Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PJJ MUH.

RIDHONI
210141010063
KKM 27 SEPTEMBER – 5 DESEMBER 2021

HIPERTENSI PADA KEHAMILAN

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik diatas batas normal yaitu
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013).
Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih
setelah kehamilan 20 minggu pada wanita yang sebelumnya normotensif, atau kenaikan
tekanan sistolik 30 mmHg dan atau tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal
(Indriani, 2013).
Hipertensi pada kehamilan adalah hipertensi yang ditandai dengan tekanan darah
≥140/90 mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu, disertai dengan proteinuria ≥300
mg/24jam (Nugroho, 2012).

Klasifikasi
Klasifikasi yang dipakai di Indonesia adalah berdasarkan The National High Blood
Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy
(NHBPEP) memberikan suatu klasifikasi untuk mendiagnosa jenis hipertensi dalam
kehamilan, (NHBPEP, 2000) yaitu :
a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu
atau hipertensi yang pertama kali di diagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu
dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan (Bybee, K et al, 2014)
b. Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai
dengan proteinuria. Eklampsia adalah preeklampsi yang disertai dengan kejang-
kejang dan/atau koma (Bybee, K et al, 2014)
c. Preeklampsia pada hipertensi kronik (preeclampsia superimposed upon chronic
hypertension) adalah hipertensi kronik disertai tanda-tanda preeklampsi atau
hipertensi kronik disertai proteinuria (Bybee, K et al, 2014).
d. Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai
proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan atau
kematian dengan tanda-tanda preeklampsi tetapi tanpa proteinuria (Bybee, K et al,
2014).
TUGAS PJJ MUH. RIDHONI
210141010063
KKM 27 SEPTEMBER – 5 DESEMBER 2021

A. HIPERTENSI KRONIK
Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari sebelum kehamilan dan menetap setelah persalinan
Diagnosis
 Tekanan darah 140/90 mmHg
 Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau diketahui adanya hipertensi pada usia
kehamilan <20 minggu
 Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)
 Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti mata, jantung, dan ginjal
Tatalaksana
 Anjurkan istirahat lebih banyak.
 Pada hipertensi kronik, penurunan tekanan darah ibu akan mengganggu perfusi serta tidak ada
bukti-bukti bahwa tekanan darah yang normal akan memperbaiki keadaan janin dan ibu.
 Jika pasien sebelum hamil sudah mendapat obat antihipertensi, dan terkontrol dengan baik,
lanjutkan pengobatan tersebut
 Jika tekanan diastolik >110 mmHg atau tekanan sistolik >160 mmHg, berikan antihipertensi
 Jika terdapat proteinuria atau tanda-tanda dan gejala lain, pikirkan superimposed
preeklampsia dan tangani seperti preeklampsia

Bila sebelumnya ibu sudah mengkonsumsi


antihipertensi, berikan penjelasan bahwa antihipertensi
golongan ACE inhibitor (misalnya kaptopril), ARB
(misalnya valsartan), dan klorotiazid
dikontraindikasikan pada ibu hamil. Untuk itu, ibu
harus berdiskusi dengan dokternya mengenai jenis
antihipertensi yang cocok selama kehamilan.

B. HIPERTENSI GESTASIONAL
Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul setelah kehamilan 20 minggu dan menghilang setelah
persalinan
Diagnosis
 Tekanan darah 140/90 mmHg
 Tidak ada riwayat hipertensi sebelum hamil, tekanan darah normal di usia kehamilan <12
TUGAS PJJ MUH. RIDHONI
210141010063
KKM 27 SEPTEMBER – 5 DESEMBER 2021

minggu
 Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)
 Dapat disertai tanda dan gejala preeklampsia, seperti nyeri ulu hati da trombositopenia
 Diagnosis pasti ditegakkan pascapersalinan
Tatalaksana

 Pantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria), dan kondisi janin setiap minggu.
 Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklampsia ringan.
 Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin terhambat, rawat untuk penilaian
kesehatan janin.
 Beri tahu pasien dan keluarga tanda bahaya dan gejala preeklampsia dan eklampsia.
 Jika tekanan darah stabil, janin dapat dilahirkan secara normal.

C. PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

Preeklampsia Ringan
 Tekanan darah 140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu
 Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan
hasil >300 mg/24 jam

Preeklampsia Berat
• Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria 2+ atau pemeriksaan protein kuantitatif
menunjukkan hasil >5 g/24 jam
• Atau disertai keterlibatan organ lain:
 Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis mikroangiopati
 Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas
 Sakit kepala , skotoma penglihatan
 Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion

• Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif


• Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl
Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik
 Ibu dengan riwayat hipertensi kronik (sudah ada sebelum usia kehamilan 20 minggu)
TUGAS PJJ MUH. RIDHONI
210141010063
KKM 27 SEPTEMBER – 5 DESEMBER 2021

 Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau trombosit <100.000 sel/uL pada usia
kehamilan > 20 minggu
Eklampsia
 Kejang umum dan/atau koma
 Ada tanda dan gejala preeklampsia
 Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi, perdarahan subarakhnoid, dan
meningitis)
Tatalaksana

Ibu hamil dengan preeklampsia harus segera


dirujuk ke rumah sakit.

Pencegahan dan Tatalaksana Kejang


 Bila terjadi kejang, perhatikan jalan napas, pernapasan (oksigen), dan sirkulasi (cairan
intravena).
 MgSO4 diberikan secara intravena kepada ibu dengan eklampsia (sebagai tatalaksana kejang) dan
preeklampsia berat (sebagai pencegahan kejang). Cara pemberian dapat dilihat di halaman
berikut.
 Pada kondisi di mana MgSO4 tidak dapat diberikan seluruhnya, berikan dosis awal (loading
dose) lalu rujuk ibu segera ke fasilitas kesehatan yang memadai.
 Lakukan intubasi jika terjadi kejang berulang dan segera kirim ibu ke ruang ICU (bila
tersedia) yang sudah siap dengan fasilitas ventilator tekanan positif.
TUGAS PJJ MUH. RIDHONI
210141010063
KKM 27 SEPTEMBER – 5 DESEMBER 2021

Antihipertensi
 Ibu dengan hipertensi berat selama kehamilan perlu mendapat terapi antihipertensi.
 Pilihan antihipertensi didasarkan terutama pada pengalaman dokter dan ketersediaan obat.
Beberapa jenis antihipertensi yang dapat digunakan misalnya:
TUGAS PJJ MUH. RIDHONI
210141010063
KKM 27 SEPTEMBER – 5 DESEMBER 2021

Antihipertensi golongan ACE inhibitor


(misalnya kaptopril), ARB (misalnya
valsartan), dan klorotiazid
dikontraindikasikan pada ibu hamil.

 Ibu yang mendapat terapi antihipertensi di masa antenatal dianjurkan untuk melanjutkan
terapi antihipertensi hingga persalinan
 Terapi antihipertensi dianjurkan untuk hipertensi pascasalin berat.

Pemeriksaan penunjang tambahan


• Hitung darah perifer lengkap (DPL)
• Golongan darah ABO, Rh, dan uji pencocokan silang
• Fungsi hati (LDH, SGOT, SGPT)
• Fungsi ginjal (ureum, kreatinin serum)
• Profil koagulasi (PT, APTT, fibrinogen)
• USG (terutama jika ada indikasi gawat janin/pertumbuhan janin
terhambat)

Pertimbangan persalinan/terminasi kehamilan


 Pada ibu dengan eklampsia, bayi harus segera dilahirkan dalam 12 jam sejak terjadinya
kejang.

 Induksi persalinan dianjurkan bagi ibu dengan preeklampsia berat dengan janin yang belum
viable atau tidak akan viable dalam 1-2 minggu.
 Pada ibu dengan preeklampsia berat, di mana janin sudah viable namun usia kehamilan belum
mencapai 34 minggu, manajemen ekspektan dianjurkan, asalkan tidak terdapat kontraindikasi
(lihat algoritma di halaman berikut). Lakukan pengawasan ketat.
 Pada ibu dengan preeklampsia berat, di mana usia kehamilan antara 34 dan 37 minggu,
manajemen ekspektan boleh dianjurkan, asalkan tidak terdapat hipertensi yang tidak terkontrol,
disfungsi organ ibu, dan gawat janin. Lakukan pengawasan ketat.
 Pada ibu dengan preeklampsia berat yang kehamilannya sudah aterm, persalinan dini
dianjurkan.
 Pada ibu dengan preeklampsia ringan atau hipertensi gestasional ringan yang sudah aterm,
TUGAS PJJ MUH. RIDHONI
210141010063
KKM 27 SEPTEMBER – 5 DESEMBER 2021

induksi persalinan dianjurkan.

DAFTAR PUSTAKA
____, 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu Di Fasilitas Kesehatan Dasar Dan
Rujukan. Jakarta: Kemenkes RI.
Bybee, K et al. (2014). Penyakit Kardiovaskuler Pada Wanita. Alih bahasa : dr.
Indriani, D. 2013. Keperawatan Maternitas. Jakarta: Graha Ilmu.
Nugroho, Taufan. (2012). Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika
Rulli P.A. Situmorang. Jakarta : Penerbit Erlangga
World Health Organization. (2013). Hypertension. Geneva: World Health Organization
http://www.who.int/health-topics/hypertension/#tab=tab_1 diakses pada 29 Desember
2020

Anda mungkin juga menyukai