanan Aceh.Setelah mendapatkan senjata dan uang yang cukup banyak. Teuku Umar
kembali berpihak untuk bersama melawan penjajah Belanda.

Dan beliau pun mengajak seluruh Uleebalang untuk memerangi Belanda. Pada tahun 1896
perang Aceh di bawah komando Teuku Umar. Februari 1899, Jenderal Van Heutsz
mendapatkan informasi dari mata-matanya tentang keberadaan Teuku Umar di Meulaboh dan
dengan cepat dia menaruh pasukan yang cukup kuat di Meulaboh untuk melawan Teuku
Umar.Ketika pasukan Teuku Umar datang di Meulaboh. Betapa kagetnya, ternyata sudah ada
pasukan Belanda yang telah mencegat. Saat itu posisi pasukan tidak menguntungkan.
Sehingga pilihan satu-satunya adalah berperang melawan Belanda. Dan pada akhirnya Teuku
Umar gugur setelah tertembak peluru yang menembus dadanya.

TUGAS IPS
Pahlawan Nasional Indonesia

Nama : Ariza Dinara Safina


Kelas : 5 D

Anda mungkin juga menyukai