Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PARADIGMA LAMA DAN BARU REKAM MEDIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Konsep Dasar Rekam Medis

Dosen Pengampu : Ibu Endang Triyati Amd, PK,SKM,MM,Kes

Oleh

Nok Aam Ramadhaniati (P20637021050)

KELAS 1 B

JURUSAN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA 2021


A. Pengertian Paradigma

Menurut Harmon (dalam Moleong, 2004: 49), paradigma adalah cara mendasar untuk
mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus
tentang realitas. Bogdan & Biklen (dalam Mackenzie & Knipe, 2006) menyatakan bahwa
paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi, konsep, atau proposisi yang
berhubungan secara logis, yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Sedangkan Baker
(dalam Moleong, 2004: 49) mendefinisikan paradigma sebagai seperangkat aturan yang (1)
membangun atau mendefinisikan  batas-batas; dan (2) menjelaskan bagaimana sesuatu harus
dilakukan dalam batas-batas itu agar berhasil. Cohenn & Manion (dalam Mackenzie &
Knipe, 2006) membatasi paradigma sebagai tujuan atau motif filsofis pelaksanaan suatu
penelitian. Berdasarkan definisi definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa paradigma
merupakan  seperangkat konsep, keyakinan, asumsi, nilai, metode, atau aturan  yang
membentuk kerangka kerja pelaksanaan sebuah penelitian.

Berdasarkan paradigma yang dianutnya, seorang peneliti akan menggunakan salah


satu dari tiga pendekatan yang diajukan Creswell (dalam Emzir, 2008: 9), yaitu: kuantitatif,
kualitatif, dan metode gabungan. Menurut Emzir (2008: 9) perbedaan perbedaan yang
terdapat dalam ketiga pendekatan ini dapat ditinjau melalui tiga elemen kerangka kerja, yaitu
asumsi-asumsi psikologis tentang pembentuk tuntutan pengetahuan (knowledge claim),
prosedur umum penelitian (strategies of inquiry) dan prosedur penjaringan dan analisis data
serta pelaporan (research method). Berikut penjelasannya :

1. Tuntutan Pengetahuan (Knowledge Claim)

Tuntutan pengetahuan meliputi asumsi-asumsi filosofis mengenai ontologi


(apa itu pengetahuan), epistemologi (bagaimana pengetahuan diperoleh), aksiologis
(nilai-nilai yang terkandung di dalamnya), retorika (bagaimana pengetahuan
dituliskan) dan metodologi (proses pengkajian). Dengan demikian, tuntutan
pengetahuan berhubungan dengan asumsi-asumsi peneliti tentang apa yang akan
dipelajari dan bagaimana hal itu dipelajari selama penelitian berlangsung. 

2. Prosedur Penelitian (Strategies of inquily)

Menurut Wikipedia (2008) strategi penelitian adalah “a procedure for


achieving a particular intermediary research objective—such as sampling, data
collection, or data analysis. We may therefore speak of sampling strategies or data
analysis strategies.” Sedangkan Emzir (2008: 21) menjelaskan: “… strategi
inquiri/penelitian … melengkapi arah spesifik untuk berbagai prosedur dalam suatu
rancangan penelitian. Strategi penelitian … memberikan kontribusi pada semua
pendekatan penelitian”. Berdasarkan kedua definisi itu, dapat dikatakan bahwa
strategi/prosedur penelitian (strategies of inquiry) adalah prosedur yang ditempuh
untuk mencapai tujuan penelitian. 
B. Pengertian Rekam Medis

Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas,
anamnesa, penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik
yang diberikan kepada pasien.  Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak
hanya sekedar kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem
penyelenggaraan rekam medis mulai dari pencatatan selama pasien mendapatkan pelayanan
medik, dilanjutkan dengan penyelenggaraan, penyimpanan serta pengeluaran berkas rekam
medis dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan/peminjaman oleh pasien atau
untuk keperluan lainnya.  Melihat kerumitan dan kompleksitas pengelolaan rekam medis,
maka sudah saatnya apabila setiap rumah sakit modern saat ini mengganti pengelolaan rekam
medis tradisional (manual) menjadi elektronik. Bahkan lebih dari itu dapat dibangun suatu
sistem rekam kesehatan elektronik (RKE) yang terintegrasi. Dengan rekam medis elektronik
(RME), maka diharapkan mampu meningkatkan profesionalisme dan kinerja manajemen
rumah sakit melalui tiga manfaat yaitu manfaat umum, operasional dan organisasi. Harus
diakui bahwa perubahan dari sistem manual ke RME tidaklah mudah, perlu sebuah upaya
keras dalam bentuk kampanye gerakan keselamatan pasien (patient safety). Bilamana perlu
harus dilakukan dalam skala nasional.

C. pengertian MIK

Manajemen Informasi Kesehatan adalah pengelolaan yang memfokuskan kegiatannya


pada pelayanan kesehatan dan sumber informasi pelayanan kesehatan dengan menjabarkan
sifat alami data, struktur dan menerjemahkannya ke berbagai bentuk informasi demi
kemajuan kesehatan dan pelayanan kesehatan perorangan, pasien dan masyarakat.

Manajemen Informasi Kesehatan adalah sebuah frase yang digunakan untuk


menggambarkan proses pengumpulan dan penggunaan data yang dikumpulkan oleh banyak
orang yang berbeda, di tempat yang berbeda, tentang layanan kesehatan yang diberikan
kepada pasien secara individu ataupun secara kelompok. Manajemen informasi kesehatan
dapat menggambarkan di antara keduanya, yaitu baik merupakan sebuah proses maupun
sebuah pilihan karir orang-orang yang bekerja dalam bidang pengelolaan informasi kesehatan
yang bekerja tersebar luas di berbagai bidang kesehatan dan bidang lain yang terkait dengan
kesehatan.

Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) adalah praktek pemeliharaan dan perawatan


rekam kesehatan baik dengan cara tradisional (paper-based) maupun dengan elektronik di
rumah sakit, klinik dokter, departemen kesehatan, perusahaan asuransi kesehatan, dan
fasilitas lain yang memberikan pelayanan dan pemeliharaan catatan kesehatan. Dengan
komputerisasi yang besar (kompleks) terhadap catatan kesehatan dan sumber informasi lain,
informatika kesehatan dan teknologi informasi kesehatan sedang mengalami peningkatan
penggunaannya dalam praktek manajemen informasi di bidang pelayanan kesehatan.

D. Perubahan Paradigma Rekam Medis


Perubahan paradigma rekam medis menjadi informasi kesehatan adalah sumber data
dalam perencanaan rumah sakit.Yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang
berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang
telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Manajemen informasi kesehatan merencanakan sistem informasi, mengembangkan kebijakan
kesehatan, dan mengidentifikasi kebutuhan informasi saat ini dan masa mendatang. Selain
itu, mereka dapat menerapkan ilmu informatika untuk pengumpulan, penyimpanan,
penggunaan, dan release informasi sesuai dengan kepentingan hukum profesional, etis dan
persyaratan administratif untuk penyediaan layanan kesehatan. Mereka bekerja dengan data
klinis, data epidemiologi, data demografik, data finansial, data referensi, dan data pelayanan
kesehatan dalam bentuk kode.

Seiring perkembangan zaman, paradigma rekam medis kini mengalami berbagai


perubahan dari yang awalnya menggunakan metode manual dan tradisional dalam hal
mengolah data pasien , kini beralih menggunakan sistem pengolahan data elektronik.

E. Perbandingan Paradigma Lama Dan Baru

Paradigma adalah seperangkat dugaan, konsep, nilai dan praktik yang membentuk cara
pandang tentang suatu kenyataan di kalangan masyarakat yang terlibat terutama dalam
disiplin intelektual.

Pergeseran paradigma pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan dari pemikiran
tradisional yang menekankan pada unsur unit kerja (departement based), serta pengawasan
rekam medis (physical unit control), ke arah paradigma baru yaitu Manajemen Informasi
Kesehatan (MIK) yang fokus pelayannnya ditujukan pada unsur informasi dengan tugas-
tugas yang menekankan pada penngumpulan, analisis, desiminasi informasi yang tertuju pada
cakupan pengguna informasi yang lebih luas, seperti kepentingan administrator, manajer,
provider (pemberi layanan kesehatan), dan pasien. "Good Clinical Governance"
merefleksikan kinerja institusi pelayanan kesehatan melakukan pembenahan dalam sistem
pencatatan, pengolahan data dan analisa data medis secara integrated, lengkap, akurat, tepat
waktu, dan mutakhir.

Perubahan paradigma baru, dari rekam medis tradisional menjadi rekam medis modern
atau Manajemen Informasi Kesehatan (MIK), mengharuskan semua unit/instalasi rekam
medis (RM) / Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) pada suatu institusi pelayanan
kesehatan, dalam hal ini rumah sakit, harus berbenah dan mempersiapkan untuk
menyongsong kearah perubahan tersebut. Hal pokok dalam perubahan paradigma baru
tersebut adalah teknologi informasi, sebelumnya rekam medis manual menjadi rekam medis
(RM)/Manajemen Informasi Kesehatan (MIK) elektronik.

Adapun beberapa perbedaan diantara paradigma lama dan baru diantaranya:

NO. Sebutan Cara RM Tradisional Paradigma Baru (Vision 2006)


Ruang/unit
Berbasis informasi (Information
1. Fokus kerja(bagian,seksi,departemen)
based)
(departemen based)
Definisi butiran (item) data,
2. Model produk Bentuk fisik rekam medis pemodelan data, data
administrasi, data audit
Mencari secara elektronis
Sumber-sumber
data/pengetahuan digunakan
Data dikumpulkan secara
3. Tampilan secara simultan
agregat dan dipresentasikan
Menggunakan statistik dan
teknik
pemodelan data
Penerapan logikal data
Alur data dan rekayasa ulang
4. Isi Formulir dan desain RM (reengineering)
Pengembangan aplikasi
Penunjang aplikasi
Ragam program sekuritas,
audit
Kerahasiaan dan pelepasan dan pengawasan Penilaian
5. Aspek hukum
Informasi risiko dan analisis
Pencegahan dan ukuran
Pengawasan

F. Peran Baru Tenaga Rekam Medis Berdasarkan Paradigma Baru

Dengan adanya paradigma baru, peran profesi rekam medis (dalam konteks tradisional)
berubah. Perubahan ini melahirkan konsep referensi global mengenai tujuh peran strategi
baru yang dirancang oleh American Health Information Management Association (AHIMA)
dan diharapkan mulai dapat terwujud tahun 2006 (vision 2006) serta sekaligus sebagai
pendorong kuat bagi kemajuan profesi MIK.

Peran tenaga Perekam Medis dan Informasi Kesehatan tersebut yaitu sebagai berikut :

1. Manajer MIK (health information manager), sebagai manajer (kepala unit) MIK dari
sistem yang terintegrasi, ia bertanggung jawab untuk memberikan arahan tentang
fungsi MIK bagi seluruh cakupan organisasi. Ia dapat menduduki posisi lini ataupun
staf serta bekerjasama dengan pimpinan informasi puncak maupun dengan para
pengguna aplikasi, perbaikan kualitas data, kelancaran akses data, kerahasiaan,
sekuritas dan penggunaan data.

2. Spesialis data klinis (SDK) (Clinical Data Specialist), sebagai SDK ia bertanggung
jawab terhadap fungsi manajemen data dalam berbagai aplikasi termasuk kode klinis,
keluaran manajemen, penanganan registrasi khusus dan database untuk keperluan
riset.

3. Koordinator informasi pasien (KIP) (Patient Information Coordinator) merupakan


peran baru praktisi MIK. Sebagai KIP, tugasnya membantu konsumen menangani
informasi kesehatan pribadinya, termasuk riwayat kesehatan pribadi dan tentang
pelepasan informasi. KIP juga membantu konsumen dalam memahami berbagai
pelayanan yang ada di indtansi pelayanan kesehatan dan menjelaskan cara
mendapatkan akses ke sumber informasi kesehatan (perpustakaan, sumber kesehatan
dan lainnya).

4. Manajer kualitas data (data quality manager), bertanggung jawab untuk melaksanakan
fungsi manajemen data serta aktifitas perbaikan mutu secara berkesinambungan demi
keutuhan integritas data organisasi; membantu kamus data; mengembangkan
kebijakan, juga memonitor kualitas data dan audit.

5. Manajer keamanan informasi (security manager) bertanggung jawab dalam mengatur


sekuritas informasi secara elektronis; termasuk promosi atau penyebarluasan
persyaratan sekuritas,kebijakan dan sistem tentang melakukan / mengeluarkan
pendapat tentang sesuatu tanpa risiko dihukum (privilege system); dan pelaksanaan
audit kinerja.

6. Administrator sumber daya data (data resource administrator), tugasnya menangani


sumber data organisasi termasuk betanggung jawab atas tempat penyimpanan data,
bank data sebagai wujud rekam kesehatan masa depan. Ia juga melakukan manajemen
data dan menggunakan perangkat teknologi terbatas komputer, menangani pelayanan
sekarang atau kebutuhan mendatang secara lintas kontinum, melengkapi akses atas
informasi yang dibutuhkan serta menjamin integritas data jangka panjang dan cara
perolehannya.

7. Riset dan spesialis penunjang keputusan (research analyst), tugasnya membantu


pimpinan memperoleh informasi dalam mengambil keputusan dan perkembangan
strategi dengan menggunakan berbagai perangkat analisis data dan basis data
(database).

G. Daftar Pustaka

https://parlindunganpardede.wordpress.com/class-
assignment/research/articles/paradigma-penelitian/

https://ti.ukdw.ac.id/ojs/index.php/eksis/article/view/383

https://dokumen.tips/documents/perubahan-paradigma-rmik.html

https://ilmupediakesehatan.blogspot.com/2020/09/paradigma-rekam-medis.html

Anda mungkin juga menyukai